"Huh...huh..huh " suara nafas yang tak beraturan milik kami bertiga.
" Aduh...Ris...kencang banget sih lari nya.." ujar Azka.
" Emangnya mereka nggak lihat apa?, kalau anak itu mulai melempar kerikilnya " ucapku dalam hati.
" Udah lah, kita jajan aja dulu, beli minum, capek aku..." ujar Azka.
" Hooh, sama!"
" Kok makin aneh aja sih" dalam hati ku.
" Ris, kok diam aja dari tadi?, ada yang salah? " tanya Mauliza.
" Nggak sih, cuma kepikiran tentang kerikil tadi.."
" Iya, sih.., kakak kelas di sini jahat-jahat ya?.." kata Mauliza.
" Tapi yang aku lihat bukan kakak kelas yang lempar, tapi gadis kecil..." ujar ku.
" Hah !!, yang bener ?" serentak keduanya terkejut.
" Iya, aku sampai heran kenapa kalian nggak lihat."
" Rumornya, ya..., lorong itu angker, termasuk ruangannya juga" kata Azka.
" Halah ! aku tu nggak percaya yang kayak begituan.., aku yakin gadis kecil itu nyata!, mungkin kalian aja yang nggak fokus ke ujung koridor."
" Huff, mungkin aku juga tadi nggak lihat ke situ" ujar Azka.
" Tapi.... apa nggak salah? atau kamu ngeliat makhluk?"
" Nggak, aku yakin nggak salah lihat!"
" Udah cukup kita bahas itu, lama-lama nanti keburu bel loh".
Siang hari....
"Mah... Riska pulang..."
Aku masuk, melepas kaos kaki beserta sepatu, kemudian berjalan ke arah dapur dan mendapati ku yang sedang memasak. Melihat aku sudah pulang mama langsung saja menyapa.
" Gimana sekolah hari pertama?, aman?" tanya Mama.
" Rasa nya hampa ma.." ujar ku, sambil menjatuhkan kepala ke meja makan.
" Maksudnya gimana?, Mama pikir kamu senang, karena ada kawan-kawan mu di sana Azka dan Mauliza".
" Senang-senang aja sih Ma.., tapi ada kejadian aneh lagi tadi ma!" ucapku kepada Mama.
" Kayak di SD dulu ya?" tanya Mama.
" Ho'oh "! jawab ku seperti nggak ada semangat hidup.
Aku melamun sendiri sambil memikirkan hidup ku.
" Udah nggak usah dipikirkan, ganti baju sana, nanti kotor"
" Nanti aja ma...! lapar nih.
" Nggak, ganti baju dulu !, capek mama nyucinya, kalau nggak mau nggak boleh makan!".
" Iya deh iya" jawab ku sambil bergegas bangun dari tempat duduk dan masuk kekamar.
Klap....suara pintu kamar.
" Baju, baju, baju, baju, baju...,dimana kamu..." gumam ku seraya bernyanyi.
" Bajunya dimana sih?"
Saat sedang mencari baju, aku kemudian membuka lemari dan tiba-tiba saja ada gadis kecil sedang duduk di dalam lemari yang membuat aku sangat terkejut.
" Alamak!!!, kok ada anak gadis cantik, dari mana datang nih anak" ucapku dalam hati.
Anak itu langsung berlari keluar dengan cepat ketika melihat ku.
"Eh,eh,eh,.. kok cepat banget anak itu lari, anak siapa itu sih".
Kemudian aku cepat-cepat ganti baju, dan kemudian pergi ke dapur.
" Mama !" panggil ku seraya berjalan menuju dapur.
" Iya, kenapa?, Mama masih di dapur!".
Aku langsung pergi ke dapur begitu mendengar suara Mama, namun, saat aku ke dapur ternyata aku tidak mendapati Mama di dapur".
" Lah, Mama kemana?, kok nggak ada, terus yang jawab tadi suara siapa?"
Aku jadi merinding, kemudian aku pergi ke halaman rumah dan ternyata aku menemukan mama sedang menyirami bunga.
" Eh, Mama disini?" tanya ku.
" Iya, Mama tadi habis masak langsung ke sini, kenapa emangnya cari Mama!" ujar mama.
" Udah Mala di sini ma" tanyaku lagi.
" Kira-kira dari sepuluh menit yang lalu ".
" Lah, tadi kan..., di dapur siapa dong?" batin ku berkata.
" Udahlah, ke intinya aja..." dalam batinku, membuat Mama terlihat bingung.
