Janda Kembang Season 2 ( Ternoda )

Janda Kembang Season 2 ( Ternoda )

Ditangkap polisi

Braaakkk..

''Tidaaaakkk... jaaangaaaannnn.. aaaaaa... Kak Rayyaaaaannn... aaa...''

''Nggak! Aku nggak mau!''

''Lepas!! Lepas!!! Aaakkkhhh... sakiiiiiittt... aaaaaa...''

''Zahra!!! Zahraaa!!! Bangun nak!! kamu kenapa??'' panggil Mama Rani sembari mengguncang tubuh Zahra yang tiba-tiba kejang-kejang sendiri.

''Hikss... lepaskan aku!! Hiks.. kamu jahat!!! Kak Rayyaaaaannn....!!!!!''

''Zahraaaaa!!!''

Plaaakkk.

''Astaghfirullah!!! Dek!! Kenapa di pukul kayak gitu anaknya?!'' pekik Papa Reza

Mama Rani menoleh dengan tatapan sendu nya. ''Lalu , aku harus apa Bang?? Sudah seminggu ini Zahra seperti ini. Makan tidak mau. Tiap kali terlelap pasti memanggil nama Rayyan! Kasihan Zahra Bang! Hiks.. putriku...'' Isak Mama Rani sembari memeluk tubuh ringkih Zahra.

Papa Reza menghela nafasnya. ''Kita harus apa Coba? Dibawa kerumah sakit, Zahra selalu menolaknya. Ia hanya ingin Rayyan. Sebenarnya apa yang terjadi? Abang masih bingung. Sangat terlihat jelas jika Zahra begitu ketakukan. Apakah ada sesuatu yang terjadi, hingga menimbulkan trauma yang mendalam seperti ini??Abang harus cari tau. Abang harus tanya Rayyan tentang masalah ini.'' Kata Papa Reza menatap kasihan pada putri keduanya itu.

*

*

*

Sementara di kediaman keluarga Bhaskara, saat ini Rayyan sedang di sidang oleh Papi Gilang, Lana, dan Ira.

Wajah mereka begitu dingin ketika mengetahui jika Rayyan mendapat masalah di sekolah.

''Jelaskan!'' titah Papi Gilang

Rayyan tak menyahut. Tatapan matanya kosong. Ia menatap lurus ke depan, dimana ada figuran sang sahabat. Yaitu, Zahra dan Dimas. Mata bening milik mirip Mama Vita itu mengembun.

Tes.

Tes.

Tes.

Ia usap dengan kasar, kemudian menoleh pada Papi Gilang. ''Tidak ada yang perlu Abang jelaskan! Semua itu kesalahan nya! Abang hanya ingin menolong Zahra. Apa itu salah??'' ucap Rayyan pada Papi Gilang.

Lana menghela nafasnya. ''Tapi apa yang kamu lakukan itu salah dek.. selama ini Abang tidak pernah mengajarkan ilmu bela diri untuk menganiaya orang lain. Kamu salah Dek! Belum lagi yang kamu pukul hingga kritis itu adalah Dimas. Sahabat masa kecil kamu sendiri. Abang heran. Sebenarnya.. ada masalah apa kalian berdua hingga berkelahi sampai masuk rumah sakit seperti itu? Apakah ada yang kamu sembunyikan dari kami Ar Rayyan??''

Deg!

Deg!

Jantung Rayyan bergemuruh hebat. Tangannya mengepal erat. Urat-urat lehernya mencuat. Wajahnya merah padam.

Semua yang ada disana terkejut melihat Rayyan. Mami Alisa mendekati putra nya itu. ''Nak?? Apa... ada yang terjadi kah? Em.. Maksud Mami... apakah terjadi sesuatu dengan Zahra di sekolah itu??''

Deg!

Deg!

Deg!

Lagi, jantung itu semakin bergemuruh dengan hebat. Wajah Rayyan semakin mengeras. Mami Alisa dengan segera memeluk putra Papi Gilang itu.

''Sssssttt... tenangkan dirimu. Tidak baik menahan amarah seperti ini. Istighfar nak.. istighfar sayang! Ingat Allah ketika hatimu di kuasai oleh api kemarahan. Jika kamu menurutinya, maka kamu sendiri yang akan terbakar. Istighfar! Istighfar!'' peringat Mami Alisa pada Rayyan.

