Mauren menatap jengah pada kekasihnya, Kevin yang sedari tadi sibuk dengan ponselnya. Berkali-kali menyalakan layar ponselnya, kentara sekali sedang gelisah.
"Kenapa sayang, kok kayak gelisah gitu? Dari tadi cek ponsel terus." Tegur Mauren.
"Nggak kok beb, nggak ada apa-apa. Makan gih, nanti gado-gado nya keburu dingin." Jawab Kevin menyanggah ucapan kekasihnya, Mauren.
"Kan gado-gado memang dingin,"
"Oh iya, maksud aku, itu --"
"Kamu kenapa sih, yang? Lagi ada masalah? Cerita dong ke aku. Aku perhatikan dari tadi kamu gelisah banget loh, cek ponsel terus, nungguin chat siapa?" Hardik Mauren tanpa menaikan intonasi suara nya.
Mauren ini sifatnya hampir sama dengan Elina, sebelas dua belas. Baik, lembut juga, tutur kata baik, jarang sekali berkata kasar.
"Nungguin chat dari Elina, beb. Aku tanya kalau sudah sampai rumah, tapi belum di balas juga padahal udah di read." Jawab Kevin jujur.
"Oh!"
Mauren melengos, entah kenapa dari persahabatan kekasihnya ini, ia kurang suka dengan kedekatan Kevin dan Elina.
"Jangan salah paham beb, Elina udah kayak adik aku sendiri. Dari kecil udah bareng-bareng, jelas aku khawatir." Jawab Kevin dengan cepat.
"Iya, aku percaya kok. Mungkin Elina sedang sibuk, makanya dia belum membalas pesan kamu. Jangan khawatir, Axel pasti tidak akan membuat Elina celaka." Tegur Mauren dengan mengelus telapak tangan Kevin di atas meja.
"Iya, kamu benar beb. Aku saja yang berlebihan. Ayo lanjut makan lagi, abis ini masih harus ke toko buku kan?"
Kevin berusaha mengenyahkan pikiran khawatir nya dengan Elina, dia harus fokus dengan kekasihnya sekarang.
"Iya, ada beberapa buku untuk tugas yang di berikan pak Hendrik, juga aku mau membeli Novel." Jawab Mauren dengan semangat, ia suka sekali dengan buku. Apalagi jika membaca novel, ia bisa menghabiskan waktu berjam-jam lamanya.
'Elina juga sangat suka membaca novel,' Kevin membatin.
***
"Dek ... Bangun!! Kakak mau cerita ini." Selly mencolek lengan Elina untuk membangunkan nya.
"El, bangun ih! Kakak mau cerita ini."
"Elina adik kakak kembarannya beruang, bangun dongg ..!!" Selly sengaja mengguncang lengan Elina.
Sudah pas memang julukan yang di sematkan oleh Selly, Elina adiknya ini kalau sudah tidur susah sekali untuk di bangunkan.
"Hhmm .. kenapa sih kak? El, masih ngantuk ini." Ujar Elina dengan suara serak khas orang bangun tidur. Mata Elina bahkan masih enggan untuk terbuka lebar.
"Bangun dulu dong El, lagian udah hampir jam makan malam ini. Kata mama kamu tidur dari sore loh." Selly menarik kedua tangan Elina untuk membantunya duduk.
"Iya-iya, ini mau bangun sekarang." Sahut Elina kemudian duduk sambil mengucek matanya.
"Mau cerita apa, kak? Mantan nya kak David kirim chat minta balikan? Kak David dapat kiriman surat cinta lagi?" Cecar Elina.
Elina sampai hafal di luar kepala topik yang selalu kakaknya bahas. Kalau bukan topik chat minta balikan, pasti soal surat-surat cinta yang hampir tiap hari kak David terima. Maklum saja karena dulunya kak David itu Playboy, yang akhirnya insaf karena diselamatkan oleh kakaknya, Selly.
"Bukan, bukan hal itu. Hal ini penting banget, El."
Sanggahan Selly hampir menjerit saking antusias dengan apa yang akan ia utarakan.
"Terus apa?" Beo Elina.
Awas saja kalau beritanya tidak penting, akan Elina getok kepalanya, karena sudah mengganggu tidur nya. Tapi itu hanya akan menjadi wacana saja, karena ia tidak mungkin melakukan hal itu. Untuk menginjak semut saja ia tidak berani, apalagi melakukan kekerasan pada manusia. Tidak mungkin! Elina terlalu lembut untuk hal seperti itu.
"Kak David, ngajak kakak ke rumahnya buat makan malam." Selly memekik heboh pamer kepada Elina.
Selly tertawa genit menutup mulutnya sambil menghentakkan tubuhnya di kasur, sampai membuat kasur Elina ikut terguncang.
"Kan udah sering kak?" Beo Elina.
Astaga! Ingin sekali Selly masukan ke dalam karung lalu ia buang ke laut saja adiknya ini, kenapa ucapan jujur nya terdengar sangat menyakitkan?
"Kali ini beda El, ada acara keluarga besarnya kak David. Calon mama mertua sendiri yang minta kak David ngundang kakak. Tapi kakak malu, mau yah kamu ikut nemenin? Yah?" Selly menampilkan wajah puppies eyes untuk membujuk Elina.
"Nggak mau. Minta jemput kak David aja, kak. Malu Elina!" Tolak Elina.
"Makanya kita perginya barengan biar malu nya ilang. Mau yah? Sayangilah kakak kamu ini El .."
"Nggak mau kak."
"Nanti kakak traktir es krim deh, kalo kamu mau ikut."
"Nggak mau."
"Kita nanti belanja nanti kakak yang bayarin, gimana?"
"Nggak mau kak, baju El masih banyak baru di beliin mama." Elina tetap menolak.
"Kakak beliin boneka beruang deh, gimana?" Bujuk Selly sambil menaik-turunkan alisnya.
"Kakak nyindir aku?"
"Nggak lah, oke boneka yang lain deh, yang kamu suka."
"Tetap nggak mau, kak." Elina menggeleng.
"Kakak beliin novel yang kamu suka deh, gimana?"
Elina diam memikirkan tawaran kakaknya yang kali terdengar mengiurkan. Hingga ponsel nya kembali bergetar lagi, tanda sebuah pesan masuk.
"El, kak Kevin tadi beliin novel buat kamu, novel yang kamu cari itu loh. Kakak bawah besok yah .."
Lagi-lagi pesan dari Kevin, entah kenapa suka sekali memberikan perhatian. Kan Elina akan susah melupakannya.
"Oke kak, Elina mau!" Tegas Elina.
**Follow Ig christy\_amoraa**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Aprilia
lanjut lagi thor.. greget sama si Kevin 😖
2022-11-07
2
Nurhayati
semangat &sukses selalu buat authornya mkasih udah up👍🏻
2022-11-07
2