Pagi harinya, Rayyan, Yunita dan Reyhan sarapan pagi bersama di ruang makan. Sedangkan Farhan, ia pasti sudah makan di paviliunnya, karena memang Farhan suka menolak jika sarapan pagi bersama mereka, mungkin Farhan merasa tak enak sehingga kurang menikmati makanannya. Ia lebih suka makan sendiri di paviliunnya karena dengan begitu, ia bisa makan dengan lahap tanpa merasa gak enak hati pada Rayyan dan orang tuanya.
"Kamu akan berangkat kerja?" tanya Reyhan.
"Yes, Dad," jawab Rayyan sambil menikmati makanannya.
"Nanti sore pulang ke rumah, kan?" tanya Yunita sambil menatap ke arah Rayyan.
"I don't know," sahutnya.
"Mommy harap kamu pulang ke rumah ini, Mommy gak suka kamu keluyuran malam-malam di luar sana. Mom gak mau putra Mom kenapa-napa," ucap Yunita tegas.
"Aku gak akan kenapa-napa, Mom. Please, jangan memperlakukan aku seperti anak kecil lagi. Aku sudah dewasa, tahun depan umurku sudah genap tiga puluh tahun. Jadi, jangan atur aku pulang jam berapa. Lagian aku bersama Farhan, jadi Mom tak perlu khawatir," balas Rayyan tak mau kalah dari sang Mommy.
"Tapi ...." belum selesai Yunita ngomong, Rayyan langsung memotongnya.
"Mom lupa, kalau aku dan Farhan pintar bela diri, bahkan kami tidak akan kalah jika harus melawan puluhan orang dengan tangan kosong. Mom, jangan meragukan kemampuan aku. Aku bisa melindungi diri aku sendiri, dan aku pastikan, aku akan baik-baik aja, jadi Mom gak perlu khawatir sama aku. Aku sudah dewasa dan aku anak laki-laki, jadi Mom gak perlu cemas," tutur Rayyan membuat Yunia hanya bisa menghela nafas. Rayyan gak mengerti perasaannya, Yunita selalu saja cemas setiap kali Rayyan berada di luar terlalu lama. Karena ia tau, jika hidup sebagai Rayyan itu gak mudah, dari kecil sudah banyak orang yang menginginkan kematiannya, bahkan beberapa kali Rayyan di culik dan hampir aja mati.
Apalagi saat Rayyan di nobatkan jadi pewaris dari semua kekayaan Alexander, membuat banyak orang semakin membencinya bahkan saudara sepupunya pun juga ikut membenci Rayyan. Bisa jadi mereka tengah menyewa pembunuh bayaran buat menghabisi nyawa Rayyan, belum lagi musuh Ayah mertuanya-Ronald membuat Yunita selalu ketar ketir. Belum lagi saingan bisnisnya, belum lagi Ramond-kakak iparnya dan Rizal yang dari dulu terang-terangan tidak menyukai Rayyan.
Lalu sebagai seorang Ibu, haruskan dirinya bisa baik-baik saja jika Rayyan ada di luar sana sedangkan musuh ada di mana-mana dan mereka semua menginginkan kematian putranya hanya demi harta. Yunita lebih suka Rayyan kerja seperti suaminya aja di rumah, dengan begitu ia lebih tenang karena bisa mengawasi mereka berdua secara langsung.
"Sayang, tolong jangan terlalu kekang Rayyan, okay. Beri dia kebebasan dan kepercayaan yang penuh. Jika kamu khawatir, kamu bisa mendoakannya dari rumah." Reyhan yang memang tidak suka perdebatan memilih untuk menjadi penengah di antara mereka.
"Tapi, Dad. Mom sangat khawatir sama Ray."
"Kalau Mom khawatir, Mom bisa menelfon Ray kapan saja, atau jika Ray tidak bisa di hubungi, Mom bisa menelfon Farhan, bukankah Farhan tidak pernah, tidak mengangkat telfon dari Mommy, bukan? Bahkan sesibuk apapun dia, Fahran selalu membalas pesan Mommy dan menerima telfon dari Mommy. Benarkan?" tanya Reyhan dengan lembut.
Yunita menganggukkan kepalanya. Lalu ia menatap Rayyan yang masih asyik makan sambil mendengarkan orang tuanya bicara.
"Baiklah, tapi kamu harus jaga baik-baik ya, Son. Ingatlah Mom selalu menunggu kedatanganmu di rumah ini. Dan jika kamu punya kesempatan, carilah istri sempurnamu itu, Mom ingin segera kenalan dengannya," ucapnya membuat Rayyan hanya bisa menghela nafas.
"Ya, aku janji. Kalau aku sudah bertemu dengannya, orang yang akan pertama aku datangi adalah Mom, agar Mom bisa kenalan langsung dengannya," balas Rayyan membuat Yunita tersenyum cerah, secera mentari di pagi hari.
Selesai sarapan, Rayyan langsung pergi ke kamarnya untuk mengambil hp, dompet dan tas kerjanya. Lalu saat ia membuka pintu kembali, ia sudah melihat Farhan di depannya. Farhan dengan sigap mengambil tas kerja Rayyan karena gak mungkin ia membiarkan Rayyan menentengnya seorang diri.
"Kamu sudah sarapan?" tanya Rayyan basa basi.
"Sudah, Tuan," jawabnya dengan hati menghangat, karena ini pertama kali Rayyan perhatian padanya.
"Syukurlah." Lalu Rayyan berjalan lebih dulu menuju lift. Sedangkan Farhan berjalan di belakangnya, namun saat sampai di depan lift, Farhan bergerak cepat memencet tombolnya sehingga Rayyan langsung masuk gitu aja tanpa menyentuh tombol lift. Saat di dalam lift pun, Farhan masih berdiri di belakang Rayyan dan ia tak mengeluarkan suara, jika memang tidak ada hal penting.
Lift ini hanya bisa di naiki maksimal empat orang, tidak boleh lebih. Dengan ukuran dua, kali, satu setengah meter.
Setelah sampai di lantai dasar, Rayyan dan Farhan langsung pamitan pada Yunita dan Reyhan. Tak lupa seperti biasa, Yunita menitipkkan Rayyan pada Farhan, padahal tanpa dititipkan pun, Farhan pasti akan melindungi Rayyan dengan nyawanya.
Saat mereka berjalan menuju teras rumah, dua orang langsung sigap membukakan dua pintu mobil. Farhan dan Rayyan pun langsung masuk ke dalam mobil dan mereka langsung pergi.
Saat di jalan pun, mereka memilih diam, tanpa ada yang mau buka suara.
Namun setelah hampir sampai di perusahaan, barulah Rayyan menanyakan sesuatu pada Farhan.
"Apa jadwalku hari ini?" tanyanya dingin.
"Jam delapan ada rapat bulanan, Tuan. Dan jam sebelas ada pertemuan penting dengan Perusahaan Mahardhika di Resto Bintang Lima, sekaligus makan siang di sana. Jam tiga, Tuan Besar Ronald meminta Anda datang ke kediaman utama karena ada hal penting yang ingin dibicarakan."
"Lalu bagaimana dengan Perusahaan Abraham?" tanyanya.
"Saya sudah meminta seseorang memberikan pelajaran sedikit dengan merusak sistem keamanan mereka. Dan jika masih berbuat ulah, saya akan memberikan pelajaran kedua dengan merusak harga pasar milik perusahan itu hingga akan mengalami penurunan secara drastis. Dan jika masih berbuat ulah, maka saya pastikan mereka akan gulung tikar," jawabnya. Karena memang Perusahan Abraham walaupun cukup besar namun belum bisa menandingin kejayaan Perusahaan Alexander yang dipimpin oleh Rayyan.
Tak ada yang boleh main-main dengan Rayyan karena Rayyan akan membalasnya berkali-kali lipat, Farhan pun tak akan tinggal diam, ia juga akan membantu Rayyan membalas mereka semua. Siapapun yang menyakiti Rayyan, itu artinya mereka juga menyakiti dirinya.
"Masalah Deon gimana?"
"Masih dalam pencarian, Tuan. Namun, Felix dan anak buahnya sudah menemukan petunjuknya, paling lambat besok mereka sudah membawa Deon ke markas." Felix adalah ketua gang, yang berada di bawah naungan Alexander.
Felix mempunyai ratusan anak buah yang tersebar di berbagai kota, bahkan ada yang tinggal di beberapa negara, dan mereka bekerja pada Farhan dan Rayyan sudah hampir tujuh tahun lamanya.
Dulu Felix hampir mati karena di siksa habis-habisan oleh musuhnya, untungnya ada Farhan dan Rayyan yang datang menolongnya hingga akhirnya Felix punya hutang nyawa sama mereka. Dan untuk menebus kebaikan Farhan dan Rayyan, Felix pun bersedia kerja di bawah naungan kekuasaan mereka, terlebih Rayyan juga memanjakan Felix dan anak buahnya dengan kekayaan sehingga mereka tak ada lagi yang kekurangan dan semuanya hidup makmur.
Sejak saat itu, Felix bersyukur bisa bertemu Fahran dan Rayyan, Felix dan orang-orangnya tak perlu kerja keras lagi seperti menjadi pemasok narkoba, menjual benda-benda tajam, serta kadang menjadi pembunuh bayaran. Karena hidup mereka sudah di jamin oleh Rayyan. Dan tugas mereka pun sangat mudah, mereka hanya mencari orang yang sudah mengkhianati Perusahaan Alexander dan RAS Group. Untuk hukuman kadang Farhan dan Rayyan sendiri yang akan turun tangan langsung, tapi ada kalanya Felix lah yang di suruh menyiksa mereka secara perlahan hingga mereka meminta kematian.
"Bagus. Jangan lupa kabari aku jika Deon sudah berada di Markas."
"Siap, Tuan."
Setelah itu, mereka pun sampai di depan kantor. Seperti biasa akan ada dua satpam yang membukakan pintu buat Farhan dan Rayyan.
Farhan dan Rayyan turun dari mobil dan berjalan dengan badan tegak dan pandangan lurus ke depan. Bahkan mereka tak akan menoleh kanan dan kiri. Para karyawan yang melihat mereka pasti akan menjauh dan memberikan jarak, agar tak sampai menghalangi jalan mereka. Karena jika itu terjadi, maka hukuman akan langsung menantinya.
Sekeras itu kah kerja di Perusahaan Alexander dan RAS Group. Tentu, bahkan banyak sekali aturan-aturan yang harus di lakukan, namun di balik itu semua, gaji mereka dua kali lipat dari pada perusahaan lainnya. Bahkan ketika mereka mencapai target dari yang diterapkan oleh Perusahaan. Maka akan ada banyak bonus yang menanti. Jadi, mereka gak akan mengeluh walaupun mereka harus menuruti dengan banyaknya peraturan yang ada.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments