“tuan tolong maafkan kami, saya mohon jika tuan muda memecat dan menyita semua aset kami. apa yang akan kami makan, untuk anak istri kami.” semua yang bersangkutan telah di sidang oleh Rangga, langsung dalam ruangan rapat tersebut.
“kalian pikir ini lelucon. bertahun tahun kalian berkerja di perusahaan ini. dan kalian hanya mengambil keuntungan demi diri sendiri.”
“kalian bedebah sialan membuat ku kerepotan saja. cepat keluar dari perusahaan ini.”
“bersyukur saja karena tuan tidak memasukkan kalian kedalam sel.” Rangga langsung keluar setelah memberikan sedikit pelajaran.
sementara yang lain, hari ini mereka sudah tau siapa 2 pria tersebut.
2 orang yang tidak bisa diganggu atau hidup kita tidak akan pernah tenang selamanya.
kaki Dean gemetar, wajahnya berkeringat, kaca mata nya mulai berair akibat uap.
dean melepaskan kaca matanya. mengelap.
“buk...”berkas yang ada di tangannya jatuh.
“astaga...” Dean langsung mengambil kembali.
“deg...” jantung Dean berdegup kencang.
dalam ruangan AC itu Dean berkeringat.
“sret...sret...sret...” semua dokumen para petinggi perusahaan di robek oleh Nathan.
“cih...pak.” Nathan memukul meja.
“hu...hu... tenang Dean, tenang. sudah setengah jam kau berdiri mematung. astaga apa yang telah terjadi.”
nyali dean menciut saat melihat berkas penting, laporan petinggi perusahaan dirobek oleh Nathan.
“*bagaimana nasib ku.” Dean melihat berkas ditangan nya.
“apa laporan ku akan di robek juga. apa yang harus aku lakukan sekarang.”
“arkk...”suara Dean mengaduh*.
“astaga kaki ku keram. aku tidak bisa berdiri lagi.”
“buk...” Dean terjatuh membuat Nathan menoleh.
“arkkk... sakit..aduh kaki ku keram.”
“maaf pak kaki saya keram. saya tidak sanggup berdiri lagi.” dengan segala keberanian Dean berbicara dengan bos baru nya.
Nathan berdiri. mendekat ke arah Dean. membuat wanita itu semakin takut.
Nathan langsung mengambil berkas Dean membaca nya satu persatu.
Rangga masuk kedalam.
“saya sudah membereskannya tuan.” Rangga hanya melihat Dean tergeletak di lantai, dan Nathan berdiri di depan nya.
“bak...” Nathan langsung menjatuhkan berkas di depan Dean.
“keluar...” perintah Nathan.
“dan satu lagi, kalau kau telat sekali lagi. jangan harap bisa menginjak kaki di perusahaan ini.” hanya itu yang di ucapkan oleh Nathan. Nathan kembali ke tempat duduk nya.
“baik...baik...pak.” Dean langsung keluar. kaki nya dalam sekejap kembali pulih.
“wanita itu tidak bermasalah tuan. dia bekerja di bawah nyonya langsung.”
“hah... setelah sampah sampah itu bersih. kita harus memikirkan cara ulang.”
“hari ini kepala ku pusing memeriksa berkas palsu.”
****************
“Vi... jemput gue ya.”
“gue masih di restoran ni.”
“Lo tau hari ni gue cape banget.”
“kenapa.”
“nanti gue ceritain.”
“huem..tungguin gue ya. sekarang gue jemput. masih di kantor.”
“iya masih.”
“oke.” Dean menunggu Alvi,
“hah...kaki ku masih sakit sampai sekarang.”
“dasar Presdir sialan. dia sengaja menghukum ku. akibat telat 10 menit.” Dean mencari tempat duduk beristirahat.
“kenapa dia harus sampai menghukum ku. dan apa yang terjadi sama yang didalam ruangan rapat. seperti nya hidup ku kali ini tambah berat.”
“apa apaan dengan sikap nya itu. kejam dan tidak berperasaan. baru kali ini aku nemuin orang yang begitu.”
“ditambah lagi tatapan mata nya dan sifat dingin membuat bulu kuduk ku naik.” Dean gemetar mengingat wajah Nathan.
“hah... celaka kali ini. berarti...”
