keduanya duduk sambil memandang air hujan yang turun dengan deras, maira tidak menyangka hujan akan turun padahal Langit tampak cerah namun seketika angin kencang membawa awan gelap hingga turun hujan yang deras.
kedua nya sudah menyelesaikan lukisan masing-masing, setelah selesai maira hendak pulang namun kian melarang saat hujan turun begitu deras.
"aku kan naik mobil?"
ujar maira sambil menunjuk ke arah luar dimana mobil nya terparkir.
"ya tapi tetap saja Mai, mengendarai mobil saat hujan deras juga berbahaya sebaiknya tunggu sampai hujan nya reda...!"
jawab kian lalu kembali masuk ke dalam galery.
*
**
***
Kedua nya ngobrol tentang seni lukis, maira kagum mendengar penuturan kian tentang perjalanan nya hingga memiliki galeri dan sampai di titik sukses nya sebagai pelukis terkenal
kedua nya duduk sambil minum kopi namun hingga sore hujan belum juga reda, kian beranjak dari duduknya lalu melangkah ke dapur untuk membuat masakan.
"masak apa kak?"
tanya maira melihat kian membuat adonan dari tepung terigu.
"kamu suka pizza enggak Mai?"
mata maira berbinar saat mendengar kata pizza, kian mengambil beberapa bahan makanan yang lain nya seperti daging sosis dan sayuran yang ada di lemari es tersebut.
"suka banget, makanan kesukaan malahan...!"
jawab maira membuat kian senyum.
"berarti kamu bisa bikin pizza?"
tanya kian menoleh ke arah Maira yang tersenyum.
"bisalah...Aku juga dulu pernah tinggal di Italia saking sukanya sama pizaa?"
"oh ya sama dong, aku juga... enggak nyangka ya kita punya banyak kesamaan...ayo kita bikin pizza Mai!"
Maira mengangguk lalu membantu kian membuat makanan kesukaan nya.
setelah selesai kedua nya duduk menunggu pizza matang, kian memperhatikan maira yang tengah memainkan ponselnya, di galeri ini mereka hanya berdua tapi maira tampak santai, kian tahu Maira masih polos.
"sejak kapan kamu suka pizza?"
tanya kian membuat maira menoleh mengalihkan perhatian nya dari ponsel.
"sejak kecil, papah yang memberi kan makanan itu saat aku berusia dua tahun, itu kata Oma.
sejak saat itu aku mulai menyukai makanan lezat itu, hampir setiap Minggu kita pergi ke rumah pizza untuk makan juga membuat pizza sendiri, aku punya banyak teman yang memang menyukai pizza, tetapi itu dulu sebelum aku sibuk sekolah dan les."
Maira termenung mengingat masa saat di Italia, ia lah yang mempertemukan Abian dengan cinta nya.
awalnya semua berjalan dengan baik, kami menjadi keluarga yang bahagia terlebih ada Yusuf dan Zahra yang menjadi adik nya namun saat ia beranjak remaja, Abian mulai menjaga jarak dengan nya.
tetapi tidak dengan Zahra yang tetap menjadi kesayangan mereka, hidup nya ironis sebatang kara setelah kepergian Oma Yasmin, maira mulai merasa kesepian meski Zahira mencurahkan perhatian dan Kasih sayang nya, sementara Abian yang ia harapkan tak pernah ada waktu. Abian banyak menghabiskan waktu nya dengan Yusuf, mengantar Yusuf bermain bola, dan yang lain nya.
Yusuf memang pintar bermain bola, ia bahkan masuk ke salah satu team bola ternama di kota itu.
hal itu semakin membuat abian bangga, sementara Zahra ia sekolah di Australia bersama Om Arya.
lalu dirinya malah di paksa mengambil bisnis dan sekarang di jodohkan dengan pria salju.
"Maira... kenapa melamun?"
tanya kian memindai wajah maira tampak sendu.
"enggak apa-apa, udah matang kayanya pizza nya...!"
jawab maira yang tidak ingin mengatakan tentang kehidupan nya pada kian yang baru beberapa waktu di kenal nya.
"oh ya, sebentar ya!"
kian beranjak dari duduknya lalu menghampiri oven dan mengambil pizza yang sudah matang hingga tercium wangi nya.
"seperti nya enak....."
ujar maira tidak sabar menikmati makanan favorit nya itu.
"wah....."
tambah maira saat makanan itu tersaji di meja makan, kian terkekeh kecil melihat ekspresi wajah Maira tampak berbinar.
"masih panas, tunggu sebentar ya...."
kian mengambil saos untuk menambah rasa pada makanan itu.
"kita potong dulu...."
Maira mengigit bibir bawahnya saat melihat keju yang meleleh membuat nya tak sabar untuk menikmati makanan itu.
gegas ia mengambil pizza yang sudah di potong potong oleh kian.
kian tersenyum melihat maira melahap makanan nya dengan antusias.
"enak loh pizza buatan kak kian!"
ujarnya maira sambil mengunyah makanan nya.
kian terkekeh kecil menanggapi nya, teringat Luna. istri nya justru tidak menyukai makanan itu, alasan nya berlemak, membuat gendut dan yang lain nya.
tidak seperti maira, Luna justru lebih memilih buah buahan, mungkin karena dia penyanyi dan sangat mengutamakan penampilan dan suara, tapi hal itu membuat nya tak asik karena terlalu menuntut dan tidak bisa menikmati hidup.
"enggak nyangka kita punya banyak kesamaan..."
ujar kian sambil melahap pizza Nya, maira mengangguk sambil tersenyum, ia dan kian memang satu hobi, banyak kesamaan.
tanpa sadar rasa nyaman itu menghampiri mereka berdua, kedua nya asik makan sambil ngobrol hingga satu loyang tandas oleh mereka berdua.
"kenyang Mai?"
tanya kian lalu merapikan meja makan tersebut.
"kenyang kak terimakasih.."
maira senyum lalu membantu kian membersihkan meja tersebut.
"masih hujan Mai, nanti biar aku anter Kamu pulang!"
ujar kian membuka celemek nya.
"enggak usah kak, aku kan bawa mobil!"
jawab maira, waktu sudah petang namun hujan masih belum reda.
"enggak apa-apa, hujan masih deras aku khawatir kalau kamu bawa mobil sendiri, sekaligus aku mau tahu rumah kamu!"
balas kian lalu beranjak dari tempat itu.
angin berhembus kencang membuat keadaan terasa begitu dingin, maira tertegun saat kian menyampirkan switer nya pada pundak maira.
"pakai, di dalam masih ada!"
seru kian sudah siap dengan payung nya, mereka baru beberapa hari kenal namun keadaan begitu cepat membuat kedua nya dekat, bahkan apa yang dirasakan oleh maira tak seperti saat ia bersama Alfa, apa karena kian yang ramah dan selalu bersikap hangat. hal itu membuat maira merasa nyaman, namun kenapa harus kian? dia sudah menikah!
"kamu mikirin apa Mai?"
tanya kian, menangkap raut wajah maira tampak berpikir.
"enggak apa-apa kak, mm Kak Luna marah enggak ya kalau tahu kak kian antar aku pulang!"
tanya Maira menatap wajah kian yang fokus ke depan.
"dia itu sibuk, mana sempat ia bertanya aku sedang apa atau dengan siapa? bagi nya karier nomor satu!"
maira tertegun mendengar hal itu, seperti nya rumah tangga mereka tidak seharmonis yang di publikasikan ke publik, maira menangkap raut kesepian pada wajah kian.
"oh gitu...!"
jawab maira singkat tak ingin banyak berkomentar karena khawatir salah.
tak berapa lama maira sampai di depan rumah, kian langsung memberikan nya payung karena maira minta untuk turun di depan.
"hati hati ya Mai, jangan lupa besok datang lagi ke galeri, atau mau aku jemput pakai mobil kamu!?"
tanya kian.
"ide yang bagus kak, nanti aku hubungi!"
maira turun dari mobil kian lalu masuk ke gerbang menggunakan payung yang diberikan oleh kian.
bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Nur Mashitoh
seru
2024-04-12
0