Menunda Pernikahan

Seorang pelayan melangkah mendekati salah satu meja yang berada di luar café. Café tersebut merupakan tempat yang biasa dikunjungi oleh sepasang kekasih kala mereka ingin menghabiskan waktu bersama. Mengusung konsep outdoor garden adalah pilihan tepat bagi mereka yang ingin mengusir penat di tengah rutinitas pekerjaan yang tak kunjung usai.

"Tuan ingin memesan apa?" tanya pelayan itu. Tangan kiri memegang buku menu sementara tangan lain memegang pulpen.

"Saya mau pesan avocado coffee creamy dan cake red velvet satu. Lalu satu botol air mineral ukuran 330 ml," jawab seorang pria tampan berwajah Timur Tengah.

Pelayan itu bergegas mencatat semua pesanan dengan teliti tanpa ada yang terlewatkan sedikit pun. "Lalu, Nona sendiri mau pesan apa?"

"Bawakan lagi satu gelas iced matcha latte dan matcha cake untukku. Ingat, jangan lama-lama!" kata gadis cantik menekankan kalimat terakhir.

Pelayan itu mengangguk, beranjak dari sana menuju pantry. Dia segera membuatkan pesanan untuk kedua pelanggan.

"Oh ya, kenapa tadi kamu bisa datang terlambat? Kamu disuruh Papamu lagi menemaninya bertemu klien, iya?" tanya sang model papan atas bernama Ziva.

Pria tampan berhidung mancung menghela napas panjang. Semenjak dia lulus kuliah dari fakultas hukum dan bekerja di kantor firma milik sang papa, pria itu acap kali datang terlambat sebab Rio--papa tercinta selalu mengajaknya bertemu para klien penting yang pernah atau hendak meminta bantuan pengacara kondang tersebut. Sebagai pengacara muda yang kelak meneruskan perjuangan sang papa membela para klien, dia dituntut mempelajari secara langsung kasus yang sering terjadi di lapangan. Berharap kelak si bungsu sudah tidak kaget lagi apabil menemui kasus yang belum pernah ditemui saat kuliah dulu.

"Benar, Sayang. Ya ... mau bagaimana lagi, hanya aku satu-satunya anak yang diharapkan Papa meneruskan perjuangan yang telah dibangun selama puluhan tahun. Kak Indah memutuskan resign menjadi pengacara dan lebih memilih menjadi penulis novel online disamping mengurus suami dan anak-anaknya. Sementara Kak Bagus, memutuskan tinggal di London dan bekerja di sana setelah menikahi penduduk setempat. Jadi, mau tidak mau aku harus mengikuti ke mana Papa pergi."

Ziva mencibir dan memutar bola matanya. Entah kenapa, setiap kali mendengar Shaka mengatakan hanya dia satu-satunya anak yang diharapkan membuat gadis itu jengah dan muak. Dia merasa kekasihnya itu bukanlah lelaki sejati karena terlalu patuh sebagai seorang anak.

"Sampai kapan kamu hanya diam saja saat diatur kedua orang tuamu, Shaka! Kamu bukan lagi anak kecil! Usaimu sudah dua puluh empat tahun. Harusnya kamu bisa mengambil sikap bukan malah terus menuruti semua kemauan Mama dan Papamu!" seru Ziva menahan geraman emosi yang terbendung dalam diri. Sejak dulu sikap sang kekasih tidak pernah berubah sedikit pun. Bodohnya lagi, dia selalu mencintai pria itu meski Shaka terkesan seperti anak papa dan mama.

Shaka terdiam. Ucapan Ziva ada benarnya. Selama ini dia memang selalu menuruti semua keinginan Rini dan Rio termasuk tawaran masuk jurusan hukum. Meskipun begitu, tetapi si bungsu dari tiga bersaudara tak keberatan menghabiskan waktu selama empat tahun mempelajari undang-undang serta kasus yang sering terjadi di lapangan sebab sejak kecil dia sudah bercita-cita menjadi pengacara hebat seperti sang papa.

Lantas, di mana letak kesalahannya? Dia hanya ingin berbakti kepada kedua orang tuanya, apakah itu salah? Toh selama ini Rini dan Rio tak memaksakan kehendak mereka bila keinginan anak-anak bertentangan dengan hati nuraninya.

Sang pengacara muda kembali mengembuskan napas panjang. "Sayang, sudah ya, jangan marah lagi! Tadi 'kan aku sudah minta maaf dan berjanji tak akan mengulanginya lagi. Jadi, please, jangan membahas masalah yang sama."