“gue harus dengerin Omelan nya, hukuman nya selama bekerja di sini..”
“oh no....apa yang terjadi dengan hidup ku.”
“arakh...”Dean kesal membayangkan apa yang terjadi hari ini.
“tapi.. kenapa berkas ku tidak di robek. sudah lah.” otak Dean tidak bisa berpikir lagi.
jika dia membayangkan wajah Nathan. yang terlintas di kepala nya adalah, marah bercampur kesal.
Dean menunduk mengelap kaca matanya.
“sekarang kita kemana tuan.” tanya Rangga.
“cih...ah...” Nathan tidak menjawab apa apa.
“eh itu kan Presdir monster. ups.. apa yang aku katakan.” Dean dengan tiba-tiba mengatakan moster.
“ish..ini mulut.” sebenarnya Dean bukan orang pendiam seperti dikantor. namun Dean tidak ingin menunjukkan kepada siapa pun.
Rangga membawa mobil tanpa tujuan sekarang.
Nathan dan Rangga lewat.
Dean dapat melihat wajah Nathan.
Nathan tidak menutup jendela mobil.
“cih... ngapain ganteng sikap nya aja ke gitu.”
mobil Alvi tiba.
“hei gril.. udah lama nunggu.”
“jangan banyak nanya cape gue hari ni.” Dean langsung merebahkan tubuhnya.
“gue heran ya. setiap ke kantor Lo selalu make kaca mata. terus ya dandanan Lo agak culun dikit. emang kenapa sih. banyak yang naksir lo emang.”
”idihh..amit amit deh. emang gue cewe ya suka mamer kecantikan. gitu...”
“ya bukan sih. penampilan lo yang biasa sama dikantor jauh beda tau.”
“gue cuma mau nunjukin wajah asli gue. saat cinta sejati gue ketemu.”
“plak...” Alvi memukul wajah Dean.
“jangan mimpi. dandanan lo aja kek gitu siapa yang mau deketin.”
“udah lah. gue mau curhat.”
“apa...”Alvi mendengar dengan serius.
“nanti malam tuan akan berkencan dengan wanita yang ada di daftar itu tuan. sesuai urutan untuk 30 malam.”
“apa apaan ini. emang gue semurah ini. dasar mamah. lama lama gue bisa gila kalau begini terus.”
“gimana cara agar ide mamah tidak berhasil.”
“menikah menikah.... membuat ku kesal saja.” Nathan semakin kesal.
“kepala ku serasa meleleh di kantor. terus masalah menikah tambah ribet....”buk Nathan menendang kursi Rangga.
“kita harus memikirkan bagaimana cara menggagalkan rencana mamah.”
“kenapa tuan tidak terus terang saja.”
“ah... kau pasti sudah tahu jawabannya. aku sudah berjanji agar melindungi dan mematuhi semua perintah mamah.”
“sekarang kita mau kemana tuan.”
“tentu saja tuan muda tidak bisa mengelak pergi ke acara makan makan nanti.”
“hah.... sudah lah sebaiknya aku mengikuti kemauan mamah dulu. sambil memikirkan bagaimana cara yang harus aku lakukan.”
Rangga terus melajukan mobil, untuk menenangkan pikiran Nathan sebentar.
”apa...” Alvi terkejut mendengar semua cerita Dean.
“jadi sekarang dia bos kalian.”
“hah...apa boleh buat.”
“kejam, dingin, membentak dan yang terakhir wajah nya tampan.”
“gak abis pikir. emang ya orang kaya suka begitu. mereka hanya mementingkan dirinya. menyuruh anak buah kerja keras demi keuntungan mereka.”
“jika dia jadi bos ku. dari tadi sudah gue gebukin.”
“kalau ngomong doang....burung juga bisa ngomong Vi. masalah nya para atasan aja nyali nya menciut. senior senior gue para nelen ludah Vi. lah gue mau ngapain.”
“berdiri setengah jam gak gerak gerak. lo pikir enak.”
“hahaha nasib lo ya.”
“malam ni kerestoran ya nemenin gue. bosen sendiri.”
“gue cape Vi. gue masakin menu paling enak.”
“okeh... gitu dong ga rugi punya temen seorang chef.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Ilham
masih menyimak alurnya...
2022-11-12
0