"Vivian, suatu saat kau harus bertemu dengannya, dan ambil kesempatan untuk berbincang dengannya!"
"Dengan si alien itu mana ada yang bisa dibincangkan, setiap kami bertemu sama sekali tidak ada topik. dia bukan pria romantis yang bisa berkata tentang hal romantis."
"Vivian, sudahlah! urungkan saja niatmu ingin ke beijing. tetap saja di sini. kau keluar begitu lama itu sudah membuatnya kebingungan mencarimu."
" Aku memang ingin membuat dia pusing."
"Kau ini...."
"Biarkan saja! aku mau tidur dulu!"
"Hm...iya...ya...selamat menikmati hidupmu," ucap Amelo yang diseberang sana.
Sesaat kemudian mereka memutuskan panggilannya.
Vivian yang sedang berbaring di sofa akhirnya ketiduran. saat ia tertidur seseorang membuka pintunya dengan perlahan. seorang pria yang tak lain adalah David melangkah masuk ke dalam ruangan itu dan menghampiri calon istri bosnya itu.
"Nona Lin, maafkan aku yang harus mengunakan cara ini, kalau tidak kau pasti kabur lagi," batin David.
David mengunakan sapu tangan menutupi hidung gadis itu yang sedang ketiduran, karena tercium obat yang sudah dioles ke sapu tangan, Vivian kemudian tidak sadarkan diri.
Setelah beberapa menit kemudian Vivian dibawa ke dalam mobil, sementara David yang memgendarai mobil itu ingin menuju ke tempat tinggal atasannya itu.
Tidak lama kemudian Vivian mengerakkan bola matanya dan ia pun sadar sepenuhnya, lalu ia membuka mata melihat dirinya berada di dalam mobil anak buah tunangannya itu.
"Gawat, kenapa aku bisa berada di sini? seingatku aku sedang tidur dirumah," batin Vivian.
"Aarrghh...," teriakan Vivian yang sengaja.
"Nona Lin, ada apa denganmu?" tanya David.
"David, tolong aku! aku sangat menderita sakit perut," rintihan Vivian yang berpura-pura
"Kita akan ke rumah sakit sekarang juga!"
"Jangan! aku hanya butuh sesuatu saja, apa kamu bisa tolong...aku membelinya?" tanya Vivian sambil memegang perutnya.
"Membeli apa, Nona Lin?"
"Aku kedatangan tamu, tolong aku membeli barang itu!"
"Kedatangan tamu? tamu apa?" tanya David yang sedang sambil fokus dengan jalan.
"Apa kamu bisa tolong berhenti dulu! perut sakit sekali kalau mobil bergerak, karena aku ikut terguncang!"
"Iya, bagaimana kalau kita ke rumah sakit saja?"
"Jangan! cukup belikan barang yang bersayap dan juga obat untuk wanita!"
"Barang yang bersayap dan juga obat untuk wanita itu apa, Nona Lin?" tanya David yang tidak mengerti sama sekali.
"Dasar bodoh, semua tidak tahu," ketus Vivian dalam hati.
"David, aku tidak tahan lagi, cepat belikan dulu barang bersayap itu dan juga obatnya. setelah itu kita segera pulang," pinta Vivian yang pura-pura mengerang kesakitan sehingga terlungkup.
"Iya, baik. Nona Lin. aku segera mencari barang bersayap itu," jawab David yang langsung keluar dari mobil. pada hal ia tidak mengerti barang apa dimaksudkan oleh gadis itu.
"Hufff...setidaknya aku bisa kabur lagi," gumam Vivian yang keluar dari mobil. ia menutup pintu dengan perlahan. dan saat ia ingin melangkah seseorang sedang mengancamnya dari belakang.
"Jangan bergerak! kalau masih sayang denga nyawamu!" kecam seorang pria bermasker.
"Apa kamu ingin merampok di siang bolong begini?" tanya Vivian yang tanpa menoleh ke belakang.
"Benar, serahkan semua uangmu!"
Vivian mengeluarkan dompet dan menyerahkan kepada perampok itu.
"Uangku hanya segitu tidak ada lagi, suamiku pengangguran dan anakku ada dua, jadi saat ini hanya uang ini yang ku miliki," ujar Vivian asal-asalan.
Setelah mengambil dompet Vivian perampok itu ingin segera pergi.
"Sebentar!"
"Ada apa lagi?" tanya perampok yang mengancam dengan pisau kecil.
"Uangku tidak seberapa, dan sangat tanggung untukmu. ambil saja mobil ini untuk melarikan diri!" ucap Vivian sambil menunjukan mobil David.
"Apa? ambil mobil ini?"
"Iya, kalau merampok jangan tanggung-tanggung, bawa pergi mobil ini dan dompet kembalikan saja padaku. anggap saja kau sudah membantuku untuk aku membeli susu buat anakku. jadi sebagai gantinya bawa saja mobil ini!" ujar Vivian yang mengambil kembali dompetnya.
"Hah...benar juga, lebih mahal mobil ini."
"Mobil ini pemiliknya sangat kaya, cepat bawa pergi keluar kota dan jual di sana. dan kau bisa menikmati hidup mewah seumur hidupmu!"
Setelah mendengar ucapan Vivian Perampok itu langsung mengendarai mobil itu pergi dari sana.
"He-he-he-he...rencanaku berhasil," ucap Vivian
"Nona Lin, toko ini tidak tahu apa itu barang bersayap, sebenar apa merknya?" tanya David yang baru melangkah keluar dari toko itu dan tidak menyadari mobilnya telah lenyap.
"Ah...itu...sebenarnya tidak perlu lagi! karena aku sudah baikkan," jawab Vivian dengan alasan.
"Kenapa nona Lin berada di luar?"
"Itu...," jawab Vivian yang terhenti.
David kemudian melihat mobil yang dia bawa telah tidak berada di sana. ia melihat sekeliling dan merasa binggung.
"Nona Lin, di mana mobil kita?"
"Oh...mobil itu sudah dibawa lari oleh perampok," jawab Vivian dengan santai.
"Di-di bawa lari oleh perampok?" tanya David yang merasa cemas karena mobil itu milik bosnya.
"Iya, sudah dibawa pergi. saat kamu berada di dalam," jawab Vivian.
"Kenapa dia bisa membawa mobil kita pergi? sedangkan di sini terbanyak begitu banyak mobil yang berpakir di sini."
"Dia merampokku, dan aku berikan dompetku padanya. dan kemudian aku berubah pikiran," jawab Vivian.
"Berubah pikiran, maksudnya?" tanya David dengan penasaran.
"Awalnya aku memberikan dompetku padanya, setelah dia terima dia ingin pergi, tapi aku berubah pikiran, aku berikan saja mobil itu padanya. dan aku mengambil kembali dompetku," jawav Vivian yang tanpa merasa berdosa.
"Nona Lin, mobil itu adalah mobil bos, harganya tidak murah. kenapa malah memberikan pada perampok itu."ujar David yang mengeluarkan sapu tangan dan lap keringatnya.
"David, anggap saja kita membantu bosmu itu melakukan amal, dia begitu kaya dan tidak masalah kalau kehilangan satu mobil. jangan cemas!" ujar Vivian dengan santai sambil menepuk pundak pria itu yang sedang keringat dingin.
"Melakukan amal pada perampok sama saja ingin mencari mati dengan tuan Shen," ucap David yang sedang gemetar.
"Apakah begitu menakutkan sehingga seluruh tubuhmu gemetar dari tadi keringat dingin sehingga wajahmu sudah basah," tanya Vivian yang menahan tawa.
"Nona Lin, mari ikut aku pulang! tuan Shen sedang menunggu kita!"
"Iya...iya...aku tahu. mari kita panggil taksi saja!" jawab Vivian dengan berpura-pura.
Saat David berjalan Vivian yang ikut disampingnya langsung berlari ke arah lain.
Tak...tak...tak..
"Hei, Nona Lin. jangan lari lagi!" teriak David yang mengejar gadis itu.
"Mana mungkin aku mau bertemu dengan dia," jawab Vivian yang mempercepatkan langkahnya sehingga menyeberang ke simpang jalan besar itu.
David yang mengejarnya lagi-lagi gagal ingin membawa gadis itu, karena banyak kendaraan yang lalu lalang di sana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
kimmy
mampir kak.......
2022-11-12
0
Nona Lin ... otak Luh di mana 😖😖😖😖😖😖😖😖 .....
2022-11-08
0
에이브릴 넬리~🩸
aku mampir ni kak😊Selamat berkarya Dan semangat menulis ya..aku juga ingin tahu kelanjutan novel ini..
2022-11-08
0