"Kak Rayyan pelakunya! Kak Rayyan yang telah menodai Zahra seminggu yang lalu saat kami terjebak di dalam gudang itu satu malam!'' ucap Zahra dengan wajah datar tanpa ekspresi.
Tangan nya mengepal erat, Rayyan mencoba meluluhkan nya. Ia tersenyum. Semakin membuat dua paruh baya disana beristighfar berulang kali dan memohon ampun berulang kali.
Mami Alisa menggelengkan kepalanya. "Nggak! Kamu bohong kan Zahra?! Katakan yang sejujurnya! Siapa pemuda yang telah menodaimu! Mami tidak percaya dengan ucapan Rayyan! Putra Mami tidak sebejat itu hingga sampai menodai dirimu sebelum kalian menikah! Jawab yang jujur! Siapa pelakunya Zahra!" seru Mami Alisa dengan suara yang begitu lembut tapi menusuk hingga ke relung hati.
Rayyan menundukkan wajahnya. Mami Alisa tersenyum tipis. Ia bisa menebak, jika Rayyan dan Zahra saat ini sedang berbohong kepada merekaberdua.
"Mami tau, kalian berdua berbohong. Untuk apa berbohong, jika pada akhirnya kebohongan itu melukai kalian berdua! Jawab yang jujur! Ini masih Mami loh.. Yang bertanya. Bagaimana jika kedua Papa kalian yang bertanya, kalian tau kan seperti apa Papa dan Papi kamu Nak?? Mami harap kamu jujur sayang. Mami tidak pernah mengajarkan mu untuk berbohong seperti ini, Rayyan putra Bhaskara!!"
Deg!
Deg!
Tangan Rayyan mengepal erat, kedua matanya terpejam. Sulit sekali untuk berbohong pada orang yang telah menyusui dan membesarkannya selama ini.
Dengan berat hati, Rayyan menatap pada wanita paruh baya yang sedang menatapnya dengan wajah datar tanpa ekspresi.
Tatapan mata Rayyan begitu sendu. Mami Alisa tersentak melihatnya. Rayyan tersenyum menatap paruh baya yang sedang menatap matanya tanpakedip.
"Abang pelakunya Mi.. Tidak ada orang lain saat kami berdua terjebak disana. Kami sengaja dijebak dengan cara di cekoki obat per*nsang dan juga kami berdua di kunci didalam sana. Apa yang harus kami lakukan Mi, saat hasrat itu tiba-tiba timbul dan memaksa kami untuk melakukan hal itu. Kami hanya berdua saja disana. Menurut Mami, apa yang harus kami lakukan saat hasrat terlarang itu timbul pada diri kami? Apalagi Abang yang waktu itu begitu banyak meminum minuman itu dibandingkan dengan Zahra. Maafkan Abang Mi.. Maaf.." lirih Rayyan dengan kepala menunduk.
Zahra memegang kedua tangan Rayyan yang saling menggenggam. Rayyan menoleh padanya dan tersenyum walau sendu.
Mami Alisa menelisik seluruh wajah Rayyan. "Apa yang terjadi sebenarnya Nak?? Mami tau siapa dirimu. Kamu berbohong sama Mami. Mami yang menyusui dan mengurusmu selama dua tahun lamanya. Jadi, mami tau, kapan kamu berbohong dan tidak berbohong. Mami sangat mengenalmu sayangku! Apa yang kamu sembunyikan dari kami semua?? Jika memang kamu yang menodai Zahra, kenapa Zahra selalu mengamuk dan memanggil namamu saat ia bermimpi tentang hal itu. Apa yang sedang kamu sembunyikan Nak?? Tapi, kenapa??" bisik hati mami Alisa.
Wanita paruh baya itu masih belum percaya dengan semua pernyataan Zahra dan Rayyan. Sementara diruangan kerja Papa Reza dan Papi Gilang, mereka berdua masih saja saling berdiaman.
Mencari kata yang tepat untuk disampaikan agar tidak saling menyinggung perasaan masing-masing.
Papi Gilang menatap nanar pada Papa Reza yang juga sedang menatapnya kini. Sekuat tenaga Papi GIlang mengucapkan keinginan hatinya.
Walaupun nanti di tolak, yang penting bicara dulu pikirnya. "Mari kita nikahkan mereka berdua Bang! Ada sesuatu yang mereka sembunyikan dari kita. Aku tau siapa putraku, Rayyan. Ia tidak akan mau menyentuh wanita yang bukan mahramnya. Apalagi sampai menodai calon istrinya seperti itu. Mari, kita nikahkan mereka berdua. Setelah mereka menikah, kita akan lihat. Siapa pelaku yang telah berani menodai putri abang! Aku yakin, jika bukan Rayyan lah pelakunya. Disini Rayyan sengaja menutupi siapa pelakunya agar kita tidak menghukum orang itu."
"Apakah Abang tidak berpikir, jika memang Rayyan pelakunya, kenapa Zahra selalu memanggil Rayyan saat ia bermimpi dan traumanya itu kambuh lagi?? JIka memang pelakunya Rayyan, seharusnya Zahra kan takut pada pelaku yang telah menodainya? Tapi kenapa dengan Rayyan, Zahra tidak takut sama sekali?? Apakah Abang tidak melihat jika Zahra begitu membutuhkan Rayyan saat ini??"
"Aku bisa menebak, jika pelakunya ini berkaitan erat dengan mereka berdua. Makanya mereka berdua begitu menutupi identitas pelaku dari kita! Pelaku yang begitu dekat dengan mereka berdua dan juga ada hubungannya dengan kita. Putraku tidak mengambil keputusan tanpa perhitungan dulu, Bang Reza! Aku begitu mengenal seperti apa sifat putraku! Sifat yang sama seperti orang yang telah menyusuinya dan memebesarkan nya selama ini, Alisa Istriku."
"Pasti ada rahasia besar yang tidak kita ketahui selama mereka sekolah di tempat yang sama. Mungkin ada suatu hal yang tidak bisa Rayyan katakan kepada kita, maka nya Rayyan begitu menutupi siapa pelaku sebenarnya. Selama ini Rayyan tidak pernah berbohog sedikitpun kepada kami berdua. Tapi kali ini, demi Zahra. Rayyan rela melakukannya. Ada cinta yang tersembunyi dihati putraku untuk putrimu Bang Reza. Hanya saja.. Putraku itu gengsi untuk mengatakannnya!" imbuh Papi Gilang sambil terkekeh-kekeh saat mengenang sifat Rayyan yang sangat sama seperti mami nya. Mami Alisa.
Papa reza pun ikut terkekeh. "Ya, seperti Alisa sifatnya, Mau tapi Malu, Cinta tapi gengsi untuk mengungkapkan nya! Apa ubahnya dengan Mbak mu, Rani?? Kedua wanita kita ini sama-sama gengsi jika dalam hal cinta. Tapi.. Kali ini berbeda kasusnya. Abang pun berpikiran sama denganmu. Bahwa bukan Rayyan pelakunya. Tapi ada orang lain. Entah siapa dia, inilah yang harus kita cari tau. Abang pun tau seperti apa sifat putri Abang Gi.. Ia tidak akan menutupi apapun jika itu memang tidak menguntungkan dirinya. Tapi dalam hal ini berbeda. Pasti ada sesuatu disini. Hemm.. Baiklah. KIta sepakat untuk menikahkan mereka berdua bukan??" tanya Papa Reza pada Papi Gilang.
Papi Gilang tersenyum dan mengangguk. "Tentu, bang! seperti janji kita dulu. Kita akan menikahkan mereka berdua hari ini juga. Disini. Cukup kita-kita saja. Kedua orang tuaku akan ku panggil untuk datang kemari. Aku punya permintaan sama Abang, bisakah Abang menuruti permintaanku ini??" tanya Papi Gilang dengan menatap serius pada Papa Reza.
"Katakan, apa yang yang menjadi permintaanmu? Jika itu masih dalam batas wajar, akan Abang turuti. Tapi jika tidak, maaf sekali. Abang menolaknya!" tegas Papa Reza.
Papi Gilang memutar bola mata malas dan berdecak sebal. "Belum di dengar, udah mau di tolak aja permintaanku!" gerutu Papi GIlang dengan kesal.
Papa Reza tak peduli. "Katakan, sebelum Abang berubah pikiran untuk tidak menyutujui permintaan mu!"
"Ck! Iya, iya! Jika nanti terjadi sesuatu pada kedua anak kita, aku harap Abang bisa menerima dengan lapang dada. Kita tidak tau takdir mereka ke depannya seperti apa. Dan jika suatu saat, kita mengetahui siapa pelaku dibalik ternodanya Zahra, Aku harap Abang bisa menerimanya. Seperti putraku yang menerima seperti apa yang ada pada diri Zahra. Karena jika pun kita mengungkitnya, yang ada kita akan membuka aib Zahra yang telah ternoda pada saat ia masih berstatus sebagai pelajar SMA. Cukup kita saja yang tau seperti apa Zahra dan cukup Rayyan saja yang menerima kesalahan yang diperbuat oleh orang lain tapi putraku lah yang menanggungnya! Bisakan Bang??"
Papa Reza tetegun dengan ucapan Papi Gilang. Ia menjadi yakin, pasti semua ini ada kaitannya dengan mereka semua.
"Siapa pelaku yang sesungguhnya yang telah berani dan dengan tega menodai Zahra? Atas dasar apa?? Atas dasar cinta? Atau ada alasan lainnya??" bisik hati Papa Reza.
💕💕💕💕💕
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments