Selama di dalam kelas Elina tidak fokus dengan materi mata kuliah yang dijelaskan salah satu dosennya, raganya sedang berada di sana namun pikirannya sedang karuan bercabang kemana-mana.
Elina yang tadi pagi sudah mulai menata hatinya agar tidak larut dalam kesedihan, berpikir mungkin memang bukan jodohnya, mereka tidak ditakdirkan untuk bersama. Tapi karena Selly, kakaknyakembali mengungkit nama itu, pikirannya kembali tidak karuan.
"Gara-gara Kak Selly nih ngingetin lagi, kan jadi nggak fokus belajarnya," Elina menggerutu dalam hati.
Pada akhirnya selama kelas berlangsung Elina sama sekali tidak fokus dengan apa yang dijelaskan oleh dosennya, meski berkali-kali ia mencoba untuk tetap fokus, dengan mengalihkan pikiran-pikiran tentang Kevin.
Selesai kelas, Elina memilih untuk tidak ke kantin dan ingin pergi ke perpustakaan saja. Bukan untuk membaca, melainkan ingin menyendiri.
"Hai cantik, boleh di goda nggak?"
Wajah Elina berubah datar melihat siapa orang yang sedang menggoda nya di depan pintu kelas.
"Nggak boleh! Cari perempuan lain aja, mas nya," jawab Elina.
"Yah, padahal mau traktir es krim loh. Cari lain aja deh!"
"Eh, nggak boleh! Elina mau, tapi beneran yah traktir es krim? Ayo sekarang aja, kak." Ucap Elina dengan cepat mencegat Erland, langsung merangkul lengannya.
"Giliran di tawarin es krim langsung mau! Dasar! Kayaknya lebih gampang culik kamu ini, dari pada anak kecil. Gampang banget di bujuk. Bujukin pake es krim langsung mau soalnya," Erland terkekeh sambil tangannya mengacak rambut Elina.
"Jangan di acak ih, kak! Rambut aku udah rapi ini! Lagian kalau di culik kak Erland, terus disekap nya di tempat yang banyak es krimnya, Elina mau." Protes Elina sambil merapikan kembali tangannya, kemudian menyeret Erland untuk berjalan.
"Kalau kak Erland culik terus mutilasi jual ginjal kamu, gimana?" Tanya Erland bergurau.
"Emangnya kak Erland tega?" Beo Elina.
"Yah enggak lah!"
Keduanya saling tatap kemudian sama-sama langsung tertawa.
Para gadis yang dilewati keduanya, menatap iri pada Elina. Mereka iri karena Elina bisa begitu dekat, bahkan bersahabat dengan mereka. Erland, Kevin dan Axelo, para lelaki idola di kampus mereka. Elina bisa dengan mudah bercanda, bahkan merangkul Erland, tapi mereka bisa apa? Untuk mendapatkan senyum Erland saja, begitu sulit.
Mereka bertiga sebenarnya sama-sama tampan. Tapi dari ketiganya Erland ini yang paling tampan, dari segi wajah juga ia sedikit lebih tinggi dari Kevin dan Axelo. Namun tetap saja, hati Elina lebih dulu di jatuhkan pada Kevin.
***
Inilah kenapa Elina malas untuk ke kantin, karena mulai sekarang ia harus menahan hatinya, untuk melihat Kevin akan selalu bersama Mauren, kekasihnya.
"Halo gaiss .." Sapa Erland kepada sahabatnya, ketika ia dan Elina masuk ke kantin.
"Udah aku duga, kalau dia jemput Elina dulu, pantas aku cek ke kelasnya udah nggak ada," Celetuk Axelo.
Erland hanya terkekeh saja kemudian mengambil tempat di samping Kevin, yang duduk bersama Mauren. Sedang Elina memilih duduk di samping Catherine juga Axelo, jadi mereka duduk bertiga saling berhadapan.
"Udah selesai makan, atau belum pesan?" Tanya Erland ketika melihat meja kosong melompong.
"Belum pesan, nungguin kalian berdua dulu. Mau pesan apa, nanti pesankan sekalian." Jawab Catherine, sambil membuka layar ponsel untuk mengetik menu pesanan mereka.
