" Riska, lipat baju dulu bantuin Mama!"panggil Mama.
" Iya Ma, bentar lagi ya!!" ucap ku sambil asyik balas chat dari Mauliza
" Cepat, Riska!!" panggil Mama sambil berteriak.
"Iya,iya !!".
" Za, udah dulu ya! Mama aku manggil tuh".
" Ya udah iya, nggak papa nanti kita sambung lagi"
" Ya udah bye..."
Aku sudahi chat ku bersama Mauliza dan meletakkan hp di kamar dan menghampiri Mama di ruang tengah.
" Kenapa sih Ma..! orang lagi enak-enak duduk di kamar".
" Sini lipat baju, bantuin Mama, kamu Riska sudah hampir kelas tiga SMP masih malas, Mama dulu dari SD sudah di suruh bersihin rumah, masak, cuci baju sendiri" ujar Mama.
" Itu kan Mama, bukan Riska" bantah ku yang membuat Mama melotot.
" Membantah kamu, ginilah anak sekarang, bisanya cuma main hp " ngomel Mama.
" Mulai deh..,mulai, mulai..!" batin ku.
" Udah !,lipat baju terus, jangan asyik membantah."
" Iya,iya " jawabku sedikit malas.
Tiba-tiba ada ketukan pintu.
" Papa pulang !!" tiba-tiba Papa sudah berdiri di depan pintu.
" Wih, Papa sudah pulang, Pa oleh-oleh nya mana?" tanya ku.
" Ini, ambil.. jangan lupa, itu ada untuk Mama juga" ujar Papa.
" Iya, Pa."
" Papa nya pulang bukan di layani, malah minta oleh-oleh" ucap Mama.
" Udah Ma, nggak papa kok, lagian si Riska nggak sabar pingin liat oleh-oleh" ujar Papa.
" Ah , iya Pa tadi Riska Mama suruh lipat baju, tapi belum di lipat, mending oleh-olehnya di ambil dulu" tiba-tiba ide licik Mama ku muncul.
" Wah, benar juga, Riska... lipat baju dulu ya."
" yeeee..,kok gitu sih?". ucap ku seraya mulut ku cemberut.
" Udah, udah bawa sini oleh-olehnya, kamu lipat baju dulu sana."
Tiba-tiba aku ada ide cemerlang, aku langsung berlari membawa kabur oleh-olehnya dan segera masuk kamar.
" Riska!!! " teriak Mama melihat Riska berlari masuk kamar, dan papa hanya bisa menggelengkan kepalanya.
Aku masuk ke dalam kamar, dan mengunci pintu kamar rapat-rapat serta langsung mengobrak-abrik oleh-oleh yang aku bawa ke kamar.
" Tumben banget Papa bawa pulang oleh-oleh banyak banget."
Aku membuka bungkusan oleh-oleh dan aku pilih beberapa saja untuk mama, selainnya aku simpan buat ku.
Aku mencari hp yang tadinya aku letakkan di sekitar meja belajar, dan langsung aku chat Azka dan Mauliza di suatu grup.
(GRUB PATNER GOSIP)..
" Oi, pada kemana?"
" Lho, bukan nya lagi lipat baju?"
" Kayak nggak tahu Riska aja, diakan paling pantang bantu mama nya."
" Ngak, aku lagi lari bawa kabur oleh-oleh yang di bawa pulang oleh papa ku."
"Oo, Papa mu sudah pulang ya?"
"Iya, hehehe."
" Oh ya, besok kan UTS?"
" Yang betul??"
" Iya, betul lho."
" Kalau aku sih, ya udah mempersiapkan nya."
"Mampus aku, mana papa udah pulang lagi, pasti yang dinanti-nanti nilai ku."
" Hahahaha, nggak boleh main-main tu."
" Si Riska kan punya Wahyu, pasti Wahyu mau tuh kasih jawaban."
" Iya sih!, tapi kalian heran nggak sih, kenapa Wahyu baik banget sama aku."
" Sempat terpikir, mungkin dia suka sama kamu lagi!"
" Iya tu Ris..!"
" Masak sih?"
" Kalau sudah suka ya..., apa boleh buat, kayak aku sama Nanda."
" Kalau pun Wahyu suka aku, yang pasti, aku nggak suka dia."
" Ris, udah dulu ya, Papa ku manggil tu!"
"Aku juga, Mama ku lagi tunggu aku di depan, bye...!"
" Bye... Azka! bye... Mauliza..."
" Huff, sudah pada off, tidur dulu lah" ujar ku sambil merebahkan tubuhku di atas kasur.
