Nayara menghubungi sahabat barunya yang bernama Novi, Nayara bosan di rumah, mumpung hari minggu dia ingin jalan-jalan.
Sesungguhnya Novi adalah sahabat masa kecil Nayara, hanya saja karena operasi wajah yang dilakukan akibat lukanya waktu itu Novi kini tidak mengenali lagi, apalagi Nayara juga mengganti identitas dirinya.
Novi juga seperti merasa kehadiran Nayara kecil di hatinya, meski wajahnya berbeda, ada yang selalu sama dan tak bisa berubah yaitu suara. Nayara dan Novi kembali saling nyaman.
Untuk saat ini Nayara belum bisa bercerita tentang identitas diri yang sesungguhnya pada Novi, suatu saat dia akan cerita jika waktunya tiba.
Nayara dan Novi berangkat menuju mall, rutinitas setiap minggu yang selalu Nayara lakukan.
Nayara memilih baju kantor yang terlihat terpajang rapi di dalam etalase. Dan wanita cantik itu terlihat tertarik.
"Nay, kamu yakin ke kantor akan pakai baju itu?"
"Iya, emang kenapa Nov?"
"Nggak apa-apa asal kamu nyaman."
"Kalau tidak nyaman, tidak akan aku beli, sudah tenang saja."Nayara tersenyum pada sahabatnya. Mau apapun yang dilakukan Nayara, Novi tidak ikut campur, itu privasi sahabatnya.
Nayara semakin menggila, dia juga beli rok kerja yang super pendek dan atasan yang pres body
"Gila Nay, hotpants sependek itu pasti akan memperlihatkan semua yang kau sembunyikan itu saat kamu jongkok atau menungging."
Nayara hanya menanggapi dengan senyuman kecil. "Sudahlah, aku masih perlu barang ini." Nayara mengambil beberapa baju yang akan membantunya pada rencana selanjutnya.
Nayara sendiri sebenarnya benci dengan semua ini, berpenampilan seksi di depan laki-laki sebenarnya bukanlah dirinya sendiri.
Nayara, juga membeli beberapa baju santai yang sopan dan bagus untuk di pakai di rumah dan saat waktu diluar kantor.
Saat sedang akan keluar Mall dan menuju kunjungan berikutnya Nayara dan Novi tak sengaja bertemu dengan Direktur barunya, lelaki itu nampak bersama istrinya, dan wanita itu tak lain adalah kakak tirinya yang bernama Briana.
"Briana, dia sungguh tumbuh menjadi gadis yang cantik, pantas saja Morgan tidak melihat keberadaan ku." lirih Nayara yang nyaris tak terdengar.
Nov, kita cari baju disana aja ya, kelihatannya bagus." Nayara menarik lengan sahabatnya.
"Boleh," Novi ikut kemanapun Nayara melangkahkan kaki.
Nayara segera mendekati dua insan yang bergandengan tangan dengan mesra. Lalu membenturkan sikunya dengan siku Briana lumayan keras, Nayara lalu berakting dengan pura-pura tak sengaja.
"Awww," pekik Briana terkejut dan tentunya merasakan sedikit sakit karena Nayara bukan hanya sekedar menyenggol.
"Maaf aku tak sengaja." Nayara memasang wajah bersalah.
Tanpa melihat Nayara, Morgan mengelus lengan Briana. "Biar aku lihat, apa kau terluka?"
Dalam hati Nayara mengeram, tidak terima Morgan begitu mencintai Briana. Wanita yang ikut andil dalam kejahatan mamanya dahulu.
Ya, Briana pernah menenggelamkan Nayara saat berenang berdua di kolam, Briana kecil terus menahan kepalanya di dalam air hingga tak ada kesempatan untuk meraup oksigen, tubuh Nayara lemas karena terlalu banyak air masuk ke paru-parunya, untung asisten rumah tangganya saat itu melihat, dan segera membawa Nayara naik ke bibir kolam dan menghubungi Dokter.
"Sayang, sudahlah, jangan terlalu khawatir, aku baik baik saja, tidak mungkin aku terluka kalau ada kamu di sisiku." Briana nampak besar kepala karena Morgan yang selalu perhatian meski di depan wanita.
"Ahk, anda terlalu berlebihan. Siku dia dan milikku hanya bersentuhan saja," jawab Nayara yang terlihat santai, namun dalam hati dia sangat kesal.
"Nay!" Morgan kaget melihat wanita yang diabaikan itu Nayara, sekretaris barunya.
"Kau juga ada disini rupanya." Tatapan Morgan dan Nayara bertemu.
"Bagaimana keadaan kakimu?" Morgan menatap Nayara dan serius bertanya.
"Sudah baik-baik saja Pak, buktinya aku sudah jalan-jalan ke mol. Dan setelah ini aku mau lanjut ke spa."
