Setelah mengobrol banyak dengan christian. Reza kembali ke perusahaan untuk melanjutkan pekerjaannya begitu juga dengan sahabatnya. Namun Entah mengapa dia tidak bisa fokus bekerja karena terus memikirkan ide christian yang menurutnya tidak masuk akal tetapi seolah tidak memberikan dia pilihan lain.
Ada benarnya yang christian katakan. Jika aku menikah kontrak aku bisa mengatur semuanya. Aku tinggal mencari perempuan yang butuh uang dan sedang terdesak. Papi di mana aku bisa menemukan perempuan seperti itu, dan tentunya perempuan itu haruslah wanita baik-baik, batin Reza.
Semakin keras dia berpikir. Maka hatinya semakin yakin bahwa ide gila dari sekretarisnya itu adalah jalan keluar terbaik untuknya. Ya, setidaknya sampai saat ini dia belum menemukan jalan keluar lain.
Mungkin setahun atau dua tahun cukup untuk pernikahan kontrak, batinnya lagi. Dia sudah mulai merencanakan hal apa saja yang akan dia lakukan meski belum menemukan wanita mana yang akan dia nikahi.
"Hello Tuan CEO yang terhormat," tegur christian yang baru saja masuk ke dalam ruangan sambil membawa sebuah map.
Reza yang terkejut langsung terperanjat kaget. "Bisa tidak sih kalau kamu masuk ketuk pintu dulu, mengagetkan orang saja."
"Dari tadi aku ketuk pintu sambil memanggil namamu tapi kamu tidak dengar jadi aku langsung masuk saja. Biasanya juga begitu, Bagaimana apakah kamu sudah memutuskan menerima ideku atau menerima perjodohan kakekmu?"
Tidak ada sedikitpun niat Reza untuk menjawab pertanyaan christian. Dibiarkan saja sekretarisnya itu penasaran. Karena sekarang dia masih mempertimbangkan dengan hati-hati tentang kriteria wanita yang akan menjadi calon istrinya.
Setelah beberapa saat terdiam Reza kembali melihat ke arah christian dengan tatapan tajam. "Apakah kamu punya rekomendasi wanita mana yang bisa diajak kerjasama untuk pernikahan kontrak?"
Mendengar pertanyaan itu membuat christian kembali terlihat antusias. "Semua itu gampang kalau kamu setuju dengan ideku. Sebutkan saja kriteria seperti apa yang kamu inginkan. Aku pastikan dengan mudah kamu akan bertemu dengan wanita yang sesuai dengan keinginanmu."
Christian mendekat dan langsung merangkul Reza yang masih duduk di kursi kebesarannya. "Dengar ya, di dunia ini begitu banyak orang yang rela melakukan apapun demi mendapatkan uang. Apalagi jika kamu hanya menginginkan satu wanita yang bisa diajak kerjasama, itu sangatlah mudah dan banyak pilihannya. Pokoknya kamu tenang saja demi kamu aku akan mengurus semuanya. kamu tahu sendiri kan kinerja aku ini sangat disukai oleh kakekmu tetapi walau bagaimanapun aku akan tetap memihak kepadamu."
"Baiklah aku akan mempercayakan semua ini kepadamu. Atur semuanya dan kabari aku jika kamu sudah menemukan wanita yang tepat." Reza kembali melanjutkan aktivitas kerjanya sementara christian kembali duduk di hadapan Reza.
Mereka kembali sibuk dalam pikiran masing-masing. Begitu juga dengan christian yang entah sedang memikirkan apa tetapi tatapannya tak terlihat aneh ketika melihat sang sahabat.
Kakek pasti akan senang mendengar ini, aku sudah tidak sabar untuk melanjutkan rencana selanjutnya, setidaknya Reza bisa menikah tanpa ada campur tangan orang lain, batin Cristian.
Saat tengah sibuk di depan laptopnya tiba-tiba dia kembali melihat ke arah christian yang sedang melamun. "Dengarkan aku meskipun aku memberikan kamu kebebasan untuk memilih wanita mana yang akan aku nikahi tetapi aku mau kamu memilih wanita yang bisa aku aja kerja sama dan benar-benar membutuhkan uang jadi dia tidak akan bisa berkutik."
Sontak lamunan christian buyar seketika. "Astaga, iya aku tahu kamu tidak perlu mengulang pertanyaan yang sama sampai mengejutkanku seperti itu."
"Hahaha maaf, Aku hanya tidak mau ada masalah ke depannya. Kalau kita memilih perempuan toxic, bisa bayangkan Apa yang akan terjadi setelah perceraian?"
Christian mengangguk paham. Dia mengerti sekali maksud Reza. "Jangan sampailah, yang tercemar bukan hanya nama baikmu tetapi perusahaan dan juga kakek akan terkena dampaknya."
"Nah itu, apalagi kalau dia sampai buka mulut kau dan aku bisa habis di tangan keluarga besar. Jadi sekarang aku mau kamu berhati-hati dalam memilih dan tentunya aku memberi kamu waktu selama beberapa hari karena aku harus secepatnya membawa calon istriku ke hadapan kakek."
***
Di dalam kamar yang nampak cukup berantakan, Nagita duduk sambil menatap nanar ke arah jendela kamar yang terbuka lebar. Dia tidak lagi peduli dengan nyamuk-nyamuk nakal yang terus menggigit di tubuhnya karena Malam Ini suasana begitu dingin dan juga lembab karena baru saja hujan.
Dia masih berusaha untuk memikirkan jalan keluar dari masalah yang sedang dihadapi saat ini. Meski sebenarnya dia sudah kehilangan arah dan tidak bisa memikirkan ide apapun.
"Bagaimana caranya bisa dapat uang sebanyak itu dalam waktu singkat. Siapa yang akan meminjamkannya? Bang juga tidak akan menyetujui pinjamanku lagi karena namaku sudah tercemar." dia mengusap air matanya yang tidak berhenti berjatuhan sejak tadi. "Apapun yang terjadi aku tidak akan pernah mengorbankan rumah ini. Rumah ini penuh dengan kenangan meski orang-orang dari kenangan itu sudah pergi meninggalkan aku."
Dia kembali memejamkan matanya, merasakan sakit demi sakit yang terus menghantam hati dan pikirannya.
Nagita hanyalah seorang wanita sederhana, tetapi entah bagaimana dunia terlalu kejam kepadanya. Setelah beberapa saat, dia menutup jendela lalu mulai berbaring di atas ranjang, yang terasa teramat dingin ditemani kesunyian malam.
Perlahan Nagita mulai memejamkan mata dan berharap malam ini dia bisa tidur nyenyak tanpa terbangun tengah malam karena mengalami mimpi buruk yang tak kunjung hilang seolah menimbulkan trauma berkepanjangan.
***
Hari ini Nagita memulai kehidupan seperti biasanya. Pagi-pagi sekali dia sudah berangkat ke sebuah tempat karena mendapatkan undangan.
Dia tidak mengerti mengapa harus di tempat ini, di gedung tempatnya bekerja. Kalau bukan karena teror pesan masuk yang ditolak berkali-kali dan diterima hampir setiap jam mana mau dia datang ke tempat ini dengan alasan yang tidak jelas.
"Sebenarnya siapa yang ingin bertemu denganku dan kenapa harus di rooftop ini."
Dia pun duduk di bangku dengan segelas kopi yang dia beli sebelum naik ke atas rooftop. Jam di tangannya sudah menunjukkan pukul 10.00 pagi.
Waktu yang disepakati sudah lewat 15 menit. Namun Nagita Masih menunggu dengan sabar. Hatinya yang membantu dia untuk tetap di sana sekalian melepas stress bercampur penat.
"Apa aku harus menunggu? Kenapa orang itu lama sekali. Jangan-jangan aku hanya dikerjain, menunggu di sini seperti orang bodoh saja. Kenapa juga aku menuruti pesan tidak jelas seperti itu, Astaga Gita Kamu ini kurang kerjaan sekali sih."
Dia memukul-mukul pelan kepala dan memaki diri sendiri lalu menyadari kalau dia masuk dalam perangkap pesan spam orang iseng. "Tapi Siapa yang kurang kerjaan begini?"
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
manda_
lanjut thor semangat buat up lagi ya ditunggu thor cristian tuh kerjasama sama kakek makanya pas nagita orang nya
2022-11-03
0
Yanti Gunawan
apakah kakek bekerjasama dgn cristian kq bisa pas wanitany nagita😁🤔
2022-11-03
0