Selamat membaca
❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Raya Masih Berdiri diam otaknya kembali berfikir akan kata-kata perjanjian pranikah'. Oh jadi kertas yang kemarin aku pegang dan aku tandatangani itu namanya perjanjian pranikah ya? kayak bos-bos aja tapi isinya apa saja ya? Kalau tidak salah kan aku harus menjalani kewajiban seorang istri tidak boleh bermain api dengan pria lain tidak boleh melarikan diri dari mension ini dan jika itu terjadi maka papa dan mama yang harus menanggungnya dengan menjadi pelayan tuan muda seumur hidup, Terus apa lagi ya?" Raya berkata di dalam hatinya sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal dan masih sangat rapi dengan rambutnya yang terurai ke bawah.
" kamu tidak membacanya?''
" aku membacanya kok,tuan,"
"Tuan."
kembali wajah Adam terlihat tidak senang dengan panggilan itu.
" saya harus memanggilmu apa Tuan?''
'' Terserah kamu saja asal jangan panggil saya dengan sebutan tuan, Pak atau ayah apa lagi papamu aku belum terlalu tua dan kita belum memiliki anak,paham."
seketika Raya kaget.
" dia bisa lelucon juga? eh tunggu dulu, apa kata dia tadi? Baby? bukankah kalau orang lumpuh, itunya lumpuh juga ya? kata Mery kan seperti itu," Raya kembali berperang dengan otaknya, kata-kata yang ia terima dari teman sekolahnya dulu seketika menjadi pertanyaan besar bagi dirinya. Karena saat hendak menikah Raya menceritakan kepada temannya itu Siapa calon suaminya.
"Raya, apa kamu dengar yang aku bicarakan?'' tanya Adam lagi.
"eh iya , suruh saja Saya memanggil apa? Saya bingung? Bolehkah saya duduk? Saya capek berdiri terus.'' ucap Raya pelan namun saat itu juga Adam justru menahan tawanya, entah apa dirinya tidak sadar kalau Raya berdiri terus dari tadi dan tidak ada disuruhnya duduk sama sekali?
" ya duduklah, di sini tempat tinggal kita juga kamar kita berdua. kamu bebas mau duduk di mana saja dan sekarang Kamu adalah istriku jadi kamu bebas.'' ucap Adam penuh penegasan.
Raya menghela nafas panjang, dan ragu-ragu ia melangkah ke dekat ranjang, hanya itu tempat yang bisa ia duduki.
"Panggil aku, Mas." pinta Adam Xavier pelan.
walaupun dirinya merasa berat namun Raya tetap menuruti apa yang diinginkan oleh Adam Xavier "Baik mas Adam," sebenarnya Raya merasakan bibirnya sedikit terasa kaku ketika mengucap dan berbicara kata Mas kepada tuan muda.
mereka berdua saling diam dan Raya pun menundukkan pandangannya namun saat Raya merasakan suaminya itu menggerakkan tangannya seketika itu juga Raya langsung melihat apa yang sedang dilakukan oleh Adam, Saya melihat jemari tangan adem terlihat sibuk membuka kancing kemeja putih yang tadinya ia kenakan saat berlangsungnya sumpah pernikahan mereka. dan saat itu juga kedua mata Raya melotot dan kaget."Tenang... tenang... tapi dia mau ngapain ini? tenang Raya.. dia tidak akan mampu, enjoy dong."
sebisa mungkin Raya menenangkan dirinya sendiri agar tidak berpikiran yang aneh-aneh.'' bisa bantu antarkan aku ke kamar mandi?ehm... aku ingin mandi, rasanya gerah sekali."ucap Adam sambil menatap wajah Raya yang terlihat kaget itu.
"Hah? ah iya,"
Raya berkata gugup dan kaya orang bodoh. seketika Raya mengutuki dirinya agar bisa berpikiran yang jernih tidak berpikiran yang kotor lagi. Raya berjalan ke arah Adam lalu mendorong kursi roda itu ke kamar mandi dengan sedikit kesulitan karena masih belum terbiasa dan Raya Masih Berdiri di depan Tuan Muda Adam Dengan bodohnya tidak tahu mau melakukan apa.'' Hey Raya, bantu aku untuk berdiri. Setelah itu kamu boleh keluar dari kamar mandi dan aku bisa mandi sendiri kok,''
"What?"
"Bisa berdiri, jadi?"
Berarti......
otak Raya seketika tidak bisa berpikir dengan jernih.
dan Raya pun dengan susah payah mengangkat dan membantu Mas Adam untuk berdiri dengan tangan menggapai dan memegang dinding kamar mandi.
Raya yang terbilang badannya tinggi kurus seketika membantu tuan muda berdiri yang mana tubuhnya begitu tinggi dan besar membuat Raya sedikit kerepotan dan ngos-ngosan membantu Tuan mudanya itu."Ehmm.. mas, kenapa kamu tidak mandinya duduk saja? dan aku bisa ambil kursi di luar, mas dan akan aku bantu."ucap Raya memberikan saran kepada Adam Xavier.
" Aku bukan anak kecil dan aku juga bukan orang Lanjut Usia dan Apa kau lupa setahun ini aku terus duduk di kursi sialan itu, dan sekarang kau suruh aku mandi dengan cara duduk juga di sana?'' Adam membentak dan mendengus kesal jika dirinya selalu saja dianggap seperti orang sakit dan tak bisa sembuh itu.
Raya, berhenti bicara. Jangan cari masalah, ini hari pertamamu dan kamu belum mengenal dia ,Apakah dia orangnya pemarah egois dingin atau penyabar Jadi cukup iritkan bicaramu dan kontrol semuanya.
"Maaf mas, Baiklah aku keluar dulu nanti kalau sudah selesai panggil saja ya Mas Adam, Aku menunggumu di luar,'' ucap Raya lagi sedikit melembutkan bicaranya agar suaminya itu tidak kesal dan marah karena perkataannya tadi.
dan Raya pun tergesa-gesa keluar langsung dari dalam kamar mandi itu dan membiarkan Adam untuk mandi sendiri.
dan seperti biasa Adam yang berada di dalam kamar mandi menahan rasa sakit yang luar biasa pada kedua kakinya sampai ke arah pinggangnya, keringat di dahinya sudah keluar sebesar biji buah demi menahan bobot badannya yang besar agar bisa berdiri dengan tangan tetap ia tempelkan pada dinding kamar mandi itu. Adam tetap berusaha sebisa mungkin, dengan apa dan keyakinannya untuk sembuh.
"Dia, bagaimana ya? duh." Raya sih dari tadi berjalan mondar-mandir di dalam kamar itu melihat ke arah pintu kamar mandi, Rayana benar-benar merasa takut dan cemas Apakah Mas Adam memang benar-benar sudah mampu untuk berdiri sendiri atau dia hanya merasa mampu saja di depan Raya tadi. dan Sudah hampir 1 jam lah yang menunggu dan dia tidak sabar lagi akhirnya Raya menyelonong saja masuk ke dalam kamar mandi.
saat itu juga Adam dan Raya sama-sama kaget, Adam yang tadinya sedang berendam di dalam bathtub cepat mengambil handuk untuk menutupi bawah tubuhnya.'' Raya, Kamu ngapain Masuk? Kan saya belum manggil kamu?'' ucap Adam kaget sedangkan ayah langsung membalikkan badannya agar tidak melihat Apa yang sedang berendam di dalam bathtub itu.
" aku di luar dari tadi khawatir Mas Adam nanti takutnya ada apa-apa Makanya Raya langsung aja masuk, dan seharusnya kalau hanya sekedar mau mandi Kenapa lama sekali sih?'' ada melihat cara bicara Raya, dan Adam sedikit mengukir senyumnya karena Raya sudah terbiasa dengan memanggil dirinya dengan sebutan Mas.
'' kalau bener bicara itu lihat orangnya, Raya.'' ucap Adam dan Raya pun langsung membalikkan tubuhnya namun seketika ekor mata Raya melirik ke arah bawah tubuh Adam yang barusan saja ia tutupi dengan handuk yang ia ambil tadi namun seketika otak Raya sudah berpikiran kotor.
Adam langsung menggelengkan kepalanya melihat tingkah Gadis itu begitu konyol dan sedikit mesum dihadapan nya itu, dan Adam pun tahu ke mana arah pandang mata Raya dan saat itu juga.
"Apa yang kamu lihat?" tanya Adam membuat Raya kaget.
"Aku?"
"Singkong premium, hah... upsss.."
"Maaf."
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments
Murniyati
hhhhh ...ada singkong premuimm smg zoss yy
2022-12-01
0