Kapan Akan Menikah?

Setelah Farhan pergi, tak lama kemudian, pelayan datang membawakan minuman dan camilan. Yah, tanpa di suruh, mereka akan menyiapkannya. Semua pelayan juga tau apa makanan dan minuman favorit mereka termasuk kebiasaannya.

"Son, kamu kapan akan menikah?" tanya Yunita terus terang.

"Astaga, Mom. Kenapa sih itu lagi yang ditanyakan, emang gak ada pertanyaan lain?" tanya balik Rayyan. Ia merasa jengah karena Mommy nya itu selalu aja menanyakan kapan dirinya akan menikah.

"Mommy gak akan bertanya, asal kamu sudah menikah. Mommy ini sudah tua, Mommy ingin gendong Cucu. GrandPa juga sudah gak sabar ingin menggendong cicitnya," sarkasnya. Yunita sudah berumur lima puluh tahun, tahun ini. Dulu ia menikah saat umurnya dua puluh tahun dan melahirkan Rayyan saat umurnya dua puluh satu tahun. Yah, dia memilih untuk menikah muda. Tapi walaupun umurnya sudah lima puluh, ia masih terlihat seperti umur tiga puluh tahunan, karena Yunita selain rajin olah raga, ia juga menjaga pola makannya, tidur teratur dan tentu selalu menjaga kecantikannya itu dengan mendatangkan salon terkenal ke rumahnya semingu sekali. Harga skincare-nya pun puluhan juta. Jadi, wajar jika dirinya terlihat cantik, bahkan tak ada kerutan sedikitpun di wajahnya. Atau di bagian yang lain.

"Tapi aku belum siap buat menikah, Mom. Aku juga belum punya calon buat aku jadikan istri," ujarnya kesal.

"Kenapa kamu gak nikah aja sih sama Salsa, dia cantik, baik, pintar. Papanya juga teman dekat Daddy, kamu kenal Salsa juga sudah lama. Apa salahnya jika kamu memberikan dia kesempatan buat deket sama kamu?" tanyanya. Yah, dia berfikir kalau Salsa cocok buat putranya itu. Toh seumur hidupnya, hanya Salsa yang mau dekat dengan Rayyan, karena selama ini Rayyan dan Farhan selalu menghindar dari yang namanya kaum hawa. Kecuali Yunita dan keluarga besarnya.

"Salsa? No. Aku tidak suka dia. Bahkan jika stok wania terakhir adalah Salsa. Aku tetap tidak akan pernah mau jatuh cinta padanya."

"Why?" tanya Yunita heran.

"But aku emang gak suka dia dari awal. Aku gak suka cara dia natap aku, cara dia mencari perhatian ke aku, cara dia bersikap, cara dia ngomong ke aku, dan cara dia bergaul. Aku gak semuanya, dan bagi aku Salsa itu gak cantik, biasa aja. Bahkan terlihat membosankan di mataku," jawabnya jujur.

"Astaga.Emang kamu cari istri, sesempurna apa, Son?" Reyhan ikut gregetan sendiri dengernya.

"Yang bisa menarik perhatian aku, kalem, pintar, bisa mengimbangi aku dalam semua hal, bisa masak, putih, tinggi, langsing, bisa sepuluh bahasa dari berbagai negara, faham masalah bisnis, bisa bela diri, kuat, tidak mudah di tindas, mandiri, gak cengeng, gak manja, tidak suka memakai baju kurang bahan, tidak suka centil sama lawan jenis, ramah, baik hati, suka menabung, suka bantu orang, tidak membeda-bedakan status sosial, tidak suka berkawan dengan lawan jenis, gak pernah pacaran, gak suka pergi ke club, penurut sama suami dan bersedia ikut kemanapun aku pergi," ucapnya membuat Yunita dan Reyhan melongo.

"Banyak amat syaratnya, Son?" tanya Reyhan. Padahal dulu saat ia menikahi Yunita, ia gak peduli Yunita itu pintar apa gak, kaya apa gak. Yang ia tau, saat ia melihat Yunita, ia merasa berdebar dan ingin memilikinya. Sehingga saat lulus S2, ia langsung meminta Ronald untuk melamar Yunita. Awalnya Ronald menolak, karena Yunita cuma lulusan SMA dan masih sangat muda, takutnya gak bisa mengimbangi Reyhan. Namun Reyhan meyakinkannya bahkan ia sampai bersujud di kaki Ronal agar Ronald mau mengabulkannya. Akhirnya Ronald pun mengiyakan, asal Reyhan mau memberikan cucu laki-laki sebagai pewaris dari segala kekayaannya dan Reyhan menyanggupinya. Dan setelah itu, Ronald pun melamar Yunita, tanpa ada proses lamaran atau apapun karena sebulan kemudian, mereka langsung menikah dengan pesta yang cukup mewah.

Sebenarnya Ronald punya tiga anak, dua laki-laki dan satu perempuan. Hanya saja, anaknya yang perempuan meninggal bersama sang istri saat perjalanan menuju bandara. Yah, mereka kecelakaan karena di tabrak dengan sengaja oleh musuh Ronald yang kalah dalam memenenangkan sebuah tender yang seharga puluhan milliar rupiah.

