Kian menghampiri Luna di apartemen nya, beberapa kali Luna menelpon meminta kian menemui nya karena ia akan pergi ke luar kota untuk dua pekan ini.
"ada apa Lun?"
tanya kian memperhatikan Luna yang tengah memasukkan baju baju nya ke dalam koper.
"aku telpon kamu lebih dari sepuluh kali, dan kamu baru angkat setelah panggilan ke lima belas, kamu ngapain sih Ki?"
tanya Luna menatap wajah kian datar tanpa ekspresi, jujur ia tidak suka karena istri nya itu selalu sibuk dengan pekerjaan nya.
"aku di galeri, kenapa kamu tidak datang saja ke galeri!"
jawab kian memindai penampilan seksi Luna dengan dress nya yang menampakkan paha nya.
"aku enggak mau, di sana bau cat..aku harus pergi karena ada jadwal manggung di luar kota untuk dua pekan ini..!"
ujar Luna mengalungkan tangannya ke leher kian membuat kian menghela nafas.
namun cepat kian menepis nya, percuma jika ia meminta karena Luna akan segera pergi.
"kenapa kamu menghindar?"
tanya Luna melihat punggung yang membelakangi nya.
lagi lagi kian menghela nafas panjang, Luna tidak pernah memahami nya.
"sampai kapan kamu seperti ini?"
tanya kian yang menginginkan Luna untuk Risen, jarak yang memisahkan perlahan membuat nya jenuh dengan rumah tangga yang ia jalani bersama Luna.
"kamu bertanya sampai kapan aku seperti ini, lalu sampai kapan kamu sibuk dengan Kanvas? apa kamu tidak sadar ada perusahaan yang harus kamu urus!"
jawab Luna kemudian mendesah.
"meski aku hanya seorang pelukis tapi aku bisa menghasilkan uang yang banyak, dan karya ku bukan rongsokan! dan jangan bicara lagi tentang perusahaan karena sudah ada yang mengurus nya"
jawab kian lalu pergi meninggalkan Luna yang mematung sendiri, lagi lagi Luna menuntut nya untuk meninggalkan dunianya.
***
malam....
Alfa menjemput Maira untuk pergi makan malam bersama keluarga nya, Maira menghela nafas saat Zahira memberikan dress cantik berwarna merah maroon di padukan dengan pasmina berwarna merah muda.
"harus ya pakai gamis seperti Mama"
ujar maira menolak dress cantik tersebut.
"ya sayang, kamu kan mau ketemu sama mertua kamu. masa pakai baju asal asalan sih?"
jawab Zahira menatap maira dengan wajah masam.
dengan terpaksa Maira mengambil dress tersebut lalu tak lama keluar menggunakan pasmina asal pakai, namun maira terlihat cantik.
Maira menghela nafas saat melihat Alfa berdiri dan langsung pamit pada Abian.
"jaga sikap ya Mai...!"
pesan Abian menghentikan langkah maira sejenak namun gegas mengikuti langkah Alfa menuju mobil.
"kita langsung ke restoran...!"
ucap Alfa singkat tanpa menoleh ke arah maira.
"bagaimana kuliah mu Mai...?"
tanya Alfa membuka obrolan di sela perjalanan nya menuju tempat.
"tidak ada masalah!"
jawab maira singkat.
"dosen bilang kamu selalu mangkir dari pelajaran!"
balas Alfa membuat maira menoleh.
"mangkir gimana?"
tanya maira tak paham maksud Alfa.
"maksudku kamu tidak pernah serius mendengarkan dosen menjelaskan materi pelajaran, kamu malah mangkir dengan cara menggambar, apa kamu yakin kuliah kamu baik baik saja!?"
tanya Alfa, namun maira menanggapi nya dengan santai.
