“huem ini udah...air minum udah. belanja udah. hah satu lagi Snack. okey.. cukup...” Alvi langsung berjalan , membawa troly untuk di bayar.
“ting....” pesan masuk.
Alvi memeriksa hp nya sebentar, dan tidak melihat ke arah depan.
“brak....”Alvi menabrak seorang yang sedang mengambil sesuatu.
“astaga... sorry sorry. mas mas maaf maaf ga sengaja.”
“aduh...kau ceroboh sekali Alvi. kenapa aku sampai menabrak seseorang sih.. bagaimana ini. aku dalam masalah lagi.”
orang yang di tabrak oleh Alvi tadi adalah Rangga.
“arkk...” kaki Rangga terasa nyeri, namun dia masih berdiri kokoh.
“kamu punya mata gak....”mata Rangga sedikit melotot, nada nya memarahi Alvi.
“maaf mas saya tidak sengaja, apa ada yang sakit.” Alvi mulai bingung sekarang apa yang harus dia lakukan setelah menabrak seseorang.
mereka berdua sama-sama memakai masker.
“mas maafin saya ya. please saya buru buru.”
Rangga tidak mengatakan apapun setelah itu, Rangga hanya terdiam saat melihat Alvi melepaskan masker nya. dengan wajah memelas ketakutan sudah melakukan kesalahan.
“sudah lah. lain kali pakai mata ke depan.” hanya itu yang di ucapkan oleh Rangga. Rangga meninggalkan Alvi pindah ke tempat lain untuk mencari sesuatu.
“arh... untung aja mas nya ga marah, hah.. dia orang baik. kalau aja tadi gue nabrak om om. pasti kena Omelan tuh.” gumam Alvi di dalam hatinya.
di tempat pembayaran kasir, barang barang Alvi sedang di hitung.
Rangga juga sudah selesai, tinggal membayar ke kasir.
melihat kasir di samping kosong. Rangga langsung mengantri.
Rangga bermain hp nya mengecek email penting perusahaan.
“eh itu kan mas yang gue tabrak tadi. kayak nya di masih muda.” melihat penampilan keren pemuda itu. membuat Alvi tertarik.
kehidupan Rangga cuma dua. bekerja dan lembur. di saat Rangga bekerja Rangga tidak akan pernah membawa kehidupannya dalam pekerjaan. sementara waktu lembur, Rangga akan bersikap biasa sifat nya berubah.
“huem gimana ni, gue panggil apa ga, panggil aja deh, lagian salah gue tadi nabrakin dia. ”
“mas mas.” panggil Alvi dari samping,
“huem apa dia tuli ya.” tidak mungkin tidak bisa mendengar jika jarak panggilan Alvi cuman 2 meter saja.
sebenarnya Alvi ingin mengobrol, sebagai rasa kesalahan yang dia lakukan tadi.
“Kenapa dengan wanita itu,” Rangga sadar kalau ada yang memanggil nya.
“dia yang menabrak ku tadi.” Rangga tidak menggubris panggilan Alvi. Rangga tidak mau berurusan dengan seseorang.
Alvi mendekat.
huh.. Rangga melepaskan nafas berat.
“maaf sebenarnya mbak perlu apa dengan saya. tadi mbak menabrak saya, dan sekarang mengganggu saya.” tatapan intimidasi dari Rangga membuat Alvi salah tingkah.
“ada apa sih dengan pria ini , posesif banget. gue cuma mau minta maaf.” bisik Alvi dalam hati nya sendiri, melihat respon dari Rangga.
Rangga terus menatap kearah Alvi tanpa berkedip.
“heh.... heh...he...” Alvi tertawa bodoh.
“ha-ha-ha... tidak apa apa ko mas. ya silahkan lanjutkan saja. heh...ya Bai..” lambaian terakhir dari Alvi.
“sepertinya dia bukan orang ramah,” melihat mata Rangga yang tajam, Alvi langsung mundur.
Alvi langsung mengurus pekerjaan nya.
“cih aneh banget. orang mau nyapa. Napa dingin banget emang nya gue ini. copet apa.” Alvi tidak habis gerutu mengumpat dalam hati sangat kesal.
“hah... entah apa yang terjadi besok. hari ini saja nasib ku sudah sial , bertemu wanita bodoh. hah...” Rangga melirik sekali lagi melihat kearah Alvi yang masih menunggu.
memang takdir. mereka berdua selesai di saat bersamaan.
******
“hah...”Dean menguap.
“Alvi kemana sih dari tadi gak pulang pulang.” Dean merebahkan tubuhnya ke kasur karena sudah mengantuk.
“arh sudah lah. sebaik aku tidur.” Dean langsung tertidur akibat kelelahan.
“kemana dia pergi dari tadi belum pulang.” Nathan masih menunggu di balkon.
“bagaimana cara ku, memenuhi keinginan mamah. hadeh menikah... kenapa harus sekarang sih.” Nathan semakin pusing dengan permintaan mamah nya.
“satu bulan...jika aku tidak menemukan calon istri ku. entah apa yang akan terjadi...hah ini masalah besar. aku butuh waktu libur . agar pikiran ku rileks.”
“hah sudah lah..”Nathan tidak bisa berpikir jernih sekarang.
••••••
selesai belanja.
“hah... belanjaan segini bagaimana cara ku membawa pulang.” Rangga mulai kebingungan, dengan belanjaan yang dia beli sangat banyak.
“hah... kenapa aku tidak membawa mobil saja.” Rangga mulai kesal.
Alvi langsung keluar, namun dia terhenti melihat seseorang.
“eh... itu kan pria tadi. huem samperin aja. eh..eh..ga ah , sikap nya aja ga sopan. udah lah urus urusan sendiri aja.” Alvi melihat Rangga sedang berdiri dengan beberapa kantong besar.
“tapi sepertinya dia tidak bisa membawa pulang belanja.”
“kali ini gue bantu aja deh,” pikir Alvi
“mas. butuh tumpangan.”
mendengar suara dari belakang. membuat Rangga menoleh.
“wanita ini lagi. huf...ada sih kenapa dia terus mendatangi ku.” Rangga kesal karena dari tadi Alvi selalu menempel dengan nya.
“hah... kenapa anda terus mengusik saya. kita belum kenal. jadi nona sebaiknya jangan sok akrab dengan orang yang belum anda kenal.” Rangga sebenarnya tidak suka berhadapan dengan yang tidak penting.
apa lagi orang yang tidak dia kenal.
“aneh ni orang,” Alvi heran.
“ya dan kenapa anda bersikap dingin, disaat seseorang ingin berkenalan.” kesal bercampur geram yang dirasakan oleh Alvi sekarang.
“maaf nona....”nada Rangga mulai menekan.
“seperti nya anda dari tadi terus menganggu saya.”
“idihh... siapa juga yang mengangu mas mas dingin. sok Coll.. cuma pengen bantuin. malah di tuduh sok akrab.”
“mas tau. baru kali ini saya di tolak oleh orang saat saya ingin membantu.”
mata Rangga menyipit melihat tingkah laku wanita cantik di depan nya itu.
“dasar wanita aneh. sebenarnya dia mau apa.” Rangga kebingungan sekarang menghadapi wanita yang banyak bicara.
“sudah lah. sebaiknya nona. pulang saja. tidak baik bagi perempuan malam malam sendirian. apalagi dengan orang yang tidak dia kenal.” ekspresi wajah Rangga berubah seperti sedang memperingati sesuatu yang berbahaya.
“glek...” Alvi menelan ludahnya sendiri.
“ya sudah lah. tapi sepertinya mas dari komplek sini. makanya saya mau bantuin. ya kalau ga ya udah saya mau pulang.” Alvi tidak banyak bicara lagi.
setelah mendengar ucapan dari Rangga.
“iya saya dari blok d apartemen no 10.”
“no 10 hhhh Alvi tertawa.”
“sepertinya wanita ini punya gangguan jiwa.”
“kita tetangga dong. saya no 9 hehehe kenapa ga bilang bilang sih.” memang sifat Alvi sendiri yang suka berbicara dan mencampuri urusan orang lain.
“kalau begitu barang mas. di masukin ke mobil saya aja. kita barengan.”
“*jika aku pulang pasti tidak bisa membawa pulang semua belanjaan, sekarang ada wanita aneh yang mengaku tetangga. ”
“hah sudah lah,jika tidak aku akan bolak balik mengambil barang*”.
“tidak ada pilihan lain. dan seperti nya hidup ku dalam masalah.” Rangga punya firasat aneh sekarang. dengan wanita yang menjadi tetangga nya tiba tiba.
****************
“terimakasih..” Rangga memasukkan barang barang nya.
“sama sama. sampai jumpa besok. hah... ”Alvi membawa masuk, Alvi tersenyum senang telah membantu seseorang yang sekarang jadi tetangga nya.
“pria idaman, sayang sifat nya judes dan dingin. tidak.... astaga gue telat. mati aku.” Alvi mengakui ketampanan Rangga yang sempat membuat nya terpana.
“de... Dean lo dimana..” Alvi mencari keberadaan Dean.
Alvi naik keatas.
“huf ni anak kemana sih.”
“lah..hadeh.. sudah lah kau sangat lelah.”
melihat Dean yang sudah terkapar tidak berdaya.
novel ini akan menceritakan tentang 2 pasang kekasih yang bertemu cinta nya masing-masing, dengan pertemuan yang unik. sebelum mereka berkenalan, mereka harus melalui hubungan rumit dengan berbagai macam kejadian kejadian. hubungan saling berhubungan yang mereka jalani sepanjang hari.
rintangan demi rintangan mereka lalui. akan kah mereka berempat bisa bertahan dengan situasi tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments