Rendi merasa sangat senang akhirnya Lauren memberikan nomor handphone nya, dengan begitu Rendi bisa menghubungi Lauren dan memberikan perhatian lebih kepada Lauren.
Dengan bantuan Rendi yang datang tepat pada waktunya menjadikan Lauren sedikit membuka hatinya untuk Rendi.
"Terima kasih ya udah nolongin aku, terima kasih juga untuk tumpangannya "
Dengan sikap salah tingkah Lauren berpamitan untuk masuk ke kelas nya.
" Duuuuuh....kenapa aku ngerasa baper lihat si Rendi nolongin aku sih " ujar dalam hati.
Rendi merasa Lauren sudah memberikan lampu hijau melalui sikap yang biasa nya dingin sekarang,menjadi lemah lembut.
Kuliah telah usai, Rendi menunggu di lorong kelas Lauren.
"Lauren"
" Ya, Rend..."
"Kamu masih ada mata kuliah lagi enggak? "
"emmmmm.... enggak ada sih,memang kenapa? "
"Mau enggak kamu aku ajak ke museum lukisan yang pernah aku ceritain? "
"Boleh sih, tapi aku telephone izin mamah dulu yah?! Karena aku takut Mamah khawatir aku pulang terlambat "
"Ya udah kamu izin Mamah kamu dulu aja. Nanti pulangnya aku anterin kamu sampai rumah"
Lauren pun menelepon Mamahnya untuk meminta izin pergi dengan Rendi.
"Ya udah, ayo kita jalan"
Akhirnya mereka pergi,akan tetapi sebelum ke museum Rendi mengajak Lauren ke restoran.
"Kita makan dulu yah"
" E....eeeee......terserah kamu aja deh,Rend", sambil bermain gadget untuk mengalihkan rasa canggung Lauren ke Rendi.
Mereka berhenti di sebuah Restoran,dan memesan makanan.Setelah selesai makan mereka pun melanjutkan perjalanan nya menuju museum.Rendi membukakan pintu mobil untuk Lauren.
" Silahkan tuan putri " sahut Rendi.
"Hem... terimakasih "sambil tersipu malu.
Mereka memasuki museum, berbagai lukisan terpajang indah.Lauren yang sangat menyukai dengan lukisan terpanah dengan lukisan-lukisan di museum.
"Ya Tuhan... memang luar biasa para seniman yang melukis semua ini " ucap Lauren.
"Kamu suka melukis kan, Ren? tanya Rendi
"Iya, tapi lukisan ku ya enggak sebagus mereka. Lukisan mereka ini mengandung banyak arti "
Mereka mengelilingi museum, dan Lauren meminta Rendi memfoto diri nya dengan lukisan-lukisan yang terpajang di dinding.
"Lauren boleh enggak kalau aku minta kamu untuk melukis wajah aku? "
" Ha... ha.. ha... "Lauren tertawa
"Kenapa memangnya? "
"Ngapain kamu minta aku ngelukis wajah kamu? Lagian alat - alat lukis aku sudah aku buang "
Semua peralatan lukis Lauren dia buang karena dia ingin fokus untuk menjadi dokter.Harapan dia mencintai seni dia buang agar dia lebih fokus untuk menjadi dokter sesuai keinginan orang tua nya.
" Ya enggak apa-apa" jawab dengan singkat.
Rendi tidak berani memperpanjang permintaan nya. Mereka sangat menikmati keindahan lukisan-lukisan yang di museum. Lauren melihat jam tangan nya, tanpa terasa waktu sudah sore.
"Ren, kita pulang yuk? udah sore nih! "
"Ya ampun...enggak kerasa udah sore. Aku telat mau anterin kamu pulang "
Mereka segera bergegas untuk pulang. Rendi meminta maaf karena mengantarkan Lauren sampai sore.
"Maafin aku ya Lauren, aku enggak enak ajak kamu malah telat pulangnya"
"Iya enggak apa-apa, lagian saking asik nya kita menikmati keindahan lukisan museum tadi jadi lupa waktu" Lauren pun sambil tertawa.
Mereka sampai di rumah Lauren, Rendi turun untuk membuka pintu mobil. Mamah Lauren sudah ada di depan menunggu Lauren.
"Sore Tante, saya Rendi temen nya Lauren. Maaf Tante saya yang tadi mengajak Lauren ke museum tapi saking asiknya kita di museum malah telat pulang " Rendi meminta maaf kepada Mamah Lauren.
"Iya Rendi, tadi kan Lauren juga sudah izin ke Tante. Lagi pula Tante itu sudah tau dia itu suka banget sama kesenian apa lagi lukisan.Dia itu hobby melukis " sambil berbisik ke Rendi.
"Haduh... apaan si Mamah"
"Ya udah Tante, Rendi pulang dulu ya? karena udah sore,biar Lauren juga bisa Istrirahat"
" Loh, kok enggak masuk dulu Rend?"
"Lain waktu saja tante" Rendi pun pamit kepada mamah dan mencium tangan mamah Lauren.
Rendi segera pergi meninggalkan rumah Lauren.Mamah menggoda Lauren yang habis di ajak berkencan.
"Haduh... anak gadis mamah... udah mau jalan berduaan sama cowok??Cowoknya ganteng lagi..."
"Ih, Mamah ah... Lauren itu mau pergi sama Rendi untuk balas budi karena Rendi udah nolongin aku tadi pagi.Ah...udahlah aku mau mandi"
Lauren menunduk dan tersenyum dengan candaan Mamah yang menggoda nya.
Setiap hari Rendi memberikan perhatian kepada Lauren yang membuat Lauren semakin merasakan kenyamanan,dan mereka semakin hari semakin lebih dekat.
Sampai dimana Rendi mempersiapkan dengan teman-teman nya untuk menyatakan perasaan dirinya kepada Lauren. Semua dia persiapkan dengan matang agar Lauren merasa terharu dan menerima Rendi untuk menjadi kekasih hati nya.
Rendi ingin mengetahui perasaan Lauren, jadi dia menyuruh teman-teman nya untuk memberitahukan Lauren jika Rendi jatuh dari tangga kampus.Lauren sedang membaca buku di kelasnya.
"Kamu Lauren yah? "
"Iya kak, kenapa? "
" Rendi tadi terjatuh di tangga dari lantai 3 ke bawah, sekarang dia lagi di ruang UKK dan minta untuk di memanggil kan kamu!"
Lauren yang khawatir dengan keadaan Rendi langsung berlari menuju ruang UKK.
" Rendi,bagaimana keadaan kamu? "tanya Lauren yang panik.
Rendi yang sedang terbaring di atas kasur dan memejamkan matanya tiba-tiba tertawa melihat Lauren yang panik dengan keadaan nya.
"Kata nya kamu sakit? Habis jatuh kenapa kamu tertawa? "
"Ha.. ha.. ha... enggak sekarang aku cuma ingin tau tentang perasaan kamu sama aku"
"Keterlaluan!!!"
Lauren sangat kesal dengan apa yang dilakukan Rendi dan teman-temanya. Mengetahui dia hanya di kerjain oleh Rendi,Lauren hendak pergi meninggalkan ruangan.
Rendi langsung menarik tangan Lauren,dan meminta maaf menjelaskan perasaan nya kepada Lauren. Lauren yang masih kesel cuma hanya berdiam diri.
"Maafin aku Lauren, tapi untuk perasaan ku ini ke kamu itu bener-bener serius.Kalo aku itu suka sama kamu?!"
Lauren ingin meminta waktu untuk menjawab perasaan Rendi. Sebenarnya Lauren juga merasakan hal yang sama dengan Rendi karena setelah kepergian Ayah Lauren, Rendi sudah mengobati kesedihan Lauren. Akan tetapi Lauren masih ragu dengan perasaan nya.
Rendi memberikan waktu kepada Lauren untuk memberikan jawaban nya. Lauren meninggal kan ruangan,dia masih merasa bingung untuk memberikan jawaban perasaan nya pada Rendi.
Lauren pun menceritakan pada Mamahnya tentang Rendi yang sudah menyatakan perasaan nya.Mamah sangat setuju jika Lauren menerima cinta Rendi.
Karena menurut Mamah,Rendi anak yang baik dan dapat menghibur hati Lauren setelah kepergian Ayahnya.Mamah selalu memberikan suport kepada Lauren.
Hari mulai pagi, Rendi sudah menunggu Lauren di depan untuk mengantarkannya ke kampus.Kali ini Lauren sudah tidak menolak ajakan Rendi. Didalam mobil Lauren merasa sangat canggung.
"Rend, aku udah punya jawaban untuk pertanyaan kamu"
Rendi sangat bersemangat mendengar jawaban dari wanita yang dicintainya itu.
"Apa jawaban kamu Ren "
"Iya aku mau jadi pacar kamu "
Rendi sangat senang dan bahagia karena perasaan nya pada Lauren tidak bertepuk sebelah tangan.
...****************...
..." wait the next story "...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments