"Aku ingin kau ikut aku ruanganku sekarang, Nona Rae!" seru Dosen yang bernama Patrick itu. Tatapan pria tua tetapi tampan itu begitu tajam pada Louisa, sementara gadis kecil itu hanya berdecak kesal.
Dengan wajah yang merengut, Louisa mengikuti sang Dosen ke ruangannya. Tentu saja Ethan mengekori Louisa tetapi Tuan Patrick tak memperbolehkan Ethan masuk. "Kau tunggu di sini, aku ingin berbicara tentang nilai dengan Nona Rae," ujar Tuan Patrick.
Ethan langsung menatap Louisa yang saat ini justru sibuk membuat gelembung dari permen di mulutnya, Ethan bahkan tidak tahu kapan gadis kecil itu memasukan permen ke dalam mulut mungilnya itu.
"Nona Rae, haruskah aku ikut denganmu?" tanya Ethan.
Louisa hanya mengangguk pelan, sementara Tuan Patrick hanya bisa menghela napas lesu.
"Aku mau berbicara tentang nilai Anda, Nona Rae. Nilaimu di semester ini sangat hancur, jadi tolong berikan ini pada orang tuamu." Tuan Patrick menyerahkan selembar surat panggilan yang harus diserahkan pada orang tua Louisa. "Dan aku harap kau memberikan surat ini pada mereka secepatnya," tegas Tuan Patrick dengan tegas.
"Baiklah, hanya jika mereka bisa datang dan tidak sibuk," sahut Louisa dengan tenang.
"Orang tuamu membayar sangat mahal untuk pendidikanmu, Nona Rae, aku harap kau bisa menghargai itu." Louisa menghela napas panjang kemudian ia mengangguk seolah patuh, pada sebenarnya ia sudah punya rencana untuk tak menyampaikan surat itu pada orang tuanya.
"Apa sudah selesai? Aku boleh pulang sekarang, kan?" tanya Louisa sembari melempar senyum manisnya pada sang Dosen.
"Silakan, jangan lupa bawa ini!" Tuan Patrick menyerahkan surat panggilan untuk orang tua Louisa itu padanya, tetapi Louisa menolak menerima.
"Berikan saja pada Ethan," seru Louisa cuek kemudian ia bergegas keluar dari ruangan sang Dosen. Sementara Tuan Patrick hanya bisa menghela napas berat melihat tingkah manja anak itu.
"Tolong pastikan orang tuanya menerima surat ini," pinta Tuan Patrick pada Ethan.
Bodyguard itu hanya mengangguk tanpa ekspresi apapun.
"Aku benci sekolah dan segala peraturannya," gerutu Louisa yang saat ini berjalan di lorong kampus. "Aku rasa aku tidak perlu sekolah, itu hanya buang-buang waktu. Aku hanya perlu belajar bisnis karena aku akan mewarisi perusahaan Daddy," tambahnya dengan wajah yang cemberut.
Tiba-tiba Louisa ditabrak oleh seorang mahasiswi senior yang sedang berlarian sambil tertawa dengan teman-temannya.
"Hey, kau menghalangi jalan kami!" seru mahasiswi yang biasa dipanggil Kim itu, mahasiswi senior, kaya raya dan suka membully orang. Selalu menyalahkan tak mau disalahkan.
Sebenarnya alasan Kim bertindak demikian karena ia merasa berkuasa di kampus, sebab ayahnya adalah seorang pejabat negara dan juga merupakan investor terbesar di kampus mereka.
Semua orang segan dan takut pada Kim beserta gengnya, tetapi tidak dengan Louisa. Meskipun ayahnya tak punya saham di kampus, tapi jelas keluarga Louisa jauh lebih kaya dari keluarga Kim. Sehingga hal itu membuat Louisa merasa tak sepantasnya dia takut pada Kim.
"Apakah badanku gendut seperti badan ayahmu sampai menutupi jalan ini?" sinis Louisa yang membuat Kim menganga lebar.
"Kau menghina ayahku? Berani sekali kau!" seru Kim hendak menyerang Louisa tetapi dengan sigap Ethan melindungi sang Nona muda.
Louisa yang melihat itu tersenyum mengejek. "Iya, aku menghina ayahmu yang gendut itu, memang dia gendut, kan?" ejek Louisa. "Oops, apakah dia gendut karena memakan uang korupsi?" Louisa memasang wajah sok terkejut kemudian ia meringis yang membuat Kim semakin kesal.
"Kau gadis manja sialan! Jaga mulut mu!" teriak Kim marah. Lagi-lagi ia bersiap menyerang Louisa tetapi Ethan justru mendorong Kim dengan keras hingga gadis bertubuh mungil itu tersungkur.
Louisa terkejut melihat itu, ini bukan kali pertama ia dan Kim beradu argumen dan hendak saling menyerang. Namun, selama ini Bodyguard Louisa hanya menengahi atau membawa Louisa pergi, baru kali ini Bodyguardnya menyerang balik lawan.
"Wow!" Louisa begitu takjub melihat tindakan Ethan, sementara Kim kini hanya bisa terperangah karena ini kali pertama ada yang kasar padanya.
"See, aku manja karena ada yang memanjakan ku, Kim. Selain itu, ada juga yang melindungi ku. Sementara kau? Ufff, mintalah satu saja Bodyguard pada ayahmu yang gendut itu," cibir Louisa setelah itu ia bergegas pergi melangkah tubuh Kim yang masih terjerembab di lantai.
"LOUISA!" teriak Kim dengan amarah yang menggebu. "Aku akan membalasmu, lihat saja nanti!"
Louisa menoleh, sambil tersenyum dia berkata. "Aku menunggu, Baby."
Untuk pertama kalinya Ethan tersenyum tipis melihat tindakan berani Louisa, rupanya gadis itu bukan hanya manja tapi juga bar-bar.
🦋
Hari ini Louisa tak ingin pergi ke mana pun, dia langsung pulang ke rumah untuk beristirahat.
"Di mana, Mommy?" tanya Louisa pada Amy, kepala pelayan sekaligus satu-satunya pelayan yang telah bekerja selama lima tahun dengan keluarga Rae.
"Tuan dan Nyonya katanya akan ke keluar kota selama dua hari, Nona Rae," jawab sang pelayan yang membuat Louisa sedikit terkejut.
"Dan mereka tidak mengajakku? Tega sekali," dengus gadis itu sambil menjatuhkan bokongnya di sofa. Sang pelayan kini bersimpuh di depan Louisa setelah itu dia melepaskan sepatu dan kaos sang Nona muda.
Sorot mata Ethan tampak berbeda saat dia melihat kepala pelayan yang sudah lansia itu melayani Louisa seperti itu. "Kau ingin apa untuk makan siang, Nona Rae?" tanya Bibi Amy.
"Aku tidak ingin makan, aku rasa aku harus diet karena tubuhku sedikit gemuk," keluh Louisa yang membuat Bibi Amy tertawa kecil. "Aku serius, Bibi, apa kau tidak lihat lemakku di sini?" Tanpa sungkan Louisa mengangkat bajunya, memperlihatkan perutnya yang putih dan tipis.
Ethan langsung memalingkan wajahnya, ia sungguh tak mengerti kenapa Louisa bisa bersikap seperti gadis tak berotak seperti ini.
"Tidak, kau masih sangat cantik dan seksi," kata Bibi Amy.
"Ah, benarkah?" pekik Louisa senang.
Bibi Amy mengangguk sambil tersenyum.
"Oh ya, di mana pelayan yang baru bekerja itu, Bi? Suruh mereka ke kamar ku, aku ingin di pijat," kata Louisa sambil merenggangkan badannya.
"Mereka berdua sudah berhenti, Nona Rae," sahut Bi Amy.
"Astaga, kenapa mereka begitu? Benar-benar tidak sopan dan kurang ajar."
"Kau memarahi mereka jadi mereka sedih dan berhenti bekerja."
"Aku memarahi mereka? Kapan?" pekik Louisa dengan mata yang melotot. "Oh Bibi, aku adalah orang yang tenang dan tidak mudah marah, kenapa mereka memfitnahku?"
Ethan terperangah mendengar pengakuan setan kecil di depannya ini, Louisa seperti jelmaan iblis yang merasa menjadi malaikat. Sementara Bi Amy yang tampaknya sudah sangat mengenal karakter Louisa hanya terkekeh.
"Baiklah, biarkan saja, mungkin mereka tidak sungguh-sungguh ingin bekerja. Padahal gaji mereka sangat tinggi." Gadis kecil itu mendengus kemudian berjalan menuju kamarnya.
"Kau ingin makan apa, Ethan?" tanya Bi Amy setelah Louisa pergi.
"Apa saja," jawab Ethan singkat setelah itu ia bergegas ke pergi ke sebuah rumah kecil yang ada di sisi kiri rumah Louisa. Rumah itu khusus di tempati oleh para Bodyguard dan juga sopir.
Ethan masuk ke kamarnya dan ia baru teringat surat untuk orang tua Louisa masih ada padanya. Ethan meletakkan surat itu di atas ranjangnya setelah itu ia bergegas mandi.
Hanya butuh waktu lima belas menit, Ethan sudah selesai mandi dan saat keluar ....
"Wow!"
"Nona Rae?"
...🦋...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
I Gusti Ayu Widawati
Wah nona Rae benar2 dan tahu etika masuk kamar cowok duuuh ngeriii...
Lanjut Thor lucu gemesh bacanya.
Pingin cubit pipinya Rae atau totok kepalanya,supaya otaknya lempeng.
Ha ha haaaa..
2023-01-12
3
Imam Sutoto Suro
wooow keren banget lanjutkan thor
2022-12-25
0
Sedang Sibuk
Wah Nona Rae? apa kau masuk gk permisi ,, jangan sampe Ethan msih pake handuk lgi 🙈🙈🤣🤣🤣
2022-12-23
0