Mata itu mengembun lagi. Tubuhnya berguncang di pekukan Mami Alisa. Beliau terkejut. ''Nak?? Ada apa?? Kenapa?? Cerita sama Mami, hem? Barangkali Mami bisa bantu??'' bujuk Mami Alisa lagi.

Papi Gilang menatap nanar pada putra sulungnya itu.

''Apa yang kamu sembunyikan nak, dari kami? Apakah terjadi sesuatu dengan calon istrimu? Papi tidak pernah melihatmu begitu marah seperti ini? Ada apa? Belum lagi tadi bang Reza juga telepon. Ia juga mengatakan hal yang sama, jika Zahra juga memanggil namanya? Ada apa ini??'' bisik Papi Gilang di dalam hati.

*

*

*

Sementara di kediaman Dimas sahabat Rayyan dan Zahra, saat ini mereka sedang berbicara dengan pengacara untuk membawa kasus penganiayaan ini ke jalur hukum.

Papa Rian, Papa nya Dimas tidak terima Jika putra sulungnya dianiaya hingga kritis seperti itu oleh sahabat anak dari rekan bisnis nya sendiri.

''Segera laporkan! Saya tidak terima putra saya harus dianiaya seperti itu! Saya akan. menuntut kelurahan Bhaskara karena kelakuan putra mereka ini. Laksanakan Pak Herman! Dalam waktu dua puluh empat jam, saya sudah menerima hasilnya!'' tukasnya penuh amarah.

Dadanya naik turun, menghela nagfas berulang kali. ''Baik tuan! Akan segera saya kerjakan! Saya permisi,'' sahut Pak Herman selaku pengacara keluarga Papa Rian.

Ia mengepalkan tangannya saat melihat putra semata wayangnya nya terbujur kaku tak berdaya dengan seluruh alat medis terpasang di seluruh tubuhnya.

''Kau akan tau Saudara Gilang. Dengan siapa kau akan berhadapan! Jangan main-main dengan ku!'' tukasnya lagi masih dengan amarah yang menggebu-gebu.

*

*

*

Keesokan harinya.

Pukul sembilan pagi kediaman Papi Gilang jadi gaduh, akibat Rayyan yang akan dibawa ke kantor polisi karena kasus penganiayaan. Namun, Rayyan tidak mau. Ia bersikeras dan mengatakan jika ia tidaklah salah dalam melakukan hal itu.

Bahkan kejahatan Dimas lebih lah berat ketimbang ia pukul hingga kritis seperti itu. ''Mari saudara Rayyan, bekerja sama lah dengan kami agar kami tidak memaksa anda nantinya!'' kata salah satu pak polisi.

Rayyan menatap dingin pada kedua polisi itu. ''Katakan pada kedua orang tua Dimas, saya tidak akan masuk kantor polisi ataupun penjara, karena yang saya lakukan itu tidak lah salah! Putranya yang bersalah! Saya disini hanya sebagai pembela!'' tegas Rayyan lagi.

Sudah berulang kali Rayyan menolak panggilan polisi itu, hingga membuat polisi itu jengah.

''Baik, jika anda menolak maka jangan salahkan kami jika kami memaksa anda!''

Dengan segera kedua polisi itu membekuk tangan Rayyan ke belakang, tapi Rayyan bisa melepaskan diri dengan cara memutar tubuhnya hingga berbalik arah.

Malah sekarang, kedua polisi itu yang dibalas bekuk oleh Rayyan.

''Aaaakkkhh.. lepaskan saudara Rayyan! Anda akan kami tuntut dengan pasal berlapis karena telah berani menganiaya petugas polisi!'' ucap salah satu polisi yang tangannya semakin sakit di putar oleh Rayyan.

Sungguh kuat tenaga Rayyan. Padahal saat ini pemuda itu masihlah kelas tiga SMA. Mami Alisa terkejut melihat perbuatan putra sambung nya itu.

''Astaghfirullah!! Lepaskan nak! Mami mohon! Jangan seperti ini! Menurut lah! Algi! Segera hubungi Papi!'' seru Mami Alisa dengan suara meninggi.

Algi mengangguk, dengan segera ia berlari ke meja makan dan mengambil ponsel milik Mami Alisa dan menghubungi Papi Gilang yang sudah pergi sehabis subuh karena ada meeting mendadak di kantor Bhaskara group.

''Rayyan! Lepaskan nak!'' seru Mami Alisa lagi.

''Nggak akan Mami! Sebelum bapak polisi yang terhormat ini tidak mau mengalah, maka tangan ini pasti akan seperti ini sampai kapan pun!'' tegas Rayyan dengan wajah yang begitu serius.

Mami Alisa menangis. ''Lepaskan nak.. hiks.. Mami mohon sayang...'' pinta Mami Alisa dengan mengiba.

Sebenarnya Rayyan tidak tega melihat sang Mami seperti itu, tapi ia sedang menunggu Lana disana.

''Lepaskan Dek!'' seru Lana

Rayyan menoleh. Dengan segera ia melepaskan tangan kedua petugas polisi itu. ''Mari duduk dulu Pak,'' pinta Lana pada kedua orang petugas polisi itu.

Mereka berdua menurut.

Setelah duduk, mereka mulai mengatakan maksud dan tujuan mereka untuk membawa Rayyan ke kantor polisi untuk dimintai keterangan karena kasus penganiayaan terhadap Dimas.

Rayyan terkekeh namun sumbang. Lana memperhatikan mimik wajah Rayyan yang berubah saat polisi menuduhnya tanpa sebab.

''Baik! Saya akan ikut dengan anda ke kantor polisi. Tapi sebelum itu, kita tunggu Dimas sampai sadar dari koma nya. Jika dia sudah sadar, maka saya bersedia ikut ke kantor polisi. Dengan syarat, Dimas harus mengakui kejahatannya! Tapi jika tidak, saya tidak akan mau ikut dengan anda Pak polisi!''

''Anda tidak tau apapun tentang masalah kami! yang anda tau, jika saya bersalah disini! Tapi kalian semua salah! Bukan saya yang Salah. Tapi Dimas! Kejahatan saya tidak sebanding dengan kejahatan Dimas! Saya bersedia di penjara karena kasus penganiayaan ini, asalkan Dimas mau bertanggung jawab dan mengakui kesalahannya!''

''Namun, jika tidak? Saya menolak masuk penjara! Saya tidak akan mau! Saya tidak mau dihukum atas kesalahan orang lain! Jika kalian ingin menghukum, hukum Dimas! Katakan pada kedua orang tuanya! Tunggu Dimas sadar! Saya tidak akan kemana pun! Saya tidak akan lari dari masalah! Karena saya bukan seorang pengecut! Sudah salah tapi bersembunyi di bawah ketiak orang tua! Itu bukan sifat saya, bapak polisi yang terhormat! Saya! Rayyan Putra Bhaskara bersedia masuk penjara, asalkan Dimas pun masuk penjara sama seperti saya!''

Deg!

''Apa?!?''

''Papi!!!''

💕💕💕💕💕

Assalamualaikum.. semua... hehehe..

Mana nih yang nungguin di janda kembang nongol? Noh... udah othor rilis di bulan ini.

Sesuai dengan janji othor kan ye?

Jangan lupa dukung srkdlu othor remehdn ini rengginang ini.

Like, komen, kembang, rate dan vote nya juga! Othor maksa nih! 😒

Hehehe.. ✌️✌️

So.. happy reading...

