Sementara itu di dalam kereta, seorang pria yang berpakaian paling rapi di antara para pria yang hanya pakai kaos tanpa lengan dan juga jaket kulit dengan celana belel dimana-mana masuk ke dalam kamar mandi ruangan yang sebelumnya adalah ruangan Laela.
"Bos, sepertinya benar kalau dia terluka. Tapi pelurunya sudah di keluarkan!" jelas seorang yang masih memegang senjata api di tangannya.
Melihat peluru yang masih berlumuran darah di lantai juga banyaknya tissue dan kaos yang dipakai Laela saat mencoba mengeluarkan peluru dari perut pria itu. Orang yang di panggil bos oleh pria berkepala plontos itu langsung memukul semua orang yang ada di dalam kamar mandi itu.
Plakk plakkk plakkk
"Bukankah aku mengatakan pada kalian untuk memeriksa setiap ruangan?" pekik pria yang di panggil bos yang bernama Antoni itu.
Tiga orang yang masih memegang pipi mereka, termasuk pria berkepala plontos yang merupakan ketua dari tim ini hanya menundukkan kepala mereka.
Mata pria yang berkepala plontos terus melihat ke arah pria yang sejak tadi gemetaran di luar kamar mandi. Pria kurus itu yang tadi mengatakan kalau ada yang lompat dari kereta. Hingga mereka keluar dari ruangan ini dan tidak jadi memeriksa kamar mandi.
Melihat pandangan anak buahnya yang berkepala plontos itu memandang ke arah pria bertubuh kurus. Antoni bertanya.
"Apa dia yang sudah menyebabkan Kabir melarikan diri?" tanya Antoni.
"Kami sudah akan memeriksa kamar ini, tapi dia malah berteriak kalau ada yang lompat dari kere...!"
Dorrr
Belum selesai pria berkepala plontos yang bernama Kojek itu menjelaskan kronologi nya. Antoni sudah menembak pria kurus yang menjadi penyebab pria yang mereka buru bernama Kabir itu melarikan diri padahal sudah terluka cukup parah.
Mata semua orang terbelalak sesaat sebelum akhirnya mereka kemudian.
"Bodohh kalian semua!! sekarang aku rasa dia bahkan sudah tidak ada di dalam kereta ini. Cepat pergi cari dia di luar kereta!" pekik Antoni.
Segera semua orang yang ada disana segera bergegas lompat dari kereta. Sementara beberapa orang yang lain kembali ke gerbong bagian depan dimana para petugas dan masinis berada, juga menghubungi beberapa orang yang berjaga di gerbong lain agar segera pergi setelah sebelumnya mengancam semua orang agar jangan buka mulut. Lagipula tidak masalah juga mereka buka mulut, semua orang dari kelompok Black Sky itu juga sudah meninggalkan kereta.
Mereka juga sudah mengobrak abrik semua barang-barang milik Laela. Tapi selain pakaian dan perlengkapan wanita mereka tidak menemukan apapun. Tapi setidaknya jika Kojek menemui wanita itu, dia pasti masih ingat dengan Laela.
Setelah menurunkan mayat itu dan melemparkannya begitu saja di dekat area persawahan. Semua anggota Black Sky termasuk Antoni pergi mencari keberadaan Kabir.
Kenapa Kabir di cari, apakah dia seorang polisi yang tertangkap menjadi mata-mata di Black Sky yang merupakan sebuah organisasi Hitam. Yang menjual senjata api ilegal, obat-obatan terlarang dan juga menyelundupk4n barang-barang mewah dan berharga dari luar negeri.
Jawabannya bukan, karena Kabir juga bekerja di dunia yang sama. Kabir juga bukan orang baik, dia bahkan adalah putra dari Kelompok lain seperti Black Sky, yaitu Silver Shadow dan setiap anggota mereka selalu memiliki tatoo huruf SS di punggung kiri mereka, begitu pula Kabir.
Kabir di buru oleh kelompok Black Sky karena dia sudah mencuri semua emas yang akan di kirimkan kelompok Black Sky ke luar negeri. Dan emas itu dia sembunyikan di suatu tempat. Karena itu dia di buru, karena jika Antoni sampai tidak bisa membawa emas itu kembali maka dia juga akan di hukum oleh ketua Black Sky.
Sementara itu, Kabir dan Laela masih terus melarikan diri menuju ke arah hutan.
"Hah hah hah, aku haus. Tuan apa lukamu tidak apa-apa berarti seperti ini sejak tadi?" tanya Laela Apada Kabir.
"Aku sudah biasa mendapat luka seperti ini, kalau kau haus. Kita berhenti dan tunggu saja tukang es lewat sini!" ucap Kabir yang menunjukkan sisi berbedanya ketika bersama dengan Laela.
Pria itu juga tidak menyadari sejak kapan dia bisa bicara seakrab ini dengan Laela. Mungkin karena Laela sudah menolongnya.
Wajah Laela langsung cemberut, dan itu membuat Kabir terkekeh. Laela memang di anugerahi oleh Tuhan wajah cantik yang polos dan menggemaskan. Ibunya masih keturunan Pakistan, karena nenek dari ibunya dulu menikah dengan orang Pakistan. Jadi wajahnya masih mirip-mirip dengan dengan orang Aceh (Ya ampun, jauh ya. Maafin author ya, author cuma canda. Tapi serius, wajah Laela tuh kalau artis Indonesia mirip sama gabungan mukanya Mawar de Jong campuran sama Anya Geraldine sama Shireen Sungkar juga, cakep bener kan).
Sehingga saat cemberut saja, pipi chubby Laela membuat Kabir ingin mencubitnya.
"Ini hutan, mana ada tukang es. Yang ada juga monyet jualan karedok!" balas Laela yang langsung duduk di bawah sebuah pohon karena dia sangat lelah.
"Ya ampun, kenapa liburan ku jadi begini. Aku rasa benar kata ayah, aku kurang amal!" gerutunya mulai mengingat nasehat ayahnya agar lebih banyak beramal.
Kabir pun duduk di sebelah Laela. Dia merasa dia sudah cukup jauh dari kereta itu, dan juga dia pasti mengira kalau para gangster yang mengejarnya itu akan mengira dia melarikan diri ke pemukiman bukan ke hutan, karena selain dalam kondisi terluka. Kabir juga membawa seseorang. Tidak mungkin dia lari ke hutan. Semua itu sudah Kabir pikirkan, hingga saat Laela akan berlari ke pemukiman. Kabir malah menariknya ke hutan.
"Siapa namamu?" tanya Kabir tiba-tiba.
Laela pun langsung menoleh. Dia ingat ayahnya mengatakan kalau dia tidak boleh membocorkan identitas pribadi pada seseorang yang baru dia kenal. Apalagi pria ini terlihat berbahaya. Dia membawa senjata api, dan dia juga di buru banyak orang.
"Namaku... namaku... kenapa ingin tahu namaku?" tanya Laela curiga.
"Sebenarnya aku sudah tahu, hanya ingin mendengar dari mulut mu saja. Bukankah setidaknya aku harus tahu siapa yang sudah menyelamatkan nyawaku?" tanya Kabir.
Laela lalu tersenyum masam.
"Ha ha, tidak usah tuan. Aku ikhlas melakukan nya. Setelah kita menemukan jalan raya dan angkutan umum nanti kita juga akan berpisah bukan?" tanya Laela yang menggeser duduknya menjauh sedikit dari Kabir yang duduk di sebelahnya.
Tapi wajah Kabir mendadak tidak senang mendengar hal itu. Namun semua yang di katakan Laela benar. Kabir pun mengangguk setuju.
"Benar, setelah kita menemukan jalan kita akan berpisah!" ucapnya.
Laela pun segera berdiri dan melangkah ke depan dengan hanya di temani cahaya bulan sebagai penerang. Karena Kabir melarangnya menggunakan senter dari ponselnya.
"Ayo tuan!" ajak Laela.
Kabir pun langsung berdiri. Dia mengikuti langkah Laela, dari arah belakang Kabir menaruh sedikit kekaguman pada Laela. Kalau biasanya wanita akan manja dan ketakutan berjalan di hutan. Laela tidak seperti itu. Dia malah jalan di depan dengan berani. Yah, karena memang Laela selalu di ajarkan oleh ayahnya kalau hidup dan mati itu di tangan Tuhan, dan sudah di atur sejak dalam kandungan.
***
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Sandisalbiah
aku penggemar cewek tangguh dan semoga Laila begitu..
2023-08-08
2
HARTIN MARLIN
author dari aceh apa pakistan 🤔🤔
2023-03-04
1
Elisabeth Ratna Susanti
cewek hebat nih 😍
2022-12-04
3