4

Tiga jam setelah Alexander mendonorkan darahnya, perawat mulai memasangkan infus pada kantong darah, dan melalui selang itulah, darah Alexander mengalir kedalam tubuh Sania

Alexander yang melihat dari luar sedikit kelihatan lega ketika wajah Sania tampak mulai kemerahan tak sepucat tadi

"Bos harus istirahat, apalagi bos habis mendonorkan darah, tak baik untuk kesehatan bos"

Alexander menoleh kearah Mark yang telah berdiri di belakangnya, menimbang sebentar ucapan ajudannya itu lalu mengangguk pelan

Sebelum meninggalkan rumah sakit, Alexander sekali lagi menoleh kearah Sania yang masih belum sadarkan diri

Mark berjalan di belakang Alexander, ketika sampai di halaman parkir rumah sakit, dia segera mengambil mobil lalu berhenti tepat di depan Alexander

Mobil kembali melaju menuju cottage, perjalanan yang mereka tempuh tak secepat ketika mereka pergi kemarin. Kali ini Mark menjalankan mobil dengan pelan

Diliriknya Alexander yang duduk di belakang mulai memejamkan matanya

"Dia pasti lelah" lirih Mark

Mobil terus melaju, ketika di sebuah perempatan jalan, Mark berhenti. Dia turun dan masuk kesebuah mini market.

Alexander yang nyenyak tak menyadari jika dia ditinggalkan Mark sendirian di mobil.

Tak lama Mark telah kembali dengan membawa kantong kresek berisi penuh belanjaan.

Sebelum melajukan kembali mobilnya, Mark kembali menoleh kebelakang melihat Alexander yang masih terlihat pulas.

90 menit berikutnya, mobil masuk kembali ke halaman cottage. Dengan pelan Mark membangunkan Alexander

"Bos, bos.. kita sudah sampai"

Alexander membuka matanya, meregangkan otot lalu mengusap kasar wajahnya

Dia turun dari dalam mobil lalu masuk kedalam cottage. Niat awalnya yang ingin masuk kedalam kamarnya, diurungkannya.

Dia memilih naik kelantai dua, menuju kamar Sania. Suasana kamar masih seperti kemarin, ketika dia meninggalkannya, berantakan.

Alexander menatap berkeliling kamar, menarik nafas dalam

"Ada apa dengan diriku?" batinnya

Lalu dia berjalan kearah ranjang, merapikan sprei yang tampak kotor. Matanya tertegun ketika kembali dia melihat banyak bercak darah di atas sprei bermotif bunga itu.

Alexander menarik nafas dalam, lalu duduk terhenyak

"Aku kenapa begini?" rutuknya

Selagi dia terus bertanya-tanya dalam hati, dia mendengar suara handphone berdering.

Matanya kembali berkeliling, mencari sumber suara musik instrumen, yang diyakininya adalah handphonenya Sania.

Hening, tidak ada suara lagi. Tapi Alexander terus mencari handphone tersebut. Tak lama terdengar kembali suara instrumen musik. Kali ini Alexander mendapatkan sumber suara itu, dari dalam tas yang tergantung di balik pintu

MAMA SAYANG

Begitulah yang tertulis di layar handphone tersebut

Alexander bingung apa yang harus dilakukannya, di diamkannya panggilan tersebut hingga kembali layar handphone tersebut gelap karena tidak diangkat.

Tak lama layar handphone tersebut kembali menyala, ada pesan masuk. Dengan ragu Alexander membuka handphone tersebut yang ternyata terkunci

Dari notifikasi yang dapat dilihat, ada lebih dari seratus pesan masuk. Kembali keraguan menyelimuti hati Alexander, ingin membuka handphone tersebut tetapi dia tidak tahu caranya. Tapi dia penasaran dengan banyaknya pesan yang masuk, terlebih tadi ada panggilan dari mamanya Sania.

"Kunci ini menunjukkan kode angka" gumam Alexander

Dengan cepat Alexander membuka tas Sania, mengeluarkan semua isinya. Isinya ada bedak, parfum, lipstik, charger dan dompet.

Alexander membuka dompet Sania dan mengeluarkan ktpnya. Sambil melihat ktp yang diletakkannya di sebelahnya duduk, Alexander memasukkan tanggal, bulan dan ujung tahun kelahiran Sania.

Terbuka...

Alexander tersenyum

"Mudah sekali menebaknya" dia kembali bergumam

Layar wallpaper menunjukkan wajah Sania yang memakai toga bersama perempuan paruh baya, mereka tampak tersenyum bahagia, apalagi Sania yang tampak mengangkat rangkaian buket bunga

Alexander tersenyum menatap itu. Lalu dia mulai menggeser layar handphone tersebut, lalu langsung mengklik menu pesan instan berwarna hijau

Ada pesan dari lima orang berbeda, dan jumlah pesan terbanyak dari nama MAMA SAYANG dan MY BELOVED.

Alexander langsung membuka dan membaca pesan dari Mama Tersayang

"Kamu dimana nak? kok tidak ngasih kabar"

"Kamu baik-baik saja kan?"

"Sania, apa kamu sibuk?"

Dan masih banyak pesan khawatir dari mama Sania. Bahkan beberapa panggilan video call yang terlewatkan

Lalu Alexander berpindah pada pesan kedua, dari MY BELOVED

"Sayang, lagi apa, aku kangen"

"*Sayang, aku hari ini mulai dinas di tempat baru, doakan aku ya"

"Aku sayang kamu*"

Dst....

Alexander membuka profil dengan nama my beloved itu. Dari profilnya Alexander dapat melihat foto lelaki itu sedang menatap mesra Sania yang memelet kan lidahnya

Selagi Alexander terus membaca pesan di handphone itu, kembali ada pesan masuk dari mama sayang

"*Kamu kemana nak, kenapa sejak kemarin kamu tidak membaca dan membalas pesan mama"

"Maafkan aku ma, aku sibuk*" Alexander mengetik kalimat tersebut lalu mengirimnya

Dapat dilihat jika mama sayang sedang mengetik pesan, Alexander menunggu pesan baru tersebut masuk

"*Kabari mama, jangan buat mama khawatir"

"Oke, siap mama*"

Alexander menarik nafas dalam. Lalu kembali memasukkan benda tersebut ke dalam tas.

Kembali Alexander berjalan ke arah ranjang, membereskan sprei dan menyusun bantal. Serta memungut gaun malam Sania yang robek lalu membentangkannya di depan wajahnya

"Begitu kasarnya kah aku hingga gaun ini robek tak beraturan?" lirihnya

Lalu di remasnya gaun tersebut, dan dilemparkannya kedalam kotak sampah yang terletak di pinggir meja.

Setelah kamar itu tak lagi berantakan, Alexander merebahkan tubuhnya dan mulai terlelap.

Mark yang masuk ke dalam kamar Alexander tak menemukan apa-apa di sana.

Dia lalu naik kelantai dua, berjalan menuju kamar yang malam kemarin ditempati Sania

Betul lah tebakannya, di atas ranjang itu tampak Alexander tidur terlelap sambil memeluk guling

"Sadar sangar dia, giliran tidur meluk guling juga rupanya" gumam Mark sambil tersenyum

Mark lalu memutar tubuhnya, tapi matanya seperti menangkap hal janggal di atas sprei.

Dia mendekat dan sedikit membungkukkan tubuh jangkungnya.

"Seperti bekas darah" batinnya.

Mata Mark berkeliling ruangan berukuran sekitar 3x3 itu. Matanya tertumbuk pada benda seperti baju yang teronggok dalam kotak sampah

Mark mendekat dan mengambil benda kain berwarna ungu itu. Dia mengangguk-anggukkan kepalanya, dia faham sekarang apa yang telah terjadi pada Sania

...****************...

Mungkin akibat kelelahan, Alexander tertidur hingga larut belum juga bangun. Makanan yang telah dihangatkan oleh Mark kembali dingin.

Suasana cottage yang jauh dari pusat kota ditambah dengan heningnya sekeliling, makin membuat Alexander makin nyenyak.

Hampir dini hari dia terjaga karena tiba-tiba terasa ingin buang air kecil. Dengan malas-malasan, dia bangun dan berjalan masuk kedalam kamar mandi.

Dilihatnya sebuah silet tergeletak di atas lantai. Setelah membetulkan resleting jeansnya, Alexander memungut benda tajam tersebut dan membuangnya kedalam kloset

"Benda inilah yang hampir membunuh Sania" lirihnya

Saat dia kembali ingin membaringkan tubuhnya, kembali dia teringat akan handphone Sania. Dia kembali bangun dan mengambil benda tersebut yang dia letakkan di dalam tas, di tempatnya semula

Kembali Alexander membuka dompet dan mengeluarkan ktp, mengetik kembali 6 digit angka agar handphone tersebut terbuka

Setelah terbuka, iseng Alexander membuka galeri handphone tersebut.

Isinya nyaris penuh dengan foto Sania. Alexander tersenyum sendiri ketika melihat gaya lucu Sania dalam berpose

"Lucu juga dia"

Lalu dia kembali tersenyum melihat foto mesra Sania dengan lelaki yang dilihatnya di profil siang tadi

"Bagaimana reaksi lelaki ini ya jika dia tahu Sania sudah rusak?" gumamnya

Kembali dia menggeser terus, dan terhenti cukup lama pada sebuah foto dimana Sania tampak memeluk sebuah nisan yang bertuliskan Hamdan bin H. Makruf meninggal 23 April 2010.

Dua belas tahun yang lalu, lirihnya. Alexander berfikir, jangan-jangan Sania anak yatim? hatinya kembali diliputi kecemasan

Segera dia menutup handphone tersebut dan mengusap wajahnya

"Jika benar dia anak yatim, ya Tuhan apa yang telah ku lakukan?" batinnya

Alexander berdiri dan kembali memasukkan benda hitam tersebut ke dalam tas, lalu kembali duduk terhenyak.

Lamunan Alexander buyar, ketika handphone Sania berbunyi. Alexander bangkit dan memeriksa benda tersebut yang ternyata low battery, segera dia mengeluarkan charger yang ada dalam tas, lalu mengisi daya handphone tersebut

Kembali handphone tersebut menyala, dan menampilkan wajah Sania dan mamanya yang tersenyum bahagia.