"Baiklah. Aku tidak akan membahasnya lagi," ucap Ziva mengakhiri pertengkaran kecil mereka.

Pelayan café tadi kembali dengan membawa nampan berisi pesanan Shaka dan Ziva. Kepulan asap putih menguar ke udara, seakan tengah melambaikan tangan ke arah sang pengacara agar segera menyesapnya. Lantas, seulas senyum samar terukir jelas di sudut bibir pria itu.

"Selamat menikmati, Tuan dan Nona." Usai mengucapkan kalimat terakhir, pelayan itu bergegas pamit dan undur diri.

Shaka meraih gelas yang ada di atas meja. Sebelum menyesap kopi kesukaannya sambil memejamkan mata, menghirup aroma nikmat dari segelas avocado coffee creamy. Sementara Ziva tersenyum, meraih pisau dan garpu, bersiap menyantap matcha cake.

"Rasa cake serta kopi di café ini tidak pernah berubah meski sudah berdiri sejak puluhan tahun. Malah, aku merasa semakin hari rasanya semakin nikmat," tutur Shaka di tengah kegiatannya menyesap secangkir kopi hangat yang baru saja disodorkan oleh pelayan.

Ziva mengangguk cepat. "Aku setuju dengan pendapatmu. Selain tempatnya cozy, minuman serta makanan yang ada di sini lezat semua."

"Sayang, semalam kamu bilang ada yang ingin disampaikan kepadaku. Memangnya ada apa sih?" tanya pria itu sambil memasukan satu sendok cake red velvet ke dalam mulut. Sejak semalam dibuat penasaran sebab gadis itu tak memberikan clue sama sekali kepadanya. Gadis itu hanya meminta bertemu pukul sebelas siang di café langganan.

Gadis cantik yang bekerja di dunia modeling meraih gelas dan mencicipi iced matcha latthe yang dibawakan seorang pelayan. "Soal pernikahan kita, Ka. Ehm ... aku mau pernikahan kita ditunda sampai dua tahun ke depan," ujar Ziva tanpa berdosa.

Suara seorang lelaki batuk dibarengi dengan ucapan dari sang model. Pria itu cukup terkejut atas apa yang baru saja dia dengar. Tangan pria itu dengan buru-buru membuka tutup botol air mineral berukuran kecil lalu menegaknya hingga bersisa setengahnya.

Setelah merasa baikan, barulah Shaka berkata, "Menunda pernikahan? Kenapa? Bukankah semua persiapan telah disiapkan dengan matang. Tinggal tersisa empat belas hari lagi, kamu dan aku resmi menikah, menjadi sepasang suami istri."

"Iya, aku tahu. Namun, aku rasa pernikahan kita terlalu buru-buru, Ka. Aku masih ingin menjadi model terkenal yang bisa go international." Ziva melirik pada Shaka. "Kamu tahu 'kan, cita-citaku sejak kecil menjadi model yang bukan hanya terkenal di tanah air tetapi juga di luar negeri. Kesempatan itu datang kepadaku dan aku tidak mau menyia-nyiakannya. Jadi, aku minta pernikahan kita ditunda sampai dua atau tiga tahun ke depan."

"Gila, kamu!" bentak Shaka seraya menggebrak meja. "Pernikahan kita tinggal hitungan hari tapi kamu meminta ditunda begitu saja. Mama dan Aunty Rumi telah menyiapkan segala keperluan pernikahan kita, Va. Gedung, katering bahkan undangan pun telah disebar mana bisa ditunda secara mendadak."

Alih-alih merasa bersalah, Ziva malah memasang wajah datar tanpa dosa. "Itu urusanmu bukan urusanku. Lagipula, sejak awal yang memaksa ingin segera menikah, 'kan kamu bukan aku." Gadis cantik itu melipat kedua tangan di depan dada sambil berkata sinis kepada calon suaminya.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Ririn Nursisminingsih

Ririn Nursisminingsih

shaka2 bucin jg bodoh

2024-11-23

0

Enung Samsiah

Enung Samsiah

ya nmnya seorang model tdk mau terikat pastinya cita" kliling dunia go internasional karir no 1,,

