Bertemu Pria Misterius

"Kak, nanti malam mungkin aku akan telat pulang" ucap Aria yang sedang bersiap-siap untuk berangkat kerja.

"Kenapa?, tidak baik loh perempuan pulang malam-malam" Jawab Javier sambil memasukan beberapa berkas kedalam tas miliknya.

Weekend sudah berlalu dan sekarang sudah masuk hari kerja, Aria juga Javier masing-masing sedang bersiap-siap untuk pergi bekerja.

"Ayolah kak, ini Las Vegas, walaupun aku pulang malam, tapi masih banyak orang yang berlalu-lalang di jalan"

"Iya kakak tau, tapi tetap saja kakak khawatir, kamu kan perempuan, begini saja, nanti setelah pulang kerja, kakak jemput kamu bagaimana?" tanya Javier.

"Tidak perlu, aku kan bukan anak kecil lagi, kakak tunggu saja dirumah, aku pasti akan pulang" Aria menolak tawaran dari Javier.

"Baiklah, memangnya kamu mau pergi kemana?, tidak mungkin kan toko barang antik buka sampai larut malam?" tanya Javier.

"Aku ada acara bersama temanku" Ucap Aria sambil merapihkan bajunya.

"Yasudah kak, aku pergi duluan" Aria melambaikan tangannya pada Javier kemudian keluar dari apartemen itu.

Tentu Aria berbohong pada Javier, Aria sebenarnya ingin pergi ke acara lelang yang ada di Casino kota L, tidak mungkin kan Aria mengatakan hal yang sebenarnya, yang ada nantinya Aria malah di ceramahin Javier sampai satu hari penuh.

"Sebenarnya aku tidak nyaman terus berbohong pada kakak, tapi mau bagaimana lagi, aku tidak mungkin memberitahu tentang sisi gelapku padanya" batin Aria.

Aria tidak pergi ke toko barang antik melainkan langsung pergi ke gedung Casino yang menjadi tempat lelang untuk melihat-lihat.

"Wahhh... Ini pasti akan menyenangkan" Ucap Aria sambil menatap tulisan Casino yang ada di depan matanya atau lebih tepatmya yang berada di bagian depan gedung mewah itu, Aria kemudian melangkahkan kakinya memasuki gedung Casino tersebut.

Nyatanya di dalam Casino itu ternyata lebih luas lagi, terdapat benda-benda antik, pedang, senjata, dan macam-macam ramuan aneh berjejer rapih disana, tentu saja barang-barang berharga itu berada di dalam kotak kaca atau sebuah etalase dan dengan keamanan tinggi.

Aria berjalan menuju sebuah kotak kaca tinggi yang berisi dua buah pedang dengan kualitas yang sangat bagus.

"Ini sangat bagus, aku ingin memilikinya" Ucap Aria dengan mata yang berbinar-binar.

"Nona, pedang itu tidak cocok untuk anda, lebih baik anda pergi ke arah perhiasan yang ada di sebelah sana, itu lebih cocok dengan anda"

Saat sedang asik menatap pedang itu, tiba-tiba dari arah belakang Aria terdengar suara pria yang sepertinya berbicara padanya, Aria langsung menoleh ke belakang dan mendapati disana ada seorang pria dengan setelan jas hitam sedang berdiri menatapnya.

"Ini urusanku, jadi terserah aku mau disini atau disana Tuan" Ucap Aria sambil menatap tajam kearah pria itu.

Melihat dirinya ditatap dengan tajam oleh Aria, pria itu bukannya takut, tapi malah tersenyum tipis, "Nona, anda sungguh berani menatap saya seperti itu"

"Memangnya kenapa?, apa aku harus takut padamu?" Aria terlihat tidak takut sama sekali pada pria itu.

"Nona, anda sangat angkuh, apa anda tahu ini tempat seperti apa?" tanya pria itu.

"Tentu saja, bukankah kalau aku tidak tau ini tempat seperti apa aku tidak akan datang kesini" timpal Aria lalu menaikan kedua alisnya.

"Ketahuilah nona, anak kucing tidak akan pernah bisa menjadi pemenang di sarang para singa"

Aria mengerutkan dahinya saat pria itu mengatakan 'anak kucing', pasti itu mengarah pada dirinya, Tentu saja Aria tidak terima dipanggil seperti itu.

"Benarkah?, tapi Tuan, kamu juga harus berhati-hati, jangan sampai matamu mengelabui dirimu sendiri, bagaimana jika anak kucing itu juga ternyata adalah seekor singa?" Aria lalu menyeringai.

"Hmm... tidak mungkin mata saya akan mengelabui diri saya sendiri, tapi kalau itu benar, saya rasa itu akan menarik" Ucap pria itu lalu tersenyum tipis pada Aria.

"terserah, aku sudah mengingatkanmu"

"Baiklah, saya akan mengingatnya, Nona.. apa anda kesini untuk menghadiri acara nanti malam?" tanya pria itu tiba-tiba.

Acara nanti malam yang pria itu katakan tidak lain dan tidak bukan adalah acara lelang yang akan diadakan di dalam Casino itu.

"Bukan urusanmu" setelah mengatakan itu, Aria langsung balik badan dan pergi meninggalkan pria itu.

"Wanita yang cukup menarik, aku rasa kita akan bertemu lagi" Setelah melihat Aria sekali lagi, pria itu lalu pergi dari sana.

Saat membalikan badanya dan berjalan menjauh dari pria itu, diam-diam Aria masih memperhatikan pria yang tadi mengobrol dengannya.

"Aku merasa dia pria yang cukup berbahaya, bahkan saat dia berada di belakangku, Aku tidak bisa merasakan keberadaanya, padahal aku tidak pernah menurunkan kewaspadaanku, aku harus lebih berhati-hati dengan pria itu" batin Aria.

Aria lalu memutuskan untuk tetap berada di Casino itu dan melihat benda-benda yang ada disana.

_____

Tiba malam harinya, saatnya acara lelang akan dibuka, Aria sudah berada disana dengan penampilan yang sangat berbeda dengan yang sebelumya.

Aria saat ini memakai Dress berwarna hitam panjang semata kaki, Aria juga menggunakan perhiasan-perhiasan mahal lainnya, rambut Aria digulung ke atas, tidak lupa Aria memakaikan aksesoris mewah disana berupa tusuk rambut yang ujungnya dihiasi dengan bunga mawar hitam, namun yang paling mencolok adalah, kalung perak dengan liontin berupa mawar hitam yang melingkar di lehernya, tidak lupa juga Aria memakai sebuah topeng yang senada dengan warna dress-nya untuk menutupi wajahnya.

Aria kemudian berjalan kearah pintu masuk lelang yang akan diadakan di lantai bawah tanah Casino, Aria memberikan kartu undangan kepada penjaga pintu lelang, Setelah memeriksa keaslian kartu yang Aria bawa, penjaga lelang itu lalu membiarkan Aria untuk masuk.

Saat sudah masuk dan berada di dalam tempat lelang, Aria di datangi satu orang pegawai yang bertugas di tempat lelang itu.

"Nona, boleh saya lihat kartu anda untuk mengetahui anda akan masuk ke ruangan yang mana?" Ucap pegawai itu pada Aria.

Aria kemudian memberika kartunya, setelah menerima kartu tersebut, pegawai itu begitu terkejut karena ternyata Aria adalah tamu VVIP disana.

"Nona, silahkan ikuti saya, saya akan mengantar anda menuju ruangan yang akan anda tempati" ucap pegawai itu dengan sangat sopan dan hormat.

"Baiklah, tunjukan saya jalannya"

"Baik nona, mari sebelah sini" Pegawai lelang itu lalu mengantarkan Aria menuju ruangannya yang berada di lantai paling atas, karena lantai itu khusus lantai ruangan dan tempat untuk para tamu VVIP.

"Ini ruangan anda nona, silahkan masuk, kalau anda membutuhkan sesuatu, anda bisa memanggil saya dengan ini" Pegawai itu menunjukan sebuah kartu bertuliskan angka dua disana, Aria menerima kartu itu.

"Kalau anda mau memanggil saya, anda tinggal tekan saja nomor yang ada di layar di samping tempat duduk anda, Kalau begitu saya permisi nona" Setelah mengatakan itu, pegawai tersebut keluar dari ruangan dan meninggalkan Aria sendirian di dalam ruangan itu.

"Tempat ini lebih luas daripada dugaanku" ucap Aria sambil melihat lihat ruangan itu.

Tempat lelang yang ada di bawah tanah itu ternyata sangat luas, bahkan bisa menampung ratusan orang, interiornya juga sangat mewah dan di dominasi dengan warna gold.

"Malam ini, aku harus mendapatkan pedang yang aku inginkan" Ucap Aria dengan sorot mata tajam.

Setelah semua tamu hadir dan memenuhi kursi, acara lelang akan segera dimulai, semua orang bertepuk tangan untuk meramaikan acara tersebut.

Aria menaikan satu alisnya karena baru menyadari ruangan VVIP itu ternyata hanya ada tiga ruangan saja.

Yang tengah adalah ruangan yang di tempati oleh Aria, sementara ruangan di sebelah kiri Aria ditempati oleh seorang pria berusia sekitar lima puluh tahunan, tapi, walaupun sudah menginjak usia yang tidak muda lagi, pria itu masih kelihatan tampan dan tubuhnya masih penuh dengan otot-otot, terlihat jelas pria itu sangat menjaga tubuhnya, Lalu di sebelah kanan Aria juga diisi oleh seorang pria, namun pria itu terlihat masih muda, mungkin sekitar usia tiga puluh tahunan, pria itu juga memiliki tubuh yang sangat bagus, dengan tubuh tinggi serta otot-ototnya yang keras, membuat siapapun wanita yang melihatnya pasti ingin menjatuhkan diri pada pelukan pria itu, tapi sayangnya, pria itu juga memakai topeng seperti Aria, bedanya, topeng yang pria itu pakai adalah topeng perak, Pria itu lalu tiba-tiba menoleh kearah Aria, sepertinya pria itu sadar Aria sedang mengamatinya.

Tanpa disengaja, tatapan mereka berdua bertemu, Aria langsung mengalihkan tatapannya dan menatap kearah podium yang ada di bawah sana, Namun tidak dengan pria itu, pria itu masih terus menatap Aria dan baru berhenti atau mengalihkan pandangannya saat acara lelang dimulai.

