Bersama Arsen

Pagi harinya, Mora turun dari kamar dengan pakaian rapi, setelah selesai membersihkan diri, gadis itu segera turun dari kamar. Semua keluarga nya sudah siap di meja makan. Sepertinya Mora adalah orang terakhir yang datang ke meja makan.

"Kamu kak lama banget di atas" Alettha berujar dengan kesal, merasa gemas dengan kakak nya itu yang kurang disiplin waktu, selalu saja membuat orang lain menunggu.

"Hehe iya maaf, tadi kakak kan masih beres-beres" Alettha menarik kursi untuknya duduk.

Setelah selesai makan pagi, seperti biasa mereka akan mengobrol bersama di ruang tamu. Ini adalah hari libur, sehingga mereka akan menggunakan untuk bersantai.

"Mora, kamu kan sebentar lagi mau kelulusan wisuda, kedepannya udah ada gambaran mau apa ?" Mama Mora berujar, wanita itu duduk di samping adik nya Alettha.

"Bukannya Mora mau bantu papa di perusahaan ?" papa nya ikut bertanya, inilah saat nya, Mora akan meminta izin sekaligus menjelaskan kepada kedua orang tuanya jika dia memilih bekerja di perusahaan lain.

"Mora pengen coba buat kerja di perusahaan lain pa, ngga papa kan"

"Kamu serius, padahal papa udah percaya kamu buat bantu perusahaan. Selama ini juga kamu yang handle" Mora tersenyum manis mendengar itu, di puji papa nya jelas saja membuatnya senang, gadis itu terkikik dalam hati karena mendapat pujian itu.

"Iya sayang, memang nya kamu bekerja di mana coba, cari kerja itu ngga gampang" Mora tertawa saat mendengar ucapan mama nya, oh bisa-bisa nya mama nya berucap seperti itu. Papa Yasa juga ikut tertawa mendengar ucapan istrinya itu.

"Astaga mama, jangan ragukan otak Mora, Mora pasti dapat pekerjaan kok." Mora menghela nafas saat tawanya mereda. Mama nya itu seperti nya lupa siapa keluarga Abiyasa. Dan sepertinya pula mama nya itu tak sadar jika sudah mencetak tiga anak yang mempunyai kecerdasan mewarisi kecerdasan mereka.

"Ya sudah lah jika itu mau kamu, papa dukung"

"Papa yakin ? Arka masih lama kuliah nya, ngga mau di bantu kak Mora dulu ?" Arka adik laki-laki Mora ikut berucap.

"Astaga dek, tanpa kakak juga papa bisa menghandle semua" ucap Mora dengan yakin, jangan pernah ragukan kemampuan papa nya.

"Memang nya kamu sudah membuat surat lamarannya nak" tanya mama Mora. Mora mengangguk dengan antusias.

"Tinggal nunggu hari kelulusan aja ma, setelah itu Mora akan segera mengirim file yang udah Mora siapin ke perusahaan incaran Mora."

"Papa percaya kalau kamu mampu sayang"

"Hehe papa bisa aja" Mora kembali tersenyum mendengar ucapan papa nya itu.

"Lihat tu pa kak Mora, pasti sekarang lagi melambung tinggi tu papa puji dari tadi" Alettha ikut menyahut.

"Putra dan Putri papa kan memang cerdas semua, dan papa selalu yakin jika kalian mampu meraih apapun yang kalian mau. Kamu juga sayang, harus fokus sama pendidikan kamu, katanya pengen jadi dokter di usia muda" Alettha yang mendengarnya hanya tersenyum tipis.

"Iya, Ale juga sedang mengusahakannya pa"

"Ale apa ale-ale minuman kali" celetuk Raka, Alettha mencubit lengan kakak nya itu dengan kesal. Bibir nya maju 1 Senti karena kesal.

"Ya udah intinya Mora di izinin buat kerja di perusahaan lain kan pa, ma" Mora Menaik turunkan alisnya kepada kedua orang tuanya itu.

"Iya, semua yang kamu mau, mama dan papa akan dukung" Mora tersenyum lebar mendengar itu.

Seperti biasa Mora akan menggunakan waktu siang hari bersama temannya, kini mereka berkumpul di mana biasanya mereka makan siang bersama.

Biarkan Mora kenalkan kembali geng nya, yang pertama ada Arsen, teman laki-laki nya sejak Mora menduduki bangku kuliah, teman paling baik, yang care akan semua tentang nya. Yang kedua ada Naura, perempuan yang memiliki sikap tak jauh beda darinya, bar-bar dan galak.

Ada juga Lea, temannya yang satu itu mempunyai sikap agak kalem, tidak terlalu banyak bicara jika tidak penting, dan hanya ikut-ikut saja jika ada rencana berkumpul bersama. Yang satunya lagi adalah Alex, laki-laki itu mempunyai sikap yang agak menyeramkan, sikap usil nya yang sudah tidak ketulungan, dan tidak ragu untuk berbuat semau nya.

Kini mereka tampak berbincang bersama sambil sesekali tertawa, kali ini Arsen mengatakan jika laki-laki itu akan membayar semua pesanan mereka, tentu saja Naura tidak akan menyia-nyiakan kesempatan itu.

Sementara Arsen akan tetap sama, selalu mendekat kepada Mora setiap kali mereka bersama. Lelaki itu merasa nyaman berada di dekat Mora. Mungkin juga sikap mereka yang satu frekuensi menjadi pendukung tambahan pertemanan mereka semakin erat.

"Kamu jadi kerja Mor ?" tanya Arsen, Mora mengangguk sambil menunjukan senyum di bibirnya.

"Iya, aku udah siapin semua berkas dan file milik ku, tinggal tunggu hari kelulusan semoga aja aku dapat nilai baik, itu juga menjadi point plus aku keterima di perusahaan yang aku incar." gadis itu berbicara dengan antusias, senyum tak pernah hilang dari wajah manis gadis itu.

"Iya semoga saja, aku yakin kamu pasti dapat pekerjaan yang bagus, otak kamu yang cerdas tidak perlu lagi di ragukan. Apalagi nilai kuliah kamu hampir semua sempurna. Perusahaan mana yang akan menolak mu" Mora semakin tersenyum mendengar nya, oh tolong ingatkan dia agar tidak terlalu gila pujian. Yang bisa saja membuatnya bersikap sombong kedepannya.

"Ya, but aku ngga mau terlalu yakin, ngga ada yang ngga mungkin, bisa aja aku di tolak. Kecerdasan seseorang bukan menjadi patokan keberuntungan". Arsen mengangguk, dia menyetujui ucapan Mora, karena belajar dari pengalaman dia juga pernah mengalami hal itu.

"Ya udah semangat, jika di tolak, kamu melamar ke perusahaan papa aku aja. Aku pasti akan terima kamu" Mora hanya tersenyum.

"Guys aku dan Mora pergi dulu ya" Arsen bersuara, Mora tadi memang di jemput Arsen di rumah, sekaligus Mora ingin mengajak temannya itu untuk pergi ke suatu tempat setelah mereka berkumpul bersama.

Semua teman Mora hanya mengangguk sebagai balasan, Mora dan Arsen pun beranjak pergi dari cafe itu. Mereka berjalan ke arah mobil Arsen.

Arsen menyalakan mobil, dan mengendarai mobil itu untuk meninggalkan cafe. Di sepanjang jalan, Mora melihat ke samping, di mana jalanan pagi ini cukup lengang.

"Kita jadi pergi Mor ?" tanya Arsen, Mora mengangguk dengan antusias.

"Tentu saja, sebelum kita sibuk dengan pekerjaan kita harus sering jalan bersama. Karena jika sudah sibuk nanti kita tidak akan punya waktu hanya sekedar berbincang bersama." Arsen mengangguk menyetujui ucapan temannya itu, lelaki itu mengendarai mobil dengan pelan, tujuannya saat ini adalah pantai di kota Y.

"Kamu sudah izin mama sama papa kalau mau pergi jauh ?"

"Udah, mereka pasti kasih izin kalau aku mainnya sama kamu, mereka kan udah kenal dekat sama kamu" lagi-lagi Arsen mengangguk, kedua sudut bibirnya terukir saat melihat senyum Mora yang terlihat begitu senang itu.

Episodes
1 Sebuah Obsesi
2 Mengetahui
3 Gadis Ingusan
4 Keluarga Mora
5 Bersama Arsen
6 Kisah Karel
7 Hari Jadi
8 Hari Jadi (2)
9 Hari Pertama Kerja
10 Laporan Pertama
11 Kedatangan Gracella
12 Ruangan Tersembunyi
13 Memulai Peperangan
14 Musibah
15 Rencana Mora
16 Bersama Arsen (1)
17 Bersama Arsen (2)
18 Kalut
19 Kepadatan di Kantor
20 Terjebak
21 Perkembangan
22 Akibat Mabuk
23 Perkara Makanan
24 Suasana Rumah
25 Di bawa ke Apart
26 Berkunjung Ke Rumah Nenek
27 Menghadapi Tuan Pemaksa
28 Pertanyaan Keramat
29 Berdebar Terus Menerus
30 Membujuk Nenek
31 Rencana Pekerjaan
32 Jerman
33 Sikap acuh
34 Perdebatan
35 Tatapan Tajam
36 Ajakan Makan Malam
37 Apakah Perasaan Suka ?
38 Pulang
39 Pulang (2)
40 Masalah Kontrak
41 Ungkapan Cinta
42 Pagi yang cerah
43 Kebohongan
44 Lelang
45 Gadis 350 T
46 Membeli Hadiah
47 Sikap Posesif
48 Menjaga Gadisku
49 Pelukan Hangat
50 Klien
51 Butuh Waktu
52 Dismenore
53 Menikah ?
54 Pantauan
55 Rindu
56 Mata-mata
57 Museum dan Pantai
58 Mengungkapkan perasaan
59 Merasa Cemas
60 Bersiap
61 Mampu Menyesuaikan Diri
62 Usaha Merendahkan
63 Perusuh
64 64
65 Menghadapi lawan
66 Ketahuan
67 Tak Akan Membiarkanmu Terluka
68 Tidak Mampu Menjaga Diri
69 Pacar Kontrak
70 Tingkah Aneh Alettha
71 Membuatnya Takut dan Terkejut
72 Terlalu Egois
73 Demam
74 Menyusahkan banyak orang
75 Kebaikan Shofia
76 Mengejar Waktu
77 Dua Laki-Laki Tengil
78 Andra
79 Mengunjungi Markas
80 Teriakan Gilang
81 Harapan Aisa
82 Spek Intel
83 Mood Booster
84 Rencana Jahat
85 Harus Menikah
86 Jangan Menolak Lagi
87 Menentukan Pilihan
88 Jangan Salah Ambil Keputusan
89 Kembali Hancur
90 Hati yang kecewa
91 Masalah Berat
92 Gaun yang cantik
93 Gaun Pengantin ?
94 Hotel
95 Janji Suci
96 Ucapan Selamat
97 Kejutan Bahagia
98 Si Dingin yang Manja
99 Mengunjungi Mansion Kakek
100 Gramedia
101 Menyembunyikan
102 Gracel Hilang ?
103 Tembakan
104 Es Krim
105 Pulang
106 Hukuman
107 Terlalu Sulit
108 Menyembunyikan
109 Mengabaikan
110 Meminta Sesuatu
111 Ke Kantor Kakek
112 Mendinginkan Hati
113 Mau Jadi Penghianat
114 Mengetahui
115 Sakit
116 Asam Lambung
117 Kabar Bahagia
118 Harus Segera Sembuh
119 Meminta Alettha
120 Jangan Egois
121 Nona Cengeng
122 Melanggar Privasi
123 Part Alettha
124 Part Alettha
125 Part Alettha Harus menikah
126 Part Ale : Ketakutan
127 Part Ale : Takdir mu adalah aku
128 Part Ale : Pria Masa lalu
129 Part Ale : Bertemu Mantan
130 Part Ale : Akhirnya Sampai
131 Menjenguk Sam
132 Pertemuan dengan Alex
133 Tidak bisa makan udang
134 Aku akan mengantarkan mu pulang
135 Gemas
136 Kebetulan Macam Apa
137 Ingin Menghilang Saja
138 Bertemu Bos
139 Dua Manusia Unik
140 Salah Paham
141 Familiar
142 Apakah Memiliki Perasaan yang Sama
143 Namanya juga perasaan
144 Nanas tiga karung
145 Hamil ?
146 Mencegah
147 Mengurung Diri
148 Merasa Cemburu
149 Tidak bisa berfikir positif
150 Coklat Menyeramkan
151 Keputusan tiba-tiba
152 Berkunjung Ke Mansion Besar
153 Berat Melepaskan
154 Persetujuan Keluarga
155 Memaksa Alettha
156 Drama Makan Siang
157 Ajakan Liburan
158 Sakit Perut
159 Meledak Pesanan
160 Liburan Berdua
161 Perjalanan Ke Bali
162 Jatuh Ke Pesonanya
163 Di tinggalkan Sendiri
164 Membuat Panik
165 Pergi Keluar
166 Kesal dan Kecewa
167 Berita Mengejutkan
168 Ucapkan Selamat
169 Lima Sekawan
170 Handuk Kimono ?
171 Lahiran ?
172 Baby Girl
173 Rumah Sakit
174 Dua Saja Cukup
175 Alettha Menangis
176 Ada Masalah ?
177 177
178 Bandara
179 Mau Sosis Besar
180 Ada Sesuatu
181 Mengantar Ke Bandara
182 Pertemuan Bersama
183 Terbang Untuk Pengadilan
184 Pandangan dan Sanggahan
185 Sidang pertama
186 Keluar Berdua ya
187 Selly Sakit
188 Selly sakit
189 Ngga tenang
190 Sesak nafas
191 Jangan Melamun ya Mama
192 Pelet Agam
193 Tidak Ingin Jadi Beban
194 Mudah berbaur
195 Memikat Sejak Pertama Bertemu
196 Nekat ke Mansion Utama
197 Diam-diam Merindukan
198 Kecantikan Baby Nora
199 Meninggalkan Selly
200 Kenapa Sangat Cantik
201 Pasangan Setara
202 Euforia Ketenangan
203 Menyembunyikan Sesuatu ?
204 Gara-gara Film Horor
205 Mood yang meningkat di pagi hari
206 Memanjakan Menantu
207 Dasar Wanita
208 TAMAT
Episodes

Updated 208 Episodes

1
Sebuah Obsesi
2
Mengetahui
3
Gadis Ingusan
4
Keluarga Mora
5
Bersama Arsen
6
Kisah Karel
7
Hari Jadi
8
Hari Jadi (2)
9
Hari Pertama Kerja
10
Laporan Pertama
11
Kedatangan Gracella
12
Ruangan Tersembunyi
13
Memulai Peperangan
14
Musibah
15
Rencana Mora
16
Bersama Arsen (1)
17
Bersama Arsen (2)
18
Kalut
19
Kepadatan di Kantor
20
Terjebak
21
Perkembangan
22
Akibat Mabuk
23
Perkara Makanan
24
Suasana Rumah
25
Di bawa ke Apart
26
Berkunjung Ke Rumah Nenek
27
Menghadapi Tuan Pemaksa
28
Pertanyaan Keramat
29
Berdebar Terus Menerus
30
Membujuk Nenek
31
Rencana Pekerjaan
32
Jerman
33
Sikap acuh
34
Perdebatan
35
Tatapan Tajam
36
Ajakan Makan Malam
37
Apakah Perasaan Suka ?
38
Pulang
39
Pulang (2)
40
Masalah Kontrak
41
Ungkapan Cinta
42
Pagi yang cerah
43
Kebohongan
44
Lelang
45
Gadis 350 T
46
Membeli Hadiah
47
Sikap Posesif
48
Menjaga Gadisku
49
Pelukan Hangat
50
Klien
51
Butuh Waktu
52
Dismenore
53
Menikah ?
54
Pantauan
55
Rindu
56
Mata-mata
57
Museum dan Pantai
58
Mengungkapkan perasaan
59
Merasa Cemas
60
Bersiap
61
Mampu Menyesuaikan Diri
62
Usaha Merendahkan
63
Perusuh
64
64
65
Menghadapi lawan
66
Ketahuan
67
Tak Akan Membiarkanmu Terluka
68
Tidak Mampu Menjaga Diri
69
Pacar Kontrak
70
Tingkah Aneh Alettha
71
Membuatnya Takut dan Terkejut
72
Terlalu Egois
73
Demam
74
Menyusahkan banyak orang
75
Kebaikan Shofia
76
Mengejar Waktu
77
Dua Laki-Laki Tengil
78
Andra
79
Mengunjungi Markas
80
Teriakan Gilang
81
Harapan Aisa
82
Spek Intel
83
Mood Booster
84
Rencana Jahat
85
Harus Menikah
86
Jangan Menolak Lagi
87
Menentukan Pilihan
88
Jangan Salah Ambil Keputusan
89
Kembali Hancur
90
Hati yang kecewa
91
Masalah Berat
92
Gaun yang cantik
93
Gaun Pengantin ?
94
Hotel
95
Janji Suci
96
Ucapan Selamat
97
Kejutan Bahagia
98
Si Dingin yang Manja
99
Mengunjungi Mansion Kakek
100
Gramedia
101
Menyembunyikan
102
Gracel Hilang ?
103
Tembakan
104
Es Krim
105
Pulang
106
Hukuman
107
Terlalu Sulit
108
Menyembunyikan
109
Mengabaikan
110
Meminta Sesuatu
111
Ke Kantor Kakek
112
Mendinginkan Hati
113
Mau Jadi Penghianat
114
Mengetahui
115
Sakit
116
Asam Lambung
117
Kabar Bahagia
118
Harus Segera Sembuh
119
Meminta Alettha
120
Jangan Egois
121
Nona Cengeng
122
Melanggar Privasi
123
Part Alettha
124
Part Alettha
125
Part Alettha Harus menikah
126
Part Ale : Ketakutan
127
Part Ale : Takdir mu adalah aku
128
Part Ale : Pria Masa lalu
129
Part Ale : Bertemu Mantan
130
Part Ale : Akhirnya Sampai
131
Menjenguk Sam
132
Pertemuan dengan Alex
133
Tidak bisa makan udang
134
Aku akan mengantarkan mu pulang
135
Gemas
136
Kebetulan Macam Apa
137
Ingin Menghilang Saja
138
Bertemu Bos
139
Dua Manusia Unik
140
Salah Paham
141
Familiar
142
Apakah Memiliki Perasaan yang Sama
143
Namanya juga perasaan
144
Nanas tiga karung
145
Hamil ?
146
Mencegah
147
Mengurung Diri
148
Merasa Cemburu
149
Tidak bisa berfikir positif
150
Coklat Menyeramkan
151
Keputusan tiba-tiba
152
Berkunjung Ke Mansion Besar
153
Berat Melepaskan
154
Persetujuan Keluarga
155
Memaksa Alettha
156
Drama Makan Siang
157
Ajakan Liburan
158
Sakit Perut
159
Meledak Pesanan
160
Liburan Berdua
161
Perjalanan Ke Bali
162
Jatuh Ke Pesonanya
163
Di tinggalkan Sendiri
164
Membuat Panik
165
Pergi Keluar
166
Kesal dan Kecewa
167
Berita Mengejutkan
168
Ucapkan Selamat
169
Lima Sekawan
170
Handuk Kimono ?
171
Lahiran ?
172
Baby Girl
173
Rumah Sakit
174
Dua Saja Cukup
175
Alettha Menangis
176
Ada Masalah ?
177
177
178
Bandara
179
Mau Sosis Besar
180
Ada Sesuatu
181
Mengantar Ke Bandara
182
Pertemuan Bersama
183
Terbang Untuk Pengadilan
184
Pandangan dan Sanggahan
185
Sidang pertama
186
Keluar Berdua ya
187
Selly Sakit
188
Selly sakit
189
Ngga tenang
190
Sesak nafas
191
Jangan Melamun ya Mama
192
Pelet Agam
193
Tidak Ingin Jadi Beban
194
Mudah berbaur
195
Memikat Sejak Pertama Bertemu
196
Nekat ke Mansion Utama
197
Diam-diam Merindukan
198
Kecantikan Baby Nora
199
Meninggalkan Selly
200
Kenapa Sangat Cantik
201
Pasangan Setara
202
Euforia Ketenangan
203
Menyembunyikan Sesuatu ?
204
Gara-gara Film Horor
205
Mood yang meningkat di pagi hari
206
Memanjakan Menantu
207
Dasar Wanita
208
TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!