Surat Undangan

Shakeela meletakkan siku di atas kasur dengan posisi menyamping, menghadap Zahira. "Ehm ... Kak Shaka ... mau menikah dengan Kak Ziva dua minggu lagi."

Bagai mendengar suara gemuruh petir di siang bolong, kabar itu membuat sepasang mata sipit Zahira terbelalak dengan sempurna. Degup jantung terasa berhenti berdetak dan bumi tempatnya berpijak tak lagi berputar.

Menikah? Shaka akan menikahi Ziva? Oh Tuhan, apakah saat ini Zahira sedang bermimpi? Sebuah mimpi yang sering menghantui malam-malamnya? Mimpi yang selalu membuat gadis itu menangis di tengah malam karena tidak sanggup melihat sahabat sekaligus cinta pertamanya bersanding dengan wanita lain.

"Dek ... yang kamu katakan barusan ... cuma halusinasi Kakak saja, 'kan?" ucap Zahira terbata. Dia masih belum percaya akan berita yang disampaikan adik bungsunya itu.

Shakeela menggeleng kepala cepat. "Tidak, Kak. Perkataanku barusan bukan halusinasi Kakak, melainkan sebuah kenyataan. Kak Shaka akan menikah dengan Kak Ziva dua minggu lagi. Undangan pernikahan telah disebar bahkan Aunty Rini memintaku menjadi bridesmaid dalam resepsi pernikahan nanti," jawabnya polos.

Baik si bungsu maupun kedua kakak lelaki serta orang tua Zahira memang tak pernah mengetahui kalau gadis itu memendam rasa kepada pria yang tengah mereka bicarakan. Jadi, jangan heran kalau saat ini sikap Shakeela begitu santai tanpa merasa berdosa telah memberikan kabar mengejutkan bagi Zahira.

Lantas, Shakeela beranjak dari pembaringan lalu melangkah mendekati laci meja rias milik Zahira. Tangannya mengeluarkan sebuah undangan pernikahan warna putih dengan bagian depan bertuliskan nama calon kedua mempelai tinta hitam keemasan.

"Kak Shaka menitipkan surat undangan ini kepadaku saat aku dan Bunda berkunjung ke rumah Uncle Rio. Kak Shaka bilang dia tidak bisa memberikan kabar karena nomor Kakak ganti. Pesan yang dikirimkan via sosial media pun tak pernah dibalas. Oleh karena itu, dia memintaku menyimpan surat ini dan memberikan kepada Kakak saat kembali dari Jepang."

Detik itu juga napas Zahira berhenti sampai sekian detik lamanya. Tangan gemetar saat menerima undangan tersebut.

"I-ini ... undangan pernikahan Shaka?" gagap Zahira masih belum percaya meski bukti sudah di depan mata. "Tidak mungkin. Ini semua pasti mimpi. Shaka tidak mungkin menikahi gadis itu."

"Kenapa tidak mungkin? Mereka pacaran sudah lama loh. Enam tahun!" sahut Shakeela sambil mengangkat tangan kiri serta ibu jari ke udara. Bila disatukan membentuk angka enam. "Itu bukan waktu sebentar bagi sepasang kekasih mendalami karakter masing-masing, terlebih kedua keluarga sudah saling mengenal lalu apa lagi yang ditunggu."

Shakeela menghempaskan tubuhnya ke atas kasur dengan kasar membuat tubuh Zahira ikut berguncang. Pandangan mata menatap ke langit-langit kamar. "Aunty Rini sebenarnya takut sekali kalau Kak Shaka tidak bisa menahan diri. Banyak kesempatan bagi mereka melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan oleh pasangan suami istri. Oleh karena itu, saat Kak Shaka bilang ingin melamar Kak Ziva, Aunty Rini menyambut niat baik anaknya dengan sangat antusias. Beliau menyiapkan segala keperluan lamaran hingga persiapan pernikahan dibantu Bunda," tuturnya. Meskipun usia Shakeela masih terbilang sangat muda dibanding ketiga kakaknya, tetapi pemikiran gadis itu cukup dewasa.

Mendengar Shakeela menyebut sang bunda, Zahira membalikan badan menghadap adik bungsunya. "Jadi, Bunda turut membantu mempersiapkan semuanya?" tanya gadis itu seraya memicingkan mata.

Si bungsu mendengkus kesal. "Kakak pikir siapa yang mengurusi itu semua kalau bukan Bunda? Kak Indah? Kak Bagus? Mereka saja sibuk dengan urusan masing-masing jadi tidak sempat membantu Aunty Rini."

"Ya ... walaupun Kak Indah maupun Kak Bagus membantu, tetap saja Bunda turun tangan. Mereka 'kan bersahabat sejak dulu jauh sebelum Bunda dan Ayah menikah. Jadi, jangan heran saat pernikahan Kak Shaka, Bunda ikut andil mempersiapkan segalanya."

Zahira kembali diam. Hubungan persabahatan dua wanita paruh baya itu memang dekat sedari dulu bahkan sejak mereka masih remaja. Namun, apakah sang bunda harus terlibat langsung mengurusi semuanya sedangkan hati anak tercinta hancur berkeping-keping menyaksikan pernikahan Shaka dengan wanita lain.

Masihkan Arumi ikut terlibat mempersiapkan segala keperluan pernikahan jika dia tahu kalau ternyata Zahira mencintai Shaka? Bagaimana reaksi wanita itu bila mengetahui selama dua belas tahun Zahira tersiksa karena memendam rasa akibat jatuh cinta kepada pria yang merupakan sahabatnya sendiri?

***

Angin berembus perlahan, menerbangkan rambut seorang gadis yang sedang sibuk berselancar di dunia maya. Sesekali dia melirik jam analog yang ada di layar ponsel.

Gadis itu mendengkus kesal. "Setiap kali janjian selalu saja telat! Tidak pernah sekalipun dia tidak membuatku menunggu. Memangnya dia pikir, aku tidak punya kerjaan lain selain menunggunya di sini! Aku ini seorang model terkenal, agendaku padat tetapi dia tak pernah mengerti aku sedikit pun. Dasar egois!"

Menghentakan kaki di atas lantai, meluapkan kekesalannya. Pasalnya dia sudah hampir satu jam menunggu tetapi orang yang dinanti tidak menunjukan tanda-tanda akan datang.

"Kalau bukan karena ada hal penting yang ingin kusampaikan, aku tidak sudi menunggunya di sini terlalu lama." Kembali menyesap ice mattcha latte kesuakaannya. Kendati begitu, dia tetap menunggu dengan setia.

Tak berselang lama, seorang pria berpenampilan rapi dengan kemeja putih serta jas hitam membalut tubuh gagahnya. "Sayang, maaf aku datang terlambat," ucapnya dengan napas tersengal.

Model cantik itu menoleh ke samping, lalu meletakkan gelas kosong ke atas meja dengan kasar hingga menimbulkan bunyi nyaring perpaduan dua buah benda yang disatukan.

"Dari mana saja kamu jam segini baru sampai? Bukankah kita berjanji akan bertemu di sini pukul dua belas siang! Lihat, jam berapa kamu baru sampai!" seru gadis itu dengan nada suara tinggi. Nada suara gadis itu mengisyaratkan betapa kesalnya dia.

"Iya, Sayang. Aku ngaku salah deh." Pria itu duduk di sebelah sang kekasih. Tangan terulur ke depan, menyentuh punggung tangan gadis tersebut. "Sudah ya, jangan marah lagi. Aku janji, ini terakhir kalinya datang terlambat. Ke depannya, akan datang tepat waktu sesuai yang kita janjikan," ucap pria itu dengan lemah lembut. Menyadari kesalahannya karena telah membuat kekasih tercinta menunggu lama.

Gadis itu menatap kekasihnya tajam. "Awas saja kalau kamu mengulanginya lagi. Aku tidak akan segan memberimu pelajaran!" ancamnya sambil mengerucutkan bibir ke depan.

Pria tampan berhidung mancung terkekeh pelan. Bibir ranum berwarna merah menyala tampak begitu menggoda. Ingin sekali mencicipi rasa manis dari bibir tersebut, tetapi dia sadar bahwa saat ini bukanlah waktu yang tepat baginya mencium benda kenyal itu. Akan ada masa di mana dia menikmati manisnya madu berasal dari bibir sang kekasih. Masa di mana dia dengan gadis itu dipersatukan dalam sebuah ikatan pernikahan sakral hingga apa pun yang dikerjakan mereka bernilai ibadah di mata-Nya.

"Namun, sayangnya, itu semua tidak mungkin terjadi sebab aku tak akan melakukan kesalahan yang sama." Pria tampan itu tersenyum manis dengan sorot mata berbinar bahagia. Rasa lelah yang menyelimuti diri hilang seketika kala bertemu dengan kekasih pujaan hati.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Milady Adara

Milady Adara

maksud nya????

2023-12-01

2

Enung Samsiah

Enung Samsiah

mlkukan kesalahan yg sama???? 🤔🤔

2023-03-12

0

Mama Pesek

Mama Pesek

melakukan kesalahan yang sama??? apaan tuh!

2023-02-25

2

lihat semua
Episodes
1 Broken Heart
2 Setelah Enam Tahun
3 Surat Undangan
4 Menunda Pernikahan
5 Ancaman dari Shaka
6 Bertemu Kembali Setelah Enam Tahun
7 "Selamat Malam, Ra."
8 Makan Malam Bersama
9 Serpihan Hati
10 Before Disaster
11 Kekacauan
12 Pengantin Pengganti
13 Wedding Party
14 Setelah Ijab Qabul
15 Hari Pertama Menjadi Seorang Istri
16 Empat Mata
17 Benteng Pembatas
18 The Scream In The Morning
19 Pasien Gawat Darurat
20 VISUAL TOKOH
21 Dia ... Istriku
22 Hati yang Tersakiti
23 Cinta Sedalam Samudra Hindia
24 I Will Never Leave You
25 Menjaganya di Rumah Sakit
26 Dokter Nizam Al Falah
27 Kedatangan Orang Tua Serta Mertua Zahira
28 Semangkok Bubur Sop untuk Zahira
29 Sebuah Informasi
30 Kebenaran yang Terungkap
31 Pesan Singkat untuk Zahira
32 Putus
33 Memberi Pelajaran untuk Shaka
34 Di mana Zahira?
35 Terima Saja Nasib Burukmu
36 Finally, I Found You!
37 Bermalam Bersamamu
38 Ceraikan Aku!
39 Keputusan Zahira
40 Keputusan Zahira II
41 Kedatangan Rini
42 The Second Chance
43 Pulang
44 Dokter Tampan
45 Makan Siang Bersama
46 Menjemputmu Pulang
47 Sikap Aneh Shaka
48 Morning Kiss
49 Kalau Istri Pengganti, Memangnya Kenapa?
50 Bertengkar
51 Petuah Bijak
52 Meminta Maaf dan Berbaikan
53 Klien Baru Shaka
54 Saling Menjaga Perasaan Pasangan
55 Sebuah Penegasan
56 Biar Tahu Rasa!
57 Shaka, Tunggu Aku Pulang
58 Memendam Rindu
59 Kerikil Kecil Sebelum Mereguk Indahnya Cinta
60 First Kiss
61 Bibirmu Canduku
62 Permintaan Zahira
63 Pergi Bulan Madu?
64 Meminta Izin
65 Jangan Banyak Makan Durian, Nanti Gumoh!
66 Bertemu Ziva
67 Siasat Licik
68 Dua Wanita dalam Hidup Shaka
69 Akan Mempercayaimu Selamanya
70 Me Time Versi Rini dan Zahira
71 Sydney, Australia
72 Sebelum Malam Pertama
73 Bertemu Teman Lama
74 Katakan Kalau Kamu Cinta Dia!
75 8760
76 Ungkapan Cinta dari Shaka
77 Unboxing Part 1
78 Unboxing Part 2
79 Naluri Seorang Ibu
80 Ini ... seperti mimpi!
81 Rencana Bulan Madu ke Jepang
82 The Edelwies Hotels, Tokyo, Jepang
83 Shinjuku Gyoen, Tokyo
84 Setelah Hampir Sepuluh Tahun
85 Muhammad Ghani Hanan
86 Semua Karena Zahira?
87 Kembali ke Indonesia
88 Setelah Bulan Madu
89 Bicara Secara Empat Mata
90 Penegasan Zahira
91 Insiden di Rumah Sakit
92 Sidang
93 Petuah Dokter Rayyan
94 Cinta pada Pandangan Pertama
95 Asam Lambung atau ....
96 The Twins
97 Happy Birthday, Shaka Abimana
98 Kue Ulang Tahun dari Ziva
99 Jatuh Cinta Membuat Segalanya Indah
100 Tamu Tak Diundang
101 Ancaman Rini
102 Doa dan Harapan Shaka
103 Kado Spesial dari Zahira
104 Haruskah Aku Melepaskannya?
105 Suami Siaga
106 Menutup Lembaran Masa Lalu
107 Mati Aku!
108 Hormon Ibu Hamil
109 Akan Mengantarmu Pulang
110 Maafkan Aku, Hanna!
111 Rujak
112 Acara Tasyakuran 4 Bulanan
113 Sulit Berpaling ke Lain Hati
114 Memeriksakan Kandungan
115 Suami dan Calon Papa Terbaik di Dunia
116 Kado Ulang Tahun dari Shaka
117 Kontraksi
118 Proses Kelahiran si Kembar
119 Khairan Delvin Arsalan & Mayumi Keina
120 Pasca Melahirkan Si Kembar
121 Kado Untuk Si Kembar
122 Aku Bersedia
123 Wedding Day (Irhan dan Ziva)
124 MOHON DIBACA
Episodes