Episodes
1 Ditangkap polisi
2 Zahra ingin menikah dengan Rayyan
3 Menikahlah dengan ku.
4 Siapa pelaku yang sesungguhnya?
5 Berbohong demi kebaikan
6 Jangan menyentuh nya
7 Ikhlas
8 Terpaksa menikah sebelum waktunya
9 Menikah dengan nya
10 Pasrah pada Takdir
11 Bersamamu meniti kehidupan baru
12 Penyesalan Zahrani
13 Sadar diri
14 Menghindar
15 Kembali ke sekolah
16 Di bully karena tak setia
17 Kemarahan Rayyan
18 Sikap tegas Mami Alisa
19 Kecewa
20 Di Skor selama sebulan
21 Praduga
22 Siapa pemuda itu?
23 Masih menjadi Praduga
24 Rasa bersalah
25 Kecewa
26 Terlanjur kecewa
27 Relaku mengalah
28 Untuk terakhir kalinya
29 Zahra pingsan
30 Aku pengkhianat!
31 Pergi!
32 Merasa bersalah
33 Cinta sampai mati
34 Ke rumah sakit
35 Cukup sampai disini!
36 Aku mengalah untukmu, Bang!
37 Papa Rian tau.
38 Ikhlas menerima
39 Pemuda istimewa
40 Dia sudah pergi?
41 Jaga bicara mu dengan siapapun
42 4 K
43 Babang ivar tamvan!
44 4 K berkumpul di kamar Zahra
45 Romantis syekhaleeee....
46 Zahra mengidam?
47 Aneh
48 Tape dan Lemang
49 Ingin egois
50 Gara-gara Kopi
51 Positif
52 Tergugu
53 Sabar dan pasrah
54 Ternyata...
55 Ujian untuknya
56 Berangkat ke Jakarta
57 Kedatangan Rayyan
58 Dadar telur buatan Rayyan
59 Sakit apa?
60 Cerita Sahabat rasa saudara
61 Kejadian yang akan segera terjadi
62 Berusaha untuk sembuh
63 Menangis tapi terkekeh
64 Pulang ke Medan
65 Firasat Rayyan
66 Pulang ke rumah Zahra
67 Sama Persis
68 Pesan terakhir Zahra
69 Ke rumah sakit
70 Di perjalanan
71 Melahirkan baby twins
72 Zahra telah tiada
73 Pasrah pada takdir
74 Berduka
75 Tempat peristirahatan terakhir
76 Selamat tinggal sayang, semoga kita bertemu lagi
77 Pengumuman Novel lanjutan
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Ditangkap polisi
2
Zahra ingin menikah dengan Rayyan
3
Menikahlah dengan ku.
4
Siapa pelaku yang sesungguhnya?
5
Berbohong demi kebaikan
6
Jangan menyentuh nya
7
Ikhlas
8
Terpaksa menikah sebelum waktunya
9
Menikah dengan nya
10
Pasrah pada Takdir
11
Bersamamu meniti kehidupan baru
12
Penyesalan Zahrani
13
Sadar diri
14
Menghindar
15
Kembali ke sekolah
16
Di bully karena tak setia
17
Kemarahan Rayyan
18
Sikap tegas Mami Alisa
19
Kecewa
20
Di Skor selama sebulan
21
Praduga
22
Siapa pemuda itu?
23
Masih menjadi Praduga
24
Rasa bersalah
25
Kecewa
26
Terlanjur kecewa
27
Relaku mengalah
28
Untuk terakhir kalinya
29
Zahra pingsan
30
Aku pengkhianat!
31
Pergi!
32
Merasa bersalah
33
Cinta sampai mati
34
Ke rumah sakit
35
Cukup sampai disini!
36
Aku mengalah untukmu, Bang!
37
Papa Rian tau.
38
Ikhlas menerima
39
Pemuda istimewa
40
Dia sudah pergi?
41
Jaga bicara mu dengan siapapun
42
4 K
43
Babang ivar tamvan!
44
4 K berkumpul di kamar Zahra
45
Romantis syekhaleeee....
46
Zahra mengidam?
47
Aneh
48
Tape dan Lemang
49
Ingin egois
50
Gara-gara Kopi
51
Positif
52
Tergugu
53
Sabar dan pasrah
54
Ternyata...
55
Ujian untuknya
56
Berangkat ke Jakarta
57
Kedatangan Rayyan
58
Dadar telur buatan Rayyan
59
Sakit apa?
60
Cerita Sahabat rasa saudara
61
Kejadian yang akan segera terjadi
62
Berusaha untuk sembuh
63
Menangis tapi terkekeh
64
Pulang ke Medan
65
Firasat Rayyan
66
Pulang ke rumah Zahra
67
Sama Persis
68
Pesan terakhir Zahra
69
Ke rumah sakit
70
Di perjalanan
71
Melahirkan baby twins
72
Zahra telah tiada
73
Pasrah pada takdir
74
Berduka
75
Tempat peristirahatan terakhir
76
Selamat tinggal sayang, semoga kita bertemu lagi
77
Pengumuman Novel lanjutan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!