...Haiii...
...semoga pada suka ya sama cerita ini...
...jangan lupa untuk selalu like, komen dan beri dukungan untuk author biar makin semangat upnya ya...
"diem lo sialan"Levi
"ck sadar diri bego"Tomy
"lo juga diem"teriak Helyna kepada Tomy
"bacot"Tomy
"lo"tunjuk Levi kepada Gina
"jauhin Revan sialan"Bentak Levi menjambak rambut Gina dan menghempaskan nya membuat Gina tersungkur. Bianca yang melihat itu emosi.bagaimanapun bencinya Bianca terhadap orang yang mendekati Revan ia tidak akan main tangan.ia hanya main kata biasanya.
"kak Levi lo keterlaluan"Bianca bangkit dari duduknya dan menghampiri mereka
"lo nggak usah ikut campur, lo sama aja dengan cewe murahan ini"Levi
"lo yang murahan"Gleya kesal dengan Levi
"murahan teriak murahan" lanjut Gleya
"sialan ya lo"Levi kesal hendak menampar Gleya namun tangannya dihempaskan oleh Bianca.
"jangan kasar ke sahabat gue"Bianca penuh penekanan
"awas lo"Levi dan teman temannya pergi dari sana .
Baru saja Bianca hendak membantu Gina berdiri namun ia berhenti karena teriakan seseorang.
"Bianca sialan"suara Revan terdengar menggelegar akibat kemarahannya.
tunggu tunggu, sepertinya ini salah paham.
"Revan"lirih Bianca
Revan berjalan mendekat ke arah Bianca dan mendorong Bianca hingga ia tersungkur.
"aw Revan, maksud kamu apa"Bianca
"menjauh dari cewe gue sialan"suara tinggi Revan
"cewe kamu ?"tanya Bianca
"nggak nyangka gue sama lo,sejahat ini"ucap Tegar yang tiba tiba datang dan berjalan menuju Gina yang tengah menunduk
"kalian salah paham, aku nggak"ucapan Bianca terputus
"omong kosong, pergi lo dari sini cewe sialan"bentak Revan
"Revan ini bukan salah aku"Bianca
"jadi salah siapa?salah siapa hah?"tanya Revan
"Rev lo salah paham"Langit
"iya Rev"Tomy
"lo berdua nggak usah belain dia, dia cuma cewe murahan yang haus akan perhatian, enyah lo dari hadapan gue sialan"teriak Revan membuat Bianca tersentak.
"Revan, aku"ucapan Bianca lagi lagi terputus
"Pergi lo"usir Tegar
"bang, ini kalian salah paham"Bianca
"jangan panggil gue abang, lo bukan adek gue lagi, pergi lo"Tegar membuat air mata Bianca berhasil luruh dan langsung berlari keluar kantin.sementara itu Gleya dan Zean berlari mengejar Bianca.sebelum mengejar Bianca Zean menghampiri Revan dan Tegar dengan menahan kesalnya.
"lo berdua seharusnya nggak langsung percaya dengan apa yang lo liat sekarang.lo punya otak tapi lo bego"Zean menunjuk Revan dan Tegar dengan nada kesal langsung meninggalkan mereka membuat Revan dan Tegar bingung. Pertama kali Zean terlihat marah seperti sekarang ini.namun Revan menepis pikirannya, ia langsung menuntun Gina untuk berdiri dan duduk di tempat semula.
"lo nggak papa kan Gin?"tanya Revan
"aku nggak papa kak, tapi kakak salah paham"ucap Gina
"maksud lo?"Revan mengerutkan keningnya
"yang lakuin ini bukan kak Bianca tapi tiga cewek yang kayanya suka sama kakak dan nggak terima aku dekat dekat sama kakak"jelas Gina
"kak Bianca malahan yang bantuin aku tapi kakak malah bersikap kaya gitu ke dia"Gina
Membuat raut wajah Revan dan Tegar yang mendengar itu seketika memucat.
"Rev gue udah berusaha mencegah lo tapi lo sendiri yang kelewatan"ucap Langit
"dan lo Gar, gue harap lo nggak menyesali perkataan lo tadi"Langit menatap Tegar yang masih mematung
"Iya Rev, Gar menurut gue lo pada keterlaluan"Tomy
Tomy dan Langit pergi setelah mengatakan itu.
"*apa ini, apa yang udah gue perbuat, gue udah keterlaluan"pikir Revan dalam hati
"gue salah, maafin abang dek"Tegar dalam hati*
"lebih baik lo ke kelas Gin, gue ada urusan bentar"ucap Revan berjalan keluar kantin.ia berjalan menyusuri koridor kelas mendapati Levi dan kedua temannya disana.Revan menghampiri Levi disana.Levi yang melihat kedatangan Revan tersenyum.
"Revan akhirnya kamu datang ke aku juga"Levi tersenyum memeluk lengan Revan
"lepasin tangan lo "desis Revan membuat Levi takut
"kamu kenapa Revan"Levi
"lo apain Gina?"tanya Revan membuat Levi tersentak kaget
"aku nggak apa apain dia Rev"Levi
"bacot lo"Revan
"Revan maafin aku, aku hanya nggak suka dia deket deket kamu"Levi
"maafin aku"Levi
"dia cewe gue, berhenti untuk ganggu dia kalo lo nggak mau bermasalah sama gue"jawab Revan pergi meninggalkan mereka yang tercengang dengan ucapan Revan.
"nggak mungkin, nggak mungkin tuh cewe bisa jadian sama Revan.tampang dia nggak sebanding sama Revan sialan.gue lebih dari dia tapi kenapa Revan malah milih dia anjing"Levi kesal
"Lev sabar"Vindra
"gue mana bisa sabar bego"Levi
"gue juga nggak terima tuh cewe deket deket Tegar, murahan banget sampe semua di hembat"Vindra
"udah lebih baik kita kelas, nanti kita bicarain lagi gimana selanjutnya"Helyna
Mereka pun pergi menuju kelas mereka.
Disisi lain Bianca...
"Bi"panggil Gleya
"gue mau sendiri Gley, tinggalin gue"Bianca
"Bi lo nggak boleh dengerin perkataan mereka, mereka hanya orang yang buta dan tuli dan nggak tau apa apa"Gleya berusaha menenangkan
"gue bilang pergi ya pergi Gley"teriak Bianca membuat Gleya diam
"oke gue pergi, gue harap lo nggak bertindak sesuatu yang bisa merugikan diri lo sendiri"Gleya berbalik meninggalkan Bianca dan melihat Zean di belakangnya.ia hanya menatap Zean sesaat kemudian pergi dari sana.
Zean berjalan mendekat ke arah Bianca yang tengah diam melamun.ia menyentuh bahu Bianca.namun hal yang tidak dia duga karena Bianca tiba tiba memelintir tangannya kebelakang membuat Zean meringis dan sedikit tersenyum.
"gue bilang jangan ganggu gue"Bianca menatap Zean dan terkejut kemudian melepaskan tangan Zean yang sekarang tersenyum menatapnya
"Bang Ze, gue kira siapa"Bianca
"untung aja Gleya beneran pergi, kalo nggak bisa dia yang lo banting"Zean tertawa kecil
"Ck, ngapain lo kesini"Bianca
"nengok adek gue"jawab Zean santai membuat Bianca menoleh tak menjawab
"Masih kesel?"tanya Zean
"wajar lo marah, orang lo dituduh melakukan hal yang nggak sama sekali lo lakuin"Zean
"gue bangga sama lo dek, meskipun lo nggak terima dengan kedatangan Gina tapi lo masih bisa make otak lo"Zean mengelus pucuk kepala Bianca
"sialan lo bang"Bianca tertawa kecil
"udah, lo nggak usah pikirin perkataan mereka tadi.kan lo kuat"Zean tersenyum
"gue nggak sekuat itu "Bianca
"gimana dong caranya biar kuat"Zean
"pelukk"rengek Bianca membuat zean terkekeh
"keluar sifat asli lo"Zean mencubit hidung Bianca sambil memeluk erat Bianca
"bang"pangg Bianca yang masih ada dalam pelukan Zean
"hmm"jawab Zean
"akhirnya gue bisa kembali merasakan kasih sayang seorang kakak"lirih Bianca
"lo tenang aja, gue akan berusaha sebaik mungkin untuk jadi abang yang baik buat lo, dan menjaga lo sepenuh hati gue sama seperti gue jaga adek gue"jawab Zean
"thank you bang Ze"Bianca makin mengeratkan pelukannya.
"udah sekarang masuk kelas, nggak usah bolos bolos"Zean
"lo kali yang bolos"Bianca membuat Zean tertawa kecil
"abang gue ganteng banget kalo ketawa gitu"Bianca mencubit pipi Zean
"jangan ditekuk mulu ya tu muka, sayang gantengnya nggak keliatan"Bianca
"bisa aja lo"Zean mengacak acak rambut Bianca
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments