Emosi

Elisa tengah berbincang dan bercanda ria dengan Lili di dalam kelas mereka juga tak lupa menyebarkan tandatangan yang sudah di dapatkan oleh Lili sebelumnya, para siswi berdesakan saling berburu tandatangan tersebut bahkan banyak dari mereka yang rela membeli tandatangan dari secarik kertas tersebut dengan harga yang tinggi, Lili dan Elisa tersenyum senang dan mereka saling menepuk tangan karena tujuannya berhasil.

"Hhaha.. benar kan kataku, ini akan jadi bisnis" ucap Lili sambil mengibaskan uang itu pada wajahnya,

"Kau memang cerdas dalam berbisnis Li, kalau begitu nanti kita minta tandatangan dari mereka yang banyak" jawab Elisa sambil tersenyum senang.

Elisa sedikit terobati karena mendapatkan uang yang banyak hari ini dengan begitu dia bisa membelikan makanan enak untuk anak anak panti yang lain dan dia tidak perlu mencari pekerjaan paruh waktu selepas pulang sekolah.

Saat mereka tengah menjajakan tandatangan itu tiba tiba saja dosen datang dan mereka berdua segera kembali duduk di bangkunya masing masing serta merapikan semua kertas yang berserakan diatas meja depan bekas jualannya, saat dosen masuk ternyata itu bukan seorang dosen biasa dia adalah rektor universitas Paramadina dan yang lebih mengagetkannya lagi di belakang rektor muncul 2 orang pria yang tak lain adalah Devinka dan Reksa, mereka berjalan dengan kedua tangan yang dimasukkan kedalam saku celananya, penampilan modis dengan wajah sombong yang membuat Elisa muak melihatnya, berbeda dengan Elisa para mahasiswi lain termasuk Lili justru malah bersorak kegirangan dan mereka berbisik satu sama lain menatap kagum pada kedua pria itu.

Rektor mulai memperkenalkan mereka berdua sebagai mahasiswa baru sama sepertiku dan teman teman yang lainnya, hanya saja mereka masuk beberapa hari lebih telat dari yang lain karena baru sampai di Indonesia, Elisa bahkan tak melihat dan mendengarkan penjelasan rektor kecuali saat rektor mengatakan bahwa mereka akan berada di jurusan yang sama dengan dirinya.

Elisa yang kaget mendengar itu refleks dia berbicara keras sampai tak sadar kalau dia menjadi pusat perhatian.

"Apa... Dia akan di sini?" Ucap Elisa dengan suara yang keras,

Rektor dan semua orang yang ada di dalam ruangan menatap sinis dan tajam ke arah Elisa,

"Elisa ada apa, apa kau keberatan mereka masuk di jurusan ini?" Tanya rektor dengan serius,

"A..ah... Tidak pak, saya hanya kaget orang sehebat mereka bisa satu jurusan dengan saya dan yang lainnya hehe" jawab Elisa beralasan dan tersenyum kecil,

Lili langsung menarik lengan Elisa dan memberikan peringatan agar Elisa bisa menjaga sikap juga emosinya, Elisa pun mengangguk seakan mengerti dengan isyarat yang di berikan oleh Lili padanya.

Selama ini Devinka mungkin tidak sadar kalau dia selalu berada di dalam kelas yang sama dengan Elisa karena dia adalah orang kaya yang terpandang dan ketua The Boys yang banyak di idolakan semua orang, sedangkan Elisa hanya siswa biasa yang mengandalkan kepintarannya untuk bisa melanjutkan sekolah, tapi Elisa selalu kesal dan menyimpan dendam pada Devinka karena sedari SMP sampai dia tamat SMA Devinka selalu mendapatkan peringkat satu juga beasiswa penuh sedangkan dia selalu berada tepat setelah Devinka dan hanya mendapatkan separuh beasiswa, itu membuatnya harus bekerja paruh waktu untuk memenuhi kebutuhan sekolahnya yang lain.

Dan saat rektor mempersilahkan Devinka dan Reksa untuk memilih bangku Devinka menatap ke arah Elisa dan dia mulai berjalan menghampirinya lalu menyuruh Elisa untuk pergi dari bangku tersebut.

"Minggir, mulai sekarang tempat ini milikku" ucap Devinka dengan wajah yang sombong dan datar,

Elisa yang tidak terima dia langsung marah dan membentak Devinka dia menolak untuk memberikan bangkunya pada Devinka.

"Hah?, Kenapa harus milikku di sana masih banyak tempat yang kosong aku sudah lebih dulu memilih meja ini" jawab Elisa dengan menatap tajam ke arah Devinka,

Para mahasiswi lain seakan ikut menatap tajam ke arah Elisa dan mereka tiba tiba saja ikut campur juga memarahi Elisa dan menyuruhnya untuk pergi dari bangku tersebut.

"Heh... Cewek miskin berani beraninya kau bicara lantang pada Devinka, cepat minggir kau bahkan tidak pantas kuliah di tempat mewah seperti ini" ucap salah satu siswi dengan sinis,

"Iya... Betul cepat pergi kau.." teriak siswi lainnya yang diikuti dengan teman yang lain,

"Pergi atau kau akan mendapatkan balasannya" ancam Devinka,

Elisa pun segera pergi dengan kesal dari sana dan dia mendapatkan meja yang ada di paling belakang, begitu pula dengan Lili dia juga sama sama diusir oleh Reksa namun bedanya Lili justru malah memberikan mejanya itu dengan senang hati dan dia duduk tepat di depan Elisa.

Elisa sangat geram dan dia tidak bisa melakukan apapun ditambah rektor sudah keluar dari kelas membuat dia tidak memiliki kekuatan sedikitpun, Elisa semakin membenci Devinka karena dia sudah mengambil tempat yang dipilih oleh Elisa sebelumnya.

"Euhhhh.... Selalu saja orang kaya yang dijadikan peran utama, mereka bisa mengambil apa yang mereka inginkan tanpa memperdulikan orang lain, menyebalkan" ucap Elisa menggerutu dan mengucek tas sekolahnya sendiri,

"Sudah lah Elisa lagi pula itu kan hanya bangku sudah sudah, kamu akan tetap pandai kok meski duduk di meja belakang, kan masih ada aku" ucap Lili berusaha menghibur,

"Apaan yang ada, kau selalu mencontek padaku" jawab Elisa sambil merotasikan matanya,

Lili hanya tersenyum canggung dan pembelajaran pertama segera dimulai, Elisa selalu belajar bersungguh sungguh dan dia dapat menyelesaikan semua pertanyaan yang diberikan oleh dosen secepat kilat sehingga bisa keluar dari kelas lebih dulu dari mahasiswa yang lainnya.

Sedangkan Lili adalah kebalikan dari Elisa dia selalu menjadi yang terakhir keluar dari kelas, dan Elisa harus menunggunya di luar sampai dia bisa menyelesaikan semuanya, untunglah dosen kali ini sangat baik sehingga dia tetap mengijinkan semua mahasiswa untuk keluar meski tugasnya belum selesai semua.

Lili berjalan lesu menghampiri Elisa dan seperti biasa dia selalu mengeluh soal pelajaran pada Elisa.

"El... Sepertinya aku sudah tidak sanggup sekelas denganmu lagi, pelajarannya diluar batas kemampuanku El" ucap Lili dengan wajah yang lesu,

"Aku kan sudah bilang sejak awal kalau kau tidak sanggup sebaiknya jangan, kenapa kau memaksakan dirimu sendiri" ucap Elisa.

Mereka pergi ke parkiran dan saat sampai di sana Elisa kaget karena melihat sepedanya sudah rusak dan tergeletak begitu saja di tengah jalan, dia segera menghampiri sepedanya dan memeriksa namun sepeda itu sudah rusak parah.

"Astaga... Elisa kenapa sepeda nya jadi rusak begini?" Tanya Lili yang ikut kaget,

"Aishh... Siapa yang berani beraninya melakukan ini padaku!" Bentak Elisa kesal dan dipenuhi amarah,

Tiba tiba saja 3 orang wanita datang menghampiri dia dengan tertawa terbahak bahak.

"Haha... Rasakan itu siapa suruh kau berani sekali membentak Devinka saat di kelas tadi dasar wanita tidak tau diri" ucap salah satu wanita itu,

"Oh.. jadi kalian biang keladinya, rasakan ini euhhh" ucap Elisa sambil langsung menjambak rambut mereka.

Elisa yang mengetahui ternyata mereka yang merusak sepedanya dia marah dan langsung saja menjambak rambut mereka sekuat tenaga Elisa berusaha keras membalaskan kemarahannya ke pada mereka, saking marahnya Elisa sampai tak sadar dan tidak memperdulikan bahwa dirinya sudah menjadi tontonan para mahasiswa lain yang berkerumun melihat perkelahiannya dengan ketiga wanita centil tadi,

Seorang dosen datang dan melerai perkelahian mereka sampai akhirnya Elisa harus menghadap rektor dan dia mendapatkan surat peringatan.

"Elisa kau ini adalah salah satu siswa berprestasi di sini, kalau kau melakukan kegaduhan sekali lagi, terpaksa saya akan mencabut beasiswamu" ucap sang rektor dengan tegas,

Elisa hanya menggangguk patuh dan meminta maaf, meski dia sudah menjelaskan kronologi kejadian itu dan alasan dia memulainya namun rektor tetap tak berpihak padanya hanya karena ketiga wanita itu memiliki orangtua yang menjadi investor pada kampus ini, Elisa sadar dia hanyalah mahasiswa biasa yang seharusnya tidak membuat kekacauan seperti ini, dia hanya bisa pasrah lalu segera pergi dari sana bersama Lili.

Episodes
1 Di Kampus
2 Emosi
3 Kesedihan
4 Menjengkelkan
5 Mencari Pekerjaan
6 Bertengkar dengan Lili
7 Berdebat Di Kantin
8 Pulang Kuliah
9 Rumah Devinka
10 Menjahili Elisa
11 Mencari Ikat Rambut
12 Mamih Lili
13 Pesanan Devinka
14 Cemas
15 Kesialan
16 Karena Dia
17 Bertemu Lili
18 Dikejar Devinka
19 Melampiaskan Amarah
20 Dipecat
21 Menolong Seorang Wanita
22 Mengantar Pulang
23 Bekerja Menjadi Bodyguard
24 Di Dandani
25 Di Pesta
26 Berdebat
27 Satu Kelompok
28 Kalah Taruhan
29 Pemotretan
30 Membantunya
31 Menebus Obat
32 Devinka yang Menjengkelkan
33 Menahan Tawa
34 Mimpi Buruk
35 Hampir Ketahuan
36 Di Perusahaan
37 Hari Pertama
38 Gosip
39 Rekan Kerja yang Baik
40 Hampir Tertabrak
41 Mencari Elisa
42 Bertemu Elisa
43 Perpisahan
44 Persaingan
45 Di kantor polisi
46 Mendapat bahan berita
47 Sebuah Berita
48 Salah Sangka
49 Berhasil Membujuk
50 Menabrak
51 Pertemuan Reksa dan Eril
52 Melapor
53 Selesai Wawancara
54 Makan dengan Devinka
55 Alergi
56 Kembali ke Perusahaan
57 Menemui Devinka
58 Bertemu kak Eril
59 Gemetar
60 Di culik
61 Perkelahian
62 Di rumah sakit
63 Ciko yang menyebalkan
64 Di tolong Devinka
65 Narsis
66 Jatuh
67 Keluar dari rumah sakit
68 Di sambut
69 Hampir jatuh
70 Amarah kak Kris
71 Tidak Makan enak
72 Ditolong Devinka
73 Dengan Devinka
74 Minum di botol yang sama
75 Bercanda dengan Devinka
76 Tertidur
77 Pagi hari
78 Melawan Devinka
79 Kehilangan satu pekerjaan
80 Mengirit uang
81 Perihal mie instan
82 Kehilangan Ponsel
83 Reaksi Devinka
84 Berhasil Menemukan Ponselnya
85 Sadar diri
86 Di basecamp
87 Tidak Peka
88 Ketiduran
89 Bertengkar
90 Ke panti
91 Tersedak
92 Makan Pizza
93 Lembur
94 Hampir Terserempet
95 Panik
96 Tumpangan
97 Mengantar Pulang
98 Keterlaluan
99 Bertengkar dengan kak Kris
100 Merasa Malu dan Gugup
101 Dibantu Devinka
102 Sebuah Pelukkan
103 Menjelaskan
104 Terakhir Magang
105 Merasa sedih untukku
106 Menangis
107 Pekerjaan Baru
108 Cemburu
109 Bersama Devinka
110 Merasa Kasihan
111 Aneh
112 Salahpaham
113 Berbohong
114 Hutang
115 Bertengkar di kampus
116 Ibunya?
117 Di Bandara
118 Satu Minggu Kemudian
119 Pemberian Devinka
120 Hari Wisuda
121 Menangis di pojokan
122 Makan Bersama
123 Ke Perusahaan
124 Menyatakan Perasaan
125 Kabar Baik
126 Di taman
127 Mencicipi banyak minuman
128 Dika yang murung
129 Berkemas
130 Kekesalan Reksa
131 Emosi Ciko
132 Kebohongan Devinka
133 Wawancara
134 Di terima bekerja
135 Pergi Lusa
136 Di bantu Devinka
137 Pulang Kerja
138 Di perjalanan
139 Menaiki Wahana
140 Di taman hiburan
141 Menyatakan Perasaannya
142 Rafat
143 Menyadari
144 Ibu Dika
145 Tante Michael
146 Menolong Tante Merina
147 Sadar
148 Devinka Gelap Mata
149 Pulang Saat Itu Juga
150 Memberikan Kesempatan Dika
151 Tamparan
152 Melawan Nyonya Merisa
153 Mencicipi Makanan Penutup
154 Melawan Keysa
155 Dengan Dika
156 Tidak mendapatkan pekerjaan
157 Di Restoran
158 Memilih Dika
159 Dika yang sakit
160 Ending
Episodes

