"Black Rose" Ketua Organisasi Serigala Hitam mengulangi kata-kata Aria dengan nada suara yang sedikit bergetar.
"Karena kamu dari dunia bawah, pasti kamu sudah mengenal nama itu bukan?" Aria mengangkat pedangnya lalu memotong tangan Ketua Organisasi Serigala Hitam yang tersisa.
CRAAASH
"Aaarrgghhh!!, Nona.. maafkan saya" ucap Ketua Organisasi Serigala Hitam dengan nada suara yang mulai terdengar lirih, Sekarang Ketua Organisasi Serigala Hitam telah kehilangan kedua tangannya.
"Aku tidak memberi ampun pada orang yang menyerangku dari belakang"
JLEB
Aria menusukan pedanya tepat mengenai jantung Ketua Organisasi Serigala Hitam, tidak hanya sampai disitu saja, Aria juga menebas kepala Ketua Organisasi Serigala Hitam itu, Kini Keetua dari Organisasi Serigalan Hitam itu terbaring kaku dengan tubuh terpotong-potong.
Aria kemudian membalikan badannya dan berjalan menghampiri pria Misterius yang menolongnya, Pria Misterius itu tentu saja menyaksikan semua adegan dimana Aria bertarung sampai memotong-motong tubuh Ketua Organisasi Serigala Hitam.
Saat sudah sampai di depan pria Misterius itu, Aria lalu berlutut di depan Pria Misterius itu, Kini pria Misterius itu bisa melihat jelas wajah Aria karena Aria tidak lagi memakai topeng, pria Misterius itu cukup terkejut saat melihat wajah Aria.
"Nona, tidak saya sangka kita akan bertemu lagi" Ucap pria Misterius itu sambil menahan sakit di punggungnya.
"Apa maksud anda?, apa anda mengenal saya?" tanya Aria.
Pria Misterius itu lalu melepaskan topeng yang dipakainya sama seperti Aria, Aria begitu terkejut saat melihat wajah dibalik topeng itu, Aria mengenali wajah itu karena belum lama ini Aria bertemu dengannya.
"Anda... pria yang tadi siang?" ucap Aria.
Pria Miaterius itu hanya menganggukkan kepalanya menjawab pertanyaan Aria, Saat Aria akan menanyakan sesuatu lagi, tiba-tiba pria Misterius itu memuntahkan darah dari mulutnya.
"Anda tidak apa-apa?, tolong berbalik, biar saya lihat luka Anda" ucap Aria.
Pria Misterius itu menuruti ucapan Aria dan segera berbalik, di punggung pria Misterius itu, Aria melihat luka yang berukuran setengah meter, tetapi untung saja lukanya tidak terlalu dalam sehingga tidak membahayakan nyawa pria Misterius itu.
"Luka anda tidak terlalu dalam, tapi anda kehilangan banyak darah, kita harus segera pergi kerumah sakit" Aria kemudian membantu pria Misterius itu bangun dan memapahnya menuju sebuah mobil yang ada di belakangnya.
Aria mendudukkan pria Misterius itu di kursi depan dan dengan cepat Aria berlari kearah kursi pengemudi, setelah itu Aria langsung melajukan mobilnya keluar dari sana dan menuju rumah sakit terdekat.
"Nona, apa saya boleh menanyakan sesuatu?" ucap Pria Misterius itu tiba-tiba.
"Apa yang ingin anda tanyakan?" timpal Aria sambil terus menatap lurus ke arah jalanan yang saat itu cukup ramai.
"Apa benar anda adalah Ketua Mafia dari Organisasi Black Rose?"
Aria hanya terdiam mendengar pertanyaan pria Misterius itu, Aria masih berpikir apa jawaban yang harus dia berikan pada pria Misterius itu.
"Melihat anda terdiam dan Liontin Mawar Hitam yang melingkar di leher anda, itu sudah membuktikan bahwa anda adalah Ketua Organisasi Black Rose karena Liontin itu hanya ada satu di dunia ini dan itu berada di tangan ketua Organisasi Black Rose" ucap pria Misterius itu.
