...NED DARIO...
...(NED DARIO & RAY DARIO)...
Malam pun tiba Ray sudah siap untuk menjemput Amara, Ray membawa mobilnya hingga kedepan rumah Amara. Dan terlihat Amara sudah siap didepan rumahnya.
Seperti biasa, Amara selalu tersenyum dengan baju yang dikenakannya terlihat sederhana namun anggun.
Ray pun keluar dari mobilnya dan menghampiri Amara.
"Apa kamu sudah siap, Amara." Tanya Ray dan untuk pertama kalinya Ray memanggil Amara dengan namanya.
"I-iya, aku siap Ray." Jawab Amara gugup.
Ray pun berjalan duluan dan membukakan pintu mobil untuk Amara. Lalu Amara duduk disamping kursi kemudi dan tak lupa Ray memasangkan sabuk pengaman kepada Amara. Ketika Ray memasangkannya Ray sangat tergoda dengan aroma tubuh Amara yang sangat wangi bunga. Dan keadaan mulai canggung saat itu.
Akhirnya Ray membawa Amara pergi menuju restoran yang ia tawarkan kepada Amara untuk bekerja disana. Ketika diperjalanan suasana sangat canggung tak ada satu pun dari mereka berdua yang ingin memulai pembicaraan.
Hampir 20 menit diperjalanan akhirnya mereka tiba direstoran Ray. Yang tak lain adalah restoran yang dibawahnya terdapat sebuah club rahasia Dario.
"Ayo ikuti aku, aku akan mengantarmu masuk kedalam restoran." Ajak Ray pada Amara.
Amara pun berjalan disamping Ray dan memasuki restorannya, walaupun sudah malam tapi masih ada saja beberapa pelanggan yang sedang makan direstoran itu, namun ketika Amara melihat pelanggan restoran itu. Amara sangat heran karena rata-rata yang makan direstoran itu terlihat seperti orang-orang kaya. Mereka semua menggunakan jas dan gaun yang sangat formal.
"Pertama aku akan perkenalkan kamu kepada semua pekerja disini. Oh iya kamu tak masalahkan menjadi seorang pengantar makanan saja direstoran ini?" Tanya Ray pada Amara didepan sebuah lobi restoran.
"I-iya tak masalah, yang penting aku bisa mendapatkan pekerjaan." Jawab Amara sedikit gugup.
"Baiklah ayo ikut denganku."
Lalu Ray tiba-tiba membawa Amara menuju pintu yang langsung masuk ke arah DSC. Ketika Ray membawa Amara menuju DSC Amara sedikit curiga dan ketakutan.
"T-tunggu kita akan pergi kemana Ray?"
"DSC."
"DSC, Apa itu?"
Tiba-tiba Ray berubah menjadi seorang pira yang lebih cuek dan dingin. Setelah lift berhenti diruang bawah tanah, lift itu terbuka dan barulah Amara bisa melihat bahwa DSC itu adalah sebuah club.
Amara pun mulai ketakutan karena disana banyak sekali orang-orang yang sedang mabuk bermain MMA dan bahkan ada yang sedang dilayani oleh wanita. Yap para pria berjas itu mereka sedang dilayani oleh para perempuan club, namun tidak melakukan hal yang lebih dari itu.
Amara pun ketakutan dan mencoba kembali ke lift untuk melarikan diri. Namun tangan-nya dipegang erat oleh Ray.
"Kamu mau kemana Amara? Disini kamu akan bekerja, cepat ikut aku dan jangan banyak bicara." Ucap Ray sembari berbisik pada Amara dan memegang erat tangannya.
Ray pun membawa Amara kedepan meja Bar dan mengenalkannya pada Hugo. Sedangkan Amara terus menundukan pandangannya.
"Ray, Siapa wanita ini?" Tanya Hugo.
"Hugo, kamu sedang mencari pelayan pengantar minuman kan? Ini, dia akan bekerja disini mulai sekarang. Ingat dia hanya bekerja sebagai pelayan pengantar minuman, Jangan sampai orang-orang disini menyentuhnya, Aku perintahkan itu padamu Hugo. Oh iya berikan kunci kamar pribadi yang aku titipkan padamu Hugo."
"Ini Ray kuncinya." Hugo memberikan sebuah kunci pada Ray.
Lalu Ray pun membawa Amara menuju sebuah ruangan lagi dengan menaiki lift yang berbeda menuju ruangan atas yang tak lain adalah ruang pribadi dan juga kamar pribadi milik Ray yang telah ia rancang seindah mungkin.
"Cepat masuk, kamu akan tinggal disini selama kamu bekerja di DSC." Ucap Ray sembari mendorong Amara masuk ke ruangan pribadinya.
Ruangan Ray tepat berada dilantai paling atas, bahkan disana langsung terlihat pemandangan malam kota.
"Tidak! Aku tidak mau bekerja disini Ray. Aku ingin kembali menjadi seorang penjual bunga saja. Aku mohon aku ingin kembali kerumaku." Pinta Amara sembari berlutut dihadapan Ray.
Ketika Amara berlutut pada Ray, Ray langsung marah lalu ia memegang kedua bahu Amara dan menyuruhnya berdiri.
"Kenapa kamu sangat lemah, kenapa kamu berlutut dihadapanku? Aku tak suka melihat orang berlutut dihadapanku! Aku sama sepertimu Amara, Aku hanyalah manusia biasa. Dan kamu tak pantas berlutut didepanku." Jelas Ray dihadapan wajah Amara.
Amara pun menundukan wajahnya.
"Kenapa kamu berbohong padaku Ray? Aku tak ingin bekerja di club, aku tak ingin melayani pria-pria bejad itu, kenapa kamu berbohong padaku?" Amara pun meneteskan air matanya.
Ray melepaskan tangannya dari kedua bahu Amara, dan meninggalkan Amara diruangan pribadinya sendirian. Bahkan Ray mengunci pintunya dari luar agar Amara tak keluar.
Amara menangis dan terus mengetuk-ngetuk pintunya agar Ray mau membukanya dan melepaskannya.
"Ray! Ray! Tolong lepaskan aku!" Teriak Amara didepan pintu itu.
Ray pun dengan sifat dingin-nya tiba-tiba menghampiri Hugo lagi
"Hugo ingat, aku titip Amara disini, jangan sampai siapapun menyentuhnya. Oh iya jangan beritahu Gerry juga soal ini. Jika Gerry datang kesini aku ingin kamu segera membawa Amara masuk ke ruang pribadiku. Dan beritahu juga pada kedua pengawal penjaga pintu itu agar Amara tak kabur dari tempat ini."
"Baiklah Ray."
"Baiklah, aku akan segera kembali aku harus membelikan dia banyak pakaian dan juga makanan."
Entah apa yang membuat Ray mengurung Amara, walaupun Ray mencoba mengurung Amara. Namun Ray tetap berniat mau membelikan Amara segala kebutuhannya.
Ray pun pergi ke sebuah Mall malam itu. Ketika diperjalanan Ray tiba-tiba teringat pada Bella.
"Bella, maafkan aku. Setiap kali aku melihat matanya dan sifatnya yang polos itu membuatku jatuh cinta pada Amara. Setiap kali aku melihat Amara, aku seperti sedang melihatmu Bella."
Ray sedikit meneteskan air matanya setelah mengatakan hal itu. Ketika Ray melihat Amara Ray merasa Amara itu seperti Bella kekasihnya.
"Aku akan memperlakukannya dengan sangat baik sama seperti aku memperlakukanmu dengan baik Bella." Gumam Ray.
Ray tiba di Mall, lalu Ray membeli banyak sekali baju dan semua kebutuhan untuk perempuan, seperti make up, pakaian dan beberapa perhiasan cantik yang terbuat dari perak.
Ketika Ray melihat-lihat Mall, Ray menemukan satu benda yang menarik perhatiannya benda itu sebuah music box pengantar tidur berwarna ungu, dengan gambar galaksi dan sepasang kekasih yang sedang menari di dalam-nya, dan Ray pun membelinya. Setelah Ray membeli banyak kebutuhan untuk Amara, Ray kembali ke DSC.
Setibanya Ray di DSC Ray meminta kepada pekerja restoran untuk selalu menyiapkan makanan 3 kali dalam sehari yaitu pagi, siang dan malam dan memberikan makanan itu pada Hugo.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
kavena ayunda
hadeh rey pemaksa
2022-12-12
0