3

Mark segera melajukan mobil dengan cepat. Tubuh Sania terguncang-guncang ketika mobil melewati jalanan berbatu dan buruk. Memang cottage tempat mereka berada di ketinggian, jadi untuk sampai di kota harus melewati jalan berliku

Alexander yang memangku kepala Sania langsung memegang erat tangan Sania agar dia tak jatuh

"Bertahanlah Sania, aku akan membawamu kerumah sakit"

Mark melirik melalui kaca spion, dapat ditangkapnya kekhawatiran di wajah Alexander.

Mobil sudah berada di jalan aspal, Mark makin melajukan mobil dengan kecepatan tinggi.

"Berapa lama lagi??!!" teriak Alexander

Mark melihat kembali kearah handphone

"Berikan handphone itu!!"

Mark dengan tangan kirinya, memberikan handphone miliknya pada Alexander

"Lima menit lagi, cepat!!

Mark kembali ngebut

"Di bundaran depan, belok kiri!" ucap Alexander memberitahu Mark

Mark segera berbelok dan mobil berhenti tepat di depan rumah sakit. Mark turun dan membukakan pintu mobil untuk bosnya.

Alexander segera mengangkat sedikit tubuh Sania, lalu menggendongnya.

Setengah berlari dia masuk kedalam rumah sakit

"Cepat tolong dia!!" teriaknya

Perawat yang sedang piket segera berlarian bahkan ada yang berlari masuk kedalam mengambil brankar

Dengan hati-hati Alexander meletakkan tubuh Sania, lalu dengan cepat keempat perawat mendorong brankar.

Tangan Alexander yang sejak tadi menggenggam jari Sania harus terlepas ketika brankar masuk kedalam ruang IGD

Alexander berjalan hilir mudik dengan wajah panik di depan ruang IGD. Sudah sejam tetapi dokter masih belum juga dari ruangan tersebut.

Mark memberikan air mineral pada Alexander yang cemas dengan harapan agar pria yang terkenal dengan sifat donjuannya itu sedikit tenang

Alexander mengambil botol air mineral yang diberikan Mark dengan acuh lalu menenggak isinya tanpa minat

Pintu IGD terbuka, dan dengan cepat Alexander yang terduduk di lantai bangkit, kembali empat perawat mendorong brankar

Mata Sania masih tertutup rapat, wajahnya makin putih pucat. Tubuh Alexander goyah dengan cepat ditangkap oleh tangan besar Mark

Dokter keluar, Alexander segera menghentikan langkah dokter itu

"Apa yang terjadi padanya?"

Dokter memandang Alexander dengan sedih

"Dia kritis"

Alexander langsung menutup wajahnya dan kembali tubuhnya terbungkuk, nyaris jatuh

Dokter lalu meninggalkannya, Mark yang terus berada di samping Alexander segera membawa bosnya berjalan, membimbingnya agar kuat

"Dia dibawa kemana?" tanyanya tanpa menoleh pada Mark

"ICU"

Langkah Alexander terhenti, dan menatap kearah Mark

"Apakah dia akan mati??!"

Wajah Alexander menegang saat menanyakan itu.

Mark mengangkat bahunya dan kembali dia membimbing Alexander berjalan

Tepat di depan ruang ICU mereka berhenti, dari balik kaca Alexander melihat tiga orang dokter sedang berusaha menyelamat nyawa gadis yang kemarin masih tertawa renyah padanya.

Layar komputer menyala, dan di tubuh Sania mulai dipasang berbagai alat dan juga di hidungnya dipasang alat untuk aliran oksigen.

Berbagai jarum tampak menancap di nadi gadis itu, Alexander makin ketakutan melihatnya

Mark menepuk pundak Alexander

"Tenanglah bos, semuanya akan baik-baik saja!"

Alexander hanya menarik nafas dalam mendengar ucapan Mark. Di dalam hatinya dia juga sangat mengharapkan hal yang sama

...****************...

Alexander terus terduduk di depan ruang ICU. Hatinya sedikit lega ketika semua dokter keluar dan mengatakan jika mereka telah melakukan yang terbaik untuk menyelamatkan nyawa Sania.

Dan mereka memintanya berdoa semoga Sania bisa melewati masa kritisnya.

"Makanlah dulu, sejak siang bos belum makan" ucap Mark sambil memberikan nasi kotak kearah Alexander yang tampak kusut

Alexander hanya menoleh sekilas, dan kembali termenung

"Apa yang telah kulakukan" lirihnya

Mark menarik nafas dalam, lalu ikut duduk di sebelah Alexander

"Hanya anda yang tahu" jawab Mark

Alexander mengusap kasar wajahnya. Terbayang bagaimana dia mengoyak pertahanan gadis lemah itu semalam, bahkan dia tidak memberinya ampun saat gadis itu memohon

"Makanlah, anda juga butuh kesehatan"

Dengan enggan Alexander meraih kotak nasi yang kembali diulurkan Mark.

Dengan pelan dia mulai menyendok nasi dan memasukkan dalam mulutnya, hanya tiga suapan. Lalu dia kembali meletakkan nasi kotak tersebut di sebelahnya

Mark melirik dan tak berani menanyakan apa yang terjadi pada gadis itu. Tapi dia yakin, telah terjadi hal buruk pada gadis itu. Karena semalam dia dengan jelas mendengar teriakan gadis itu

Apalagi dia juga tahu ketika Alexander berteriak akibat efek obat perangsang yang diberikan orang tak mereka kenal

"Kalau gadis itu mati bagaimana, Mark?" tanyanya kembali dengan wajah panik

Mark menoleh, dan menggenggam pundak Alexander dengan kencang

"Semuanya akan baik-baik saja, percayalah"

Alexander mengusap kasar wajahnya.

Jam 22.00 seorang dokter terlihat berjalan kearah mereka. Alexander segera berdiri

"Dokter, apa saya boleh masuk?"

Dokter tampak menatap lama pada wajah Alexander, seolah tak yakin

"Saya keluarganya"

Dokter akhirnya mengangguk, dan Alexander berjalan di belakang dokter. Dokter memberikan baju khusus pada Alexander, dan dengan cepat Alexander mengenakannya, lalu bersama dokter yang juga berpakaian sama dengannya, mereka masuk

Alat oksigen yang terpasang yang meutupi hidung dan mulut Sania tampak bergerak turun naik, menandakan jika gadis itu masih menarik nafas

"Apa yang terjadi padanya?" tanya dokter sambil menatap Alexander

Alexander menelan ludahnya, wajahnya langsung gugup

"Dimana anda menemukan gadis malang ini?" kembali dokter bertanya

Alexander semakin tampak gugup

"Alat vitalnya robek, dan kami menemukan bekas kekerasan di sana. Kami sangat yakin gadis malang ini telah diperkosa"

Wajah Alexander makin menegang

"Semakin banyak saja kasus kekerasan pada perempuan, apakah para lelaki ini tidak menyadari bahwa mereka terlahir dari siapa?"

"Saya sebagai sesama perempuan sangat mengutuk prilaku keji ini, tapi sebagai dokter saya akan memastikan jika dia akan terus hidup. Karena telah banyak saya temui, korban dari perkosaan memilih mengakhiri hidup mereka karena malu"

"Seperti yang dilakukan gadis ini, kasihan dia. Anda tadi bilang, anda adalah keluarganya, kan?"

Alexander mengangguk cepat

"Jaga dia, lindungi dia. Korban pemerkosaan biasanya jiwa mereka akan terguncang, salah-salah mereka akan kembali melalukan tindakan di luar nalar mereka"

"Sudah tugas sesama saudara kan saling menjaga?"

Alexander mengangguk pelan

"Kami butuh beberapa kantong darah, karena dia mengalami pendarahan"

"Golongan darah dia apa dokter?" tanya Alexander cepat

"A, segera anda hubungi pihak keluarga, siapa tahu ada yang sama golongan darahnya dengan gadis ini"

"Darah saya A dokter, ambil saja darah saya"

Dokter kembali menatap kearah Alexander

"Jika begitu malam ini anda harus beristirahat, besok pagi pihak medis akan mengambil darah anda"

Alexander mengangguk, dan tangannya terulur membelai wajah pucat Sania

"Maafkan aku Sania" lirihnya

...****************...

"Bos yakin ingin mendonorkan darah bos untuk gadis itu?" Mark bertanya tak percaya saat Alexander mengatakan niatnya ingin mendonorkan darahnya untuk Sania

Alexander tidak menjawab, dia terus memakan sarapan yang tadi dibeli Mark.

"Come on bos, kita tidak mengenal siapa gadis itu. Kita tidak tahu latar belakangnya, dia siapa, dari mana, anak siapa"

Alexander menghentikan kunyahannya dan menatap tajam kearah Mark

"Oleh karena itulah makanya saya ingin mendonorkan darah saya untuk dia. Kalau kita tahu alamat dia dan siapa orang tuanya, mudah saja kita membawa mereka kemari dan menyuruh mereka mendonorkan darah mereka"

"Tapi apa kamu sadar, jika mereka bertanya dengan kita apa yang terjadi pada Sania, kita mau jawab apa?"

Mark diam, dia tidak berfikir sampai kesana. Dia hanya tak ingin bosnya jadi lemah hanya karena seorang gadis yang baru mereka kenal

Seorang perawat berjalan kearah ruangan ICU.

"Maaf, siapa di antara bapak berdua yang akan mendonorkan darah?" tanya perawat itu saat sampai di depan Mark dan Alexander

"Saya" jawab Alexander dengan tegas

Lalu dia berdiri dan menoleh kembali ke dalam ruang ICU. Kembali ditatapnya wajah Sania yang masih terpejam sejak siang kemarin.

"Ayo, ikut saya" ucap perawat

Alexander segera berjalan mengikuti perawat itu.

"Semoga kamu cepat sadar, Sania" batinnya

Terpopuler

Comments

epifania rendo

epifania rendo

semoga cepat sadar sania

2023-11-06

1

lihat semua
Episodes
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9. Sania Menata Hidupnya
10 Hamil
11 Mencari Tahu Tentang Alexander
12 Pergi Ke Kota
13 Kekantor Alexander
14 Kenyataan Pahit Tentang Alexander
15 Dhea Tahu
16 Aborsi
17 Ketahuan
18 Dipecat
19 Pergi
20 Mami Ajeng
21 Lari
22 Pulang
23 Mama Tahu
24 Terusir
25 Dikejar
26 Ditolong Dokter Anita
27 Tinggal Di Rumah Dokter Anita
28 Pengaman Di Ruang Alexander
29 Kisah Kelam Suster Maria
30 Sania dan Deno
31 Deri Tahu
32 Mencari Sania
33 Terusir (Lagi)
34 Diselamatkan Mami Ajeng
35 Kembali Ketempat Mami Ajeng
36 Galau
37 Bertemu Deno
38 Alexander Kesal
39 Putus Asa
40 Melahirkan
41 Lahirnya Putra Alexander
42 Pikiran Alexander Kacau
43 Pulang Ke Rumah Bordil
44 Juniorku....
45 Hancurnya Sania
46 Keputusan
47 Nahla
48 Siap Bekerja
49 Bertemu Kembali Dengan Tuan Handoyo
50 Dipakai Tuan Handoyo
51 Negosiasi
52 Kehidupan Junior Sekarang
53 Bertemu Dhea
54 Dhea Bersedia Membantu
55 Ide Mark
56 Dhea Akhirnya Tahu Semua
57 Tour Guide Yang Diinginkan
58 Kamu Dimana San.....?
59 Menemui Bu Liza
60 Kenyataan Pahit
61 Rencana Bertemu
62 Nekadnya Alexander
63 Mendekap Junior
64 Membooking Nahla
65 Gugupnya Alexander
66 Shock
67 Bertemunya Sania Dengan Alexander
68 Asal Kamu Tahu Alexander
69 Datang Ke Rumah Bordil
70 Keributan
71 Terbang Menemui Alexander
72 Kemarahan Tuan Anton
73 Tamu Tengah Malam
74 Serangan
75 Membawa Junior Pergi
76 Hal Yang Tak Disangka
77 Bertemunya Tuan Anton Dengan Junior
78 Fakta Yang Akhirnya Terungkap
79 Junior Pulang
80 Opa Anton
81 Alexander Dibawa Ke Ibukota
82 Menantikan Kedatangan Tuan Anton
83 Aku Mau Bertemu Opa
84 Nyonya Emma Syok
85 Bawa Cucuku Kemari!!
86 Menjemput Junior
87 Ajak Aku Menemui Anak Opa
88 Mulai Mencari Titik Terang
89 Pergi Dengan Membawa Junior
90 Tiba Di Rumah Tuan Anton
91 Alexander Sadar
92 Papa Itu Apa?
93 Mencari Keberadaan Alexander
94 Sania......
95 Berdamai Demi Junior
96 Sania Marah
97 Memecat Sandra
98 Junior Sampai Di Rumah Mami Lagi
99 Titik Terang
100 Janji
101 Terpukulnya Milena
102 Frustasi
103 Mendapatkan Nomor Sania
104 Dukungan
105 Strategi
106 Tersudut Nya Sandra
107 Taktik
108 Ini Semua Salahku
109 Bertengkar
110 Pembelaan Mami Ajeng
111 Datang Karena Rindu
112 Ancaman
113 Kembali Bertengkar
114 Hang Out
115 Menyusul Alexander dan Junior
116 Si Keras Kepala
117 ALEXANDER MARAH
118 MAKANYA KAMU HARUS BERHENTI!!
119 Quality Time
120 Aku Memang Penjahat, Tapi Bukan Penipu
121 Keputusan Sania
122 Semua Demi Kamu
123 Bad Day
124 Pengaruh Junior
125 Semakin Dekat
126 JUNIOR HILANG
127 Saling Menguatkan
128 Terus Berusaha
129 Teka Teki
130 TERTUDUH
131 Setitik Bukti
132 Berpacu Dengan Waktu
133 Setitik Bukti
134 Tragedi
135 MASIH TERUS BERUSAHA
136 Temuan Baru
137 Di Temukannya Posisi Junior Sekarang
138 Berangkat Menuju Sasaran
139 Naluri Seorang Ibu
140 Ancaman
141 Pertempuran
142 Harapan
143 Junior Disiksa
144 Negosiasi
145 Menyandera Alexander
146 Bertemu Disituasi Yang Tak Diharapkan
147 INSIDEN
148 KENYATAAN PAHIT
149 KEPUTUSAN ALEXANDER
Episodes

Updated 149 Episodes

1
1
2
2
3
3
4
4
5
5
6
6
7
7
8
8
9
9. Sania Menata Hidupnya
10
Hamil
11
Mencari Tahu Tentang Alexander
12
Pergi Ke Kota
13
Kekantor Alexander
14
Kenyataan Pahit Tentang Alexander
15
Dhea Tahu
16
Aborsi
17
Ketahuan
18
Dipecat
19
Pergi
20
Mami Ajeng
21
Lari
22
Pulang
23
Mama Tahu
24
Terusir
25
Dikejar
26
Ditolong Dokter Anita
27
Tinggal Di Rumah Dokter Anita
28
Pengaman Di Ruang Alexander
29
Kisah Kelam Suster Maria
30
Sania dan Deno
31
Deri Tahu
32
Mencari Sania
33
Terusir (Lagi)
34
Diselamatkan Mami Ajeng
35
Kembali Ketempat Mami Ajeng
36
Galau
37
Bertemu Deno
38
Alexander Kesal
39
Putus Asa
40
Melahirkan
41
Lahirnya Putra Alexander
42
Pikiran Alexander Kacau
43
Pulang Ke Rumah Bordil
44
Juniorku....
45
Hancurnya Sania
46
Keputusan
47
Nahla
48
Siap Bekerja
49
Bertemu Kembali Dengan Tuan Handoyo
50
Dipakai Tuan Handoyo
51
Negosiasi
52
Kehidupan Junior Sekarang
53
Bertemu Dhea
54
Dhea Bersedia Membantu
55
Ide Mark
56
Dhea Akhirnya Tahu Semua
57
Tour Guide Yang Diinginkan
58
Kamu Dimana San.....?
59
Menemui Bu Liza
60
Kenyataan Pahit
61
Rencana Bertemu
62
Nekadnya Alexander
63
Mendekap Junior
64
Membooking Nahla
65
Gugupnya Alexander
66
Shock
67
Bertemunya Sania Dengan Alexander
68
Asal Kamu Tahu Alexander
69
Datang Ke Rumah Bordil
70
Keributan
71
Terbang Menemui Alexander
72
Kemarahan Tuan Anton
73
Tamu Tengah Malam
74
Serangan
75
Membawa Junior Pergi
76
Hal Yang Tak Disangka
77
Bertemunya Tuan Anton Dengan Junior
78
Fakta Yang Akhirnya Terungkap
79
Junior Pulang
80
Opa Anton
81
Alexander Dibawa Ke Ibukota
82
Menantikan Kedatangan Tuan Anton
83
Aku Mau Bertemu Opa
84
Nyonya Emma Syok
85
Bawa Cucuku Kemari!!
86
Menjemput Junior
87
Ajak Aku Menemui Anak Opa
88
Mulai Mencari Titik Terang
89
Pergi Dengan Membawa Junior
90
Tiba Di Rumah Tuan Anton
91
Alexander Sadar
92
Papa Itu Apa?
93
Mencari Keberadaan Alexander
94
Sania......
95
Berdamai Demi Junior
96
Sania Marah
97
Memecat Sandra
98
Junior Sampai Di Rumah Mami Lagi
99
Titik Terang
100
Janji
101
Terpukulnya Milena
102
Frustasi
103
Mendapatkan Nomor Sania
104
Dukungan
105
Strategi
106
Tersudut Nya Sandra
107
Taktik
108
Ini Semua Salahku
109
Bertengkar
110
Pembelaan Mami Ajeng
111
Datang Karena Rindu
112
Ancaman
113
Kembali Bertengkar
114
Hang Out
115
Menyusul Alexander dan Junior
116
Si Keras Kepala
117
ALEXANDER MARAH
118
MAKANYA KAMU HARUS BERHENTI!!
119
Quality Time
120
Aku Memang Penjahat, Tapi Bukan Penipu
121
Keputusan Sania
122
Semua Demi Kamu
123
Bad Day
124
Pengaruh Junior
125
Semakin Dekat
126
JUNIOR HILANG
127
Saling Menguatkan
128
Terus Berusaha
129
Teka Teki
130
TERTUDUH
131
Setitik Bukti
132
Berpacu Dengan Waktu
133
Setitik Bukti
134
Tragedi
135
MASIH TERUS BERUSAHA
136
Temuan Baru
137
Di Temukannya Posisi Junior Sekarang
138
Berangkat Menuju Sasaran
139
Naluri Seorang Ibu
140
Ancaman
141
Pertempuran
142
Harapan
143
Junior Disiksa
144
Negosiasi
145
Menyandera Alexander
146
Bertemu Disituasi Yang Tak Diharapkan
147
INSIDEN
148
KENYATAAN PAHIT
149
KEPUTUSAN ALEXANDER

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!