Episodes
1 Pembantaian
2 Bermain-main
3 Bertemu Pria Misterius
4 Penyusup Di Acara Lelang
5 Black Rose
6 Ingatan Menyakitkan
7 Penyerangan Markas Black Rose
8 Wanita dengan jiwa iblis
9 Louis
10 Dua Pasang Mata
11 Penawaran Bagus ?
12 Berbagai Macam Emosi
13 Tatapan Itu
14 Rahasia Leon
15 Kasus Pembunuhan
16 Membantu Menyelidiki Kasus Pembunuhan
17 Terlihat Seperti Orang Bodoh
18 Melawan Rentenir
19 Menangkap Pelaku Pembunuhan
20 Pertemuan Yang Tidak Di Harapkan
21 Informasi Mengejutkan
22 Hadiah Kecil
23 Pergi Bersama
24 Wajah Yang Tidak Asing
25 Rencana Sederhana
26 Dua Orang Tamu
27 Dibawah Sinar Bulan
28 Membuatnya Kembali Tertawa
29 Mencari Javier
30 Ketakutan Akan Kehilangan
31 Titik Terendah Dalam Hidup
32 Luka
33 Informasi Serta Emosi
34 Rencana
35 Pembalasan
36 Pembalasan II
37 Pembalasan III
38 Pembalasan IV
39 Pembalasan V
40 Pembalasan VI
41 Situasi Apa Ini ?
42 Semalam Berdua
43 Pagi Yang Sedikit Mengejutkan
44 Makan Siang Bersama
45 Bertemu Kembali
46 Giovanni VS Anggota Red Blood
47 Tamu Tak Diundang
48 Herald
49 Kebenaran Yang Terungkap
50 Menghentikan Aria
51 Perasaan Cemburu ?
52 Permintaan Maaf
53 Bertemu
54 Kerja Sama
55 Pemikiran Yang Tidak Sama
56 Pergi Kencan?
57 Perubahan Aria
58 Marliana
59 Wanita Gila
60 Pasangan Tidak Waras
61 Marliana Ditemukan
62 Menuduh Tanpa Bukti
63 Keras Kepala
64 Javier Kembali Sadar
65 Alasan Yang Sebenarnya
66 Empat Mata
67 Salah Paham Yang Terselesaikan
68 Javier Pulang
69 Mencari Rumah Baru
70 Pria Paruh Baya Di Acara Lelang
71 Sebuah Foto
72 Perasaan Herald
73 Pindah Rumah
74 Menyingkirkan Semua Sampah
75 Mawar Ungu
76 Menemui Giovanni
77 Marliana Meninggal
78 Berita Kematian Marliana Dan Amarah Leon
79 Pesta Barbeque
80 Dihadang Geng Motor ?
81 Pembunuhan Di Sore Hari
82 Kebahagiaan Sederhana Di Bawah Langit Malam
83 Empat mata
84 Tidak Ada Lagi Rahasia
85 Awal Baru
86 Javier Berkunjung Ke Dunia Bawah
87 Rencana Penyerangan Organisasi Red Blood
88 Menuju Mansion Red Blood
89 Menyerang Mansion Red Blood
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Pembantaian
2
Bermain-main
3
Bertemu Pria Misterius
4
Penyusup Di Acara Lelang
5
Black Rose
6
Ingatan Menyakitkan
7
Penyerangan Markas Black Rose
8
Wanita dengan jiwa iblis
9
Louis
10
Dua Pasang Mata
11
Penawaran Bagus ?
12
Berbagai Macam Emosi
13
Tatapan Itu
14
Rahasia Leon
15
Kasus Pembunuhan
16
Membantu Menyelidiki Kasus Pembunuhan
17
Terlihat Seperti Orang Bodoh
18
Melawan Rentenir
19
Menangkap Pelaku Pembunuhan
20
Pertemuan Yang Tidak Di Harapkan
21
Informasi Mengejutkan
22
Hadiah Kecil
23
Pergi Bersama
24
Wajah Yang Tidak Asing
25
Rencana Sederhana
26
Dua Orang Tamu
27
Dibawah Sinar Bulan
28
Membuatnya Kembali Tertawa
29
Mencari Javier
30
Ketakutan Akan Kehilangan
31
Titik Terendah Dalam Hidup
32
Luka
33
Informasi Serta Emosi
34
Rencana
35
Pembalasan
36
Pembalasan II
37
Pembalasan III
38
Pembalasan IV
39
Pembalasan V
40
Pembalasan VI
41
Situasi Apa Ini ?
42
Semalam Berdua
43
Pagi Yang Sedikit Mengejutkan
44
Makan Siang Bersama
45
Bertemu Kembali
46
Giovanni VS Anggota Red Blood
47
Tamu Tak Diundang
48
Herald
49
Kebenaran Yang Terungkap
50
Menghentikan Aria
51
Perasaan Cemburu ?
52
Permintaan Maaf
53
Bertemu
54
Kerja Sama
55
Pemikiran Yang Tidak Sama
56
Pergi Kencan?
57
Perubahan Aria
58
Marliana
59
Wanita Gila
60
Pasangan Tidak Waras
61
Marliana Ditemukan
62
Menuduh Tanpa Bukti
63
Keras Kepala
64
Javier Kembali Sadar
65
Alasan Yang Sebenarnya
66
Empat Mata
67
Salah Paham Yang Terselesaikan
68
Javier Pulang
69
Mencari Rumah Baru
70
Pria Paruh Baya Di Acara Lelang
71
Sebuah Foto
72
Perasaan Herald
73
Pindah Rumah
74
Menyingkirkan Semua Sampah
75
Mawar Ungu
76
Menemui Giovanni
77
Marliana Meninggal
78
Berita Kematian Marliana Dan Amarah Leon
79
Pesta Barbeque
80
Dihadang Geng Motor ?
81
Pembunuhan Di Sore Hari
82
Kebahagiaan Sederhana Di Bawah Langit Malam
83
Empat mata
84
Tidak Ada Lagi Rahasia
85
Awal Baru
86
Javier Berkunjung Ke Dunia Bawah
87
Rencana Penyerangan Organisasi Red Blood
88
Menuju Mansion Red Blood
89
Menyerang Mansion Red Blood

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!