Mereka mulai bergantian mengatakan menu yang ingin di pesan, dengan Catherine yang mengetik juga yang pergi mengatakan pesanan tersebut kepada penjualnya. Setelah memesan Catherine kembali, karena nanti tinggal menunggu makanan mereka di antarkan.
"El, maaf yah kak Kevin nggak jemput tadi pagi, kak Kevin jemput Mauren soalnya," ujar Kevin meringis merasa tidak enak.
Pasalnya sebelum mempunyai pacar, Kevin lah yang selalu menjemput juga mengantarkan Elina pulang, jika tidak ada halangan.
"Nggak apa-apa kok, kak. Mulai sekarang kak Kevin nggak boleh jemput sama nganterin Elina lagi. Sekarang harus kak Mauren, wajib itu. Lagian kan ada kak Selly yang bisa anterin Elina ke kampus," jawab Elina.
"Dia juga rajin banget jemput kamu, karena ada mau nya. Biar bisa sarapan gratis," ucap Axelo menimpali.
"Bener banget, nasi gorengnya Tante Angela emang yang terenak!" Sambung Catherine sambil manggut-manggut.
"Benar, pengen banget aku tukar mama, biar bisa makan nasi gorengnya terus." Erland ikut menimpali, sedang Mauren sedari tadi hanya menyimak obrolan mereka.
"Kode tuh!" Beo Catherine lebih kepada ledekan.
"Bisa kok, Er, nggak perlu di tukar. Nikahin aja Elina, jangankan nasi goreng, nanti semua makanan bisa di masakin Tante Angela tiap hari," ujar Axelo ikut meledek Erland.
Wajah Kevin mendadak datar, sesaat setelah mendengar perkataan Axelo. Entah kenapa ia tidak suka dengan perkataan Axelo barusan.
"Makasih," Ucap Elina kepada pelayan yang mengantarkan makanan mereka, di ikuti yang lainnya.
"Stop ngomongin nikah, Elina masih terlalu muda. Mendingan makan aja, nanti keburu dingin." Ujar Kevin, dengan muka masam.
"Emang yang nyuruh Elina nikah sekarang siapa? Lagian kalo jodoh beneran sama Erland, ya bagus!Setidaknya kita udah kenal orangnya, udah tau sifatnya gimana. Nggak mungkin dia sakitin Elina apalagi KDRT, berani Erland KDRT, aku potong burungnya biar nggak bisa terbang lagi." Balas Axelo.
Mereka langsung tertawa mendengar kalimat terakhir Axel, sampai Elina juga Mauren ikut tertawa. Catherine sampai pukul-pukul meja, pokoknya heboh skali meja mereka.
Sampai tawa mereka terhenti ketika seseorang gadis adik tingkat mereka, datang menghampiri Elina.
"Kak El, ini ada titipan." Ujar gadis tersebut, menyerahkan 2 batang coklat yang di ikat pita pink, juga ada selembar kertas yang di selipkan.
"Dari siapa?" Balas Elina.
"Dari kak Juan, kak," Ujar gadis tersebut, kemudian langsung pergi setelah Elina menerima coklat itu.
Dengan cepat tangan Axel menarik kertas yang terselip di antara coklat dan pita itu.
"Elina, kamu tau nggak persamaan kamu dengan kamera? Ngeliat kamera sama kalau liatin kamu, bawaannya pengen senyum terus .." Ucap Axelo yang membaca isi kertas tersebut.
"A**jaiii ..."
Axelo dan Catherine langsung pecah tertawa sambil pukul meja, sedang Elina langsung menunduk malu. Erlan dan Maureen hanya menampilkan senyum, tapi tidak dengan Kevin yang mendadak merasa kesal.
**Follow Ig christy\_amoraa**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Nurhayati
kevin blum menyadari ternyata ada perasaan ama Elina,aku aja bs nebak iyakan thor?😆
2022-11-06
1
Aprilia
Kevin kayak nya ada rasa sama Elina ya Thor?
2022-11-05
2