Aria tetap tidak menjawab perkataan Pria Misterius itu, Pria Misterius itu juga tidak menagih jawaban dari Aria, jadi keduanya tidak lagi berbicara karena Aria memang sedang fokus pada jalan.
Tidak lama kemudian, Mobil yang Aria kendarai sudah berada di depan sebuah rumah sakit besar dan cukup ternama di Kota L, Aria lalu segera memarkirkan mobil itu, saat akan keluar dari mobil, pria Miaterius itu mengulurkan tangannya pada Aria.
"Nona, boleh kita berkenalan?, nama saya Leon" ucap Pria Misterius itu memperkenalkan namanya pada Aria.
Aria melihat tangan yang terulur di depannya, Aria tidak menyambut uluran tangan itu, tapi menjawab perkataan pria Misterius itu.
"Aria"
Aria langsung keluar dari mobil itu dan menghampiri Leon dari pintu lain, Aria kemudian membantu pria Misterius itu untuk berjalan masuk kedalam rumah sakit itu.
_____
Black Rose adalah nama Organisasi Mafia paling berpengaruh di dunia bawah, Mereka juga disegani dan ditakuti oleh organisasi lain yang ada disana.
Tetapi yang paling mereka takuti adalah Ketua Organisasi Black Rose, walaupun ketuanya seorang wanita dengan wajah cantik bak Dewi Yunani, tapi di dalam dirinya tersimpan jiwa iblis dan juga psikopat, dia sangat kuat dan juga sadis, bahkan ketua Organisasi Black Rose pernah menghancurkan sebuah Organisasi yang cukup besar hanya seorang diri, dan karena pengaruhnya itu, kini Organisasi Black Rose berhasil memasuki jajaran tiga Organisasi yang sangat berpengaruh di dunia bawah sana, Posisi Organisasi Black Rose sendiri kini menduduki posisi kedua.
_____
Aria masih ada di ruang tunggu rumah sakit setelah mengantar Leon dan dokter segera menanganinya, namun seperti biasa pihak keluarga atau yang lainnya tidak bisa ikut masuk kedalam karena Leon akan segera di tangani, Setelah menunggu selama kurang lebih satu jam, akhirnya dokter yang menangani Leon keluar dari ruangan unit gawat darurat (UGD).
"Dokter, bagaimana keadaanya?" Tanya Aria begitu melihat dokter itu keluar dari UGD.
"Dia baik-baik saja, hanya sedikit lemas karena kehilangan banyak darah, tapi sekarang sudah lebih baik karena kami sudah mentransfusikan darah padanya, untung saja lukanya tidak dalam, jadi menjahitnya pun tidak lama" timpal Dokter itu.
"Lalu, kapan dia akan dipindahkan dari UGD?"
"Pasien mengatakan nanti saja kalau keluarganya sudah datang, tidak akan lama keluarganya pasti datang karena kami sudah menghubungi mereka, Kalau nona ingin melihatnya, silahkan masuk saja, saya mau kembali bekerja, permisi" Dokter itu pergi meninggalkan Aria dan terlihat memang sedang sangat sibuk, Aria lalu masuk kedalam UGD untuk memeriksa keadaan Leon.
"Apa anda sudah merasa lebih baik?" tanya Aria begitu melihat Leon.
"Ya, saya sudah merasa lebih baik" timpal Leon.
"Baguslah, kalau begitu saya pamit pulang, dan terimakasih karena sudah menolong saya" ucap Aria.
Saat Aria akan melangkahkan kakinya untuk pergi, Aria merasakan ada yang memegang tangannya, Sontak Aria langsung berbalik dan melihat siapa yanh memegang tangannya, saat berbalik, Aria melihat Leon yang sedang memegang tangannya.
"Nona, boleh saya minta satu permintaan sebagai balasan karena saya sudah menolong anda?" tanya Leon.
"Apa?"
"Bisakah kita berbicara santai saja dan tidak perlu memakai bahasa formal?"
"Baiklah, tapi bisakah anda melepaskan tangan saya, saya harus segera pulang karena malam sudah semakin larut" ucap Aria sambil melihat kearah tangannya.
Leon langsung melepaskan tangan Aria karena dia juga sadar tidak bisa menahan Aria untuk menemaninya disana.
"Baiklah, selamat malam Aria" ucap Leon sambil tersenyum.
Aria hanya menganggukkan kepalanya kemudian berjalan kearah pintu dan keluar dari ruangan itu, tidak lama setelah Aria keluar, terlihat seorang pria memakai setelan jas hitam memasuki ruangan dimana Leon berada.
"Tuan, apa anda baik-baik saja?" Ucap pria itu setelah berada di dalam ruangan itu.
"Ya, Isak, tolong segera urus perpindahanku ke rumah sakit perusahaan" ucap Leon pada pria yang baru masuk kedalam ruangan itu.
Kini wajah Leon terlihat datar dan dingin, tidak ada lagi senyuman tipis seperti saat sedang bersama Aria, Leon terlihat seakan menjadi orang lain.
"Baik tuan" Pria bernama Isak itu langsung pergi ke luar untuk mengurus berkas-berkas yang diperlukan saat perpindahan nanti.
"Aria.. ternyata dia adalah Ketua Mafia, ini jadi semakin menarik" ucap Leon sambil menatap keluar lewat jendela rumah sakit.
Sudah jam satu malam Aria masih belum pulang, terdapat puluhan chat dan juga panggilan di ponselnya, tentu saja itu dari kakaknya Javier.
Saat keluar dari rumah sakit, Aria tidak langsung pulang, melainkan pergi ke toko barang antik untuk menaruh pedang yang tadi dibelinya di acara lelang.
Aria tidak bisa menaruh pedang itu di Mansionnya karena terlalu jauh, Selesai menaruh pedang itu, Aria mengganti pakaiannya dengan pakaian yang tadi siang dia pakai.
Drrt drrtt..
Aria mengambil ponselnya dan melihat ada panggilan dari kakaknya, "Iya, halo kak" ucap Aria.
"Aria, kamu dimana?, kenapa kemu tidak angkat telepon dari kakak?, ini sudah jam satu malam loh dan kamu belum pulang juga" terdengar suara Javier dari seberang telepon.
"Aku sedang dalam perjalanan pulang kak, sebentar lagi sampai" tentu saja Aria berbohong karena nyatanya Aria masih ada di Toko Barang Antik.
"Memangnya apa yang kamu lakukan sampai larut malam begini baru pulang?, kakak takut kamu kenapa-napa" terdengar jelas sekali bahwa Javier menghawatirkan Aria.
Sambil masih melakukan panggilan telepon dengan kakaknya, Aria keluar dari Toko Barang Antik lalu berjalan pulang menuju apartemennya.
"Aku ada acara reuni sama teman-temanku lalu bermain dan tidak terasa waktu sudah menunjukan pukul satu malam" Aria berbohong lagi pada kakaknya.
"Kakak akan menunggumu di depan gedung apartemen"
"Baik kak"
Aria mengakhiri panggilan telepon itu dan berjalan cepat menuju apartemennya, Sampai di depan gedung apartemen, Aria melihat kakaknya Javier sedang duduk di luar gedung Apartemen, Aria lalu langsung berlari menghampiri kakaknya itu.
"Kak!" Teriak Aria sambil melambaikan tangannya, Javier melihat kearah sumber suara lalu membalas lambaian tangan dari adiknya itu.
"Apa kakak sudah menunggu lama?" Tanya Aria.
"Tentu saja, sudah satu jam lebih kakak menunggumu dan meneleponmu, tapi kamu tidak mengangkatnya" Jawab Javier sambil mencubit hidung adiknya itu.
"Aduh kak sakit.. sudah aku bilang kan aku main bersama teman-teman dan lupa waktu" Sergah Aria sambil mengelus hidungnya.
"Yasudah, kakak percaya, tapi lain kali, jika kejadian seperti ini terulang lagi, kakak tidak akan pernah mengijinkamu untuk keluar sendirian"
"Iya kak"
"Baiklah, ayo masuk, di luar semakin dingin" ajak Javier.
Aria menganggukkan kepalanya lalu berjalan mengikuti Javier memasuki gedung apartemen tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments