5

"Liburan kita terpaksa harus selesai hari ini bos" ucap Mark pagi ini ketika Alexander turun

Alexander menoleh dan diam tak bereaksi, lalu dia berjalan ke arah kursi.

Mark segera masuk kedalam, keluar lagi membawa segelas susu dan roti berisi selai kacang

Diletakkan di atas meja, tepat dihadapan Alexander.

"Pak Anton meminta kita kembali siang ini, katanya ada urusan yang harus bos tangani"

Alexander mendecak kesal sambil meminum susu hangat

"Semua pakaian bos sudah saya bereskan, tinggal saya masukkan saja ke dalam mobil"

"Kenapa sih papa tidak bisa melihat saya senang sedikit saja. Selalu urusan bisnis"

Mark diam dan ikut duduk di depan Alexander

"Bos kan sebagai CEO, sudah sewajarnya segala urusan bisnis itu kembali ke tangan bos, bukan ke pak Anton lagi. Beliau hanya memantau"

Alexander mendengus

"Kau tahu lah apa yang kumau Mark. Bukan duduk di kantor dengan setumpuk pekerjaan, bertemu kolega, terbang sana sini, bermuka manis, bicara yang muluk-muluk, this is not me, you know that!"

"Tapi itulah anda sekarang bos, bos harus terima itu, itulah makanya bos meminta kita segera kembali siang ini juga. Karena besok bos harus ke Amerika, mengurus bisnis di sana"

Mark yang sedang mengunyah roti sontak berhenti dan segera menenggak habis susu di gelas hingga tandas

Bekas perban kecil di pergelangan tangannya belum lepas, hingga membuatnya tertegun

"Come on, gadis itu akan baik-baik saja" Mark kembali berkata karena dia yakin jika Alexander saat ini memikirkan gadis itu

"Saya mau kerumah sakit sekarang!

Sambil berkata begitu, Alexander telah berdiri

"Tidak bisa bos. Pak Anton sudah menelpon terus sejak tadi!"

Dengan menahan marah Alexander menatap tajam kearah Mark

"Kau itu ajudan saya. Jadi turuti perintah saya!"

Mark terdiam.

Alexander segera naik kembali ke atas dan masuk ke kamar Sania. Di sana dia mandi membersihkan tubuhnya

Sementara di bawah Mark mendapat telepon dari pak Anton yang memaki-makinya karena tidak becus mengurus Alexander

Setengah jam berikutnya Alexander telah turun kebawah dengan hanya memakai handuk.

Mark bisa melihat, jika di dada Alexander terdapat banyak bekas luka, seperti bekas cakaran

Alexander yang merasa jika Mark memperhatikan dadanya segera berbalik dan masuk kedalam kamarnya

Tak lama Alexander telah keluar dengan memakai kaos yang membuat otot di tubuhnya tercetak jelas

Alexander duduk lagi di kursi, memakai sneakers.

"Pak Anton menelpon kembali" ucap Mark saat dilihatnya Alexander telah selesai memakai sepatu

Alexander membuang nafas kasar dan meraih handphone yang diulurkan Mark.

"Ya pa?"

"Kamu dimana, hah?, handphone tidak pernah aktif!"

"Papa kan tahu saya liburan pa, dan tiap liburan segala gadget dan sejenisnya saya non aktifkan"

"Banyak alasan!"

Alexander menarik nafas dalam

"Papa mau apa kali ini?"

"Kamu pulang sekarang juga!"

"Pa, kan papa sendiri yang bilang jika saya bisa liburan selama seminggu di sini!"

"Bisnis ini mendadak Alex, kamu harus terjun langsung"

Alexander memejamkan sebentar matanya, berdebat dengan papanya tidak akan ada untung untuk dirinya. Dia akan selalu kalah

"Pulang sekarang, ya?"

Alexander berdecak kesal

"Ke Amerikanya kapan?" jawabnya

"Besok pagi, dengan penerbangan pertama"

Huhhhh!!!