Updated 160 Episodes

1
Di Kampus
2
Emosi
3
Kesedihan
4
Menjengkelkan
5
Mencari Pekerjaan
6
Bertengkar dengan Lili
7
Berdebat Di Kantin
8
Pulang Kuliah
9
Rumah Devinka
10
Menjahili Elisa
11
Mencari Ikat Rambut
12
Mamih Lili
13
Pesanan Devinka
14
Cemas
15
Kesialan
16
Karena Dia
17
Bertemu Lili
18
Dikejar Devinka
19
Melampiaskan Amarah
20
Dipecat
21
Menolong Seorang Wanita
22
Mengantar Pulang
23
Bekerja Menjadi Bodyguard
24
Di Dandani
25
Di Pesta
26
Berdebat
27
Satu Kelompok
28
Kalah Taruhan
29
Pemotretan
30
Membantunya
31
Menebus Obat
32
Devinka yang Menjengkelkan
33
Menahan Tawa
34
Mimpi Buruk
35
Hampir Ketahuan
36
Di Perusahaan
37
Hari Pertama
38
Gosip
39
Rekan Kerja yang Baik
40
Hampir Tertabrak
41
Mencari Elisa
42
Bertemu Elisa
43
Perpisahan
44
Persaingan
45
Di kantor polisi
46
Mendapat bahan berita
47
Sebuah Berita
48
Salah Sangka
49
Berhasil Membujuk
50
Menabrak
51
Pertemuan Reksa dan Eril
52
Melapor
53
Selesai Wawancara
54
Makan dengan Devinka
55
Alergi
56
Kembali ke Perusahaan
57
Menemui Devinka
58
Bertemu kak Eril
59
Gemetar
60
Di culik
61
Perkelahian
62
Di rumah sakit
63
Ciko yang menyebalkan
64
Di tolong Devinka
65
Narsis
66
Jatuh
67
Keluar dari rumah sakit
68
Di sambut
69
Hampir jatuh
70
Amarah kak Kris
71
Tidak Makan enak
72
Ditolong Devinka
73
Dengan Devinka
74
Minum di botol yang sama
75
Bercanda dengan Devinka
76
Tertidur
77
Pagi hari
78
Melawan Devinka
79
Kehilangan satu pekerjaan
80
Mengirit uang
81
Perihal mie instan
82
Kehilangan Ponsel
83
Reaksi Devinka
84
Berhasil Menemukan Ponselnya
85
Sadar diri
86
Di basecamp
87
Tidak Peka
88
Ketiduran
89
Bertengkar
90
Ke panti
91
Tersedak
92
Makan Pizza
93
Lembur
94
Hampir Terserempet
95
Panik
96
Tumpangan
97
Mengantar Pulang
98
Keterlaluan
99
Bertengkar dengan kak Kris
100
Merasa Malu dan Gugup
101
Dibantu Devinka
102
Sebuah Pelukkan
103
Menjelaskan
104
Terakhir Magang
105
Merasa sedih untukku
106
Menangis
107
Pekerjaan Baru
108
Cemburu
109
Bersama Devinka
110
Merasa Kasihan
111
Aneh
112
Salahpaham
113
Berbohong
114
Hutang
115
Bertengkar di kampus
116
Ibunya?
117
Di Bandara
118
Satu Minggu Kemudian
119
Pemberian Devinka
120
Hari Wisuda
121
Menangis di pojokan
122
Makan Bersama
123
Ke Perusahaan
124
Menyatakan Perasaan
125
Kabar Baik
126
Di taman
127
Mencicipi banyak minuman
128
Dika yang murung
129
Berkemas
130
Kekesalan Reksa
131
Emosi Ciko
132
Kebohongan Devinka
133
Wawancara
134
Di terima bekerja
135
Pergi Lusa
136
Di bantu Devinka
137
Pulang Kerja
138
Di perjalanan
139
Menaiki Wahana
140
Di taman hiburan
141
Menyatakan Perasaannya
142
Rafat
143
Menyadari
144
Ibu Dika
145
Tante Michael
146
Menolong Tante Merina
147
Sadar
148
Devinka Gelap Mata
149
Pulang Saat Itu Juga
150
Memberikan Kesempatan Dika
151
Tamparan
152
Melawan Nyonya Merisa
153
Mencicipi Makanan Penutup
154
Melawan Keysa
155
Dengan Dika
156
Tidak mendapatkan pekerjaan
157
Di Restoran
158
Memilih Dika
159
Dika yang sakit
160
Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!