Bab.5

"Jadi Kakek punya rencana apa untuk mereka?"

Henry tersenyum ketika mendengar pertanyaan christian. "itu adalah tugasmu. carilah cara yang paling tepat untuk membuat mereka menikah. Kakek sudah terlalu tua untuk berpikir."

Christian memijat keningnya, dia tahu ini berat namun Satu yang pasti ide tentang nikah kontrak akan terus berjalan dengan lancar karena dia tidak perlu susah payah mencari seorang wanita.

Sekarang aku tidak perlu lagi mencari calon istri Reza. kakek sudah menemukan yang sesuai dengan kriterianya. Maaf kek, kalau aku memberikan ide nikah kontrak ke Reza. karena dia tidak akan menikah untuk alasan apapun apalagi untuk mencintai wanita pilihan kakek, batin christian.

***

Sementara di tempat berbeda, Nagita tengah berpikir apa yang harus dia lakukan setelah mendapatkan tawaran gila dari Reza. "cuma orang ini saja yang bisa menyelesaikan masalahku saat ini."

Nagita melihat kartu nama yang diberikan tempo hari oleh Reza. awalnya kertas tebal berukuran kecil itu akan dia buang tapi sesuatu menahannya dan kartu itu berakhir di atas meja kerja, diletakkan di sudut bingkai kecil bergambar pohon.

"Tenangkan dirimu Gita, Ini dosa tapi sekarang situasi sungguh tidak berpihak kepadamu. ingatlah kau terancam kehilangan rumah dan tidak ada cara untuk mengembalikan keadaan. mamamu bisa kena serangan jantung. rumah yang kamu pintar sekarang ini hasil kerja keras mama dan papamu jangan sampai kau menghancurkan semua itu."

Nagita mengingatkan diri sendiri. matanya kini memandang foto-foto yang terpajang di dinding kantornya. foto kedua orang tua yang memulai usaha catering.

"Dengan uang pria itu aku bisa merenovasi. aku bisa mengembangkan usaha kedua orang tuaku dan mengikuti perkembangan zaman. dengan gaji bulanan aku bisa membangun masa depanku yang lebih cerah. sekiranya aku harus bertahan selama 1 tahun dan mendapatkan uang yang cukup banyak dari Tuan kaya itu.

Nagita kembali menutup mata, menarik nafas pelan-pelan lalu membuangnya secara perlahan. dan terakhir dia membuka mata lalu menatap tajam ponselnya.

"Satu lagi teror dan ancaman itu akan segera menghilang. sebelum mereka datang ke rumah dan menghubungi Mama sebaiknya aku putuskan hubungan dengan para depkolektor itu. satu-satunya cara hanya menerima tawaran nikah kontrak sialan yang sangat sulit aku tolak dengan keadaan seperti ini."

Nagita kembali menarik nafas panjang kemudian menghembuskannya. "demi hutang yang akan selesai. demi teror dan ancaman para penagih, aku harus keluar dari semua masalah ini."

semakin terpojok dengan teror para penagih hutang. membuat Nagita berani menghubungi Reza terlebih dahulu. padahal belum genap satu minggu penolakannya terhadap rencana gila dari pihak pria kaya tersebut.

Namun saat hendak mengetik pesan tiba-tiba Dia mengurungkan niat dan kembali ragu. "Astaga bukan waktunya untuk egois. Ini semua demi keluargamu, berkorbanlah sedikit." Dia terus meyakinkan diri bahwa keputusannya sudah tepat dan tidak ada penyesalan yang akan terjadi.

Kali ini Nagita benar-benar serius, dia langsung menelpon Reza tanpa ragu.

[halo, kau menelponku lebih dulu bisa dibilang kau sudah menerima tawaranku bukan?]

"Anda menjawab telepon saya di daring pertama dan anda juga tahu nomor ini milik saya. Apa Anda sudah menyelidiki saya sebelumnya?"

Hanya pertanyaan basa-basi, tentunya sudah tahu kalau pria kaya yang sedang berbicara itu sudah menyelidikinya terlebih dahulu. Bahkan Nagita yakin kalau Reza tahu masalah ekonominya.

[Baiklah kita langsung saja ke intinya. Saya tunggu kamu di lantai 20 gedung ini, resepsionis kantor presiden komisaris nanti akan mengantarmu langsung.]

Panggilan telepon itu langsung berakhir tanpa sempat Nagita mengatakan apapun lagi.

***

Tak butuh waktu lama Nagita akhirnya sampai ke tempat tujuan. Sambil menggedarkan pandangannya dia terus terperangah karena begitu takjub dengan ruangan yang dia datangi saat ini.

"Aku bahkan baru sadar dengan siapa Aku akan bekerja sama. Entah ini jalan keluar atau pintu masalah baru untukku, Aku pun tidak tahu. sekarang Yang kutahu hanyalah masalah hutang ku akan selesai."

Nagita berjalan mendekati resepsionis dan memberikan senyum lebar. "Selamat pagi."

"Selamat pagi Nona ada yang bisa dibantu?"

Resepsionis ini cantik juga kenapa tidak dia saja yang diajak menikah, batin Nagita.

"Saya mau bertemu Tuan Reza Pahlevi, bisa?"

"Apakah Nona sudah mengatur janji terlebih dahulu?"

"Sudah." tadi Dia minta saya untuk langsung ke ruangannya saja. tapi saya rasa itu tidak sopan." Nagita merasa sesuatu yang aneh dan janggal dia juga bingung dengan yang baru saja dia ucapkan."

Resepsionis itu merasa tidak tenang. Wanita di depannya ini terlihat sederhana tidak memakai barang mahal dan hanya memakai merk lokal saja, namun wajahnya terlihat cantik hanya dengan make up polos.

aku harus profesional mungkin saja wanita ini hanya tamu biasa tapi karena disuruh langsung masuk saja. bos juga tadi kasih pesan kalau ada wanita yang datang dan cari dia langsung disuruh masuk ke ruangan, tapi Apa benar ini adalah tamu Tuan Reza Kenapa penampilannya sangat sederhana, batin Resepsionis itu.

"Bagaimana, apa saya bisa masuk?"

Lamunan resepsionis itu buyar seketika. "Oh itu, kalau boleh tahu nama Nona siapa ya?"

"Saya Nagita."

Apa! Dia Nagita, calon istri Tuan Reza Pahlevi. Astaga aku hampir saja terkena masalah, batin Resepsionis itu lagi.

"Mohon untuk menunggu sebentar, Nona. tadi beliau ada rapat dadakan bersama tim."

"Oh begitu," ucap Nagita sambil mengangguk pelan.

"Mari saya antar ke ruangan Tuan Reza." Dia segera menghampiri Nagita.

Namun Nagita malah mundur seraya menggelengkan kepalanya. "Tidak usah, Saya tunggu di sini saja. Saya tunggu di sofa sambil membaca majalah."

"Baik, Nona. Sambil menunggu, Nona mau minum apa?"

Kenapa tiba-tiba dia baik sekali, batin Nagita.

"Air mineral saja, ya air mineral lebih bagus."

"Baik, silahkan duduk dulu." Resepsionis itu segera pergi meninggalkan Nagita yang sudah duduk di sofa.

Nagita duduk menunggu sambil mengagumi kantor presiden komisaris. Tanpa dia sadari kehadirannya pun tersebar luas melalui pesan grup pegawai wanita yang mengidolakan Reza.

"Mewah dan elegan, sesuai dengan selera King grup. Pantas saja semua orang berlomba-lomba ingin menjalin kerjasama dengan perusahaan ini. Dia bukan hanya pemilik perusahaan besar tetapi juga pemilik gedung perkantoran ini. Aku hanya menyewa ruang kantor unit kecil saja mahalnya minta sebenarnya kayak apa dia."

Nagita yang tadi sempat ragu gini yakin bahwa keputusannya sudah tepat. Setidaknya hutang yang bertumpuk harus lunas dulu masalah hubungan kontraknya dan Reza itu belakangan.

Pada dasarnya dia adalah wanita yang ambisius, tidak mudah menyerah namun seringkali kehilangan arah. hari ini akan tercatat dalam sejarah hidup Nagita, entah itu akan menjadi sejarah yang indah ataupun kelam.

Bersambung 💕

Terpopuler

Comments

Sri Ayudesrisya46

Sri Ayudesrisya46

aq hadir thor setelah dapat notifikasi karya baru mu.
kayaknya bakalan seru nih cerita nya makin penasaran pengusaha catering hampir bangkrut diajak nikah kontrak sama pewaris perusahaan besar.
hhmm apakah nagita akan membuat reza jatuh cinta di masa kontrak pernikahan mereka. mungkin saja masakan nagita menjadi salah satu faktor jatuh cinta nya reza atau karena kecantikan dan kegigihan nagita dalam berjuang membangkitkan usaha kekuarga nya agar bisa maju lagi
PENASARAN, lanjut thor

2022-11-04

1

Wiwin Triwinarni

Wiwin Triwinarni

lanjut thor

2022-11-04

0

manda_

manda_

lanjut thor semangat buat up lagi ya ditunggu

2022-11-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!