Morgan hanya mengangguk, Sedangkan Briana sejak tadi terlihat berfikir. menebak apakah wanita yang kini berdiri didepannya adalah sekretaris baru yang dimaksud. Wanita itu terlalu sempurna untuk menjadi sekretaris. Cantik, seksi, bahkan kulitnya lebih mulus dari miliknya.
"Silahkan lanjutkan belanja anda, Saya permisi."
Saat Nayara menggandeng tubuh Novi dan menjauh dari dua orang di depannya. Briana segera menghentikan langkah dua wanita itu dengan mengejarnya.
"Tunggu!!"
"Nayara!!"
"Iya, Nyonya? Saya Nayara, asisten baru di perusahaan suami anda?" Ujar Nayara berusaha tenang, sambil mengulurkan tangan.
Briana menatap wajah Nayara dengan intens, lalu melihat keatas kebawah berulang kali.
"Maaf Nona, apa ada yang aneh dengan penampilan saya? Maaf saya belum pandai berdandan." kata Nayara merendah.
Briana menjabat tangan Nayara, dengan mencoba mengingat wajah saudara tirinya yang sudah mati beberapa tahun lalu itu.
Briana mulai menelisik dari segala segi, wajah memang jauh berbeda, adiknya memiliki tahi lalat di bawah mata sedangkan Nayara yang kini berdiri di depannya tak ada tanda itu, Nayara yang ini sungguh sangat cantik, matanya juga indah dan besar.
"Nyonya apakah ada yang aneh dengan saya?" Merasa diperhatikan berlebihan Nayara ikut mengamati kemolekan tubuhnya.
"Tidak ada, kamu sangat cantik, tolonglah selama menjadi sekretaris suami saya, kamu yang profesional."
Nayara tahu Briana merasa tak aman dengan kehadirannya di dekat suaminya.
"Tentu, Nyonya. Saya akan berusaha seprofesional mungkin."
"Sayang kamu kenal dengan dia?" Tanya Morgan yang tiba-tiba sudah ada di belakang Briana.
"Tidak Honey, aku hanya peringatkan sekretaris baru ini untuk bekerja profesional, gadis muda seperti dia pasti masih suka bermain-main, Apalagi mayoritas penghuni kantor adalah kaum laki-laki muda. Bukankah itu akan mengganggu kinerjanya?"
"Kau sangat berlebihan, Mari kita lanjutkan belanja." Morgan nampak malu melihat istrinya ikut campur perihal pekerjaan.
Briana menurut, dia kembali memilih-milih baju, memberi kesempatan suaminya untuk bicara pada Nayara.
"Apa kau baik baik saja?" Morgan bertanya pada Nayara dengan setengah berbisik.
"Iya, aku baik-baik saja, Pak," jawab Nayara sambil mengangguk hormat.
"Bagus, besok jangan datang lagi ke kantor. Kamu dipecat!"
"Hah, jangan pak!"
"Jangan pecat saya, Pak," Nayara memohon.
"Kalau kamu bisa jalan sampai mall? Kenapa kamu kemarin bilang sakit dan aku harus membatalkan rapat dengan tuan Akio."
"Kemaren memang saya masih sakit Pak," ucap Nayara tanpa berani menatap wajah Morgan.
"Baiklah, aku memaklumi, tapi jika kamu ketahuan berbohong aku tak segan untuk memecat mu tanpa pesangon."
"Siap, Pak." Nayara memasang ekspresi takut, padahal dengan prestasi yang dimiliki dia bisa bekerja dimanapun yang dia mau.
Setelah Morgan dan Briana sudah tak terlihat lagi, Nayara mengajak Novi ke tempat SPA, wanita pemilik gaya hidup mewah ketika di negara asing itu selalu datang ke salon kecantikan meski hanya untuk menicure dan pedicure.
"Novi, waktunya kita manjakan diri, aku sudah lama tidak mandi sauna." Mereka dengan langkah bahagia masuk ke rumah SPA.
Ditempat lain Briana meminta Morgan untuk tidak dekat-dekat dengan Nayara.
"Sayang, kamu jangan dekat-dekat dengan dia."
"Kenapa? kamu cemburu?"
"Tidak, tidak mungkin aku cemburu." Briana memeluk pinggang suaminya sambil mengamati barang branded yang terpajang di etalase
"Jangan khawatir, hati ini sudah terkunci, aku akan terus menyayangimu." Morgan berhenti di sebuah toko perhiasan. Tapi hanya melihat saja, dia tak ingin beli karena sudah terlalu sering membelikan istrinya itu.
*Sayang sayangku, jangan lupa ritualnya ya. Like, Comen, vote.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Sri Hartinah
critanya bagus kak
2023-01-30
1
🌼 Pisces Boy's 🦋
semangat Nay memikat Morgan
2022-12-27
0
mintil
aku tandai kamu morgan. pake gombal segala kunci2 apaan.
2022-12-15
4