Updated 124 Episodes

1
Broken Heart
2
Setelah Enam Tahun
3
Surat Undangan
4
Menunda Pernikahan
5
Ancaman dari Shaka
6
Bertemu Kembali Setelah Enam Tahun
7
"Selamat Malam, Ra."
8
Makan Malam Bersama
9
Serpihan Hati
10
Before Disaster
11
Kekacauan
12
Pengantin Pengganti
13
Wedding Party
14
Setelah Ijab Qabul
15
Hari Pertama Menjadi Seorang Istri
16
Empat Mata
17
Benteng Pembatas
18
The Scream In The Morning
19
Pasien Gawat Darurat
20
VISUAL TOKOH
21
Dia ... Istriku
22
Hati yang Tersakiti
23
Cinta Sedalam Samudra Hindia
24
I Will Never Leave You
25
Menjaganya di Rumah Sakit
26
Dokter Nizam Al Falah
27
Kedatangan Orang Tua Serta Mertua Zahira
28
Semangkok Bubur Sop untuk Zahira
29
Sebuah Informasi
30
Kebenaran yang Terungkap
31
Pesan Singkat untuk Zahira
32
Putus
33
Memberi Pelajaran untuk Shaka
34
Di mana Zahira?
35
Terima Saja Nasib Burukmu
36
Finally, I Found You!
37
Bermalam Bersamamu
38
Ceraikan Aku!
39
Keputusan Zahira
40
Keputusan Zahira II
41
Kedatangan Rini
42
The Second Chance
43
Pulang
44
Dokter Tampan
45
Makan Siang Bersama
46
Menjemputmu Pulang
47
Sikap Aneh Shaka
48
Morning Kiss
49
Kalau Istri Pengganti, Memangnya Kenapa?
50
Bertengkar
51
Petuah Bijak
52
Meminta Maaf dan Berbaikan
53
Klien Baru Shaka
54
Saling Menjaga Perasaan Pasangan
55
Sebuah Penegasan
56
Biar Tahu Rasa!
57
Shaka, Tunggu Aku Pulang
58
Memendam Rindu
59
Kerikil Kecil Sebelum Mereguk Indahnya Cinta
60
First Kiss
61
Bibirmu Canduku
62
Permintaan Zahira
63
Pergi Bulan Madu?
64
Meminta Izin
65
Jangan Banyak Makan Durian, Nanti Gumoh!
66
Bertemu Ziva
67
Siasat Licik
68
Dua Wanita dalam Hidup Shaka
69
Akan Mempercayaimu Selamanya
70
Me Time Versi Rini dan Zahira
71
Sydney, Australia
72
Sebelum Malam Pertama
73
Bertemu Teman Lama
74
Katakan Kalau Kamu Cinta Dia!
75
8760
76
Ungkapan Cinta dari Shaka
77
Unboxing Part 1
78
Unboxing Part 2
79
Naluri Seorang Ibu
80
Ini ... seperti mimpi!
81
Rencana Bulan Madu ke Jepang
82
The Edelwies Hotels, Tokyo, Jepang
83
Shinjuku Gyoen, Tokyo
84
Setelah Hampir Sepuluh Tahun
85
Muhammad Ghani Hanan
86
Semua Karena Zahira?
87
Kembali ke Indonesia
88
Setelah Bulan Madu
89
Bicara Secara Empat Mata
90
Penegasan Zahira
91
Insiden di Rumah Sakit
92
Sidang
93
Petuah Dokter Rayyan
94
Cinta pada Pandangan Pertama
95
Asam Lambung atau ....
96
The Twins
97
Happy Birthday, Shaka Abimana
98
Kue Ulang Tahun dari Ziva
99
Jatuh Cinta Membuat Segalanya Indah
100
Tamu Tak Diundang
101
Ancaman Rini
102
Doa dan Harapan Shaka
103
Kado Spesial dari Zahira
104
Haruskah Aku Melepaskannya?
105
Suami Siaga
106
Menutup Lembaran Masa Lalu
107
Mati Aku!
108
Hormon Ibu Hamil
109
Akan Mengantarmu Pulang
110
Maafkan Aku, Hanna!
111
Rujak
112
Acara Tasyakuran 4 Bulanan
113
Sulit Berpaling ke Lain Hati
114
Memeriksakan Kandungan
115
Suami dan Calon Papa Terbaik di Dunia
116
Kado Ulang Tahun dari Shaka
117
Kontraksi
118
Proses Kelahiran si Kembar
119
Khairan Delvin Arsalan & Mayumi Keina
120
Pasca Melahirkan Si Kembar
121
Kado Untuk Si Kembar
122
Aku Bersedia
123
Wedding Day (Irhan dan Ziva)
124
MOHON DIBACA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!