Alexander menghembus nafas kasar

"Baiklah, karena saya tidak punya pilihan lain"

"Good son"

Alexander memutar matanya dengan malas mendengar pujian klise sang papa

Lalu dia mengembalikan handphone kepada Mark

Mark yang setia terus berdiri di sebelahnya menunggu perintah selanjutnya.

"Sebelum pulang, aku ingin kita melihat Sania untuk terakhir kalinya" lirihnya

Mark menganggukkan kepalanya lalu masuk ke kamar Alexander menarik koper pakaian yang telah disiapkannya

Alexander menarik nafas dalam lalu kembali berdiri dan naik kembali ke kamar Sania

Dia membereskan seluruh barang milik Sania. Handphone yang tadi diisinya daya juga sudah full, di bukanya lemari pakaian, dan dimasukkannya pakaian Sania yang hanya dua lembar, berupa cardigan panjang dan baju panjang ketat.

Ditariknya nafas dalam saat melihat kedua pakaian itu. Lalu memasukkannya kedalam kantong plastik.

Lalu dia masuk kedalam kamar mandi, mengambil pakaian yang dipakai Sania kemarin siang, celana jeans ketat model washout denim dan dress floral warna soft.

Dia juga memasukkannya dalam kantong plastik tadi.

Lalu dia berjalan kearah pintu, mengambil tas dan mengambil handphone yang terletak di atas meja lalu memasukkannya dalam handphone tersebut kedalam tas.

Saat tangannya sudah hendak memasukkan tas tersebut kedalam kantong plastik, dia tiba-tiba berhenti.

Lalu menarik kembali tas yang sudah nyaris masuk kantong plastik, membukanya dan mengeluarkan handphone milik Sania

Dia segera membuka kembali handphone Sania dan membuka menu galeri.

Dipilihnya beberapa buah foto Sania, termasuk foto Sania dan pacarnya. Lalu dia segera mengeluarkan handphone yang sejak empat hari lalu dimatikannya, menyalakannya dan meletakkannya di sebelahnya yang duduk di ranjang

Kembali Alexander beralih mengambil handphone milik Sania, memasukkan nomornya kemudian men savenya.

Ketika handphonenya menyala, notifikasi pesan langsung kluntang klunting masuk.

Alexander tidak menggubris banyaknya pesan yang masuk dia terus meng utak atik handphone Sania, memilih kembali foto-foto Sania.

Setelah dirasa cukup, lalu dia mengirimkan foto tersebut ke handphonenya.

Dia keluar dari menu galeri, berpindah ke kontak, lalu menghapus nomor kontaknya.

Dan dia kembali membuka menu pesan instan berwarna hijau, menghapus pesan yang tadi dia kirimkan ke handphonenya.

Setelah selesai dengan cepat Alexander memasukkan handphone tersebut kedalam tas lalu memasukkan tas tersebut ke kantong plastik

Alexander segera menyambar handphonenya, memasukkan kedalam saku jeans lalu mengambil kantong plastik dan berjalan keluar dari kamar

Mark yang sudah berdiri di sebelah mobil segera membuka pintu mobil ketika Alexander berjalan kearahnya

"Ke rumah sakit dulu"

Mark mengangguk lalu menjalankan mobil keluar dari cottage.

...****************...

"Saya hanya ingin menyerahkan ini, dokter" ucap Alexander ketika duduk di depan dokter

Dokter perempuan yang bernama Anita, segera melihat kearah kantong plastik yang diletakkan Alexander di depannya

"Saya titip Sania dokter, kalau ada apa-apa sama dia tolong beritahu saya"

"Kamu keluarganya kan?, kenapa tidak kamu saja yang menjaganya?"

