Sementara itu di kediaman Abdul Kodir, pria yang sudah hampir paruh baya itu sangat terkejut setelah menghubungi ibunya dan ternyata putrinya belum tiba di rumah ibunya itu.
"Tapi Bu, seharusnya Laela sudah sampai disana. Seharusnya keretanya sudah sampai setengah jam yang lalu. Dari stasiun menuju ke rumah ibu kan hanya sepuluh menit. Bagaimana bisa...!"
"Apa kamu bodoh Kodir? kenapa membiarkan anak perawan berpergian jauh sendirian. Apa kamu pikir ini di Arab, Laela akan tetap aman meski jalan kaki sendirian di malam hari. MasyaAllah Kodir. Ceroboh sekali sih kamu ini!" ibu Zubaedah, ibu kandung dari ayah Laela malah balik marah pada anaknya itu.
Istri Abdul Kodir, yang juga adalah ibu kandung Laela malah terlihat mundur dan menjauh dari suaminya ketika mendengar ibu mertuanya memarahi suaminya. Pasalnya dia yang membujuk sang suami untuk membiarkan Laela pergi sendiri, karena dia yakin Laela akan baik-baik saja. Dan Ibu Laela itu memang tidak bisa sama sekali menolak permintaan putrinya itu kalau sudah merajuk.
Mata Abdul Kodir melirik ke arah istrinya dengan cukup tajam. Seolah bilang begini.
'Kan aku yang dimarahi ibu, padahal ini kan idemu dan juga Laela'
Kira-kira seperti itulah arti tatapan maut Abdul Kodir pada istrinya.
"Aku akan menyuruh Saman mencari Laela di sekitar stasiun. Tapi kalau sampai aku tidak menemukan nya. Kau dan istrimu, kalian berdua dalam masalah, mengerti!" pekik Zubaedah yang langsung memutuskan panggilan telepon begitu saja.
"Sekarang bagaimana?" tanya Almira, ibu Laela.
"Kenapa tanya aku, kita sholat. Kita doakan supaya Laela hanya salah naik angkutan umum. Jika tidak, ibu pasti akan menggantung kita berdua!" ujar Abdul Kodir mengajak istrinya untuk sholat dan mendoakan keselamatan Laela.
Sementara yang sedang di khawatir oleh Abdul Kodir dan Almira sekarang memang sedang dalam masalah. Seekor serigala hutan liar sedang berada di depannya, bukan... sedang berada di depan Kabir. Karena laela berada di belakang tubuh Kabir.
"Hei, kau kan tadi sangat sombong. Katamu tidak takut dengan segala jenis mahkluk kenapa sekarang malah berdiri dan hanya bersembunyi di belakang ku?" tanya Kabir.
Sebelumnya saat Kabir ingin berjalan di depan Laela, gadis itu malah maju lebih dulu dan bilang dia akan memimpin jalan karena sering ikut kegiatan haiking saat di SMA. Saat Kabir bertanya ini kan malam hari, apa dia tidak takut pada setan. Dia bilang dia tidak takut dengan segala jenis makhluk seperti itu.
Tapi saat dia melihat dua sinar merah di kegelapan, dia langsung berlari ke arah belakang Kabir dan langsung bersembunyi di belakang tubuh Kabir yang lumayan besar dan kekar.
"Hei, aku kan bilang makhluk, itu setan dan sejenisnya. Ayah sudah mengajarkan aku banyak doa untuk mengusir mereka. Tapi kalau binatang buas, aku tidak di ajari ayah cara mengusir mereka. Tentu saja, karena ayahku kan bukan pawang atau penjinak binatang. Bagaimana sekarang, kelihatannya dia lapar?" tanya Laela yang sudah merinding ketakutan melihat tatapan serigala itu.
"Kau benar, sepertinya dia ingin memakan mu!" sahut Kabir yang langsung melotot dan memukul punggung Kabir.
Plakkk
"Kau jahat sekali, jangan bicara begitu. Pikirkan caranya!" seru Laela.
Pandangan mata Laela pun tertuju pada sebuah sungai yang ada di sisi sebelah kiri mereka.
"Hei apa kamu bisa berenang?" tanya Laela.
Gerrrrr
Serigala di depan mereka sudah mulai mendekat.
Kabir baru akan menjawab pertanyaan Laela, tapi Laela langsung mengajaknya melompat ke sungai.
Byurrr
Mereka berdua jatuh ke sungai, lebih tepatnya menjatuhkan diri mereka ke sungai. Laela yang memang pandai berenang pun menarik Kabir ke atas, menyembulk4l kepalanya untuk menghirup udara.
Dari atas, tampak serigala yang tadi menghadang jalan mereka mengeram kesal lalu berbalik pergi.
"Wuuu.. ini seru sekali. Bertemu Gangster, lompat dari kereta, melarikan diri dari serigala. Wah, aku akan ceritakan ini pada Ringgo!" seru Laela yang merasakan sesuatu yang begitu luar biasa.
Biasanya dia tidak pernah bisa pergi sebebas ini, kemana-mana di antar jemput ayahnya, ikut ekskul apapun di temani supirnya. Kini dia bisa berpetualang seperti ini. Rasanya sungguh menyenangkan untuknya.
Sementara Kabir yang ada di belakang Laela cukup heran pada gadis di depannya itu.
"Apa menyenangkan untuk mu?" tanya Kabir.
Laela pun berbalik dengan cepat ketika mendengar suara Kabir. Mereka masih di dalam air, dan ketika Laela berbalik kibasan rambut Laela tidak sengaja mengenai Kabir. Membuat Kabir memejamkan matanya secara refleks.
Menyadari kecerobohan nya, Laela pun minta maaf dan menyentuh wajah Kabir.
"Ah maaf maaf, aku tidak sengaja!"
Kabir pun mengeraskan rahangnya, selama ini dia tidak pernah membiarkan siapapun menyentuh wajahnya. Suster atau perawat sekalipun.
Melihat Kabir yang sepertinya kesal, Laela pun sedikit merinding.
"Tuan, maafkan aku. Sungguh aku tidak sengaja!" ucap Laela yang menurunkan tangannya.
Tapi tangannya malah tak sengaja menyentuh benda keramat lain milik Kabir.
Mata Laela langsung terbelalak kaget.
'Apa itu tadi, keras dan...!' batin Laela sampai bergidik ngeri.
Sadar kalau dia salah lagi, Laela pun menyatukan kedua tangannya di depan wajahnya sambil memejamkan mata. Tak berani menatap Kabir.
"Tuan, aku tidak sengaja! maafkan aku!"
Laela tidak lupa kalau Kabir adalah orang yang sangat berbahaya. Dia tidak mau membuat Kabir marah, atau dia akan pulang tinggal nama saja nanti ke rumah neneknya.
Tapi selagi Laela berusaha meminta maaf, dia mendengar suara blubuk blubuk di air. Telinganya cukup jeli, matanya lalu menoleh ke arah barat, dan ternyata benar. Seekor buaya sedang berenang ke arah mereka.
"Buaya, ayo lari... eh berenang ke tepi!" teriak Laela yang lagi-lagi menarik tangan Kabir.
Dalam hatinya Kabir juga heran, kenapa gadis itu malah seperti tertantang dan tidak takut sama sekali.
Mereka berenang sangat cepat ke tepi. Tak berhenti sampai di situ saja. Laela langsung mengajak Kabir berarti menjauh dari sungai.
"Ya ampun ini seru sekali!" ucap Laela sambil terus berlari.
"Apa kamu waras?" tanya Kabir.
Laela lalu tersenyum dan menoleh ke arah Kabir.
"Kau tahu tuan, aku tidak pernah sewaras ini!" jawab Laela santai.
'Gadis aneh!' batin Kabir.
Mereka sudah jauh dari sungai. Dan akhirnya mereka berhenti.
"Tuan, apa kamu punya korek api?" tanya Laela yang sudah merasa kedinginan.
Kabir lalu memeriksa kantong celananya. Dan ada sebuah pemantik api dari besi dengan simbol silver shadow. Tanpa ragu, Laela langsung mengambilnya. Dia juga mengumpulkan daun kering dan ranting kering di sekitarnya lalu membakarnya. Kabir juga membantu. Mereka membuat api unggun dan duduk mengeringkan pakaian mereka.
"Siapa nama mu tuan?" tanya Laela tiba-tiba.
***
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Sandisalbiah
hahh.. sibolang lepas dr pengawasan.. 😂😂😂 jiwa petualang Laila seketika meronta² ...ternyata bar-bar juga.. 😅😅
2023-08-08
1
Dyah Shinta
Yakin kalau di Arab lebih aman untuk perempuan?
2023-05-22
1
HARTIN MARLIN
itu kalau anak perempuan gak pernah berpetualang
2023-03-04
1