...AMARA ZOE / LALUNA...
Malam ini tepatnya pukul sepuluh malam Ray dan Gerry baru selesai dengan pekerjaan mereka.
"Akhirnya pekerjaan kita selesai juga, bagaimana kalo kita pergi ke DSC Ray?"
"DSC... Baiklah ayo kita pergi kesana lagi pula sudah lama aku tak pergi kesana."
DSC adalah singkatan dari Dario Secret Club, Ray dan Gerry adalah pemilik dari DSC sekarang. sebelum Ray mempunyai perusahaan property sebesar sekarang, dulu Ray bekerja paruh waktu di DSC bersama dengan Gerry sebagai pelayan pengantar minuman. Dan sebelumnya club itu bukan bernama DSC melainkan Charmer club, namun setelah Ray membelinya.
Ray mengganti nama club itu menjadi DSC.
Lalu Ray memberikan tugas pada Gerry untuk memegang DSC.
Mereka berdua pergi menuju DSC dengan mobil yang berbeda, Ray menggunakan mobil
Mewah berwarna hitam kesayangannya sedangkan Gerry menggunakan mobil lamb*rghini merahnya.
Namun hal aneh terjadi, seharusnya mereka berdua datang kesebuah club. Tapi mereka berdua malah menuju ke sebuah Restoran.
Mereka memarkirkan mobilnya didalam area parkiran bawah tanah.
"Cepat aku sangat haus Gerry!" sahut Ray pada Gerry yang masih memarkirkan mobilnya.
Setelah memarkirkan mobil, mereka berdua masuk kedalam Restoran itu dan bukannya duduk lalu memesan makanan, mereka berdua malah masuk kedalam dapur restoran dengan disambut oleh semua pekerja yang ada didapur restoran itu.
Ray dan Gerry pun langsung berjalan memasuki sebuah pintu didapur restoran yang tertuju langsung kedalam sebuah ruangan bawah tanah.
Ya, ruangan bawah tanah itu adalah DSC milik Ray. Itulah kenapa Ray memberi nama Club-nya dengan nama Dario secret club, karena club milikknya berada didalam sebuah ruang bawah tanah, Seperti sebuah ruang rahasia.
Ray sengaja mengubah bagian depan club-nya menjadi sebuah restoran dan membuat clubnya berada didalam ruang bawah tanah dibalik restoran itu.
Dan yang datang ke clubnya pun bukan orang-orang biasa melainkan para Ceo pemilik perusahaan-perusahaan besar dan juga orang-orang kaya.
Di DSC semua orang melakukan apa yang mereka mau kecuali hal-hal yang berbau s**, disana para pengunjung DSC hanya bisa minum dan bermain MMA ilegal atau bahkan taruhan MMA, untuk menghilangkan rasa stres mereka setelah bekerja keras seharian. Ya, walapun begitu tetap saja DSC itu tempat yang penuh dengan hal maksiat yang tak pantas dikunjungi.
"Wow Ray, lama tak bertemu denganmu. Aku turut berduka cita atas kepergian Bella." ucap seorang pria yang ber-propesi sebagai pembuat minuman diclub DSC.
"Ya hugo terima kasih, Hugo tolong berikan aku satu gelas whiskey." pinta Ray kepada Hugo seorang pria yang berpropesi sebagai pembuat minuman.
"Apa, Whiskey? Engga Ray kamu ga boleh minum itu, minum yang lain saja. Hugo berikan Ray satu gelas kecil alkohol saja, Ray ga bisa minum banyak." timpal Gerry melarang Ray meminum Whiskey.
"Baiklah." jawab Hugo sembari membuatkan minuman untuk Ray dan Gerry.
Ketika mereka berdua tengah asik minum tiba-tiba Hugo bertanya pada Gerry dan Ray bahwa DSC ini membutuhkan lagi seorang pekerja untuk mengantar minuman kepada pelanggan.
"Gerry pelanggan yang datang ke DSC dari kalangan orang-orang besar semakin meningkat setiap malamnya. Dan kita kewalahan, sepertinya kita harus mencari pekerja lagi yang mau mengantar minuman."
ucap Hugo kepada Gerry.
"Benarkah, kalo begitu besok aku akan carikan pekerja yang mau kerja disini." jawab Gerry.
Ketika Gerry dan Hugo asik mengobrol soal pekerja baru untuk DSC, tiba-tiba Ray memikirkan sebuah rencana dalam kepalanya. Terlihat raut wajahnya seperti sedang memikirkan sesuatu.
"Gerry, suruh saja wanita si penjual bunga itu bekerja disini."
"Apa! maksud kamu Amara Ray?"
"Ya, dia."
"Engga Ray, dia tak pantas ada disini, ini bukan tempat yang baik untuk dia."
"Kenapa sampai segitunya kamu tak ingin si wanita penjual bunga itu bekerja disini, memangnya kamu siapanya dia Ger?"
"Pokoknya Ray, sampai kapanpun jangan sampai Amara kerja ditempat seperti ini."