"Saya harus kerja dokter, nanti saya akan minta keluarga yang lain untuk menjaganya"

"Baiklah, tadi dia juga sudah sadar, tapi masih belum bisa kami ajak ngomong"

Mata Alexander tampak berbinar mendengar jika Sania sudah sadar

"Jika anda bersedia, anda bisa menemuinya, mungkin anda bisa mengajaknya bicara"

Mata Alexander yang semula berbinar langsung berubah panik

"Mungkin besok saya kesini lagi dokter, kalau hari ini saya harus kembali ke rumah dulu, banyak pekerjaan yang saya tinggalkan"

Dokter Anita mengangguk dan menyalami Alexander ketika pria tampan itu mengulurkan tangannya

"Tolong jaga dia dokter" kembali Alexander mengucapkan kalimat itu ketika dia akan keluar dari pintu

Sepeninggalnya Alexander, dokter Anita segera keluar dari ruangannya, berjalan menuju ICU tempat Sania dirawat

Sania yang telah sadar saat itu tampak berbicara pada suster yang menjaganya

Sania yang melihat dokter masuk segera menoleh kearah pintu yang terbuka

"Ruangan rawat inap untuknya sudah disiapkan, sus?"

"Sudah dokter"

Lalu suster mundur dan memberikan ruang pada dokter yang akan memeriksa Sania

"Mengapa dokter menyelamatkan saya?" lirih Sania ketika dokter memeriksanya

Dokter yang semula menekan-nekan stetoskop di atas perutnya menghentikan gerakannya, menatap mata Sania

"Saya lebih baik mati, dokter" lanjut Sania sambil berlinang air mata

Dokter Anita menarik nafas dalam, lalu duduk di kursi yang ada di dekat Sania.

"Hidup kamu masih sangat berharga, oleh karena itulah saya menyelamatkanmu"

Sania masih terisak, suster yang berdiri di dekatnya ikut terlihat sedih

"Mengapa ini harus menimpa saya dokter?" lanjut Sania pilu

Refleks suster yang berusia cukup jauh dari Sania, sekitar berumur 35 tahunan segera mendekap Sania dan ikut terisak

"Kamu yang kuat sayang, kamu tidak sendiri" ucapnya sambil membelai kepala Sania

Sania makin terisak pilu

"Mamaa...." lirihnya

Terpopuler

Comments

uukais

uukais

penulisnya hebat,banyak hal yg cedik ditulisanya

2024-07-04

1

epifania rendo

epifania rendo

sabar sania pasti ada kebahagian nanti

2023-11-06

1

lihat semua
Episodes
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9. Sania Menata Hidupnya
10 Hamil
11 Mencari Tahu Tentang Alexander
12 Pergi Ke Kota
13 Kekantor Alexander
14 Kenyataan Pahit Tentang Alexander
15 Dhea Tahu
16 Aborsi
17 Ketahuan
18 Dipecat
19 Pergi
20 Mami Ajeng
21 Lari
22 Pulang
23 Mama Tahu
24 Terusir
25 Dikejar
26 Ditolong Dokter Anita
27 Tinggal Di Rumah Dokter Anita
28 Pengaman Di Ruang Alexander
29 Kisah Kelam Suster Maria
30 Sania dan Deno
31 Deri Tahu
32 Mencari Sania
33 Terusir (Lagi)
34 Diselamatkan Mami Ajeng
35 Kembali Ketempat Mami Ajeng
36 Galau
37 Bertemu Deno
38 Alexander Kesal
39 Putus Asa
40 Melahirkan
41 Lahirnya Putra Alexander
42 Pikiran Alexander Kacau
43 Pulang Ke Rumah Bordil
44 Juniorku....
45 Hancurnya Sania
46 Keputusan
47 Nahla
48 Siap Bekerja
49 Bertemu Kembali Dengan Tuan Handoyo
50 Dipakai Tuan Handoyo
51 Negosiasi
52 Kehidupan Junior Sekarang
53 Bertemu Dhea
54 Dhea Bersedia Membantu
55 Ide Mark
56 Dhea Akhirnya Tahu Semua
57 Tour Guide Yang Diinginkan
58 Kamu Dimana San.....?
59 Menemui Bu Liza
60 Kenyataan Pahit
61 Rencana Bertemu
62 Nekadnya Alexander
63 Mendekap Junior
64 Membooking Nahla
65 Gugupnya Alexander
66 Shock
67 Bertemunya Sania Dengan Alexander
68 Asal Kamu Tahu Alexander
69 Datang Ke Rumah Bordil
70 Keributan
71 Terbang Menemui Alexander
72 Kemarahan Tuan Anton
73 Tamu Tengah Malam
74 Serangan
75 Membawa Junior Pergi
76 Hal Yang Tak Disangka
77 Bertemunya Tuan Anton Dengan Junior
78 Fakta Yang Akhirnya Terungkap
79 Junior Pulang
80 Opa Anton
81 Alexander Dibawa Ke Ibukota
82 Menantikan Kedatangan Tuan Anton
83 Aku Mau Bertemu Opa
84 Nyonya Emma Syok
85 Bawa Cucuku Kemari!!
86 Menjemput Junior
87 Ajak Aku Menemui Anak Opa
88 Mulai Mencari Titik Terang
89 Pergi Dengan Membawa Junior
90 Tiba Di Rumah Tuan Anton
91 Alexander Sadar
92 Papa Itu Apa?
93 Mencari Keberadaan Alexander
94 Sania......
95 Berdamai Demi Junior
96 Sania Marah
97 Memecat Sandra
98 Junior Sampai Di Rumah Mami Lagi
99 Titik Terang
100 Janji
101 Terpukulnya Milena
102 Frustasi
103 Mendapatkan Nomor Sania
104 Dukungan
105 Strategi
106 Tersudut Nya Sandra
107 Taktik
108 Ini Semua Salahku
109 Bertengkar
110 Pembelaan Mami Ajeng
111 Datang Karena Rindu
112 Ancaman
113 Kembali Bertengkar
114 Hang Out
115 Menyusul Alexander dan Junior
116 Si Keras Kepala
117 ALEXANDER MARAH
118 MAKANYA KAMU HARUS BERHENTI!!
119 Quality Time
120 Aku Memang Penjahat, Tapi Bukan Penipu
121 Keputusan Sania
122 Semua Demi Kamu
123 Bad Day
124 Pengaruh Junior
125 Semakin Dekat
126 JUNIOR HILANG
127 Saling Menguatkan
128 Terus Berusaha
129 Teka Teki
130 TERTUDUH
131 Setitik Bukti
132 Berpacu Dengan Waktu
133 Setitik Bukti
134 Tragedi
135 MASIH TERUS BERUSAHA
136 Temuan Baru
137 Di Temukannya Posisi Junior Sekarang
138 Berangkat Menuju Sasaran
139 Naluri Seorang Ibu
140 Ancaman
141 Pertempuran
142 Harapan
143 Junior Disiksa
144 Negosiasi
145 Menyandera Alexander
146 Bertemu Disituasi Yang Tak Diharapkan
147 INSIDEN
148 KENYATAAN PAHIT
149 KEPUTUSAN ALEXANDER
Episodes

Updated 149 Episodes

1
1
2
2
3
3
4
4
5
5
6
6
7
7
8
8
9
9. Sania Menata Hidupnya
10
Hamil
11
Mencari Tahu Tentang Alexander
12
Pergi Ke Kota
13
Kekantor Alexander
14
Kenyataan Pahit Tentang Alexander
15
Dhea Tahu
16
Aborsi
17
Ketahuan
18
Dipecat
19
Pergi
20
Mami Ajeng
21
Lari
22
Pulang
23
Mama Tahu
24
Terusir
25
Dikejar
26
Ditolong Dokter Anita
27
Tinggal Di Rumah Dokter Anita
28
Pengaman Di Ruang Alexander
29
Kisah Kelam Suster Maria
30
Sania dan Deno
31
Deri Tahu
32
Mencari Sania
33
Terusir (Lagi)
34
Diselamatkan Mami Ajeng
35
Kembali Ketempat Mami Ajeng
36
Galau
37
Bertemu Deno
38
Alexander Kesal
39
Putus Asa
40
Melahirkan
41
Lahirnya Putra Alexander
42
Pikiran Alexander Kacau
43
Pulang Ke Rumah Bordil
44
Juniorku....
45
Hancurnya Sania
46
Keputusan
47
Nahla
48
Siap Bekerja
49
Bertemu Kembali Dengan Tuan Handoyo
50
Dipakai Tuan Handoyo
51
Negosiasi
52
Kehidupan Junior Sekarang
53
Bertemu Dhea
54
Dhea Bersedia Membantu
55
Ide Mark
56
Dhea Akhirnya Tahu Semua
57
Tour Guide Yang Diinginkan
58
Kamu Dimana San.....?
59
Menemui Bu Liza
60
Kenyataan Pahit
61
Rencana Bertemu
62
Nekadnya Alexander
63
Mendekap Junior
64
Membooking Nahla
65
Gugupnya Alexander
66
Shock
67
Bertemunya Sania Dengan Alexander
68
Asal Kamu Tahu Alexander
69
Datang Ke Rumah Bordil
70
Keributan
71
Terbang Menemui Alexander
72
Kemarahan Tuan Anton
73
Tamu Tengah Malam
74
Serangan
75
Membawa Junior Pergi
76
Hal Yang Tak Disangka
77
Bertemunya Tuan Anton Dengan Junior
78
Fakta Yang Akhirnya Terungkap
79
Junior Pulang
80
Opa Anton
81
Alexander Dibawa Ke Ibukota
82
Menantikan Kedatangan Tuan Anton
83
Aku Mau Bertemu Opa
84
Nyonya Emma Syok
85
Bawa Cucuku Kemari!!
86
Menjemput Junior
87
Ajak Aku Menemui Anak Opa
88
Mulai Mencari Titik Terang
89
Pergi Dengan Membawa Junior
90
Tiba Di Rumah Tuan Anton
91
Alexander Sadar
92
Papa Itu Apa?
93
Mencari Keberadaan Alexander
94
Sania......
95
Berdamai Demi Junior
96
Sania Marah
97
Memecat Sandra
98
Junior Sampai Di Rumah Mami Lagi
99
Titik Terang
100
Janji
101
Terpukulnya Milena
102
Frustasi
103
Mendapatkan Nomor Sania
104
Dukungan
105
Strategi
106
Tersudut Nya Sandra
107
Taktik
108
Ini Semua Salahku
109
Bertengkar
110
Pembelaan Mami Ajeng
111
Datang Karena Rindu
112
Ancaman
113
Kembali Bertengkar
114
Hang Out
115
Menyusul Alexander dan Junior
116
Si Keras Kepala
117
ALEXANDER MARAH
118
MAKANYA KAMU HARUS BERHENTI!!
119
Quality Time
120
Aku Memang Penjahat, Tapi Bukan Penipu
121
Keputusan Sania
122
Semua Demi Kamu
123
Bad Day
124
Pengaruh Junior
125
Semakin Dekat
126
JUNIOR HILANG
127
Saling Menguatkan
128
Terus Berusaha
129
Teka Teki
130
TERTUDUH
131
Setitik Bukti
132
Berpacu Dengan Waktu
133
Setitik Bukti
134
Tragedi
135
MASIH TERUS BERUSAHA
136
Temuan Baru
137
Di Temukannya Posisi Junior Sekarang
138
Berangkat Menuju Sasaran
139
Naluri Seorang Ibu
140
Ancaman
141
Pertempuran
142
Harapan
143
Junior Disiksa
144
Negosiasi
145
Menyandera Alexander
146
Bertemu Disituasi Yang Tak Diharapkan
147
INSIDEN
148
KENYATAAN PAHIT
149
KEPUTUSAN ALEXANDER

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!