2023-03-12

5

Fhans Rossi

Fhans Rossi

egois banget itu ziva

2023-02-26

0

lihat semua
Episodes
1 Broken Heart
2 Setelah Enam Tahun
3 Surat Undangan
4 Menunda Pernikahan
5 Ancaman dari Shaka
6 Bertemu Kembali Setelah Enam Tahun
7 "Selamat Malam, Ra."
8 Makan Malam Bersama
9 Serpihan Hati
10 Before Disaster
11 Kekacauan
12 Pengantin Pengganti
13 Wedding Party
14 Setelah Ijab Qabul
15 Hari Pertama Menjadi Seorang Istri
16 Empat Mata
17 Benteng Pembatas
18 The Scream In The Morning
19 Pasien Gawat Darurat
20 VISUAL TOKOH
21 Dia ... Istriku
22 Hati yang Tersakiti
23 Cinta Sedalam Samudra Hindia
24 I Will Never Leave You
25 Menjaganya di Rumah Sakit
26 Dokter Nizam Al Falah
27 Kedatangan Orang Tua Serta Mertua Zahira
28 Semangkok Bubur Sop untuk Zahira
29 Sebuah Informasi
30 Kebenaran yang Terungkap
31 Pesan Singkat untuk Zahira
32 Putus
33 Memberi Pelajaran untuk Shaka
34 Di mana Zahira?
35 Terima Saja Nasib Burukmu
36 Finally, I Found You!
37 Bermalam Bersamamu
38 Ceraikan Aku!
39 Keputusan Zahira
40 Keputusan Zahira II
41 Kedatangan Rini
42 The Second Chance
43 Pulang
44 Dokter Tampan
45 Makan Siang Bersama
46 Menjemputmu Pulang
47 Sikap Aneh Shaka
48 Morning Kiss
49 Kalau Istri Pengganti, Memangnya Kenapa?
50 Bertengkar
51 Petuah Bijak
52 Meminta Maaf dan Berbaikan
53 Klien Baru Shaka
54 Saling Menjaga Perasaan Pasangan
55 Sebuah Penegasan
56 Biar Tahu Rasa!
57 Shaka, Tunggu Aku Pulang
58 Memendam Rindu
59 Kerikil Kecil Sebelum Mereguk Indahnya Cinta
60 First Kiss
61 Bibirmu Canduku
62 Permintaan Zahira
63 Pergi Bulan Madu?
64 Meminta Izin
65 Jangan Banyak Makan Durian, Nanti Gumoh!
66 Bertemu Ziva
67 Siasat Licik
68 Dua Wanita dalam Hidup Shaka
69 Akan Mempercayaimu Selamanya
70 Me Time Versi Rini dan Zahira
71 Sydney, Australia
72 Sebelum Malam Pertama
73 Bertemu Teman Lama
74 Katakan Kalau Kamu Cinta Dia!
75 8760
76 Ungkapan Cinta dari Shaka
77 Unboxing Part 1
78 Unboxing Part 2
79 Naluri Seorang Ibu
80 Ini ... seperti mimpi!
81 Rencana Bulan Madu ke Jepang
82 The Edelwies Hotels, Tokyo, Jepang
83 Shinjuku Gyoen, Tokyo
84 Setelah Hampir Sepuluh Tahun
85 Muhammad Ghani Hanan
86 Semua Karena Zahira?
87 Kembali ke Indonesia
88 Setelah Bulan Madu
89 Bicara Secara Empat Mata
90 Penegasan Zahira
91 Insiden di Rumah Sakit
92 Sidang
93 Petuah Dokter Rayyan
94 Cinta pada Pandangan Pertama
95 Asam Lambung atau ....
96 The Twins
97 Happy Birthday, Shaka Abimana
98 Kue Ulang Tahun dari Ziva
99 Jatuh Cinta Membuat Segalanya Indah
100 Tamu Tak Diundang
101 Ancaman Rini
102 Doa dan Harapan Shaka
103 Kado Spesial dari Zahira
104 Haruskah Aku Melepaskannya?
105 Suami Siaga
106 Menutup Lembaran Masa Lalu
107 Mati Aku!
108 Hormon Ibu Hamil
109 Akan Mengantarmu Pulang
110 Maafkan Aku, Hanna!
111 Rujak
112 Acara Tasyakuran 4 Bulanan
113 Sulit Berpaling ke Lain Hati
114 Memeriksakan Kandungan
115 Suami dan Calon Papa Terbaik di Dunia
116 Kado Ulang Tahun dari Shaka
117 Kontraksi
118 Proses Kelahiran si Kembar
119 Khairan Delvin Arsalan & Mayumi Keina
120 Pasca Melahirkan Si Kembar
121 Kado Untuk Si Kembar
122 Aku Bersedia
123 Wedding Day (Irhan dan Ziva)
124 MOHON DIBACA
Episodes

Updated 124 Episodes

1
Broken Heart
2
Setelah Enam Tahun
3
Surat Undangan
4
Menunda Pernikahan
5
Ancaman dari Shaka
6
Bertemu Kembali Setelah Enam Tahun
7
"Selamat Malam, Ra."
8
Makan Malam Bersama
9
Serpihan Hati
10
Before Disaster
11
Kekacauan
12
Pengantin Pengganti
13
Wedding Party
14
Setelah Ijab Qabul
15
Hari Pertama Menjadi Seorang Istri
16
Empat Mata
17
Benteng Pembatas
18
The Scream In The Morning
19
Pasien Gawat Darurat
20
VISUAL TOKOH
21
Dia ... Istriku
22
Hati yang Tersakiti
23
Cinta Sedalam Samudra Hindia
24
I Will Never Leave You
25
Menjaganya di Rumah Sakit
26
Dokter Nizam Al Falah
27
Kedatangan Orang Tua Serta Mertua Zahira
28
Semangkok Bubur Sop untuk Zahira
29
Sebuah Informasi
30
Kebenaran yang Terungkap
31
Pesan Singkat untuk Zahira
32
Putus
33
Memberi Pelajaran untuk Shaka
34
Di mana Zahira?
35
Terima Saja Nasib Burukmu
36
Finally, I Found You!
37
Bermalam Bersamamu
38
Ceraikan Aku!
39
Keputusan Zahira
40
Keputusan Zahira II
41
Kedatangan Rini
42
The Second Chance
43
Pulang
44
Dokter Tampan
45
Makan Siang Bersama
46
Menjemputmu Pulang
47
Sikap Aneh Shaka
48
Morning Kiss
49
Kalau Istri Pengganti, Memangnya Kenapa?
50
Bertengkar
51
Petuah Bijak
52
Meminta Maaf dan Berbaikan
53
Klien Baru Shaka
54
Saling Menjaga Perasaan Pasangan
55
Sebuah Penegasan
56
Biar Tahu Rasa!
57
Shaka, Tunggu Aku Pulang
58
Memendam Rindu
59
Kerikil Kecil Sebelum Mereguk Indahnya Cinta
60
First Kiss
61
Bibirmu Canduku
62
Permintaan Zahira
63
Pergi Bulan Madu?
64
Meminta Izin
65
Jangan Banyak Makan Durian, Nanti Gumoh!
66
Bertemu Ziva
67
Siasat Licik
68
Dua Wanita dalam Hidup Shaka
69
Akan Mempercayaimu Selamanya
70
Me Time Versi Rini dan Zahira
71
Sydney, Australia
72
Sebelum Malam Pertama
73
Bertemu Teman Lama
74
Katakan Kalau Kamu Cinta Dia!
75
8760
76
Ungkapan Cinta dari Shaka
77
Unboxing Part 1
78
Unboxing Part 2
79
Naluri Seorang Ibu
80
Ini ... seperti mimpi!
81
Rencana Bulan Madu ke Jepang
82
The Edelwies Hotels, Tokyo, Jepang
83
Shinjuku Gyoen, Tokyo
84
Setelah Hampir Sepuluh Tahun
85
Muhammad Ghani Hanan
86
Semua Karena Zahira?
87
Kembali ke Indonesia
88
Setelah Bulan Madu
89
Bicara Secara Empat Mata
90
Penegasan Zahira
91
Insiden di Rumah Sakit
92
Sidang
93
Petuah Dokter Rayyan
94
Cinta pada Pandangan Pertama
95
Asam Lambung atau ....
96
The Twins
97
Happy Birthday, Shaka Abimana
98
Kue Ulang Tahun dari Ziva
99
Jatuh Cinta Membuat Segalanya Indah
100
Tamu Tak Diundang
101
Ancaman Rini
102
Doa dan Harapan Shaka
103
Kado Spesial dari Zahira
104
Haruskah Aku Melepaskannya?
105
Suami Siaga
106
Menutup Lembaran Masa Lalu
107
Mati Aku!
108
Hormon Ibu Hamil
109
Akan Mengantarmu Pulang
110
Maafkan Aku, Hanna!
111
Rujak
112
Acara Tasyakuran 4 Bulanan
113
Sulit Berpaling ke Lain Hati
114
Memeriksakan Kandungan
115
Suami dan Calon Papa Terbaik di Dunia
116
Kado Ulang Tahun dari Shaka
117
Kontraksi
118
Proses Kelahiran si Kembar
119
Khairan Delvin Arsalan & Mayumi Keina
120
Pasca Melahirkan Si Kembar
121
Kado Untuk Si Kembar
122
Aku Bersedia
123
Wedding Day (Irhan dan Ziva)
124
MOHON DIBACA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!