Rania memang tidak menceritakan pada siapa pun tentang kesedihan dan masalah yang menimpanya itu,bahkan dengan Tania sekalipun tidak pernah dia ceritakan, Saat Tania berbicara tadi dia merasa sedih mengingat hidupnya dikampung halamannya, dia memang belum cerita dengan Tania tentang kehidupannya itu, karena dia tidak ingin ada yang tahu keadaannya.
Motor yang dikendarai mereka berdua berhenti disebuah gedung tinggi dengan memiliki banyak lantai bertingkat.
" Masuklah Rania, tanya dengan securitynya dan bilang ingin interview." ucap Tania.
" Baiklah...terimakasih ya." ucap Rania tersenyum.
Tania mengangguk.
" Nanti kalau sudah hubungi saja aku ya, aku jemput lagi, oyo semangat." ucap Tania tersenyum, dan dianggukkan Rania.
Kemudian Tania meninggalkan Rania yang masih berdiri didepan gedung tersebut.
" Baiklah, semangat...!!" ucapnya sembari menyemangati dirinya sendiri seraya melangkah dengan mantap menuju kepintu lobby.
" Selamat pagi pak." sapanya pada security kantor tersebut.
" Pagi Mbak, mau interview?" tanya security tersebut.
" Iya pak, saya menuju kemana ya pak untuk menunggunya?" Tanya Rania.
" Mbak masuk saja kedalam interviewnya dilantai dua Mbak."
" Terimakasih ya pak." ucapnya sembari meninggalkan security itu.
" Waduh, lantai dua? aku harus masuk lift mana nih, aku kan belum pernah memasuki lift." ucapnya seraya berjalan perlahan menoleh kiri dan kanan mencari orang yang sama-sama interview dilantai dua.
Kemudian dia melihat dua orang laki-laki dan satu perempuan sedang menunggu dipintu lift, diapun memberanikan dirinya untuk mendekati mereka dan menanyakannya.
" Pagi, mbak..." Sapa Rania sok kenal.
" Pagi..." Balas wanita tersebut seraya menatap kearah Rania sembari tersenyum.
" Mbak mau kelantai dua?" tanya Rania
" Iya "
" Mbak interview juga?"
Wanita itu hanya tersenyum Rania menanyakan soal interview padanya.
" Mbaknya mau interview ya?" Tanya balik wanita itu.
" Iya mbak,,," jawabnya singkat.
" Ya udah barengan aja naik keatas." ucapnya wanita tersebut.
Rania terlihat senang karena dia ada mendapatkan pertolongan memasuki lift, pintu lift terbuka dan dia bersama yang lainnya memasuki lift, Rania pun melihat cara kerja lift tersebut, karena dia tidak mungkin mencari bantuan terus untuk naik turunnya melalui lift nanti jika dia diterima dikantor ini. Beberapa saat kemudian pintu lift terbuka kembali mereka keluar dari lift tersebut terlihatlah beberapa orang yan sedang menunggu dikursi tunggu tersebut.
" Silahkan Mbaknya nunggu dikursi itu, menunggu nomer antrian nya dipanggil." ucap wanita yang bersama Rania.
Dia terkejut karena wanita tersebut bukan datang untuk interview, tapi dia adalah karyawan tetap kantor tersebut, wanita itu kemudian mendekati seorang lelaki dan terlihat berbicara sebentar lalu laki-laki itu pun memberikan nomer antrian pada wanita itu dan kemudian wanita itu mendekati lagi Rania dan memberikan nomer antrian buat Rania.
" Semoga berhasil ya..." ucapnya sembari menyentuh pundak Rania dan berjalan menuju kearah ruangan yang berada tidak jauh dari Rania berdiri, Rania hanya menganggukkan kepalanya saja kemudian dia melangkah dan duduk disamping para wanita dan laki-laki yang sedang menunggu dipaggil nomer antriannya.
Semua mata menatap kearah Rania, dan ada yang menatap dengan tatapan sinis dan ada yang menatap dengan tatapan yang tidak senang dan ada juga yang menatap dengan tatapan bersahabat dan berteman,tapi semua yang menatap Rania dengan tidak bersahabat itu dia balas dengans senyumannya dan dia pun terus menunggu, satu persatu orang tersebut meninggalkan ruangan itu dan sudah selesai interviewnya, akhirnya sampailah giliran Rania dengan nomer antrian yang dipegangnya tersebut, dia tersenyum dan melangkah memasuki ruangan interviewnya.
" Silahkan duduk..." ucap salah seorang perempuan yang berada diruangan itu.
Rania mengangguk, tapi dia merasa heran, tak terlihat seseorang pun yang ada diruangan itu untuk ngiterviewnya, cuma hanya ada wanita tersebut, kemudian wanita itu dihubungi melalu ponselnya terlihat ada yang berbicara dengannya terdengar ditelinga Rania dia mengatakan ' ' siap Bos...'
" Mbaknya tunggu disini dulu, karena Bos saya yang langsung interview mbaknya." Ucapnya.
" Oh iya Mbak." ucap Rania merasa terkejut, karena hanya dia yang akan ditanya jawab sama pimpinannya langsung.
" Kenapa aku langsung pimpinannya sih, kan sedari tadi bukan pimpinanya?" Pikir Rania kemudian membenarkan duduknya.
Kemudian terdengar dibelakang Rania seseorang berbicara dengan wanita itu.
" Silahkan kamu keluar dan biarkan saya langsung menginterviewnya." Terdengar suara lelaki yang dari suaranya terdengar sangat tegas.
" Siap Bos, saya permisi .." ucap wanita tersebut kemudian meninggalkan Rania dan pak Bosnya didalam ruangan itu, Devan berjalan menuju meja kerja yang ada diruangan itu, sedangkan Rania hanya menundukkan wajahnya, rasa gemetar kemudian melandanya karena dia takut salah dalam menjawab pertanyaan dari pimpinan kantor ini.
" Ya Tuhan kuat aku...." gumannya dalam hati sembari memainkan jari jemarinya sendiri karena dalam keadaan gugup hatinya.
Devan melepaskan kancing jasnya dan langsung duduk dihadapan Rania, dia tidak terlalu mengawasi Rania tapi dia langsung membuka berkas lamaran Rania tersebut yang sudah berada diatas mejanya itu.
" Rania Isyhabell..." Ucap Devan seraya menatap kearah Rania yang menundukkan kepalanya itu dan Rania pun langsung melihat kearah Devan.
" Ya..pak.." ucapnya singkat dan membuat keduanya terkejut karena mereka berdua sudah pernah bertemu dipersimpangan tadi pagi.
" Kamu!!" Ucap Devan menatap kearah Rania dengan tanpa kedip.
" Bapak! Bapak kan yang tadi ingin menabrak saya?"
" Siapa yang ingin menabrak kamu, malah saya yang ingin menyelamatkan kamu, kalau bukan karena mobil saya menghentikan langkah kamu, mungkin saja kamu tidak bisa berada disini sekarang!" Ucap Devan santai dengan ucapannya tapi tidak dengan Rania.
" Bapak sembarangan!bapak sengaja kan tadi itu? Tidak ada saat itu kendaraan lewat, hanya kendaraan bapak saja, jangan mentang-mentang bapak menggunakan mobil mewah seenaknya bicara seperti itu dan seenaknya juga berhenti secara mendadak didepan saya yang sedang berjalan kaki." Ucapnya tidak kalah ketusnya.
" Apa kata kamu?saya sengaja?"
" Nggak usah terkejut seperti itu pak, saya yang seharusnya terkejut karena saya salah alamat masuk kantor ini, karena pemimpinnya sangat tidak bertanggung jawab, sudah mau menabrak orang eh malah ditinggal seperti itu saja." Ucapnya sembari berdiri dan hendak meninggalkan ruangan Devan.
Namun saat dia mau berjalan ujung Roknya tertindih kaki kursi yang dia duduki saat itu dan Rania pun terjatuh terduduk, karena saat itu Rania menggunakan Rok hitam panjang dan sedikit lebar.
" Aauu...Aduh!" Ucapnya sembari menggosok-gosok kakinya yang terasa sakit, melihat Rania terjatuh Devan langsung berdiri dan mendekatinya, dia pun hendak membantu Rania agar bisa berdiri,namun Rania menolaknya dengan menepiskan tangan Deven dengan kuat dan Rania pun menarik Rok panjangnya itu dengan kencang, karena dia hendak berdiri dan kebetulan sekali sepatu Devan menginjak ujung rok tersebut dan tak diurungkan lagi saat ditarik Rania tubuh Devan tidak bisa dikendalikan olehnya sendiri dan....
" Buckh!!!" Tubuh Devan jatuh diatas tubuh Rania terjatuh dan Devan pun menciun pipi Rania yang sempat memalingkan wajahnya kesamping.
" Awww..." Ucap Rania seiring tubuh Devan jatuh ditubuhnya, dan mereka sama jatuh kelantai dengan posisi terlentang dengan tubuh Devan berada didiatas tubuh Rania.
Dengan cepat Rania menepis tubuh Devan kesamping dan Rania secepat kilat berdiri dari terjatuhnya sembari berkata...
" Interview dibatalkan!!Huh!!" Ucapnya sembari berjongkok mengambil tasnya dan berjalan keluar ruangan Devan.
Devan yang posisi masih terlentang dilantai ruangan itu pun hanya bisa mengusap wajahnya dengan kasar dan menatap langit-langit ruangannya tersebut, dia membiarkan Rania berjalan keluar ruangan itu dan meninggalkannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Ana
ya ampun rania kamu berani banget 😂😂😂😂😂harusnya devan yang marah dan batalin interview
2022-11-08
1
🍊𝐂𝕦𝕞𝕚
bukannya si boss yang marah marah ini mah malah Rania yang marah dan membatalkan interview nya sendiri 🤭🤭🤭🤭
2022-11-07
1
@C͜͡R7🍾⃝ᴀͩnᷞnͧiᷠsͣa✰͜͡w⃠࿈⃟ࣧ
wah Rania udh salah paham sama devan
2022-11-06
1