Saat itu, Ronald sangat marah sekali, ia bahkan membunuh musuhnya dan juga keluarganya tanpa menyisakan satu orang pun. Namun walaupun ia sudah membunuh keluarga itu, tetap saja Ronald merasa tidak puas dan ada yang kosong dalam hatinya. HIngga kehadiran Rayyan di dunia ini membuat hari-harinya kembali berwarna. Karena Rayyan sedikit mirip dengan mendiang istrinya.

Ah ya, anaknya Ronald yang lain bernama Ramond. Anak pertama, namun tidak bisa di banggakan karena suka bikin ulah. Ramond juga sudah menikah dengan Sinta, wanita yang Ramond ambil dari dunia hiburan malam. Sejujurnya Ronald tidak merestui hubungan mereka, tapi karena Ramond mengancam akan menyakiti Reyhan, akhirnya Ronald pun mengiyakan saja. Ramond dan Sinta memiliki satu orang anak bernama Rizal yang kini sudah berumur dua puluh delapan tahun, selisih satu tahun dengan Reyhan. Tapi mereka berdua tak pernah akrab, jika pun bertemu, pasti akan bertengkar dan saling beradu kekuatan. Bahkan mereka tidak ada yang berhenti kecuali ada yang terluka. Dan pastinya yang terluka adalah Rizal, karena Rizal walaupun bisa bela diri, namun tak sekuat Rayyan yang sudah di latih sedari kecil.

"Ya harus banyaklah, kan jadi istri aku gak mudah, Dad. Aku punya banyak musuh di mana-mana. Kalau dia gak pintar bela diri, lalu bagaimana ia bisa melindungi dirinya sendiri. Sedangkan aku gak mungkin  ada dua puluh empat jam. Dan kenapa harus cantik, putih dan langsing, biar enak aja dilihat. Kalau bangun tidur, lihat yang cantik-cantik kan bisa  bikin mata seger. Dan kenapa harus pinter masak, karena ada kalanya, aku ingin makan masakan istriku. Kenapa harus pintar bahasa, karena aku akan selalu bawa dia ke luar negeri. Dad kan tau, bisnis aku ada di beberapa negara, jadi biar dia bisa mengimbangi aku aja. Dan bisa bantu aku juga dalam mengelola perusahaan. Aku pasang kriteria kayak gitu, karena aku punya alasannya sendiri," jawab Rayyan, padahal sebenarnya, bagi Rayyan sendiri, tak peduli dia bisa apa, yang penting dia perempuan dan bisa menyayanginya dengan tulus. Tapi ia terpaksa berbohong, agar Mommy nya itu gak menjodohkan dirinya lagi dengan Salsa atau wanita-wanita lainnya.

"Wah kalau syaratnya sebanyak itu, Mommy nyerah deh. Kamu cari aja sendiri," ujar Yunita yang akhirnya memilih untuk mengalah saja. Karena cari wanita seperti itu, tentu gak akan mudah. Apalagi Salsa, dia bahkan tidak masuk sama sekali di persyaratan yang di ucapkan oleh Rayyan tadi.

"Hmm dan satu lagi. Jangan panggil aku SON. Dari tadi kalian manggil aku Son, rasanya telingaku risih dengernya," ucap Rayyan mengingatkan mereka sekali lagi. Lagian baginya, SON itu hanya berlaku untuk anak kecil. Sedangkan dirinya, bentar lagi akan berumur tiga puluh tahun, kalau orang luar denger mereka manggil dirinya SON, pasti akan sangat memalukan sekali. Lagian sudah saatnya nama panggilan itu di rubah.

"Tapi lidah Mom sudah biasa manggil kamu Son dari kamu baru lahir, jadi gak bisa di rubah begitu saja. Rasanya kaku," balas Yunita membuat Rayyan hanya bisa terdiam.

Rayyan mengambil minumannya, dan meminumnya dengan pelan dan elegant. Reyhan dan Yunita pun melakukan hal yang sama. Ngomong sedari tadi, membuat tenggorakan mereka kering dan haus.

"Oh ya Mom, nyuruh aku pulang, ada apa?" tanya Rayyan.

"Enggak ada, Mom kanngen aja, soalnya kamu sudah dua hari gak pulang," jawabnya santai membuat Rayyan geleng-geleng kepala.

"Aku gak pulang karena  banyak kerjaan, Mom. Bukan keluyuran. Lagian baru dua hari," ujarnya membuat Yunita cemberut.

"Mom gak bisa lama-lama jauh dari kamu. Bawaannya kangen terus."

"Kan ada Daddy di sini."

"Tapi tetap aja beda, Mom kan kangennya sama anaknya, Mom. Bukan sama Daddy," jawabnya tanpa rasa bersalah.

"Iya sudah mumpung Rayyan ada di sini, Mom lihat aja sampai puas. Kalau sudah puas, aku mau ke kamar, mau mandi terus istirahat."

"Emang kamu gak tidur tadi malam?" tanya Yunita.

Rayyan menggelengkan kepalanya.

"Astaga, kalau gitu kamu tidur aja. Nanti baru lanjutin ngobrolnya," ucap Yunita tak tega. Bagaimanapun ia takut Rayyan sakit karena kurang tidur

"Ya sudah." Dan setelah itu, Rayyan pun berjalan menuju lift karena kamarnya ada di lantai keempat, paling atas.

Yunita dan Reyhan hanya bisa diam melihatt Rayyan tanpa basa basi langsung pergi begitu aja.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!