Wanita Cuek Nan Dingin

Rayyan masuk ke dalam ruangannya yang berukuran sepuluh kali dua belas meter. Cukup luas, karena di sana juga di lengkapi dengan kamar pribadi yang berukuran empat kali empat meter, kamar mandi berukuran dua kali dua meter. Sisanya ruang kerja. Di setiap dinding, terpampang berbagai jenis buku bisnis. Yang hampir semuanya sudah dibaca oleh Rayyan.

Sedangkan untuk ruangan Farhan sendiri ada di depan ruangan Rayyan, sengaja di taruh di depan agar siapapun yang ingin bertemu dengan Rayyan, harus melewati Farhan terlebih dahulu. Bagaimanapun tidak sembarang orang bisa bertemu dengan Rayyan.

Rayyan bekerja dengan teliti, ia terlalu fokus bekerja sampai tak terasa jam sudah hampir menunjukkan pukul delapan pagi. Untungnya ada Farhan yang datang dan mengingatkan Rayyan jika sepuluh menit lagi, rapat bulanan akan segera di mulai.

"Tuan, sepuluh  menit lagi, rapat bulanan dimulai," ucapnya memberitahu.

"Hm." Rayyan mematikan komputernya, lalu ia bangkit dari tempat duduknya. Ia berjalan ke arah ruangan meeting yang ada di lantai tiga. Farhan seperti biasa mengikutinya dari belakang.

Sesampai di ruang meeting, beberapa orang yang ikut meeting bulanan sudah hadir di sana. Ada sekitar empat puluh delapan orang yang hadir di sana. Lima puluh sama Rayyan dan Farhan.

Padahal meeting masih kurang lima menit lagi, namun semuanya sudah hadir tepat waktu tanpa ada yang terlambat satupun. Inilah yang Rayyan suka, mereka tepat waktu. Dan tidak mengulur ngulur waktu seperti di perusahaan lain.

Kalau di tempat yang lain, meeting jam delapan, namun jam segitu yang hadir masih sedikit sehingga meeting di mulai jam setengah sembilan bahkan ada yang jam sembilan baru di mulai.

Tapi jika di Perusahaan Alexander ataupun di Perusahaan RAS Group tak ada kata terlambat, jika pun ada, maka akan langsung kena SP1, dan jika sampai tiga kali, maka siap-siap dapat pesangon alias di PHK.

SP1 adalah Surat Peringatan Satu.

PHK adalah Pemutusan Hubungan Kerja

Meeting di mulai tepat jam delapan. Selama meeting berlangsung, setiap orang akan maju ke depan untuk presentasi dan memberikan hasil laporan selama sebulan. Rayyan dan Farhan pun hanya diam mendengarkan. Rayyan hanya sesekali mengeluarkan suara jika menurutnya ada yang tidak sesuai.

Tak terasa meeting berjalan selama dua jam lamanya. Tepat jam sepuluh, meeting berakhir. Rayyan dan Farhan keluar lebih dulu, sedangkan yang lain masih duduk santai, bernafas sejenak setelah tadi mereka tegang karena satu ruangan dengan atasan mereka. Setelah beberapa menit, barulah mereka kembali ke ruangan masing masing dan melanjutkan pekerjaan mereka.

Sedangkan Rayyan dan Farhan, mereka bersiap-siap untuk pergi ke Perusahan Mahardhika karena ada meeting di sana. Perjalanan menuju Perusahaan Mahardhika, empat puluh lima menit. Jadi mereka ada waktu santai sebelum bertemu dengan pimpinannnya dan juga menyiapkan berkas sebelum meeting di mulai. Bagaimanapun mereka tak mau meeting terhambat hanya karena ada berkas yang kurang.

Sesampai di Perusahaan Mahardhika, Rayyan meminta Farhan untuk masuk ke ruang meeting lebih dulu karena Rayyan mau mengangkat telfon dari Yunita. Farhan pun setuju, toh dia merasa jika di Perusahaan Mahardhika cukup aman, jadi ia gak akan merasa was-was.

Rayyan pergi keluar, mencari tempat yang sunyi untuk menerima telfon dari Yunita.

"Ada apa, Mom?" tanya Rayyan setelah ia mengangkat telfon dari sang Mommy.

"Kamu di mana?" tanyanya.

"Aku ada di Perusahaan Mahardhikan. Kenapa?"

"Enggak papa, Mommy cuma ingin mendengar suara kamu aja. Entah kenapa perasaan Mommy gak enak hari ini, seperti gelisah. Farhan mana?"

"Ada di dalam, tadi aku meminta Farhan masuk dulu karena aku harus mengangkat telfon dari Mommy."

"Oh, jangan jauh-jauh dari Farhan. Mommy gak mau kamu kenapa-napa."

"Iya. Udah dulu ya, Mom. Aku ada rapat soalnya."

"Iya."

Dan setelah itu, panggilan telephon pun terputus. Saat Rayyan mau balik, tiba-tiba ada seseorang yang ingin menikam dirinya dari belakang. Untungnya di saat yang bersamaan, seorang wanita menarik tangan Rayyan dengan keras hingga Rayyan terpental dan ia selamat dari penusukan itu.

Karena gagal menikam Rayyan, orang itu pun segera lari secepat kilat. Wanita itu ingin mengejarnya, tapi saat melihat Rayyan terjatuh, membuat wanita itu pun hanya bisa menghela nafas kasar.

Ia mengulurkan tangannya ke Rayyan, Rayyan menatap wajah itu dan menerima uluran tangannya.

"Thanks," ucap Rayyan dengan wajah datar.

"Hm. Lain kali hati-hati. Aku pergi dulu." Dan setelah itu, wanita itu pun pergi begitu saja. Rayyan yang melihatnya pun hanya bisa cengo, gak menyangka ada wanita secuek itu.

"Hey, aku belum tau namamu?" teriaknya namun wanita itu tak menoleh, ia menaiki sepeda motor sport warna merah dan setelah itu, ia pergi begitu saja, tanpa menghiraukan Rayyan yang penasaran padanya.

"Sialan, baru kali ini aku di cuekin cewek" gumamnya kesal. Namun ia merasa bersyukur karena wanita itu berbaik hati mau menolongnya.

Rayyan pun segera masuk ke dalam, ternyata di Perusahaan ini pun tak seketat yang ia fikirkan. Bahkan di dalam lingkunan perusahaan aja, masih ada yang mau menikam dirinya secara terang-terangan. Mungkin karena sepi, sehingga di jadikan kesempatan buat melenyapkan Rayyan. Sayangnya, Tuhan masih berbaik hati dan mau menolongnya lewat perantara wanita tadi.

Saat Rayyan memasuki ruang meeting, ia telat lima menit. Farhan mengerutkan dahi saat Rayyan tak biasanya telat seperti ini.

"Kenapa?" tanya Farhan dengan suara kecil, karena ia melihat jas Rayyan yang sedikit kotor di belakangnya. Mungkin karena jatuh tadi dan Rayyan belum sempar membersihkannya.

"Ada insiden kecil tadi," bisiknya.

Mendengar insiden, mata Farhan menjadi awas. Ia mengerti, bahwa sudah terjadi sesuatu terhadap Tuan-nya itu.

"Nanti aku ceritakan," ucap Rayyan saat tau jika Farhan tengah menunggu cerita darinya.

Rayyan meminta maaf pada Hendra selaku pimpinan Perusahaan. Dan Hendra pun memakluminya, toh meeting belum di mulai karena memang menunggu kedatangan Rayyan sedari tadi.

Setelah basa basi meminta maaf, untuk mempersingkat waktu, meeting pun di  mulai. Jonatan, sekertaris Hendra, bagian mencatat point point penting dan memberikan berkas kepada Rayyan. Rayyan pun membacanya dengan teliti. Farhan pun melakukan hal yang sama, ia menyerahkan berkas dari Perusahaan Alexander kepada Tuhan Hendra.

Setelahh beberapa menit mereka selesai membaca, barulah mereka mulai membicaran masalah kesepatakan di antara perusahaan Mahardhika dan Alexader. Mereka membicarakan masalah keuntungan dan kerjasama kedepannya, agar tidak ada yang merasa dirugikan.

Cukup lama, hingga akhirnya mereka sepakat untuk tanda tangan di atas berkas yang sudah ada materainya. Bahkan perbincangan mereka pun juga di rekam sebagai alat bukti jika kelak salah satu di antara mereka ada yang melakukan hal curang. Bagaimanapun sebagai seorang pebisnis, mereka harus hati-hati untuk melakukan sesuatu, jangan sampai apa yang di anggap sepele menjadi bomerang buat mereka nantinya.

Setelah selesai meeting dengan Tuan Hendra dan sekertarisnya, Jonathan. Rayyan dan Farhan pun pamit pulang.

Saat dalam perjalanan menuju kantor, Rayyan menyuruh Farhan untuk mencari resto terdekat dan memesan ruangan VVIP buat makan siang bersama.

Farhan pun bergerak cepat, dia menyetir sambil memegang Hpnya mencari resto ternama yang menyewakan ruangan VVIP. Sebenarnya tadi, meeting bersama Perusahaan Mahardhika di lakukan di resto bintang lima sekalian makan siang. Sayangnya, Tuan Hendra tiba-tiba meminta Rayyan dan Farhan untuk pergi ke perusahaannya saja karena mereka gak bisa keluar, ada pekerjaan yang tak bisa di tinggalkan begitu saja. Itulah kenapa, meeting di lakukan di Perusahaan Mahardhika, bukan di Resto Bintang Lima, seperti kesepakatan mereka di awal. Rayyan dan Farhan pun tak mempermasalahkan di manapun mereka meeting, yang penting meeting berjalan lancar dan mereka sama-sama diuntungkan.

Setelah menemukan resto terdekat dan di lengkap dengan ruangan VVIP, barulah Farhan langsung menuju mobilnya ke sana. Sesampai di resto, Farhan dan Rayyan turun dari mobil dan berjalan ke dalam. Mereka memesan ruangan VVIP kelas atas, dan setelah itu salah satu karyawan di sana pun langsung mengarahkannya.

Di ruang VVIP, di lantai paling atas. Farhan dan Rayyan duduk di pinggir jendela, udaranya sangat sejuk dan sepoi-sepoi, mungkin karena di sampig Resto ada taman kecil dan air mancur sehingga hawanya pun cukup adem, apalagi ada beberapa kipas yang terpasang di setiap sudutnya membuat ruangan itu semakin adem.

Memang ini resto terbuat dari bambu, karena memakai gaya alam bebas. Namun walaupun terbuat dari bambu, semuanya tertata rapi, sehingga membuat pengunjung merasa nyaman dan betah lama lama di sana. Apalagi di dinding, ada pohon segar yang tengah berbunga. Tak heran jika resto ini cukup ramai dan lebih banyak di minati oleh para remaja yang lagi kasmaran.

Farhan sendiri memilih resto ini, karena ia merasa ingin suasana yang berbeda, ingin makan siang di tempat yang terbuka namun tetap privasi. Karena di lantai atas hanya ada dirinya dan Rayyan saja. Yah, mereka memesan satu lantai paling atas sehingga tak akan ada yang berani naik kecuali karyawan yang akan membawakan mereka hidangan. Ada Tivi besar juga, ada seperti tempat karaoke, dan juga beberapa buku seperti novel, buku bisnis sejarah dan lain sebagainya. Mungkin agar pelanggan yang menyewa tempat ini bisa makan sambil bersantai dengan membaaca buku, nonton tivi, atau tidur tiduran, karena di sana juga di sediakan kasur yang cukup empuk dan tertata rapi. Namun FArhan dan Rayyan tak menyentuh kasur itu, mereka cuma duduk diam sambil melihat ke taman dan air mancur.

Sambil menunggu makanan mereka datang, Farhan pun mulai menanyakan kejadian di Perusahaan Mahadhika tadi. Dan Rayyan pun menjelaskan garis besarnya.

"Maafkan saya, Tuan. Karena tidak ada di saat Tuan butuh pertolongan," ucap Farhan merasa bersalah setelah mendengar ceria Rayyan.

"Enggak masalah, namanya musibah, enggak ada yang tau. Aku hanya penasaran dengan wanita tadi yang menolong aku," ujar Rayyan tanpa sadar malah bercerita.

"Apakah Tuan jatuh cinta pada pandangan pertama?" goda Farhan.

Rayyan menatap Farhan dengan tatapan tajam.

"Aku memikirkannya bukan karena aku jatuh cinta. Aku hanya penasaran aja, kenapa dia cuek dan dingin banget sama aku. Apakah kadar ketampanan aku sudah memudar hingga dia bahkan tak terpikat sama sekali dengan wajahku ini?" tanyanya.

"Menurut saya, Tuan semakin hari semakin tampan. Mungkin saja wanita itu sudah punya kekasih atau bahkan sudah punya suami, jadi tidak mudah tergoda oleh pria lain," jawabnya menduga-duga.

"Aku rasa dia belum menikah," sahut Rayyan.

"Dari mana Tuan tau jika dia belum menikah?" tanya Farhan kepo.

"Firasatku yang mengatakan begitu," balas Rayyan cuek membuat Farhan geleng-geleng kepala mendengarnya.

"Hey, jangan meremehkan firasatku. Ingat dari dulu, firasat aku itu gak pernah salah dan sembilan puluh sembilan persen, selalu benar," ucapnya karena melihat Farhan yang seakan tak percaya dengannya.

"Iya, Tuan. Saya percaya. Apakah saya harus mencari semua yang berkaitan dengan wanita itu?" tanyanya.

"Buat apa?" tanya Rayyan tak mengerti.

"Mungkin Tuan penasaran dan ingin mengenal lebih jauh lagi," jawabnya membuat Rayyan kesal.

"Enggak perlu. Jika emang dia takdirku, pasti akan bertemu lagi nantinya," ucap Rayyan dan Farhan pun tak membantahnya jika Rayyan sudah ngomong seperti itu.

Saat mereka tengah mengobrol santai, beberapa pelayan datang dan membawakan makanan dan minuman terbaik yang ada di resto itu.

Dua pelayan menata makanan dan minuman itu di atas meja, dengan rapi. Bahkan mereka sangat hati-hati sekali karena takut tumpah

Setelah menatanya, barulah mereka pamit pergi setelah mengucapkan selamat makan.

"Sepertinya enak," ucap Rayyan.

"Iya, saya lihat di Hp juga bintangnya cukup bagus dan komennya pun hampir semuanya positif," balas Farhan.

Rayyan tak menjawabnya dan mulai menikmati makanannya, Farhan pun juga menikmati hidangan yang ada di hadapannya itu. Mereka makan tanpa ada yang berbicara, mereka benar-benar menikmati hidangan yang cukup membuat lidah mereka bergoyang karena sangat lezat seperti di masak oleh chef terkenal.

Walaupun menunya sangat sederhana tapi bumbunya yang pas membuat semua makanan itu jadi terasa lezat dan bikin orang ketagihan ingin mencobanya sekali lagi.

Rayyan bahkan berjanji dalam hati akan membawa Mommy dan Daddy nya untuk makan di sini suatu saat nanti, jika ia ada waktu luang tentunya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!