Bab 2 ( Tidak semua bisa dibeli dengan uang )

Nadia kembali berteriak pada saat sadar dari pingsannya.

"Ibu, Ayah."

Dokter yang melihat Nadia bangun pun langsung memeriksa keadaannya, karena saat ini Nadia menangis histeris dengan terus mencari keberadaan orangtuanya.

"Dokter, mana Ibu dan Ayah saya? Saya ingin bertemu dengan mereka," teriak Nadia.

"Sebaiknya Nona tenang dulu," ujar Dokter.

Perawat mencoba memberitahukan keadaan Nadia pada Devan dan keluarganya, dan Mama Mayang meminta supaya dapat menemui Nadia yang saat ini masih menangis histeris.

"Sayang, yang sabar ya, ikhlaskan semuanya, kamu tidak sendirian, karena Mama akan selalu ada untuk Nadia," ucap Mama Mayang dengan memeluk tubuh Nadia, sehingga membuat Nadia merasa tenang.

"Jadi Ibu dan Ayah Nadia sudah pergi?" Tanya Nadia dengan menahan sesak dalam dadanya, karena ia belum bisa menerima kenyataan pahit yang menimpa kedua orangtuanya.

"Maafin Anak Mama ya Nak, Devan tidak sengaja menabrak orangtua Nadia."

Nadia tampak melamun, dia tidak pernah menyangka jika kedua orangtuanya akan pergi begitu cepat.

"Kenapa Ayah dan Ibu tidak membawa Nadia? Kenapa Ayah dan Ibu ninggalin Nadia sendiri," gumam Nadia dengan menangis pilu, sehingga membuat Mama Mayang ikut menangis juga.

Devan, Pak Anton dan Papa Agung memutuskan untuk melihat keadaan Nadia juga, meskipun hati Devan merasa takut jika nanti Nadia akan melaporkannya ke Polisi.

"Kami turut berduka cita ya Nak, Papa benar-benar minta maaf karena kelalaian yang telah Devan lakukan sehingga membuat kedua orangtua kamu meninggal," ujar Papa Agung.

Devan hanya diam saja, karena dia tidak tau harus berkata apa, sampai akhirnya Papa Agung menyenggol tangannya dan memberikan kode supaya Devan meminta maaf juga kepada Nadia.

"Maafin aku, aku benar-benar tidak sengaja melakukannya," ucap Devan.

"Apa dengan kamu meminta maaf bisa mengembalikan Ayah dan Ibuku?" Tanya Nadia dengan tatapan yang tajam serta penuh kebencian terhadap Devan.

"Aku tau itu tidak akan membuat orangtuamu hidup kembali, tapi setidaknya aku sudah meminta maaf, dan orangtuaku akan memberikan uang yang banyak sebagai gantinya," ujar Devan dengan entengnya.

Plak

Nadia menampar pipi Devan dengan keras.

"Asal kamu tau, bahwa tidak semua bisa dibeli dengan uang, apalagi nyawa kedua orangtuaku. Apa semurah itu harga yang kamu berikan untuk menebus semua kesalahanmu?" Ujar Nadia.

"Terus sekarang apa yang kamu mau?" Tanya Devan karena merasa geram, apalagi kedua orangtuanya hanya diam saja melihat Devan ditampar.

"Bagaimana kalau hutang nyawa dibayar dengan nyawa juga?" Jawab Nadia, sehingga membuat Devan menelan Salivanya.

"Kenapa harus seperti itu? Apa kamu mau membunuhku? Sekarang cepat katakan, kamu mau meminta uang berapa?" Tanya Devan lagi yang selalu menganggap semuanya bisa dibeli dengan uang.

"Bahkan semua harta yang kamu miliki tidak akan pernah bisa membayar kesalahan yang telah kamu perbuat," ujar Nadia.

Devan hanya diam mematung, karena baru kali ini ada seorang perempuan yang tidak menginginkan uangnya.

"Devan, berapa kali Papa harus bilang sama kamu, kalau kamu jangan menganggap semua hal bisa dibeli dengan uang. Maafin Devan ya Nak, Papa benar-benar tidak tau lagi harus bagaimana mendidiknya, karena dia selalu membuat kami kecewa, beda dengan Revan, karena meskipun Revan hanya Anak angkat, tapi dia yang selalu berbakti terhadap kami," ujar Papa Agung.

"Papa sudah ikhlas jika memang kamu mau melaporkan Devan kepada pihak berwajib, mungkin dengan begitu dia akan berubah menjadi lebih baik," sambung Papa Agung.

"Kenapa Papa berbicara seperti itu? bagaimanapun juga Devan adalah Anak tunggal Papa, dan Revan hanya Anak angkat saja, kenapa sih kalian sepertinya lebih menyayangi Revan dibandingkan aku," rengek Devan, sehingga membuat Orangtua Devan semakin geram terhadap sikapnya yang kekanak-kanakan.

Pak Anton akhirnya mencoba untuk berbicara kepada Nadia, karena selain tetangga Nadia, Pak Anton juga merupakan guru mengaji Nadia.

"Nadia, Bapak tau semua ini berat untuk kamu Nak, tapi Bapak minta ikhlaskan semuanya, karena kita tidak tau kapan dan dengan cara seperti apa maut akan menjemput. Bapak tau kalau Nadia adalah Anak yang baik, Nadia tidak mau kan kalau melihat kedua orangtua Nadia sedih di alam sana serta merasa berat untuk meninggalkan Nadia?" Ujar Pak Anton.

"Tapi kenapa Ibu dan Ayah Nadia pergi begitu cepat Pak, sebelum Nadia bisa membalas budi terhadap mereka? kenapa mereka tega meninggalkan Nadia sendirian?" Tanya Nadia yang merasa putus asa.

"Ikhlaskan semuanya Nak, do'akan mereka supaya bahagia di alam sana, karena yang mereka butuhkan saat ini adalah do'a. Sejatinya semua yang hidup pasti akan mati juga pada akhirnya, dan kita hanya tinggal menunggu giliran kita saja ," ujar Pak Anton dengan mengelus lembut kepala Nadia.

Maafin Nadia Ya Allah, karena belum bisa menerima takdir hidup yang telah Engkau gariskan, ucap Nadia dalam hati.

"Kamu tidak sendirian sayang, karena kamu bisa menganggap kami sebagai keluarga Nadia juga," ujar Mama Mayang dengan kembali memeluk tubuh Nadia yang masih berderai airmata.

Ada rasa hangat pada hati Nadia ketika mendapatkan pelukan dari Mama Mayang, karena saat ini Nadia terlihat begitu rapuh.

Akhirnya Devan merasa bersalah terhadap Nadia, ketika melihat Nadia yang terus berderai airmata. Karena dialah yang menjadi penyebab semuanya.

Kenapa hatiku ikut sakit ya melihat gadis kecil ini menangis, kasihan juga dia karena gara-gara aku, dia jadi kehilangan kedua orangtuanya, ucap Devan dalam hati.

"Devan, ayo ikut Papa keluar, ada yang mau Papa bicarakan," ujar Papa Agung.

"Apalagi sih Pa yang mau Papa bicarakan? kalau Papa masih memaksa Devan untuk menikahi gadis kecil itu, Devan tidak mau Pa," tegas Devan.

"Jadi kamu sudah siap untuk hidup miskin dan menjadi gelandangan? asal kamu tau Devan, seandainya kamu miskin, apa Anabel masih mau menerima kamu sebagai kekasihnya? kamu salah Devandra karena Anabel adalah gadis matre, dan pastinya dia akan meninggalkan kamu," ujar Papa Agung.

"Kenapa Papa tidak menikahkan gadis kecil itu sama Revan saja? dia kan Anak kesayangan kalian, jadi dia pasti akan menuruti semua kemauan Mama dan Papa," jawab Devan.

"Iya, pastinya Revan akan selalu menuruti semua kemauan kami, tapi di sini yang salah adalah kamu Devan, jadi kamu yang harus bertanggungjawab atas semua kesalahan yang telah kamu lakukan, jangan melimpahkan semuanya terhadap Revan, karena selama ini dia sudah cukup menanggung beban pekerjaan yang selalu kamu tinggalkan," ujar Papa Agung.

Devan masih nampak mencerna ucapan Papa nya, sehingga dia terus saja merenungkan semuanya.

Benar juga perkataan Papa, bahwa Ana pasti tidak akan mau menjadi kekasihku lagi jika aku tidak mempunyai uang. Sepertinya aku harus terima tawaran Papa untuk menikahi Nadia, dengan begitu aku masih bisa berpacaran dengan Ana meskipun nanti aku sudah menikah dengan Nadia, ucap Devan dalam hati.

Terpopuler

Comments

༄㉿ᶻ⋆𝓥𝓲𝓭𝔂𝓪

༄㉿ᶻ⋆𝓥𝓲𝓭𝔂𝓪

hiks kasian

2023-03-15

1

Mega

Mega

Wah buaya buntung

2023-01-09

2

linda sagita

linda sagita

cinta dua batas kembali mampir

2022-12-15

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 ( Kecelakaan maut )
2 Bab 2 ( Tidak semua bisa dibeli dengan uang )
3 Bab 3 ( Rencana Nadia )
4 Bab 4 ( Cinta pada pandangan pertama )
5 Bab 5 ( Benih-benih Cinta )
6 Bab 6 ( Bayi yang ditukar )
7 Bab 7 ( Sepenggal kisah cinta Surti dan Agung )
8 Bab 8 ( Ancaman Surti )
9 Bab 9 ( Ungkapan perasaan Revan dan Nadia )
10 Bab 10 ( Keputusan Revan )
11 Bab 11 ( Pernikahan tanpa cinta )
12 Bab 12 ( Malam Pertama yang gagal )
13 Bab 13 ( Tragedi pada malam pertama )
14 Bab 14 ( Perpisahan yang menyakitkan )
15 Bab 15 ( Suami di atas kertas )
16 Bab 16 ( Rindu Terlarang )
17 Bab 17 ( Disengat Tawon )
18 Bab 18 ( Nadia VS Ana )
19 Bab 19 ( Kekecewaan Devan )
20 Bab 20 ( Kejujuran Nadia )
21 Bab 21 ( Pertemuan dengan kekasih hati )
22 Bab 22 ( Cinta Segitiga )
23 Bab 23 ( Cemburu )
24 Bab 24 ( Bertemu teman lama )
25 Bab 25 ( Hati yang bercabang )
26 Bab 26 ( Kesalahan yang kembali terulang )
27 Pengumuman
28 Bab 27 ( Candu Baru )
29 Bab 28 ( Perhatian Devan terhadap Emily )
30 Bab 29 ( Membuka hati untuk Emily )
31 Bab 30 ( Emily Hamil )
32 Bab 31 ( Keputusan Revan )
33 Bab 32 ( Bertukar pasangan )
34 Bab 33 ( Lagi lagi keceplosan )
35 Bab 34 ( Rencana Pernikahan Revan dan Emily )
36 Bab 35 ( Cinta mengalahkan segalanya )
37 Bab 36 ( Penolakan orangtua Emily )
38 Bab 37 ( Kesalahpahaman Emily )
39 Bab 38 ( Kesepakatan Devan dan Emily )
40 Bab 39 ( Gigitan Nyamuk Besar )
41 Bab 40 ( Acara Pernikahan Revan dan Emily )
42 Bab 41 ( Kedatangan Anabel )
43 Bab 42 ( Aksi Emily )
44 Bab 43 ( Lemah Kandungan )
45 Bab 44 ( Perdebatan Revan dan Devan )
46 Bab 45 ( Revan kecelakaan )
47 Bab 46 ( Kecurigaan Mama Mayang )
48 Bab 47 ( Fakta yang terungkap )
49 Bab 48 ( Pengakuan Nadia )
50 Bab 49 ( Revan koma )
51 Bab 50 ( Menemani Revan )
52 Bab 51 ( Hanya mengingat Nadia )
53 Bab 52 ( Kekuatan cinta Revan dan Nadia )
54 Bab 53 ( Mencuri Ciuman )
55 Bab 54 ( Kejujuran Devan )
56 Bab 55 ( Mencoba melepaskan )
57 Bab 56 ( Rencana licik Ana )
58 Bab 57 ( Kenapa cinta sesakit ini )
59 Bab 58 ( Pasangan kumpul kebo )
60 Bab 59 ( Dendam membawa malapetaka )
61 Bab 60 ( Menjadi teman )
62 Bab 61 ( Rencana licik Ana )
63 Bab 62 ( Ancaman Ana )
64 Bab 63 ( Tertangkap basah )
65 Bab 64 ( Godaan Ana )
66 Bab 65 ( Jebakan Ana )
67 Bab 66 ( Keguguran )
68 Bab 67 ( Acara tujuh bulanan )
69 Bab 68 ( Kelahiran dan Kematian )
70 Bab 69 ( Permintaan Devan )
71 Bab 70 ( Ingatan yang kembali )
72 Bab 71 ( Menceritakan yang sebenarnya )
73 Bab 72 ( Hukuman untuk Bi Surti )
74 Bab 73 ( Penyesalan Devan )
75 Ban 74 ( Bersilaturahmi ke rumah Pak Anton )
76 Bab 75 ( Kejutan untuk Nadia )
77 Bba 76 ( Hari yang ditunggu-tunggu )
78 Bab 77 ( Malam bersejarah )
79 Bab 78 ( Kebahagiaan Revan dan Nadia )
80 Bab 79 ( Bertemu Ana di Bali )
81 Bab 80 ( Jangan ada Dusta di antara kita )
82 Bab 81 ( Persiapan Ulang tahun Tasya dan Rendra yang ke-17 )
83 Bab 82 ( Benih-benih Cinta )
84 Bab 83 ( Kepulangan Devan )
85 Bab 84 ( Rahasia yang dibawa sampai mati )
86 Bab 85 ( Keputusan Rendra )
87 Bab 86 ( Mempunyai perasaan yang sama )
88 Bab 87 ( Kenangan terindah )
89 Bab 88 ( Merasa berat untuk berpisah )
90 Bab 89 ( Perpisahan selalu menyakitkan )
91 Bab 90 ( Memberikan secercah harapan )
92 Bab 91 ( Cerita Devan )
93 Bab 92 ( Tasya Cemburu )
94 Bab 93 ( Penolakan Tasya dan Pengakuan Papa Agung )
95 Bab 94 ( Akhir hidup Papa Agung )
96 Bab 95 ( Will You Marry Me Natasya Putri Pratama? )
Episodes

Updated 96 Episodes

1
Episode 1 ( Kecelakaan maut )
2
Bab 2 ( Tidak semua bisa dibeli dengan uang )
3
Bab 3 ( Rencana Nadia )
4
Bab 4 ( Cinta pada pandangan pertama )
5
Bab 5 ( Benih-benih Cinta )
6
Bab 6 ( Bayi yang ditukar )
7
Bab 7 ( Sepenggal kisah cinta Surti dan Agung )
8
Bab 8 ( Ancaman Surti )
9
Bab 9 ( Ungkapan perasaan Revan dan Nadia )
10
Bab 10 ( Keputusan Revan )
11
Bab 11 ( Pernikahan tanpa cinta )
12
Bab 12 ( Malam Pertama yang gagal )
13
Bab 13 ( Tragedi pada malam pertama )
14
Bab 14 ( Perpisahan yang menyakitkan )
15
Bab 15 ( Suami di atas kertas )
16
Bab 16 ( Rindu Terlarang )
17
Bab 17 ( Disengat Tawon )
18
Bab 18 ( Nadia VS Ana )
19
Bab 19 ( Kekecewaan Devan )
20
Bab 20 ( Kejujuran Nadia )
21
Bab 21 ( Pertemuan dengan kekasih hati )
22
Bab 22 ( Cinta Segitiga )
23
Bab 23 ( Cemburu )
24
Bab 24 ( Bertemu teman lama )
25
Bab 25 ( Hati yang bercabang )
26
Bab 26 ( Kesalahan yang kembali terulang )
27
Pengumuman
28
Bab 27 ( Candu Baru )
29
Bab 28 ( Perhatian Devan terhadap Emily )
30
Bab 29 ( Membuka hati untuk Emily )
31
Bab 30 ( Emily Hamil )
32
Bab 31 ( Keputusan Revan )
33
Bab 32 ( Bertukar pasangan )
34
Bab 33 ( Lagi lagi keceplosan )
35
Bab 34 ( Rencana Pernikahan Revan dan Emily )
36
Bab 35 ( Cinta mengalahkan segalanya )
37
Bab 36 ( Penolakan orangtua Emily )
38
Bab 37 ( Kesalahpahaman Emily )
39
Bab 38 ( Kesepakatan Devan dan Emily )
40
Bab 39 ( Gigitan Nyamuk Besar )
41
Bab 40 ( Acara Pernikahan Revan dan Emily )
42
Bab 41 ( Kedatangan Anabel )
43
Bab 42 ( Aksi Emily )
44
Bab 43 ( Lemah Kandungan )
45
Bab 44 ( Perdebatan Revan dan Devan )
46
Bab 45 ( Revan kecelakaan )
47
Bab 46 ( Kecurigaan Mama Mayang )
48
Bab 47 ( Fakta yang terungkap )
49
Bab 48 ( Pengakuan Nadia )
50
Bab 49 ( Revan koma )
51
Bab 50 ( Menemani Revan )
52
Bab 51 ( Hanya mengingat Nadia )
53
Bab 52 ( Kekuatan cinta Revan dan Nadia )
54
Bab 53 ( Mencuri Ciuman )
55
Bab 54 ( Kejujuran Devan )
56
Bab 55 ( Mencoba melepaskan )
57
Bab 56 ( Rencana licik Ana )
58
Bab 57 ( Kenapa cinta sesakit ini )
59
Bab 58 ( Pasangan kumpul kebo )
60
Bab 59 ( Dendam membawa malapetaka )
61
Bab 60 ( Menjadi teman )
62
Bab 61 ( Rencana licik Ana )
63
Bab 62 ( Ancaman Ana )
64
Bab 63 ( Tertangkap basah )
65
Bab 64 ( Godaan Ana )
66
Bab 65 ( Jebakan Ana )
67
Bab 66 ( Keguguran )
68
Bab 67 ( Acara tujuh bulanan )
69
Bab 68 ( Kelahiran dan Kematian )
70
Bab 69 ( Permintaan Devan )
71
Bab 70 ( Ingatan yang kembali )
72
Bab 71 ( Menceritakan yang sebenarnya )
73
Bab 72 ( Hukuman untuk Bi Surti )
74
Bab 73 ( Penyesalan Devan )
75
Ban 74 ( Bersilaturahmi ke rumah Pak Anton )
76
Bab 75 ( Kejutan untuk Nadia )
77
Bba 76 ( Hari yang ditunggu-tunggu )
78
Bab 77 ( Malam bersejarah )
79
Bab 78 ( Kebahagiaan Revan dan Nadia )
80
Bab 79 ( Bertemu Ana di Bali )
81
Bab 80 ( Jangan ada Dusta di antara kita )
82
Bab 81 ( Persiapan Ulang tahun Tasya dan Rendra yang ke-17 )
83
Bab 82 ( Benih-benih Cinta )
84
Bab 83 ( Kepulangan Devan )
85
Bab 84 ( Rahasia yang dibawa sampai mati )
86
Bab 85 ( Keputusan Rendra )
87
Bab 86 ( Mempunyai perasaan yang sama )
88
Bab 87 ( Kenangan terindah )
89
Bab 88 ( Merasa berat untuk berpisah )
90
Bab 89 ( Perpisahan selalu menyakitkan )
91
Bab 90 ( Memberikan secercah harapan )
92
Bab 91 ( Cerita Devan )
93
Bab 92 ( Tasya Cemburu )
94
Bab 93 ( Penolakan Tasya dan Pengakuan Papa Agung )
95
Bab 94 ( Akhir hidup Papa Agung )
96
Bab 95 ( Will You Marry Me Natasya Putri Pratama? )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!