" Kamu kenapa?" tanya Mama.
" "Nggak Ma, em..tadi di dalam ada gadis kecil cantik, Mama tahu nggak siapa?" tanyaku
" Gadis kecil cantik ya..., oh iya si Aci tadi masuk, katanya pesawat kertasnya terbang masuk ke dalam, jadi tadi dia minta izin dan masuk kedalam " jelas mama.
" Oh.. gitu ya, ya udah deh, ma..Riska tadi cuma nanya itu aja".
" Makan siang di meja dapur ya" ujar Mama.
" Iya Ma..!"
" Hemm....
" Aku bingung nih!, kok bisa sih anak itu di kamar?, dalam lemari lagi" gumam ku.
" Shuuuuh......shuuuuh.....fuhhhh" Suara aneh berlalu dengan angin.
" Hah?, suara apa tuh?, insting ku tadi sih ada suara, mungkin suara angin kali ya.."
" Riska...." suara bisikan.
"Kok jadi ngeri sendiri ya."
" Riska....." suara itu muncul lagi.
" Ih, makin ngeri kok..."
" Riska ! panggil Mama.
" Eh suara Mama?, huff amann..,ku pikir suara apa tadi, Mama tu nakutin aja!" gumam ku.
" Riska !!".
" Iya Ma!!, bentar!".
Ternyata suara tadi Mama yang memanggil ku.
...****************...
"Oi, ngapain bengong" ucap Azka yang melihat aku duduk diam di meja ku.
" Hufff, bete nih..." ujar ku membuat Azka dan Mauliza mengernyitkan alisnya.
" Bete kenapa?" tanya Mauliza.
" Nggak ah.." aku tidak ingin menceritakan apa-apa.
" Kenapa sih?" kepo Mauliza.
" Udah lah ke kantin aja yuk " ajak aku mengalihkan pembicaraan.
Aku, bergegas pergi ke kantin di ikuti Mauliza dan Azka di belakang dengan perasaan bingung.
Beberapa bulan kemudian......
" Tak terasa ya, udah hampir ujian aja, emang waktu berjalan begitu cepat ya" ujar Azka.
" Iya, hp ku pasti bakalan si sita sama papa" keluh ku.
" Kalau aku di awasi sama Ortu".
Saat kami sedang bicara di meja kantin, seorang cowok bernama Nanda menghampiri".
" Hai, boleh pinjam temannya nggak" ujar Nanda.
" Hah, yang mana?" tanya Mauliza.
Cowok itu pun tersenyum sejenak membuat kami kebingungan penuh tanda tanya.
" Gue tanya bukan sama lo kok, yang gue tanya sama dua teman Lo yang di kiri sama yang di kanan" ujar Nanda pada Mauliza.
" Owh, nggak papa ambil aja, kami ikhlas kok, ya kan Riska?" kata Azka.
" Ho'oh, benar tu nggak papa kok" jawab ku.
" Eh,eh,eh, ini maksudnya gimana sih?, aku yang di pinjam gitu?" ujar Mauliza kebingungan.
" Iya, cepat nih, dia udah nungguin" aku membangun kan Mauliza dari duduk dan mendekatkan pada Nanda.
" Gue pinjam bentar ya" ujar Nanda sambil menarik lengan Mauliza.
" Lama juga nggak papa, dada.." ujar Azka seraya melambai kan tangan yang melihat mereka menjauh.
" Hahahaha" kami tertawa.
" Kira-kira Mauliza di bawa kemana ya" tanya ku penasaran.
" Pasti mau di jadikan gebetan tu" jawab Azka.
" Tapi kok aku malah jadi penasaran ya".
" Iya nih, ikuti yuk, tadi mereka masuk koridor sebelah kiri" ucap Azka sambil menunjuk ke arah koridor sekolah.
" Ya udah yuk, aku juga penasaran" jawabku.
kami pelan-pelan mengikuti mereka dari belakang yang pergi berdua, timbul ke khawatiran kami terhadap Mauliza karna Nanda itu cowok yang belum kami tahu sifat dan watak nya, pelan tapi pasti, akhirnya kami bisa menguping pembicaraan mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Edelweis
waduuuduuuuh..
....
mulai serem nihhhh
2023-05-23
0
Dewi
Salut sama Riska yang gak histeris melihat gadis kecil didalam lemari, kalau aku mungkin udah pingsan sebelum teriak
2022-12-15
3
Dewi
Bikin merinding sih bisa menyerupai orang yang kita kenal
2022-12-15
1