bab 16

Lea sebenarnya malu untuk turun,tapi mau bagaimana lagi,setelah beres memakai seragam sekolahnya lalu dia pergi turun kebawah.

"selamat pagi,sayang ayo kita makan,kita udah nungguin kamu loh dari tadi ayo" ucap Gita dengan lembut.

"hem,pagi juga,tumben nungguin biasanya langsung makan"ucap Lea menyindir mereka,membuat mereka terdiam.

"banyak bacot lu syukur syukur kita nungguin lo,gak tau terimakasih banget jadi orang"ucap Aesyen dengan sinis,dia sebal dengan Lea karena menurutnya sekarang Lea menjadi pusat perhatian di sekolahnya maupun dirumah.

"lahh,gw kan gak nyuruh kalian buat nunggu gw,jangan salahin gw dong"jawab Lea santai.

"Lo yaaa!!ishh bunda ngapain sih nunggu dia,liat dia aja gak bilang Makasih sama bunda,sama kita padahal kita nungguin dia tuh lama bangett"ucap Aesyen.

"sudahh,Aesyen kamu jangan terus memancing kakakmu dan satu lagi mulai sekarang kamu panggil Lea seperti kamu memanggil Erick,mengerti!!"perintah Gita,penuh penekanan,Aesyen kaget kenapa bundanya jadi berubah.

"bunda,kok bunda gitu sihh" rengek Aesyen.

"gitu gimana?udah seharusnya kamu manggil Lea kakak, karena dia kakakmu" ucap Gita.

"tapi bun-"

"tidak ada tapi tapian,sudah cepat makan,Lea ayo sayang kamu mau makan apa biar bunda ambilkan"ucap Gita, bicara nya berubah lembut saat dengan Lea,hal itu membuat Aesyen geram karena merasa sekarang bundanya tidak sayang lagi kepadanya.

"gak papa,Lea bisa ngambil makanan sendiri"ucap Lea dengan dingin.

Gita hanya bisa menghela nafas melihat Lea yang dingin kepadanya,sakit sebenarnya didinginkan oleh anaknya, tapi dia terima karena dulu dia lebih dingin kepada anak keduanya itu.

Lea duduk dekat dengan Erick,dari tadi Erick hanya diam menyimak dia tidak konsen karena masih teringat bayang bayang saat Lea hanya memakai tank top dan celana pendek entah kenapa yang dibawah merasa sesak melihatnya.

"Erick,bego sadar woyy dia adek lu" batin Eeick sambil menampar pipi nya,Lea terheran kenapa kakanya menampar pipinya sendiri,ingin bertanya tapi masih malu atas kejadian masalah baju,OMG, mengingatnya saja sudah membuat pipinya memerah.

setelah selesai sarapan Lea bersiap berangkat,Ibunya mendekat dan memberikan sesuatu kepada Lea.

"Lea sayang,ini uang buat jajan kamu selama satu minggu,di ambil ya"ucap Gita,ternyata gita memberikan sejumlah uang yang sangat banyak,Lea yang melihatnya mematung.

'ehh,buset uang segitu buat jajan seminggu anjrit,ambil kagak ya,tapi kalo di ambil gimana,tapi kalo gak diambil sayangg,ishh yaudah ambil ajalah'batin Lea berkecamuk akhirnya Lea memutiskan untuk mengambil uang itu.

"banyak banget,tapi makasih"ucap Lea mengambil uang itu dan memasukannya ke tasnya.

"nanti kalo udah dapet izin dari,ayah kamu bunda kasih kamu kartu kredit,nanti setiap bulannya bunda akan transfer ok" ucap Gita,dengan senyum yang tulus.

"hem, terimakasih" ucap Lea lalu dia mengambil tangan bundanya dan menciumnya, sontak hal itu membuat mereka yang disana terkejut karena mereka tidak terbiasa melakukan hal seperti itu.

"Lea berangkat" pamit Lea,tapi sebelum melangkah, Erick menyetopnya.

"tunggu,eehh,,,b-bareng sama gw lumayan gak cape kita juga searah" ucap Erick dengan gugup,Lea menaikan sebelah alisnya tumben dia mau berangkat bareng,tapi gak papa lumayan tumpangan,pikirnya.

"yaudah ayok" ucap Lea,Aesyen semakin kesal dengan Lea dia sudah banyak menarik perhatian semua orang,ibunya tiba-tiba baik kepadanya sekarang kakaknya juga, ikut-ikutan Aesyen menghentakkan kakinya kelantai,dia keluar dari rumah dengan hati yang dongkol.

.

.

.

.

bersambung.

tetap semangat,jangan lupa like dan komennya supaya aku semangat buat update.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***