Maira berjalan sendiri menyusuri koridor kampus, terlihat gedung itu sudah ramai oleh para mahasiswa yang hendak menimba ilmu.
"Maira....!"
panggil Erlin sambil berlari kecil menghampiri maira yang berdiri menunggu sahabat nya itu, maira tersenyum melihat Erlin yang ngos-ngosan di hadapan nya padahal Erlin hanya berlari kecil saja.
"kenapa sih lari lari begitu?"tanya maira kembali melangkahkan kaki nya menuju kelas.
"ada pesan dari kak kian, udah kuliah nanti kamu di suruh ke galeri!"
ujar Erlin berjalan beriringan, merapikan rambut nya yang sedikit Berantakan.
"ada apa?" tanya maira, padahal dalam hati ia begitu senang dengan kabarnya itu.
"kata nya ada kerjaan untuk kamu!"
jawab Erlin lalu keduanya duduk.
"ya udah nanti kamu antar aku ya!"
balas maira tersenyum pada diva yang baru datang.
"enggak bisa, aku mau jalan sama Alex...!"
jawab Erlin senyum.
"kamu bisa enggak anter aku ke galeri va?"
ujar maira menoleh ke arah diva yang mendengarkan mereka bicara.
"kalau pulang kuliah ini aku enggak bisa, udah ada janji sama Panji!"
jawab diva sambil memohon maaf pada maira.
"ya udah kalian sana kalau mau pacaran, aku sendiri aja enggak apa-apa!"
jawab maira sambil manyun membuat kedua sahabatnya itu terkekeh kecil lalu fokus saat dosen masuk ke dalam kelas.
**
diva melambaikan tangan nya saat keluar dari kelas karena Panji sudah menunggu nya di gerbang kampus.
"enak banget si diva punya pacar yang perhatian seperti Panji, nah aku.... sekali nya langsung tunangan tapi sama beruang kutub"
ujar maira membuat Erlin tertawa terbahak-bahak mendengar kata beruang kutub.
"tapi beruang kutub nya ganteng, kalau aku jadi kamu bakalan Pepet terus tuh beruang kutub supaya jatuh cinta dan berubah menjadi beruang hutan yang memberikan kehangatan"
ucap Erlin kembali tertawa melihat maira menggeleng kan kepala nya, Maira sendiri bukan tipe orang seperti itu justru ia ingin Alfa yang mendekati nya bukan ia yang harus mengemis cinta.
"ya sudah aku duluan ya, alex udah datang"
tambah Erlin lalu pergi meninggalkan maira sendiri.
Maira berjalan ke arah parkiran menghampiri mobil nya, langkah nya terhenti saat Abian menelpon nya.
"ada apa pah?" tanya maira langsung menjawab panggilan tersebut.
"sudah pulang mai?"
tanya Abian sambil mengecek pekerjaan nya.
"sudah, tapi maira ada urusan sama teman!"
jawab maira membuat alis Abian terpaut.
"kemana? di rumah ada mama nya Alfa mau ajak kamu ke mall!"
ucap Abian, Zahira yang meminta Abian menghubungi maira.
"enggak bisa sekarang, maira ada urusan penting pah, tolong bilang sama mama kalau maira masih ada kelas!"
jawab Maira lalu mematikan ponselnya karena maira tahu Abian pasti akan menghubungi nya lagi.
Abian menghela nafas saat maira mematikan panggilan telepon nya, bahkan maira tidak mengaktifkan ponselnya.
Entah kenapa akhir akhir ini maira susah sekali di atur, dia menunjukkan ketidaksukaan nya terhadap perjodohan itu, padahal Abian Hanya menginginkan yang terbaik untuk nya.
Maira melajukan mobilnya menuju galery miliki kian, ia malas jika harus berdebat dengan Abian apa lagi masalah beruang kutub.
*
tak berapa lama maira sampai di galeri, ada beberapa orang yang keluar dari sanggar tersebut, Maira tercenung saat melihat Alfa dan seorang perempuan yang seperti nya sekertaris Alfa, maira sendiri tidak terlalu tahu bagaimana kehidupan Alfa karena ia juga belum lama mengenal pria itu.
"ada urusan apa alfa datang ke galery kian.."
tanya maira Sendiri memalingkan wajahnya karena tak ingin Alfa tahu keberadaan nya di galery itu.
setelah mobil Alfa melaju keluar dari galery, barulah maira bernafas lega, tapi kenapa harus seperti itu juga, dia juga kan datang bukan untuk macam macam di dalam.
Maira terperanjat saat mendengar seseorang mengetuk kaca mobil nya, terlihat kian tersenyum melihat ekspresi kaget maira.
"kak kian tuh bikin kaget!"
ujar maira membuka kaca mobilnya, bibir nya mengerucut membuat kian terkekeh kecil.
"jangan seperti itu Mai bibir nya....!"
sahut kian lalu menyuruh maira keluar dari mobil.
"kamu sendiri? kemana yang lain nya?"
tanya kian saat maira turun dari mobil.
"ya, yang lainnya ada jadwal ngedate..."
jawab maira mengikuti langkah kian yang masuk ke dalam galery, terlihat beberapa partner kerja kian beranjak keluar dari galery tersebut.
"mereka mau kemana?"
tanya maira duduk di sofa berhadapan dengan kian yang terus memperhatikan maira yang menelusuri ruangan tersebut.
"pulang, sebagian ada yang berangkat kuliah...!"
jawab kian masih memperhatikan maira yang hampir mirip dengan adik angkat nya yang sudah menikah.
"oh ya tadi costumer galery ini?"
tanya maira menatap wajah tampan kian.
"oh yang tadi papasan sama kamu masuk ke dalam?"
Maira mengangguk.
"dia pesan banyak lukisan untuk hotelnya yang baru, kita dapat projek besar. kamu boleh gabung Mai, sebenarnya aku mau ajak Erlin juga tapi dia itu enggak niat!"
sambung kian senyum, sementara maira tampak berpikir menimbang tawaran dari kian.
"kamu kenal sama pria tadi mai?"
tanya kian yang berpikir bahwa maira tengah memikirkan Alfa.
"enggak, aku...mm aku enggak kenal!"
jawab maira lalu menggigit bibirnya sendiri.
"jujur enggak ya, tapi pertunangan nya dengan Alfa juga hanya sementara jadi untuk apa ia memberi tahu kian...!"
gumam maira dalam hati nya.
"aku kira kamu kenal, dia itu pengusaha muda yang sukses...!"
seru kian dan di anggukkan oleh maira.
semua orang mengagumi Alfa tapi tidak dengan dirinya, maira malas malah kalau dekat dengan Alfa.
Maira pikir Lebih baik tidak mengakui Alfa karena beberapa waktu lalu juga Alfa melakukan hal yang sama pada nya, anggap saja impas!
"gimana mai kamu mau gabung dengan kami?" tanya kian, tanpa tahu apa yang tengah maira pikirkan.
"mau sih tapi lukisan Ku belum terlalu bagus nanti gimana kalau costumer nya kecewa!"
Maira merasa kemampuan nya tidak seberapa jika di bandingkan para pelukis yang ada di galery itu.
"jangan khawatir Mai, nanti aku bimbing kamu!
sekarang kita ke ruangan melukis saja!"
ujar kian beranjak dari duduknya.
kian tersenyum memperhatikan maira yang langsung masuk ke ruangan itu tanpa rasa takut karena mereka hanya berdua.
"ini kanvas dan cat nya....!"
kian menunjukkan peralatan melukis pada maira.
maira langsung duduk menghadap kanvas putih tersebut, kian senyum lalu membungkuk menyamai posisi wajah maira dengan Begitu dekat.
"kamu mirip seseorang Mai...!"
"siapa?"
tanya maira menoleh kearah kian hingga posisi wajah mereka hampir menempel, maira menelan Saliva nya saat deru nafas kian begitu terasa oleh nya, jantung nya berdebar kencang. begitu juga dengan kian yang membeku menatap pahatan Tuhan yang begitu indah, alisnya, hidung nya yang mancung serta bibir nya yang kecil namun tebal namun keduanya cepat tersadar dan memundurkan tubuhnya masing masing.
bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments