BAB V CLEARLY NOT

Mulut Nadine terus mengoceh kesal akan keputusan sepihak dari atasannya yang memintanya untuk berhenti mengejar walikota Finn dengan dalih itu terlalu bahaya untuk Nadine dan juga perusahaan mereka. Rekan kerjanya terlihat tak begitu peduli mungkin karena ini bukan kali pertama Nadine mengomel dan melemparkan sumpah serapah kepada atasannya atau mungkin mereka lebih memilih untuk melihat makhluk baru yang datang di samping kepala redaksi yang jika mereka gambarkan dengan kata maka kata sempurna akan tepat.

"Perhatian semuanya." Satu kalimat itu menghentikan mulut Nadine yang asik mengumpat digantikan oleh vocal yang memanggil nama si iblis mesum.

"Perkenalkan dia adalah rekan kerja kalian yang baru. Silahkan perkenalkan diri, Elliot.” Darwin mempersilahkan Elliot untuk memperkenalkan dirinya di hadapan rekan kerjanya yang baru, tapi bukannya melakukan perintah bosnya dia malah membuat kehebohan dengan tiba-tiba merangkul Nadine.

Mengundang begitu banyak bisikan dari rekan-rekan yang lain. Nadine tahu betul apa yang sedang mereka pikirkan saat ini.

“What are you doing?” desis Nadine bak ular, tapi si iblis itu tak menghiraukan ucapan Nadine.

“Elliot!” Nadine kembali memanggilnya penuh peringatan kemudian dilanjut dengan melepaskan rangkulan itu dengan paksa.

“Halo semuanya, I am Elliot. It’s not nice to meet you guys … of course itu kecuali kau Nadine.” Mendengar itu Nadine hanya memutar bola matanya sebal, bisa-bisanya Elliot melakukan perkenalan yang terdengar aneh bahkan ditelinganya yang sering mendnegarkan hal aneh dari Aillen.

“Perkenalan diri yang bagus sekali. Terima kasih Elliot.” Hal yang lebih mengherankan bagi gadis itu adalah Darwin yang tak mengeluarkan taringnya. Jika seperti ini bolehkan Nadine menduga bahwa ada sesuatu antara Elliot dan juga Darwin. Namun, tentu bukan begitu karena nyatanya sihir Elliot begitu sempurna untuk membuat semuanya hanya mendengar hal-hal baik dari mulut Elliot.

“Nadine, mulai sekarang Elliot adalah asistenmu. Ajari yang perlu dia pelajari. Dan Elliot dengarkan apa yang dikatakan Nadine. Sekarang semuanya Kembali bekerja.” Darwin pergi begitu pun dengan para karyawan yang tiba-tiba mendatangi Elliot untuk berkenalan secara pribadi, tapi hanya dengan sebuah kata mereka semua kembali ke habitat masing-masing. Kini yang tersisa hanya Nadine yang menyilangkan kedua tangannya di depan dada siap untuk mengintrogasi Elliot.

“Apa hubunganmu dengan Pak Darwin?” tanya Nadine yang tak kalah membuat Elliot bingung. Dia baru saja menyihir Darwin untuk menerimanya dan memberikan posisi yang dekat dengan Nadine, tapi gadis itu sudah menduga-duga bahwa dia memiliki hubungan dengan lelaki macam Darwin.

“Apa yang membuatmu berpikir seperti itu?” Elliot memicingkan matanya.

“Bagaimana bisa aku tak berpikir seperti itu saat si tukang marah itu tak mengamuk saat kau mengatakan, ‘Halo semuanya, I am Elliot. It’s not nice to meet you guys … of course itu kecuali kau Nadine’ bukankah itu artinya kau memang ada koneksi tertentu dengan Pak Darwin?” Nadine menirukan persis yang dilakukan Elliot sepersekian detik sebelumnya. Bukannya panik karena Nadine tidak menerima efek sihir yang dia gunakan, senyum Elliot malah keluar ketika mendengar penjelasan dari Nadine.

“Aku semakin yakin bahwa kau bukan manusia.” Elliot masih bersikukuh pada pendapatnya pada saat pertama mereka bertemu.

Nadine memutar bola mataya malas, Elliot selalu bisa menyangkal dan membuatnya naik pitam. Mengalihkan pembicaraan adalah caranya untuk menghindar. “Astaga katakan saja bahwa kau tak ingin menjawab pertanyaanku, tak perlu mengatakan hal yang tak masuk akal. Aku adalah manusia dan lukaku yang kau bilang adalah luka dari fallen angel itu adalah luka dari kecelakaan saat meliput.”

“Aku tak akan percaya sebelum aku melihatnya sendiri.” Elliot semakin memerhatikan Nadine, mencoba dalam diam melakuakan sihir untuk membaut Nadine terperdaya.

Tentu saja tidak berhasil.

“Berhenti bicara omong kosong, bawa barangmu dan ikut aku mencari berita.” Nadine membereskan barangnya dan keluar lebih dulu sedangkan Elliot masih diam saja hendak memeriksa meja Nadine, berpikir bahwa akan ada sesuatu petunjuk di sana.

“Kemana dia?” tanya Nadine mulai menambah satu poin kekesalan pada nama Elliot. Melihat laki-laki itu tidak ada di belakang mengikutin pergerakannya.

“Saatnya pulang.” Dari jauh sebuah bayangan mendatangi Nadine dan lambat laun ikut bergabung dalam bayangan Nadine. Namun, tak berselang lama bayangan itu kembali terpisah dari bayangan Nadine dan bersembunyi di balik gedung.

“Apa yang dilakukan iblis itu di sini?” Shadow—nama dari sang bayangan—mengamati bagaimana Elliot terus melihat ke arah Nadine tanpa pandangan permusuhan sebagaimana yang biasa Elliot lakukan ketika melihat manusia.

“Apa dia sudah tahu siapa gadis itu?”

...****************...

Teropong menempel di mata Nadine terus di arahkan ke gedung seberang tempat Fin tengah bicara dengan seseorang yang Nadine yakini bukan orang baik. Ya, gadis itu tak benar-benar mendengarkan larangan Darwin sebelumnya. Memang berbahaya, tapi apa gunanya dia membawa Elliot bersamanya jika bukan untuk berbagi bahaya, setidaknya jika sesuatu terjadi padanya masih ada Elliot yang mungkin … mungkin akan bicara di publik seberapa berbahayanya Finn.

Bicara tentang Elliot, lelaki itu sebenarnya sama sekali tak peduli dengan apa yang dilakukan Nadine berbahaya atau tidak, dia hanya fokus untuk menemukan makhluk apa sebenarnya Nadine. Gadis itu menariknya mendekat bahkan gadis itu pun tak mempan dengan sihir picisan yang biasanya berlaku untuk manusia-manusia di luar sana.

“Apa aku harus menculiknya dan mengintrogasinya?” gumam Elliot masih memperhatikan bagaimana gadis gila itu mulai berani naik ke ujung gedung tanpa berpegangan pada ujung tralis.

“Tidak, dia bukan gadis yang bisa mengatakan kebenarannya bahkan jika pisau menyentuh lehernya.” Elliot berdialog dengan diri sendiri melihat dari tak ada makhluk lain di sisinya.

“Gunakan pendekatan cara manusia,” gumamnya kembali mencoba melupakan cara yang sering muncul di film thriller yang tentu selalu berhubungan dengan benda tajam dan darah.

“So, Nadine, apa maksudmu mengintip lelaki gendut dengan gaya berpakaian yang norak itu?” tanya Elliot yang membuat Nadine terkejut sekaligus tertarik, bagaimana bisa mata telanjang Elliot bisa melihat Finn yang jaraknya sangat jauh dari keberadaan mereka.

“Kau bisa melihatnya bahkan tanpa teropong?” tanya Nadine dengan mata membelalak.

“Tentu saja, itu bukan hal yang sulit jika kau punya mataku.” Nadine tersenyum kemudian memiringkan kepalanya untuk bertanya, “Jadi, apa itu artinya kalau aku ingin bisa melihatnya dengan mata telanjang, aku harus menukar matamu dengan mataku? Tlanspantasi?”

“No, no, no.” Jari telunjuk Elliot terus bergoyang untuk menunjukkan bahwa bukan itu maksudnya. “Tak perlu tlanspantasi, aku punya cara, tapi … apa yang bisa kau lakukan untukku?” tanya Elliot dengan kerlingan nakalnya.

“Aku bisa meminta Sir Darwin untuk menaikkan jabatanmu, menjadi karyawan tetap dan tak perlu menjadi asistenku.”

Tawa Elliot menyembur mendengar penuturan Nadine.

Bukankah tawaran Nadine menggiuarkan bagi sebagian besar orang yang berkerja di bidang ini. Apalagi mengetahui Nadine bisa merekomendasikannya. “Apa yang salah dari itu? Gajimu bisa ditambah, siapa yang tak suka uang?”

“Apa aku terlihat miskin?” Tentu saja pertanyaan ini tak bisa dijawab dengan kata 'iya' oleh Nadine melihat bagaimana Elliot memakai setelan custome pun lelaki itu menggunakan mobil impor yang tentu saja tak akan bisa dikatakan murah. Jadi, jelas uang bukanlah hal yang bisa ditawarkan pada Elliot.

“Lalu apa yang kau inginkan?” tanya Nadine karena dia tak ingin bermain dalam tebak-tebakkan isi otak Elliot.

“Kau.” Singkat, padat dan mengagetkan hingga Nadine pun masih terdiam. “Naked,” lanjut Elliot memaksa otak Nadine memerintahkan tangan-tangan kurusnya untuk memukul si bongsor hingga gadis itu kehilangan keseimbangan dan jika bukan karena tangan kokoh Elliot mungkin kepala Nadine masih berada di udara sebelum akhirnya bertemu dengan kerasnya tanah.

“Terima kasih. Kau bisa melepaskan aku sekarang,” pinta Nadine yang kini mulai berhasil mendapatkan keseimbangannya.

“Apa kau merasakannya?” tanya Elliot dengan keterkejutan yang memenuhi wajahnya.

“Apa?” Nadine mencoba melepaskan tangan Elliot pada lengannya, tapi percuma iblis tampan itu terlalu kuat untuk dilawan.

“Ketika aku memegangmu, apa kau tak merasakannya?”

“Merasakan apa?” tanya Nadine tak mengerti.

“Siapa kau sebenarnya?”

...****************...

Terpopuler

Comments

DegiFiras

DegiFiras

Imajinasi tanpa batas ..

2022-11-30

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!