****
Pagi itu tepat pukul 9 Ray pergi berangkat ke kantor untuk bekerja, dengan stelan jas berwarna biru gelap dan bercorak kotak-kotak.
Ray tiba-tiba menghentikan mobilnya didekat sebuah taman yang tak jauh dari kantornya. Yang tak lain taman itu adalah, taman tempat Amara berjualan bunga.
Ray menepikan mobilnya dan berjalan ke arah taman itu, Ray berjalan begitu gagahnya dengan wajah tampan dan dingin-nya yang mempesona. Entah niatan apa yang membawanya ketaman itu.
Ray terus mengedarkan pandangannya kesetiap sudut taman itu, dan sepertinya Ray sedang mencari seseorang. "Dimana wanita penjual bunga itu?" gumamnya.
Ternyata Ray datang ke taman itu untuk mencari Amara sang wanita penjual bunga.
Ray pun bertanya kepada beberapa orang yang ada disana.
"Permisi, apa kalian melihat wanita penjual bunga disini?" tanya Ray pada beberapa anak muda yang sedang duduk ditaman.
"Oh maksudnya kak Amara, dia belum datang, dan sepertinya kak Amara masih dirumahnya."
jawab salah satu anak muda itu.
"Bisakah kamu mengantarku menuju rumahnya?"
"Boleh, aku akan mengantarmu, rumahnya tak begitu jauh dari sini."
Ray meminta salah satu anak muda yang ada disana mengantarnya menuju rumah Amara. Entah kenapa Ray tiba-tiba ingin mengunjunginya.
Setelah berjalan kaki yang menghabiskan waktu 10 menit. Ray pun akhirnya tiba dirumah Amara sang wanita penjual bunga.
"Ini, ini rumahnya kak, jangan heran ya kalo dirumah kak Amara sangat wangi. Karena kak Amara mempunyai banyak bunga dirumahnya."
"Baiklah, terima kasih."
Anak muda itu meninggalkan Ray setelah memberitahu Ray rumah sang wanita penjual bunga bernama Amara itu.
Ray pun mendekati rumah Amara yang sederhana namun dikelilingi banyak sekali bunga-bunga yang wangi nan Indah seperti taman bunga.
Tok! Tok! Tok!
Ray mengetuk pintu rumah Amara dengan raut wajah yang terlihat sedikit gugup.
Dan tak lama Amara keluar dari rumahnya, seketika Amara pun terkejut melihat Ray lagi.
Namun Ray terlihat lebih terkejut karena melihat penampilan Amara yang sangat cantik walapun Amara masih menggunakan piyama berwarna merah merona dengan dengan rambutnya yang di ikat oleh rangkaian bunga mawar merah.
Setelah mereka berdua sama-sama bertatapan karena saling terkejut, Ray pun langsung merubah raut wajahnya lagi menjadi pria dingin dan cuek dihadapan Amara.
"K-kamu orang yang kemarin kan?"
"Ya, kenalkan namaku Ray. Aku datang kesini untuk mengganti rugi bungamu yang rusak."
"Ohh... tak perlu. Tak masalah, Aku sudah memafkanmu."
"Tetap saja aku harus mengganti rugi. Sebagai gantinya aku akan mepekerjakanmu ditempatku."
"M-mempekerjakanku?"
"Ya, aku ingin mempekerjakanmu ditempatku sebagai ganti ruginya."
Ketika Ray bilang pada Amara untuk mempekerjakannya ditempatnya. Seketika Amara tersenyum kecil.
"T-tapi pekerjaan apa?" Tanya Amara.
"Aku akan mempekerjanmu di restoranku, apa kamu mau? Jika mau nanti malam kamu sudah bisa mulai bekerja."
Tawaran Ray membuat Amara tersenyum bahagia. Karena Amara memang sangat membutuhkan pekerjaan, karena menjual bunga saja tak cukup untuk sehari-harinya.
"Baiklah, aku mau." Amara pun menerima tawaran Ray.
"Tunggu, Apakah kamu disini tinggal sendirian Amara?"
"Ya, aku tinggal sendirian, Aku yatim piatu."
"Oh. Maafkan aku karena bertanya soal itu. Baiklah nanti malam aku akan kembali menjemputmu. Dan ini kartu namaku agar kamu percaya bahwa aku seorang pemilik perusahaan Dario dan juga sebuah Reatoran Dario."
Setelah Ray memberikan kartu namanya pada Amara, Ray langsung pergi meninggalkannya. Sedangkan Amara dia tersenyum sumringah sembari menatap Ray yang mulai menjauh.
"Ternyata dia sangat baik, tapi kenapa saat itu dia membuang bungaku? Apa karena dia Alergi bunga. Ah sudahlah aku tak peduli, yang penting sekarang aku akan mendapatkan pekerjaan. Yeah!"
Amara masuk kedalam rumahnya dengan begitu bahagianya karena nanti malam dia mulai bekerja disebuah restoran.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments