bab 15

Lea berjalan kembali ke kamarnya dia urungkan mengembalikan kunci mobil ke kakaknya Lea.

"ada apa sebenarnya,, seberapa besar rahasia itu sampai nyonya wijaya menolak keras Suaminya untuk memberitahu semuanya,arhgg Lea lo ngasih tugas yang berat buat gw" teriak prustasi Lea.

keesokan harinya semua orang sudah berkumpul di meja makan kecuali Lea

"dimana sih tu anak,nyebelin banget sihh"gerutu Aesyen,dia sebel karena bundanya menyuruh mereka untuk menunggu Lea barulah mereka makan,ayahnya sudah pergi dari tadi karena ada rapat mendadak.

"Syena,kamu bisa sabar sedikit"ucap Gita menatap tajam anak bungsunya itu.

"tapi bunda Syena laperr"rengeknya.

"bisa diem gak sihh syen,berisik tau gak"ucap erick dingin.

"ishh kalian ini kenapa sihhh" ucap Aesyen memonyongkan bibirnya.

"yasudah,Eric kamu panggilakan Lea" perintah ibunya,mau tidak mau erick harus menuruti perkataan bunda tersayang.

"baik bun"ucap Erick lalu dia bangkit dari tempat duduknya, sebenarnya dia malas bertemu dengan Lea tapi apa daya bundanya yang menyuruh,jika ayahnya masih bisa dia tolak tapi jika bundanya dia tidak bisa berbuat apa-apa,setelah sampai di depan pintu kamar Lea Erick menarik napas sebentar lalu dia mengetok pintu kamar Lea.

'tok tok tok'

"Leaa, dipanggil bunda buat sarapan"ucap Erick setengah teriak.

tidak ada sahutan dari Lea.

'tok tok tok'

"Lea,pada nungguin woyy!"teriak Erick

tapi masih belum ada sahutan.

"ck, nyusahin"ucap Erick lalu dia membuka pintu kamar Lea, kamar Lea terlihat sangat asing di matanya, walaupun satu rumah tapi dia tidak pernah menginjakkan kakinya di kamar Lea.

ternyata Lea masih tertidur,wajahnya tertutup oleh beberapa helai rambutnya,lalu entah mendapat hasutan darimana dia memberanikan diri untuk menyingkirkan anak rambut yang menghalangi wajahnya,dan terlihat lah wajah cantik nan mulus Lea,tapi sepertinya Lea habis menangis sebab matanya terlihat sembab.

perlahan-lahan Lea membuka matanya,Lea membulat kan matanya,dia kaget melihat Erick di hadapannya,sontak dia berteriak.

"Aaa-emphh"Erick menutup mulut Lea dengan tangannya.

"Lu apaansi,ngapain teriak" sentak Erick,lalu Lea memaksa melepaskan tangannya dari mulut Lea.

"Lu ngapain di kamar gw hah?"Lea menyentak balik Erick.

"gw disuruh bunda buat manggil lo"ucap Erick.

"lo kan bisa kan ketok pintu dulu,gak sopan banget si jadi orang" ucap Lea sinis.

"Lo pikir gw gk ngetok dulu, berkali-kali gw ngetok pintu lo,tapi ya dasarnya lo kebo" sinis Erick,walau kenyataan nya cuman 2 kali mengetok pintu.

Lea kaget ini pertama kalinya Erick berbicara panjang lebar.

"ngapain dia manggil gw" ucap Lea,menyebut bunda dengan 'dia'.

"bisa gak sopan dikit yang lo panggil dia itu bunda gw" ucap Erick sinis.

"terserah gw dong,cepetan jawabb"ucap Lea.

"buat makan,puas lo" ucap Erick,dia mendelikan matanya.

"iya nanti gw kesana,gw mau mandi dulu ohh iya kunci mobil lo"ucap Lea,dia beranjak dari kasurnya,Erick mebulatkan matanya dia kaget karena Lea hanya memakai tank top dan celana pendek,Lea belum menyadari kalo dia hanya memakai pakaian seperti itu.

"nihhh, thanks you so much ya"ucap Lea agak dilebaykan,Erick menerima nya lalu dia pergi keluar,Lea bingung dengan Erick,kenapa seperti syok wajahnya juga merah.

"aneh banget dah kaka lo Le untung ganteng"ucap Lea,saat Lea dikamar mandi di bercermin sontak hal itu membuat Lea membulatkan matanya,jadi Erick syok karena melihat dia hanya memakai seperti ini.

"omg,malu banget gw"ucap Lea menutup wajahnya yang pasti sudah merah merona walaupun Erick adalah kakanya Lea tapi bagaimanapun juga Lea bukan lah Lea asli,melainkan Manda.

.

.

.

.

.

bersambung.

haiii,,tetep semangat ya baca ceritanya,jangan lupa like dan komentar nya karena itu gratis,ehh hadiahnya juga boleh biar makin semangat buat nulisnya hihihi.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***