"selama aku bisa menyelesaikan tugas ku dan nilai Ku bagus, aku rasa tidak masalah meski aku sering mangkir..."
jawab maira tanpa menoleh, seperti itu lah Alfa yang hanya menilai seseorang dari luar nya saja, mungkin dia berpikir kalau maira tidak akan bisa menyelesaikan tugas nya jika ia hanya menggambar, matanya memang tidak terlalu memperhatikan namun telinga nya menangkap semua yang di terangkan oleh dosen, dulu saat di sekolah saja Maira selalu menjadi siswa terbaik dengan prestasi belajar nya.
tak berapa lama maira sampai di restoran, langkah nya terhenti ketika berpapasan dengan perempuan cantik berhijab lebar melebihi pinggang.
"Rosa...!"
panggil Alfa membuat perempuan cantik itu menoleh lalu tertegun menatap Alfa.
"mas Alfa, sedang apa?"
tanya Rosa, memindai maira dari atas sampai bawah, Rosa adalah kekasih Alfa, ia tidak tahu kalau Alfa sudah bertunangan karena Alfa sendiri merahasiakan hal itu, karena ia berpikir bahwa pertunangan itu hanya sementara.
"aku mau makan malam, ini adik ku!"
jawab Alfa membuat Maira tertegun mendengar Alfa mengenal kan nya sebagai adik.
"oh, aku Rosa!"
ujar Rosa mengulur kan tangan nya pada maira yang mematung, ia tidak mengerti maksud Alfa mengenal kan nya sebagai adik namun maira tidak ambil pusing kemudian pergi meninggalkan Alfa yang masih berbicara dengan perempuan itu.
Maira senyum menghampiri kedua orang tua Alfa lalu mengucapkan salam sembari mencium tangan mama dan papa Alfa.
tak berapa lama Alfa menghampiri lalu duduk di hadapan maira yang tengah berbincang dengan mama nya.
Alfa menangkap raut wajah maira tampak Santai tak memperdulikan kejadian tadi di depan, Alfa tertegun saat melihat maira tertawa kecil bersama sang mama entah apa yang tengah mereka perbincangkan.
Maira tampak cantik dan anggun dengan dress yang ia pakai, untuk pertama kalinya Alfa melihat maira menggunakan hijab dan hal itu membuat maira tampak lebih cantik.
Maira memperhatikan Seorang pria yang tak jauh dari Alfa duduk, benarkah itu kian.
pria itu bersama seorang pria yang sudah berumur entah apa yang sedang mereka bicarakan, kian memperlihatkan ponselnya pada pria itu.
kian menoleh ke arah perempuan cantik yang tengah memandangi nya dari jauh, maira gadis itu tampak cantik dengan hijab nya.
kian tersenyum lalu melambaikan tangan nya, hal itu membuat maira terpaku seketika, kian begitu tampan dengan jas hitam nya.
tanpa sadar kedua nya sama sama mengagumi satu sama lain, maira senyum simpul sambil memperhatikan Alfa yang tampak serius berbicara dengan papah nya.
"jadi kapan kalian berencana untuk menikah?"
tanya Arya, papah Alfa.
Maira langsung mengalihkan pandangannya dari kian lalu tertuju pada Alfa yang juga menatap nya.
"HM, beri kami waktu tiga bulan untuk menentukan semua nya pah!"
jawab Alfa membuat maira lega karena pada dasarnya maira tidak ingin menikah dengan Alfa yang terkesan cuek dan aneh.
"baiklah kalau begitu, beri tahu papah kalau kamu sudah siap...papah sebenarnya tidak ingin menunda waktu tapi kalau kalian masih ingin menunda ya tidak apa-apa...!"
jawab Arya senyum, maira menyisir tempat itu saat kian tak lagi berada di hadapan nya, pria itu sudah pergi.
Maira tertegun sambil bertanya apa yang terjadi dengan nya hingga ia bersikap seperti itu pada kian!
bersambung...
terimakasih yang sudah mampir, dukung karya ku ya 😍😍
jangan lupa like dan komentar nya ya!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments