" Kenapa sampai masuk bengkel sih Tan?" Tanya Rania seraya duduk disamping Tania yang menggeser duduknya tersebut.
" Aku juga nggak tahu Ran, tadi sewaktu aku berangkat kekedai baik-baik aja kok, tapi pas mau jemput kamu eh...ternyata roda bannya mengalami kebocoran, untung saja bengkel ini pagi-pagi sudah buka, jadi aku terselamatkan." ucapnya tersenyum tapi dia melihat rona wajah Rania terlihat kesel sekali.
" Kau kenapa Ran, kamu kesel ya dengan ceritaku tadi.?" tanyanya
Rania menggelengkan kepalaya dan hanya mnatap sesat pada Tania.
" Atau kamu kesel dengan kantor Devgroup? "
Tidak ada jawaban dari Rania.
" Rania! Hey.... " Senggol Tania menatap wajah Rania, Rania tersadar.
" Iy...iya Tania, sudah selesai memperbaiki motormu?" Ucapnya.
" Belum noh! Kenapa sih dengan kamu Ran, kok terlihat sekali ada sesuatu ada apa sih? Ngomong dong "
" Huhh!!.. aku lagi kesal dengan cowok judes itu, dia yang hampir menabrak ku dia yang malah ceramahin aku, kesalkan"
" Dimana kejadiaannya?"
" Disitu dekat lampu merah, dia tiba-tiba saja langsung berhenti begitu saja."
" Tapi kami nggak apa-apakan ?"
" Iya aku nggak apa-apa."
" Mungkin orang itu baru bisa pake kendaraan kali."
" Kayanya nggak deh, orang berada sepertinya."
" Begitulah kalau orang kaya, semaunya, sudahlah jangan kamu pikirkan, yang penting kamu nggak apa-apa." ucap Tania.
" Neng, sudah selesai." ucap paman bengkel.
" Berapa paman?" tanya Tania.
" Tiga puluh lima ribu neng"
Kemudian Tania mengeluarkan selembar uang seratus ribu dan memberikannya pada pemilik bengkel.
" Maaf neng nggak ada kembaliannya, nanti aja neng dikasihnya, karena paman nggak ada kembaliannya biasa neng baru buka." ucapnya tersenyum.
" Buat paman aja kembaliannya." ucap Tania tersenyum juga.
" Tapi kebanyakan neng." ucapnya
" Nggak papa mang, karena itu tidak seberapa mang, karena saya sudah tertolong sama pamannya."
" Terimakasih banyak ya neng..."
Tania mengangguk...
Kemudian mereka meninggalkan bengkel tersbut, menuju kearah Devgroup.
Dikantor Devgroup...
" Ayo cepatan ntar Bos keduluan sampai lagi diluar, jangan lamban nanti bos marah besar dengan kita kalau ada keterlambatan." Ucap William berjalan mengomando para teman-teman kerjanya, William memang orang kepercayaan Keluarga Devan, walaupun dia sangat dipercaya dengan keluarga Devan tapi dia tidak sombong, dan dia juga tetap ramah dengan karyawan yang lain.
Kemudian mereka menunggu sang bos yang belum terlihat batang hidungnya, jangan batang hidungnya mobilnya saja nggak terlihat, William menengok kiri dan kanan sesekali dia menengok jam yang melingkar dipergelangan tangan kirinya itu, seraya monda mandir seperti setrikaan menanti kedatangan sang bos.
Beberapa saat kemudin terlihat mobil Devan dan berhenti didepan pintu Lobby, Devan yang sudah sampai kantornya itu disambut dengan securitynya untuk mengambil alih kendaraan bosnya itu dan dia pun turun dari mobilnya dengan pintu mobil dibuka William, Devan merapikan kancing jasnya dan dia menatap para karyawannya berada didepan lobby dengan memberikan hormat padanya dengan menundukkan kepalanya sesaat sembari memberikan salam.
" Selamat pagi pak Bos!" ucap mereka, Devan hanya menganggukkan kepalanya, William langsung mendekati Devan dan mempersilahkan Devan masuk kedalam kantornya tersebut dan Devan pun melangkah menuju kearah lift sembari berbicara pada William.
" Sudah kamu siapkan ruangan rapat?"
" Sudah, dan siap digunakan sesuai perintah Bos." ucapnya tersenyum berjalan disamping Devan.
" Kamu yakin kalau rapat kali ini sudah siap dan benar semua perlengkapannya?" ucap Devan menoleh sesaat pada William sembari terus melangkah diikuti yang lainnya.
" Yess! Saya yakin Bos, bisa dicek saja ruangannya." sahutnya mantap.
" Biasanya kamu teledor, lagian dari dulu sampai sekarang keteledoran kamu dipelihara." ucap Devan melirik William yang ada disebelahnya.
" Ya nggaklah Bos, itukan dulu sering salah, sekarangkan sudah teliti." ucapnya merasa bangga dengan drinya."
" Bagus!!" ucapnya singkat
" Hehehehehe..."
" Tapi awas!! kalau sampai ada yang terlupa aku akan pecat kamu!" ucap Devan lagi membuat William terkejut namun dia masih dapat menguasai dirinyanya dari rasa terkejutnya.
" Siap Bos!" ucapnya singkat.
" Bagus!!" ucap singkat Devan untuk kedua kalinya pada William.
" Mudah-mudahan saja ruangan rapat dan berkas-berkas yag diperlukan tidak ada yang kurang." gumamnya dalan batinnya.
" Oh ya Bos, tadi Nyonya Besar menghubungi saya, katanya saat dia berada di Tanah Air nanti dia tidak ingin mendengar Bos Devan sendirian lagi setidaknya sudah ada wanita disamping mu Bos, jangan saya terus yang ada disamping Bos." ucap William tersenyum.
Memang Devan selalu menghindari soal omongan mamahnya tersebut tentang seorang wanita harus berada disisinya karena dia belum minat untuk hidup bersama dan menjalin ikatan sakral pada seorang wanita, karena baginya seorang wanita sangat rumit dihidupnya.
" Kapan mamah pulang ketanah air."
" kurag tahu Bos, tapi kata nyonya besar setidaknya bos sudah ada pacar."
" Pacar?"
" Yess Bos...! kalau tidak ada, nyonya besar akan membawakan bos gadis dari Negeri Kangguru, biar bos bisa loncat-loncat hehehehe..." ucapnya nyerocos, dia tidak menyadari kalau dia berbicara seperti itu masih banyak yang lain bersama mereka berdua.karena nyerocos tanpa dilihat situasinya dan kondisinya juga membuat Devan menatap lekat William dan menghentikan langkahnya.
William terkejut dan menyadari kecerobohannya berkata seperti itu pada Bosnya, dan didepan karyawan yang lain, dia pun langsung salah tingkah karena Devan terus menatapnya dengan lekat dan tajam dengan wajah dinginnya.
" Hehehehe...maaf Bos...saya ceplos...maaf ya bos...tapi benar kok itu yang dibicarakan nyonya besar pada saya." ucapnya sembari tersenyum, dan Devan masih menatap William dengan kedua tangannya berada didalam saku celananya. William pun memerintahkan karyawan yang lain untuk segera keruang rapat melewati lift yang lain.
Pintu lift terbuka dan Devan memasuki lift sembari berkata dengan William.
" Cepatlah adakan rapat dengan clieant yang kerja sama dengan kita, karena aku tidak mau membuang waktu percuma dengan hal yang tidak berguna dan tidak penting, setelah rapat kerja sama ini, siapkan rapat rutin tiga jam lagi." ucapnya.
" Siap Bos! " ucap William.
Kemudian pintu lift terbuka dan Devan berjalan menuju kearah ruang rapat dimana di sudah ditunggu mereka semua termasuk utusan client yang akan mengadakan kerjasama dengan perusahaannya tersebut.
Dijalan menuju kekantor Devgroup Rania bertanya.
" Sebenarnya buat apa sih kita kekantor itu,akukan tidak melamar pekerjaan disana."
" Bukan kamu yang melamar kesana, tapi aku yang membuatkan lamaran itu, dan kamu terpilih untuk tes wawancara disana."
" Kok bisa"
" Ya bisalah, karena teman aku ada yang kerja disana, dia yang bilang ada lowongan bagian Admin kantor itu, nah aku pikir kan itu adalah kesempatan yang baik buat kamu, dengan gajih yang lumayan besar bisa buat keluaga kamu di kampung."
" Aku tak yakin Tan, diterima karena kan aku cuma lulusan SMA aja, bagian admin lagi dikantor besar seperti itu, kalau kaya aku pastinya mentok juga jadi OB."
" Ya nggak lah, siapa tahu rejeki kamu, sudahlah yang penting kamu bisa kerja dengan gajih yang besar, kan kamu sendiri bilang ingin dapat uang yang sangat banyak untuk keluargamu."
" Memangnya kenapa kalau aku kerja dikedai kamu, apakah kamu sudah nggak suka lagi ya sama aku kerja dikedai kamu?" tanya Rania pada Tania.
" Jangan berpikiran seperti itu Ran, kamu masih bisa kerja di kedai aku, tapikan gajih di kedai ku belum bisa mencukupi kebutuhan keluarga kamu, karena aku lihat setelah gajih kamu terima kamu rela makan sama kerupuk aja, kadang kamu juga nggak makan, kamu kirim semua uang kamu kekampung, aku tidak tahu masalah kamu dikampung, tapi kelihatannya kamu berusaha keras untuk mendapatkan uang banyak untuk ibu dan saudaramu, kamu kan nggak pernah cerita sama aku."
Rania terdiam dan terdengar helaa nafasnya dengan berat, dan motor yang dikemudikan Tania melaju menuju arah tujuan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
red_rubby
aku mampir.
aku nyicil bacanya ya.
2023-06-16
0
🍊𝐂𝕦𝕞𝕚
semangat Rania
meskipun kamu harus susah demi menghidupi ibu dan saudara tiri mu semoga suatu saat nanti kamu akan menuai kebaikan yang sekarang kamu tanam
ya walaupun kamu harus banting tulang sendiri dan susah sendiri
2022-11-07
0
@C͜͡R7🍾⃝ᴀͩnᷞnͧiᷠsͣa✰͜͡w⃠࿈⃟ࣧ
kasihan Rania bela"in kirim uang ke ibu dan kakak tiri nya,sampai dia rela makan cuma pake kerupuk aja
2022-11-06
0