Aku tertidur nyenyak sekali tampa ada yang membangunkan ku.
" Huaaammmm , udah jam berapa ya.., aduh! udah magrib ni?, mampus aku..!"
Aku langsung bergegas ke kamar mandi, dan segera aku mandi kemudian aku shalat dan langsung ke meja makan di dapur, terlihat mama dan papa ada di dapur.
" Nah, anak gadis mama , bagus ya udah magrib baru keluar kamar, padahal tadi siang pengin habisin semua oleh-oleh sendiri kan?" ujar mama.
" Ish, mama ni, mana ada ?, Riska ketiduran lho ma..!"
" Ini sudah magrib nggak usah ribut, Riska..cepat makan" ujar papa.
" Iya, pa..."
Seusai makan aku bergegas ke ruang tv, dan tidak lupa pula aku mengambil oleh-oleh dari kamar, ada beberapa oleh-oleh yang aku bagi buat Mama, dan aku ambil jatah ku untuk ku ngemil sambil nonton bareng bersama Mama ku.
" Nah, gini kan enak liat mereka nggak berdebat lagi, akur gitu yang sewajarnya ibu dan anak" gumam papa melihat aku dan mama ku duduk bareng. Tengah asyik-asyiknya aku nonton tv, tiba-tiba aku melihat seseorang tengah berdiri di jendela sambil menatap ku dengan wajah dingin membuat aku beranjak dari tempat duduk ku, aku melihat orang itu berupa laki-laki.
" Halo?, kamu kenapa?" tanya ku mencoba berkomunikasi.
" Aku ... ingin..masuk.." ucap nya dengan suara pelan-pelan.
" Napa ni orang?, kok pingin masuk?, emang dia siapa?" ucap batinku.
" Ku mohon ... izinkan aku masuk.."
" Ini...aku harus gimana?, tapi apa mungkin dia itu tamu nya Papa ya?" gumam ku.
" Aku teman Papa mu..." ujarnya.
" Hah?, teman Papa?" aku kaget mendengar pengakuan laki-laki itu.
Mendengar itu aku langsung bergegas kearah pintu di sebelah kanan dan memegangi gagang pintu untuk membuka kunci, Papa ku yang sedari tadi melihat aku bersikap aneh langsung menarik badan ku yang belum sempat aku buka kunci pintu.
" Riska!!" panggil Papa, seraya menarik tubuhku ke ruang tv.
" Apa yang kamu lakukan ?" ucap papa yang melihat aku seperti orang linglung.
Aku terdiam kaku, sumpah! l, aku seperti syok, dan di sisi lain aku seperti orang bingung.
" Kenapa kamu mau buka pintu ?, Riska, Riska..,jawab Papa Nak!" tanya Papa sambil menggoyangkan badan ku. Perasaanku seperti orang setengah sadar.
Mama yang melihat kejadian itu langsung beranjak dan bangun dari tempat duduknya dengan perasaan bingung.
" Ini kenapa?, emangnya apa yang di lakukan Riska Pa?" tanya mama kepada papa yang ikut kebingungan.
" Riska..." ucap Papa memelankan suaranya sambil kedua tangan papa menepuk-nepuk pipiku.
" B.. bukannya itu teman Papa?" tanyaku sambil menunjukkan ke arah pintu.
" Kamu.., ah, nggak dia itu bukan teman Papa, dia itu berbahaya Riska" Papa tidak melanjutkan perkataannya.
" Ini sebenarnya ada apa sih?, mama ngak ngerti nih!" ujar mama yang dari tadi terlihat sangat bingung.
" Bahaya ?" gumam aku.
" Iya, bahaya Nak, dia cuma beralasan supaya bisa masuk ke rumah kita ini!" jelas Papa sepertinya papa ngerti apa yang aku alami.
" Maksud Papa dia itu bahaya?"
" Iya, kamu tahu kan ini itu magrib, kalau ada tamu magrib -magrib atau tengah malam, panggil aja Papa" ucap Papa memperingati aku sudah tidak melakukan kesalahan yang sama.
" Iya, Pa.. Riska nggak bakal mengulangi lagi hal yang sama, Riska janji."
tunggu lanjutannya ya!!!
Jangan lupa dukungannya dari teman-teman semua.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
A̳̿y̳̿y̳̿a̳̿ C̳̿a̳̿h̳̿y̳̿a̳̿
Rizka anak indigo😱
2023-02-13
2
Zarine zar
riska ada indra ke enam
2022-11-11
2
Zainuddin
lanjut dong
2022-11-11
2