DEADLY GIRL

DEADLY GIRL

BAB 1

...Haiii...

...semoga pada suka ya sama cerita ini...

...jangan lupa untuk selalu like, komen dan beri dukungan untuk author biar makin semangat upnya ya...

Seorang gadis dengan rambut di kuncir agak tinggi tengah berjalan di koridor sekolah dengan senyum mengembang dan berjalan sedikit berlari ria.

Bianca Viola Mardian, gadis yang sering di panggil Bianca di sekolah yang baru ia tempati sekitar setahun itu.karena ia baru pindah saat kelas 11 bersama seorang temannya ke sekolah Higher school.Gleya Fernanda adalah teman dari Bianca yang ikut pindah setahun yang lalu.mereka berteman sudah cukup lama.

"Yaelah Bi nggak cape apa tuh bibir lo dari tadi nggak pernah di tekuk dari senyum"Gleya

"gue lagi mood Gley, mau ketemu ayang Revan" jawab Bianca menatap ke arah beberapa kumpulan siswa laki laki yang tengah berkumpul.

Disana terdapat siswa laki laki yang Bianca cari.

Revandra Atmaja adalah cowok paling ditakuti di sekolah karena tampang bengisnya, ia hanya akan bicara seperlunya saja.namun sialnya ia terlalu tampan untuk di acuhkan.pikir para gadis.dia juga seorang ketua geng motor yang bernama Flazion yakni geng motor yang paling berkuasa di jalanan saat ini.

Tegar Andrea Mardian adalah teman dari Revan yang memiliki sifat tidak jauh dari Revan tetapi Tegar lebih baik dari sikap kebengisan Revan.Tegar adalah kakak kandung dari Bianca namun ia tidak pernah memperdulikan adiknya sejak Bianca selalu mengejar ngejar temannya Revan dengan menghalalkan segala cara.sebelumnya Tegar sangatlah dekat dengan Bianca namun sejak kepindahan Bianca ke sekolahnya semua berubah.hal itu pula yang membuat Bianca selalu mencari cari perhatiannya.

Zean Antranda juga teman Revan dengan sifat yang sama dengannya dan Tegar

Tomy Anggara adalah teman Revan yang memiliki sifat kebalikan dari Revan, pecicilan dan asal bicara.

Langit Grendara teman Revan yang memiliki sifat seperti Tomy .

kembali ke cerita...

"ayang Revannnn"teriak Bianca membuat semua atensi para siswa dan siswi menatap ke arahnya.namun mereka nampak biasa saja karena hal itu sangat sering terjadi yang kemudian akan dibarengi dengan perdebatan.

"haii bianca cantik" sapa Tomy karena Revan sama sekali tidak menghiraukannya

"hai Tom and jerry"sapa balik Bianca membuat ekspresi Tomy jadi kesal yang langsung ditertawakan oleh Langit

"gile lo Bi"Tomy

"ayang Revan kok diem aja?sariawan ya?atau ayang Revan sakit?"tanya Bianca beruntun namun tetap tak mendapat jawaban dari Revan

"iya Bi sariawan si bos"Langit menjawab

"ya ampun kasian banget, makanya ayang Revan kalo punya mulut tuh di pake biar nggak diem mulu ntar jadi sariawan kan kaya sekarang"Bianca

membuat Tomy menahan tawa mendengar itu.

"ayo kita ke UKS biar ayang Revan aku beliin obat sariawan"Bianca menarik lengan Revan yang langsung di tepis oleh Revan

"bisa nggak sih lo jangan nongol di depan gue sehari aja?"Revan dengan nada menekan

"kalo aku nggak nongol, ntar ayang Revan kangen sama aku"jawab Bianca

"sehari aja bego, nggak usah nongol depan gue"ucap Revan yang langsung mendapat tepukan di bahunya oleh Zean

"nggak usah ikut campur"Revan menepis tangan Zean dan pergi meninggalkan mereka semua termasuk Bianca yang masih berdiri dengan senyumnya, senyum palsunya

"Bi si bos tuh lagi sensi jadi nggak usah di pikirin "Langit

"nggak papa kok kak Langit "Bianca

"heh lo giliran sama Langit aja sopan manggilnya, coba ma gue"Tomy menatap Bianca heran

"itu tuh panggilan sayang aku tau"Bianca

"sayang pala lo"Tomy membuat Bianca tertawa kecil dan beralih menatap Tegar yang tengah sibuk dengan ponselnya tanpa menghiraukan keberadaannya

"pagi bang Tegar"sapa Bianca dengan senyumnya membuat Tegar menoleh ke arahnya.

Bianca mengharap kakaknya akan membalas sapaannya itu dengan senyuman hangat, namun ternyata salah Tegar malah pergi tanpa berkata sepatah kata pun membuat Bianca tersenyum masam.

"sabar ya Bi"Langit yang dibalas anggukan oleh Langit

sementara Tomy dan Zean hanya diam.

"aku duluan ke kelas ya"Bianca pamit dan dibalas anggukan oleh ketiganya.

Saat di lorong menuju kelas ia bertemu dengan tiga orang gadis yang merupakan seniornya.dia adalah Levia anggarista gadis yang juga menyukai Revan dan siap membully semua siswi yang berani mengusik Revan terutama Bianca.

Helyna renjara adalah teman Levi yang selalu ikut andil dengan aksi yang di lakukan Levia

Devindra juga sama dengan Helyna.

"nggak tau diri banget ya lo"celetuk Levi yang berada di depan Bianca membuat Bianca menoleh

"murahan"ucap Helyna

"kenapa kak?"tanya Bianca

"masih sok polos lo?"tanya Levi

"harga diri lo mana sih, udah di tolak mentah mentah masih juga keras kepala ngejar Revan"ucap Levi

"lo itu nggak sebanding sama Revan"Vindra

"kalo aku murahan terus kakak apa?"tanya Bianca

membuat Levi kesal

"maksud lo apa"Levi langsung menjambak rambut Bianca membuat sang empu meringis

"lepas kak, sakit"ringis Bianca

"ini balasan karna lo udah berani nyentuh Revan tadi"desis Levi langsung menghempaskan Bianca membuatnya tersungkur

"Leviii"teriak seseorang yang ternyata adalah Zean

"Zean?"kaget Levi

"nggak usah kasar"Zean membantu Bianca berdiri

"gue cuma kasih pelajaran buat dia Zean"Levi

"Zean kamu nggak perlu bela dia, dia pantes dapat itu"Vindra

"diem lo"Zean menunjuk Vindra dan langsung membawa Bianca pergi dari sana.

"Bi lo nggak papa kan?"tanya Zean sambil berjalan

"nggak papa kak, thanks ya udah bantuin gue"Bianca

"gue nggak bantuin lo"Zean

"mau ke kantin dulu nggak?"tanya Zean

"boleh deh"Bianca

Mereka pun berjalan menuju kantin.kantin sekarang tengah sepi dan hanya ada anggota inti Flazion disana yang menatap heran Zean.

Zean membawa Bianca ke meja mereka dan duduk disana.

"Hai ayang Revan"Bianca dengan senyum mengembang membuat Zean menatapnya heran.baru saja gadis itu merasakan sakit tapi sekarang sudah bisa bersikap manis di depan orang lain.oh ayolah ini adalah Bianca, siapa yang tidak tau sifat Bianca.

"Bi lo kenapa?"tanya Tomy

"nggak papa Tom"Bianca tersenyum

"dih senyum mulu lo ga capek apa tuh bibir lo"Langit

"nggak dong kan untuk ayang Revan"Bianca membuat mereka memutar bola matanya heran

"mau makan nggak lo Bi?"tanya Zean

"aku udah kenyang kak, kalian aja"Bianca menolak dan menatap ke arah pintu masuk kantin.

"eh aku pergi dulu ya, bye ayang Revan, bye semuanya"Bianca bangkit dari duduknya hendak berjalan namun berhenti

"gue harap itu ucapan perpisahan terakhir lo"celetuk Revan membuat Bianca menatapnya, bukan hanya Bianca tetapi teman temannya juga

"jangan gitu dong ayang Revan, aku nggak akan tinggalin ayang Revan.tenang aja ya"Bianca menyentuh dagu Revan dengan telunjuknya membuat teman teman Revan kaget dengan keberanian Bianca.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!