" Lo..mau nggak jadi pacar gue, sebenarnya gue suka sama lo" ujar Nanda.
"Em..emm, gimana ya?" gumam Mauliza ngebalasnya.
" Nggak mau gak papa juga kok, mungkin kamu bisa dapat yang lebih baik dari aku.." ujar Nanda.
" Nggak gitu, iya-iya aku mau!, sebenarnya aku juga suka sama kamu" ujar Mauliza.
"Serius ?" tanya Nanda.
Mauliza pun mengangguk dengan malu-malu.
" Cieee...ciee Mauliza!, traktir pokoknya ya!!" teriak Azka
" Selamat berkehidupan baru Mauliza!" membuat keduanya tersipu-sipu malu.
Keesokan paginya....
" Riska!, tungguin!!"teriak Azka.
" Cepetan, bentar lagi pengawas datang, kita bisa dihukum ni!"
" Iya-iya".
Aku berlari di susul Azka dari belakang, lalu masuk ke dalam sekolah dan melihat pengawas sudah mulai mengawasi ujian.
" Ah!, gimana nih, kita telat, gara-gara kamu ni Azka"
" Kok aku sih?, kan salahnya barengan".
" Kamu pakek acara makan segala lagi" ujarku dengan kesal.
" Kan aku laper.."
Aku dan Azka terus ribut di pintu kelas yang membuat pengawas pergi dengar dan menghampiri kami berdua.
" Kalian!!, kalian telat?, lihat! udah jam berapa ini?, apa kalian nggak punya jam ya" tegas Pengawas.
" Maaf Buk.." dengan serentak kami menjawab.
" Sekarang kalian berdiri di depan kelas sampai ujian nanti selesai !!" tegas Buk Pengawas yang membuat mata kami terbelalak.
" Serius Buk?" tanya ku
" Dua rius !!"
" Liat nih, gara-gara kamu kita kena hukuman berdiri diluar kelas nih".
" Udahlah, dari tadi juga"
" Kalau bukan karna mobil papaku di bengkel nggak akan kayak gini" keluh ku.
" "Memangnya aku apa bedanya?" mobil punyaku di bengkel juga".
Aku dan Azka terus berdiri di luar kelas sampai ujian selesai, semua murid yang sudah siap keluar semua, terkecuali Buk guru yang masih belum keluar.
" Riska, Azka, kalian kok disini?" tanya Mauliza yang keluar bersama Nanda.
" Dihukum gara-gara telat!" ucap ku yang membuat Mauliza tertawa terbahak-bahak, membuat aku dan Azka menatapnya.
" Udah ya, udah... kasian mereka" ujar Nanda.
" Huuuh!, hhh habisnya lucu sih" ucap Mauliza sambil terkekeh-kekeh.
" Kamu enak, pagi berangkat bareng cowok, lah kita?" celoteh Azka.
" Makanya cari cowok " sambung mauliza.
" Yok..., kita pergi aja yuk, nggak mau makan bakso?, katanya mau makan bakso pulang sekolah" ujar Nanda.
" Ah, iya..lupa!, kalian ku tinggal ya. .bye..bye!" ucap Mauliza lalu bergegas pergi bersama Nanda.
" Lah, gitu doang?" ucapku.
" Entah tu si Mauliza".
Tiba-Tiba Ibu Pengawas memanggil.
" Riska, Azka" panggil Buk pengawas.
" Eh, iya buk" serentak kami menjawab.
" Kalian boleh masuk, dan duduk di bangku masing-masing"
" Iya Buk!"
" Huff, kalian kan tahu, kalau ujian murid nya di acak, gak malu sama kelas sebelah?" aku dan Azka cuma bisa diam.
" Ya udah, nih kalian jawab!, nggak boleh nyontek, saya mau ke kantor sebentar" tegas Ibu sambil beranjak dari bangkunya.
" Nasib...nasib, mana semuanya pada pulang lagi" celoteh ku.
" Iya...jawab ngasal-ngasal aja yuk, biar cepat" ujar Azka.
" Boleh tu, ide bagus".
"...aku lelah..kapan ini selesai.." suara seorang gadis yang duduk di bangku paling belakang.
" Anak kelas sebelah ya?" gimana ku yang menoleh pada gadis itu.
" Ris..? kamu liat apa?" tanya Azka.
" Liat cewek yang duduk di pojok".
" Di pojok?, ngak ada tu, kamu ada-ada aja deh" ujar Azka.
" Lho?, masak sih?" gumamku seraya memastikan lagi.
" Itu ada" batinku.
" Kenapa mereka tidak menungguku.." gadis itu lagi-lagi seperti sebelumnya.
" Bahasanya formal ya.." gumamku.
" Aduh Ris, aku pengin ke kamar nih.., kebelet tiba-tiba " kata Azka yang menahan diri untuk ke kamar mandi.
" Ya udah ke kamar mandi sana, tapi jangan lama ya".
"Iya,ya, duluan ya.." ujar Azka bergegas ke kamar mandi.
" Huff, tinggal tiga puluh soal lagi..., itu pun ngasal-ngasal " gumam ku.
" Hu-hu-hu... mereka jahat ...., hiks-hisk-hisk!" tiba-tiba saja gadis itu menangis, membuat ku bangun dari bangku dan menuju ke pojok.
" Kamu kenapa?" tanyaku
" Bukannya kertas ujian cuma dua lembar ya, kok punya kamu banyak?" sambung ku yang melihat kertas ujiannya.
"..Ini punya temanku.., kamu untuk apa ke sini?, jangan-jangan kamu ingin menambah beban ku...?"
" Ah, nggak kok, aku tidak suka nyuruh orang lain untuk mengerjakan punya ku" jelas ku.
" Oh.. baguslah ".
Tanpa aku sadari ternyata gadis itu punya luka bakar di lehernya, serta darah di tangan kirinya, ia mengangkat tangannya dan memperlihatkan pada ku.
" Apakah kamu memiliki luka ini?" tanya gadis itu.
" Luka?, kenapa tangan mu terluka?"
" Kamu tidak tahu?, bearti kamu tidak memilikinya ya?" ujar nya.
" Aku tidak memiliki luka seperti itu..., apa yang terjadi?".
" Lihat ini juga" gadis itu menunjukkan luka lainnya pada " Kamu memiliki banyak luka bakar, pantas saja sedikit bau amis"
" Kamu tak ingin menolongku? , bearti kau harus mengalami hal sepertiku " ujar Gadis itu membuat aku merasa bingung.
Tiba-tiba saja Gadis itu di tumbuhi berbagai luka bakar, wajahnya menjadi menakutkan karena luka-luka itu begitu banyaknya.
" Hah?! a-pa yang terjadi?" batinku melihat matanya juga melotot.
"Huuaaaah!!!" Gadis itu menjerit sejadi-jadinya.
" Pergi darinya!" teriak wanita yang aku temui di kegelapan beberapa tahun yang lalu tiba-tiba datang lagi.
" Hah?!" aku sangat bingung melihat kejadian itu.
" Kembali ke bangku mu" perintah wanita itu.
Tampa pikir panjang aku langsung kembali ke bangku dengan perasaan bercampur aduk.
" Kalau ingin bertarung jangan di sini!, mereka sedang melaksanakan ujian."Ucap wanita itu pada gadis aneh itu.
Mereka lalu menghilang tak tahu kemana, tiba-tiba saja aku teringat pada wanita yang beberapa tahun lalu yang aku temui.
" Wanita itu mirip..., ah, iya kegelapan itu!, kenapa hidup ku aneh begini, coba?". Tiba-tiba saja terdengar langkah kaki yang mendekati dari arah belakang membuat aku menjadi sangat tegang.
" S-siapa itu?, apakah orang aneh lagi?" gumamku.
Orang yang mendekat itu langsung menyentuh bahuku dari belakang, aku sempat tersentak karena itu.
" Ba!!!" tiba-tiba Azka mengejutkanku.
" Ayam, ayam, ayam!!!, kaget.." aku terkejut.
" Hhhh.. hahaha, haha" Azka tertawa terbahak-bahak.
" Azka !!, kalau jantung ku copot gimana?"
"Kaget,Lo".
"Maaf, maaf.., lagian kamu kenapa bengong sih?"
"Memangnya gak boleh bengong, ya?" tanyaku kesal.
" Bo--" perkataan Azka terpotong.
" Nggak lah, mana boleh bengong nanti dirasuki setan, loh" tiba-tiba Wahyu menyambung pembicaraan kami berdua.
" Wahyu?!" serentak kami berkata.
" Ngapain kamu disini?" tanya Azka.
" Nggak, gue mau lihat ni kelas"
" Mau lihat kelas, atau lihat kita " tanyaku.
" Mau lihat Ris..,up nggak gue mau lihat-lihat kelas doang kok" jawab Wahyu hampir keceplosan.
" Eh.., Azka, cepetan yuk kita jawab, aku pingin pulang nih" ujar ku sambil mempercepat jawab soal.
" Mau gue bantuin nggak?" tawar Wahyu.
" Serius?"
" Iya, gue serius".
" Untung ada Wahyu tadi bantu kasih jawaban, jadi cepat siap deh...." ujar ku
" Iya nih, tumben nih Wahyu baik banget.., tapi aneh nggak sih?, masak Wahyu kasih jawaban ke kita?" ujar Azka.
" Iya juga ya.., dan lagi dia bilang mau lihat kelas, ngapain coba mau lihat kelas"
" Tau tuh si Wahyu".
Terimakasih atas kunjungan dan dukungannya kawan-kawan semua.
Dukung terus jangan lupa like dan komen.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
A̳̿y̳̿y̳̿a̳̿ C̳̿a̳̿h̳̿y̳̿a̳̿
aku mampir lagi kka👍👍
2023-02-13
4
anak Ragil❤️💕
seruh deh
2022-12-01
2
zuhra
ada mau nya Wahyu
2022-11-14
2