Terpopuler

Comments

epifania rendo

epifania rendo

kenapa tidak jaga sania di RS

2023-11-06

1

lihat semua
Episodes
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9. Sania Menata Hidupnya
10 Hamil
11 Mencari Tahu Tentang Alexander
12 Pergi Ke Kota
13 Kekantor Alexander
14 Kenyataan Pahit Tentang Alexander
15 Dhea Tahu
16 Aborsi
17 Ketahuan
18 Dipecat
19 Pergi
20 Mami Ajeng
21 Lari
22 Pulang
23 Mama Tahu
24 Terusir
25 Dikejar
26 Ditolong Dokter Anita
27 Tinggal Di Rumah Dokter Anita
28 Pengaman Di Ruang Alexander
29 Kisah Kelam Suster Maria
30 Sania dan Deno
31 Deri Tahu
32 Mencari Sania
33 Terusir (Lagi)
34 Diselamatkan Mami Ajeng
35 Kembali Ketempat Mami Ajeng
36 Galau
37 Bertemu Deno
38 Alexander Kesal
39 Putus Asa
40 Melahirkan
41 Lahirnya Putra Alexander
42 Pikiran Alexander Kacau
43 Pulang Ke Rumah Bordil
44 Juniorku....
45 Hancurnya Sania
46 Keputusan
47 Nahla
48 Siap Bekerja
49 Bertemu Kembali Dengan Tuan Handoyo
50 Dipakai Tuan Handoyo
51 Negosiasi
52 Kehidupan Junior Sekarang
53 Bertemu Dhea
54 Dhea Bersedia Membantu
55 Ide Mark
56 Dhea Akhirnya Tahu Semua
57 Tour Guide Yang Diinginkan
58 Kamu Dimana San.....?
59 Menemui Bu Liza
60 Kenyataan Pahit
61 Rencana Bertemu
62 Nekadnya Alexander
63 Mendekap Junior
64 Membooking Nahla
65 Gugupnya Alexander
66 Shock
67 Bertemunya Sania Dengan Alexander
68 Asal Kamu Tahu Alexander
69 Datang Ke Rumah Bordil
70 Keributan
71 Terbang Menemui Alexander
72 Kemarahan Tuan Anton
73 Tamu Tengah Malam
74 Serangan
75 Membawa Junior Pergi
76 Hal Yang Tak Disangka
77 Bertemunya Tuan Anton Dengan Junior
78 Fakta Yang Akhirnya Terungkap
79 Junior Pulang
80 Opa Anton
81 Alexander Dibawa Ke Ibukota
82 Menantikan Kedatangan Tuan Anton
83 Aku Mau Bertemu Opa
84 Nyonya Emma Syok
85 Bawa Cucuku Kemari!!
86 Menjemput Junior
87 Ajak Aku Menemui Anak Opa
88 Mulai Mencari Titik Terang
89 Pergi Dengan Membawa Junior
90 Tiba Di Rumah Tuan Anton
91 Alexander Sadar
92 Papa Itu Apa?
93 Mencari Keberadaan Alexander
94 Sania......
95 Berdamai Demi Junior
96 Sania Marah
97 Memecat Sandra
98 Junior Sampai Di Rumah Mami Lagi
99 Titik Terang
100 Janji
101 Terpukulnya Milena
102 Frustasi
103 Mendapatkan Nomor Sania
104 Dukungan
105 Strategi
106 Tersudut Nya Sandra
107 Taktik
108 Ini Semua Salahku
109 Bertengkar
110 Pembelaan Mami Ajeng
111 Datang Karena Rindu
112 Ancaman
113 Kembali Bertengkar
114 Hang Out
115 Menyusul Alexander dan Junior
116 Si Keras Kepala
117 ALEXANDER MARAH
118 MAKANYA KAMU HARUS BERHENTI!!
119 Quality Time
120 Aku Memang Penjahat, Tapi Bukan Penipu
121 Keputusan Sania
122 Semua Demi Kamu
123 Bad Day
124 Pengaruh Junior
125 Semakin Dekat
126 JUNIOR HILANG
127 Saling Menguatkan
128 Terus Berusaha
129 Teka Teki
130 TERTUDUH
131 Setitik Bukti
132 Berpacu Dengan Waktu
133 Setitik Bukti
134 Tragedi
135 MASIH TERUS BERUSAHA
136 Temuan Baru
137 Di Temukannya Posisi Junior Sekarang
138 Berangkat Menuju Sasaran
139 Naluri Seorang Ibu
140 Ancaman
141 Pertempuran
142 Harapan
143 Junior Disiksa
144 Negosiasi
145 Menyandera Alexander
146 Bertemu Disituasi Yang Tak Diharapkan
147 INSIDEN
148 KENYATAAN PAHIT
149 KEPUTUSAN ALEXANDER
Episodes

Updated 149 Episodes

1
1
2
2
3
3
4
4
5
5
6
6
7
7
8
8
9
9. Sania Menata Hidupnya
10
Hamil
11
Mencari Tahu Tentang Alexander
12
Pergi Ke Kota
13
Kekantor Alexander
14
Kenyataan Pahit Tentang Alexander
15
Dhea Tahu
16
Aborsi
17
Ketahuan
18
Dipecat
19
Pergi
20
Mami Ajeng
21
Lari
22
Pulang
23
Mama Tahu
24
Terusir
25
Dikejar
26
Ditolong Dokter Anita
27
Tinggal Di Rumah Dokter Anita
28
Pengaman Di Ruang Alexander
29
Kisah Kelam Suster Maria
30
Sania dan Deno
31
Deri Tahu
32
Mencari Sania
33
Terusir (Lagi)
34
Diselamatkan Mami Ajeng
35
Kembali Ketempat Mami Ajeng
36
Galau
37
Bertemu Deno
38
Alexander Kesal
39
Putus Asa
40
Melahirkan
41
Lahirnya Putra Alexander
42
Pikiran Alexander Kacau
43
Pulang Ke Rumah Bordil
44
Juniorku....
45
Hancurnya Sania
46
Keputusan
47
Nahla
48
Siap Bekerja
49
Bertemu Kembali Dengan Tuan Handoyo
50
Dipakai Tuan Handoyo
51
Negosiasi
52
Kehidupan Junior Sekarang
53
Bertemu Dhea
54
Dhea Bersedia Membantu
55
Ide Mark
56
Dhea Akhirnya Tahu Semua
57
Tour Guide Yang Diinginkan
58
Kamu Dimana San.....?
59
Menemui Bu Liza
60
Kenyataan Pahit
61
Rencana Bertemu
62
Nekadnya Alexander
63
Mendekap Junior
64
Membooking Nahla
65
Gugupnya Alexander
66
Shock
67
Bertemunya Sania Dengan Alexander
68
Asal Kamu Tahu Alexander
69
Datang Ke Rumah Bordil
70
Keributan
71
Terbang Menemui Alexander
72
Kemarahan Tuan Anton
73
Tamu Tengah Malam
74
Serangan
75
Membawa Junior Pergi
76
Hal Yang Tak Disangka
77
Bertemunya Tuan Anton Dengan Junior
78
Fakta Yang Akhirnya Terungkap
79
Junior Pulang
80
Opa Anton
81
Alexander Dibawa Ke Ibukota
82
Menantikan Kedatangan Tuan Anton
83
Aku Mau Bertemu Opa
84
Nyonya Emma Syok
85
Bawa Cucuku Kemari!!
86
Menjemput Junior
87
Ajak Aku Menemui Anak Opa
88
Mulai Mencari Titik Terang
89
Pergi Dengan Membawa Junior
90
Tiba Di Rumah Tuan Anton
91
Alexander Sadar
92
Papa Itu Apa?
93
Mencari Keberadaan Alexander
94
Sania......
95
Berdamai Demi Junior
96
Sania Marah
97
Memecat Sandra
98
Junior Sampai Di Rumah Mami Lagi
99
Titik Terang
100
Janji
101
Terpukulnya Milena
102
Frustasi
103
Mendapatkan Nomor Sania
104
Dukungan
105
Strategi
106
Tersudut Nya Sandra
107
Taktik
108
Ini Semua Salahku
109
Bertengkar
110
Pembelaan Mami Ajeng
111
Datang Karena Rindu
112
Ancaman
113
Kembali Bertengkar
114
Hang Out
115
Menyusul Alexander dan Junior
116
Si Keras Kepala
117
ALEXANDER MARAH
118
MAKANYA KAMU HARUS BERHENTI!!
119
Quality Time
120
Aku Memang Penjahat, Tapi Bukan Penipu
121
Keputusan Sania
122
Semua Demi Kamu
123
Bad Day
124
Pengaruh Junior
125
Semakin Dekat
126
JUNIOR HILANG
127
Saling Menguatkan
128
Terus Berusaha
129
Teka Teki
130
TERTUDUH
131
Setitik Bukti
132
Berpacu Dengan Waktu
133
Setitik Bukti
134
Tragedi
135
MASIH TERUS BERUSAHA
136
Temuan Baru
137
Di Temukannya Posisi Junior Sekarang
138
Berangkat Menuju Sasaran
139
Naluri Seorang Ibu
140
Ancaman
141
Pertempuran
142
Harapan
143
Junior Disiksa
144
Negosiasi
145
Menyandera Alexander
146
Bertemu Disituasi Yang Tak Diharapkan
147
INSIDEN
148
KENYATAAN PAHIT
149
KEPUTUSAN ALEXANDER

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!