Penyusup Di Acara Lelang

Acara lelang akan segera dimulai, sang pembawa acara juga sudah naik ke atas panggung dan berdiri di belakang podium, benda yang akan di lelang pertama adalah sebuah kalung dengan liontin batu zamrud.

"Para tamu sekalian, sekarang kami hanya akan melelang tiga barang saja, tetapi tenang saja, ketiga barang ini pasti akan sangat menakjubkan, Nah.. Mari kita mulai lelang benda yang pertama, benda yang pertama akan kami lelang adalah sebuah kalung dengan liontin batu zamrud, kalung ini hanya ada satu di seluruh dunia, pastikan kalian mendapatkan kalung ini untuk pasangan kalian, kalung batu zamrud ini saya buka dengan harga seratus juta dolar" ucap pembawa acara lelang.

"seratus sepuluh juta dolar.."

"seratus tiga puluh juta dolar..."

"seratus enam puluh juta dolar..."

"tiga ratus juta dolar" Seketika semua terdiam dan tidak ada lagi yang menawar.

"Tiga ratus juta dolar satu kali.. Tiga ratus juta dolar dua kali... Tiga ratus juta dolar tiga kali, Karena tidak ada lagi yang menawar, maka kalung batu zamrud ini akan jatuh kepada Nona Mielle dengan papan nomor 5"

Tok tok tok

Pembawa acara lelang lalu mengetukan palu sebanyak tiga kali di podium pertanda barang lelang pertama sudah terjual.

"Dia lumayan kaya juga karena membeli sebuah kalung dengan harga segitu" Ucap Aria sambil menatap ke bawah kearah wanita yang disebut Nona Mielle tadi.

"Nah.. barang kedua yang akan kami lelang adalah ini, dua buah pedang yang berkualitas sangat bagus, pedang ini tidak akan patah ataupun berkarat karena bahan pembuatannya yang sangat langka, Pedang ini saya buka dengan Haraga seratus juta dolar".

Begitu mendengar nominal angka yang disebutkan oleh pembawa acara, seketika hening... tidak ada orang yang melakukan penawaran karena harganya yang sangat tinggi, namun tiba-tiba, terdengar suara seorang wanita yang mengejutkan semua tamu undangan yang hadir di acara lelang itu.

"Lima ratus juta dolar" Ucap wanita itu sembari mengangkat papan nomor urutnya.

Semua mata yang ada disana langsung tertuju pada wanita itu, Wanita itu tidak lain dan tidak bukan adalah Aria, Aria yang sejak tadi menunggu giliran pedang itu muncul dan kini dia harus mendapatkannya dan tidak peduli akan harga pedang itu yang sangat mahal.

"Enam ratus juta dolar" Tiba-tiba pria yang ada di sebelah kanan ruangan Aria mengangkat papan nomor dan ikut melakukan penawaran.

Aria langsung melihat kearah pria itu, pria itu juga melihat kearah Aria lalu tersenyum tipis, "Apa dia juga mengincar pedang itu?, tidak bisa, aku harus mendapatkannya" batin Aria, Aria kemudian mengangkat papan nomornya kembali.

"Tujuh ratus juta dolar..."

"Delapan ratus juta dolar..."

"Sembilan ratus juta dolar...."

Pria itu terus mengangkat papan nomornya, begitupun dengan Aria, mereka berdua terus memperebutkan pedang itu dengan cukup sengit.

Tamu yang ada di ruang bawah hanya bisa melihat pria dan wanita itu bersaing dalam diam, bahkan laki-laki paruh baya yang berada di ruangan sebelah kiri Aria pun ikut memperhatikan.

"Satu miliar dolar.." Ucap pria misterius itu.

"Baiklah, rupanya kamu serius mau bersaing denganku, kalau begitu aku akan mengikuti keinginanmu" batin Aria.

"Dua miliar dolar" Ucap Aria dengan sangat percaya diri, tentu saja semua tamu yang hadir langsung membelalakan mata mereka karena Aria tidak tanggung-tanggung dalam menaikan harga, begitupun dengan pria misterius yang sedang bersaing dengan Aria.

"Nona, apa anda tidak bisa melepaskan pedang itu untuk saya?" ucap pria Misterius itu.

"Tidak mau, saya juga menginginkannya, kalau Tuan menginginkan Pedang itu, Tuan bisa kembali bersaing dengan saya untuk mendapatkannya" timpal Aria.

"Baiklah saya menyerah, karena sepertinya nona tidak akan melepaskan pedang itu" pria Misterius itu menghela nafas pelan.

"Tentu saja, dan juga, saya tidak akan mengucapkan terimakasih karena anda mengalah"

"Nona, anda sangat angkuh ternyata"

Aria tidak membalas ucapan pria itu dan kembali memalingkan wajahnya menatap lurus ke depan, Aria tidak memperdulikan Pria Misterius itu lagi karena Aria sedang sangat senang setelah mendapatkan dua buah Pedang baru.

"Dua miliar dolar satu kali... dua miliar dolar dua kali... dua miliar dolar tiga kali, Baiklah.. karena tidak ada lagi yang menawar, maka pedang ini jatuh ke tangan nona VVIP dengan papan nomor tiga"

Tok tok tok

Pembawa acara lelang lalu memukul palu keatas podium tiga kali pertanda pedang itu sudah terjual.

Setelah Aria mendapatkan pedang tersebut, Aria memutuskan untuk pergi dari sana karena Aria sudah mendapatkan apa yang dia mau.

"Nona, kenapa anda sudah ingin pergi?, apa anda tidak tertarik dengan barang yang ketiga?" Ucap pria misterius saat melihat Aria bangkit dari kursinya.

"Tidak" jawab Aria singkat padat dan jelas.

Saat Aria akan melangkahkan kakinya pergi dari ruangan VVIP itu, tiba-tiba terdengar keributan di ruang bawah, Aria lalu melihat ada beberapa puluh orang masuk menggunakan pakaian serba hitam.

"Tempat lelang berhasil disusupi penyusup?, aku baru melihat hal seperti ini, apa penjagaan disini kurang ketat ya?" Ucap Aria sambil masih memperhatikan para penyusup itu.

"Penjagaan disini sudah sangat baik, tetapi yang menyusup itu bukan sembarang penyusup" Ucap pria misterius itu yang mendengar ucapan Aria.

Aria menoleh ke arah pria Misterius itu kemudian pria Misterius itu melanjutkan perkataannya, "Lihat?, Sepertinya orang-orang itu mengincar pedangmu Nona" pria Misterius itu menunjuk kearah panggung, lebih tepatnya kearah pedang milik Lin Hua.

Aria langsung mengalihkan pandangannya kearah podium tempat pedang tadi berada, disana terlihat ada dua orang yang sedang memasukan pedang itu kedalam peti kayu yang muat untuk dua buah pedang, Aria juga melihat banyak mayat-mayat yang sudah tergeletak disana, mayat-mayat itu adalah mayat para tamu yang menghadiri acara lelang tersebut.

"Pedang itu milikku, aku tidak akan membiarkan siapapun mengambil apa yang sudah menjadi milikku" ucap Aria, Aria kemudian mengeluarkan pistol dari balik dress-nya dan menembak satu persatu penyusup itu.

Dorr!! dorr!! dorrr!!

Dalam waktu beberapa detik, Aria sudah menembak sepuluh orang penyusup dan semua tembakan itu tepat mengenai kepala mereka hingga mereka langsung tewas seketika.

Mendengar suara tembakan, pria misterius di samping ruangan Aria terkejut dan langsung melihat ke arah Aria, pria Misterius itu berdecak kagum karena melihat Aria menembak dengan sangat akurat.

Pria Misterius itu kemudian keluar dari ruangannya dan berjalan menuju ruangan sebelahnya dimana Aria sedang sibuk menembaki para penyusup.

"Tidak saya sangka saya akan melihat pemandangan seperti ini" ucap Pria Misterius saat sudah memasuki ruangan dimana Aria berada.

Pria itu berdiri di belakang Aria, Aria membalikan badannya saat mendengar ada suara seorang pria di belakangnya, kemudian Aria mengarahkan pistol yang dibawanya kepada pria itu.

"Tunggu dulu nona!!, kenapa anda mengarahkan benda itu pada saya?" ucap Pria Misterius sambil mengangkat kedua tangannya.

"Tentu saja saya curiga pada anda, apa anda ada hubungannya dengan penyusup di bawah sana karena sebelumnya anda kan menginginkan pedang itu" Aria berkata dengan wajah datarnya.

"Nona, saya tidak ada hubungannya dengan para penyusup itu, saya memang menginginkan pedang itu, tapi saya tidak mungkin berbuat curang, apalagi mencuri"

"Saya tidak percaya"

"Nona, sebaiknya sekarang kita turun ke bawah sebelum penyusup-penyusup itu berhasil kabur dan membawa pedang anda"

Walaupun masih curiga dengan pria Misterius yang ada di hadapannya, Aria memutuskan untuk mengejar penyusup itu terlebih dahulu karean pedangnya lebih penting daripada pria Misterius itu.

Tanpa basa-basi lagi Aria langsung keluar dari dalam ruangan itu dan berlari menuju tangga untuk turun, Pria misterius tadi juga mengikuti Aria dari belakang.

"sepertinya aku salah memakai baju" Ucap Aria sambil memegangi dressnya.

Tidak lama kemudian, Aria sampai di lantai bawah, Aria lalu berhenti berlari dan melihat sekitarnya, "Kenapa anda berhenti?" tanya Pria Misterius yang mengikuti Aria dari belakang.

"Apa anda tidak melihatnya, dress ini sangat mengganggu, akan saya perbaiki sebentar" Aria lalu merobek dress mahalnya itu, Aria merobek dress nya itu sampai atas lututnya, Pria Misterius yang bersama Aria cukup terkejut saat melihat tindakan Aria yang merobek dressnya di depan umum.

"Ini lebih baik" ucap Aria setelah merobek dressnya menjadi lebih pendek agar dirinya bisa bergerak lebih leluasa lagi.

Pria misterius itu hanya diam mematung dan tidak mengeluarkan pendapat apapun setelah melihat Aria merobek pakaiannya sendiri.

"Ayo pergi" Ucap Aria pada pria Misterius itu.

Mereka berdua lalu berlari keluar ruangan, ternyata di luar gedung lelang itu sudah terparkir dua mobil berukuran besar, yang satu sebuah mobil truk barang dan satunya lagi mobil biasa.

Aria lalu menembak salah satu orang yang sedang memasukan peti pedang kedalam mobil truk, Melihat rekan mereka tumbang, para penyusup itu lalu mencari orang yang sudah menembak rekan mereka, para penyusup itu lalu melihat ada dua orang tidak jauh dari mereka, satu pria dan satu wanita yang sedang berdiri memandang mereka, di tangan wanita itu mereka melihat sebuah pistol, senjata yang membuat teman mereka tewas.

"Bos, ada dua orang menyerang kita" ucap salah satu penyusup pada seseorang yang sedang duduk tenang di dalam mobil.

"Habisi mereka" Jawab seseorang yang di sebut bos itu.

"Semuanya, ambil senjata kalian dan tembak mereka!!"

Melihat para penyusup itu mulai melakukan serangan balasan dengan tembakan, Aria dan pria misterius itu segera bersembunyi di balik pilar pilar yang ada disana.

"Saya akan mengalihkan perhatian mereka" Ucap pria misterius itu.

"Baiklah, pegang ini" Aria memberikan pistolnya pada pria Misterius itu.

"Nona, kenapa anda memberikan ini pada saya?"

"Anda lebih membutuhkannya untuk mengalihkan perhatian mereka daripada saya" timpal Lin Hua.

"Tapi bagaimana dengan anda?" tanya pria Misterius itu.

Aria menunjukan gelang yang ia pakai kemudian menekan permatanya, seketika itu juga gelang itu berubah bentuk menjadi sebuah pedang yang sangat tajam, Melihat hal tersebut, pria misterius itu lalu berdecak kagum.

"Saya mempunyai ini, jadi tidak masalah, ayo cepat bereskan mereka sebelum polisi datang" ucap Aria.

"Baik"

Mereka berdua kemudian berpencar kearah berlawanan, Pria misterius itu mulai mengalihkan perhatian musuh dengan terus menerus menembak kearah para penyusup itu.

Saat perhatian para penyusup sedang teralihkan, Aria diam-diam sudah berada di tengah-tengah para penyusup itu, dengan pedang yang ada di tangannya, Aria kemudian dengan cepat memotong setiap kepala penyusup yang ada di sana.

Tanpa Aria sadari, diam-diam ada seseorang di belakangnya yang sudah siap untuk menebas tubuh Aria saat Aria sedang sibuk membantai para penyusup itu, Aria telat menyadari hal itu, dan saat Aria sudah menyadarinya, Aria melihat sebuah pedang yang sudah hampir mengenainya, namun tiba-tiba muncul seseorang yang dengan cepat memeluk tubuh Aria dan menjadi tameng untuknya.

CRAAASH

"Ughh.."

Pedang itu mengenai tubuh seorang pria yang sedang memeluk Aria dengan erat dan rela menjadi tameng saat pedang itu akan menebas Aria, Darah pria itu lalu mengenai tubuh Aria juga, Aria lalu menatap orang yang menyerangnya dengan tiba-tiba itu dengan tatapn dinginnya, orang yang diam-diam menyerang Aria itu terlihat berdecak kesal, mungkin karena tidak mengenai sasarannya.

Aria kemudian melepaskan pelukan pria yang menolongnya, pria yang menolongnya itu tidak lain dan tidak bukan adalah pria misterius yang tadi bersamanya, Setelah melepaskan pelukan pria Misterius itu, Aria kemudian menyandarkan tubuh Pria Misterius itu pada mobil yang ada di belakangnya.

"Tunggu disini sebentar, saya yang akan mengurus bajingan itu dengan tangan saya sendiri" Ucap Aria pada pria Misterius itu.

Aria kemudian berjalan kearah pria yang tadi mencoba untuk menyerangnya dari belakang masih dengan tatapan dinginnya.

"Hey nona, kamu beruntung karena pedangku tidak mengenaimu" ucap seorang pria yang tadi menyerang Aria dari belakang.

"Siapa kalian?" tanya Aria.

"Kami?, hmm... karena sepertinya kamu akan mati disini, jadi tidak ada salahnya aku memberitahumu, Kami dari organisasi Serigala Hitam dan aku adalah ketua dari organisasi itu, bagaimana... apa kamu takut?, kamu seharusnya bangga karena kamu akan mati di tanganku" ucap ketua organisasi Serigala Hitam itu lalu tertawa keras.

Aria masih diam mendengar ocehan pria yang mengaku sebagai ketua organisasi itu, Aria kemudian melepaskan topeng yang dipakainya.

"Organisasi Serigala Hitam ya, apa kalian dari dunia bawah?" Tanya Aria dengan sorot mata tajamnya.

"Tentu saja, suatu hari nanti, kami akan menguasai dunia bawah dengan menggunakan barang-barang yang ada di dalam truk ini" ucap Ketua Organisasi Serigala Hitam dengan sangat percaya diri.

"Organisasi kecil yang masih bau kencur ingin menguasai dunia bawah?, dalam mimpi pun kalian tidak akan pernah bisa"

"Hey, jaga ucapanmu!!, meskipun kamu seorang wanita, tapi aku tidak akan berbelas kasih padamu!!" teriak Ketua Organisasi Serigala Hitam.

"Baguslah, aku juga tidak pernah berbelas kasih pada lawanku" Aria lalu maju menyerang Ketua Organisasi Serigala Hitam.

Aria bertukar lebih dari sepuluh gerakan pedang dengan Ketua Organisasi Serigala Hitam itu, dan setiap gerakan pedang yang Aria pakai, pedangnya selalu mengenai sasarannya, tapi tidak dengan Ketua Organisasi Serigala Hitam, dia sama sekali belum memberikan luka pada Aria.

CRAAASH

"Aaaarrgggggghh!!" Ketua Organisasi Serigala hitam itu berteriak kencang karena salah satu tangannya yang memegang pedang sudah tidak lagi menempel disana.

Ketua Organisasi Serigala Hitam lalu menatap Aria yang ada di depannya, seketika itu juga, Ketua Organisasi Serigala Hitam tiba-tiba terduduk lemas dan berkeringat dingin, wajahnya juga menjadi sangat pucat pasi saat bertatapan dengan Aria yang terlihat sangat menakutkan di matanya, Aria lalu berjalan menghampiri Ketua Organisai Serigala Hitam sambil menyeringai, dan itu yang membuat Ketua Organisasi Serigala Hitam menjadi sangat ketakutan.

"Apa kamu tau siapa aku?" ucap Aria setelah berada di depan Ketua Organisasi Serigala Hitam, tentu saja Ketua Organisasi Serigala Hitam menggelengkan kepalanya karena tidak mengenali Aria.

"Aku juga bagian dari Dunia Bawah, orang-orang disana lebih mengenaliku dengan panggilan, Ketua Organisasi Black Rose"

Episodes
1 Pembantaian
2 Bermain-main
3 Bertemu Pria Misterius
4 Penyusup Di Acara Lelang
5 Black Rose
6 Ingatan Menyakitkan
7 Penyerangan Markas Black Rose
8 Wanita dengan jiwa iblis
9 Louis
10 Dua Pasang Mata
11 Penawaran Bagus ?
12 Berbagai Macam Emosi
13 Tatapan Itu
14 Rahasia Leon
15 Kasus Pembunuhan
16 Membantu Menyelidiki Kasus Pembunuhan
17 Terlihat Seperti Orang Bodoh
18 Melawan Rentenir
19 Menangkap Pelaku Pembunuhan
20 Pertemuan Yang Tidak Di Harapkan
21 Informasi Mengejutkan
22 Hadiah Kecil
23 Pergi Bersama
24 Wajah Yang Tidak Asing
25 Rencana Sederhana
26 Dua Orang Tamu
27 Dibawah Sinar Bulan
28 Membuatnya Kembali Tertawa
29 Mencari Javier
30 Ketakutan Akan Kehilangan
31 Titik Terendah Dalam Hidup
32 Luka
33 Informasi Serta Emosi
34 Rencana
35 Pembalasan
36 Pembalasan II
37 Pembalasan III
38 Pembalasan IV
39 Pembalasan V
40 Pembalasan VI
41 Situasi Apa Ini ?
42 Semalam Berdua
43 Pagi Yang Sedikit Mengejutkan
44 Makan Siang Bersama
45 Bertemu Kembali
46 Giovanni VS Anggota Red Blood
47 Tamu Tak Diundang
48 Herald
49 Kebenaran Yang Terungkap
50 Menghentikan Aria
51 Perasaan Cemburu ?
52 Permintaan Maaf
53 Bertemu
54 Kerja Sama
55 Pemikiran Yang Tidak Sama
56 Pergi Kencan?
57 Perubahan Aria
58 Marliana
59 Wanita Gila
60 Pasangan Tidak Waras
61 Marliana Ditemukan
62 Menuduh Tanpa Bukti
63 Keras Kepala
64 Javier Kembali Sadar
65 Alasan Yang Sebenarnya
66 Empat Mata
67 Salah Paham Yang Terselesaikan
68 Javier Pulang
69 Mencari Rumah Baru
70 Pria Paruh Baya Di Acara Lelang
71 Sebuah Foto
72 Perasaan Herald
73 Pindah Rumah
74 Menyingkirkan Semua Sampah
75 Mawar Ungu
76 Menemui Giovanni
77 Marliana Meninggal
78 Berita Kematian Marliana Dan Amarah Leon
79 Pesta Barbeque
80 Dihadang Geng Motor ?
81 Pembunuhan Di Sore Hari
82 Kebahagiaan Sederhana Di Bawah Langit Malam
83 Empat mata
84 Tidak Ada Lagi Rahasia
85 Awal Baru
86 Javier Berkunjung Ke Dunia Bawah
87 Rencana Penyerangan Organisasi Red Blood
88 Menuju Mansion Red Blood
89 Menyerang Mansion Red Blood
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Pembantaian
2
Bermain-main
3
Bertemu Pria Misterius
4
Penyusup Di Acara Lelang
5
Black Rose
6
Ingatan Menyakitkan
7
Penyerangan Markas Black Rose
8
Wanita dengan jiwa iblis
9
Louis
10
Dua Pasang Mata
11
Penawaran Bagus ?
12
Berbagai Macam Emosi
13
Tatapan Itu
14
Rahasia Leon
15
Kasus Pembunuhan
16
Membantu Menyelidiki Kasus Pembunuhan
17
Terlihat Seperti Orang Bodoh
18
Melawan Rentenir
19
Menangkap Pelaku Pembunuhan
20
Pertemuan Yang Tidak Di Harapkan
21
Informasi Mengejutkan
22
Hadiah Kecil
23
Pergi Bersama
24
Wajah Yang Tidak Asing
25
Rencana Sederhana
26
Dua Orang Tamu
27
Dibawah Sinar Bulan
28
Membuatnya Kembali Tertawa
29
Mencari Javier
30
Ketakutan Akan Kehilangan
31
Titik Terendah Dalam Hidup
32
Luka
33
Informasi Serta Emosi
34
Rencana
35
Pembalasan
36
Pembalasan II
37
Pembalasan III
38
Pembalasan IV
39
Pembalasan V
40
Pembalasan VI
41
Situasi Apa Ini ?
42
Semalam Berdua
43
Pagi Yang Sedikit Mengejutkan
44
Makan Siang Bersama
45
Bertemu Kembali
46
Giovanni VS Anggota Red Blood
47
Tamu Tak Diundang
48
Herald
49
Kebenaran Yang Terungkap
50
Menghentikan Aria
51
Perasaan Cemburu ?
52
Permintaan Maaf
53
Bertemu
54
Kerja Sama
55
Pemikiran Yang Tidak Sama
56
Pergi Kencan?
57
Perubahan Aria
58
Marliana
59
Wanita Gila
60
Pasangan Tidak Waras
61
Marliana Ditemukan
62
Menuduh Tanpa Bukti
63
Keras Kepala
64
Javier Kembali Sadar
65
Alasan Yang Sebenarnya
66
Empat Mata
67
Salah Paham Yang Terselesaikan
68
Javier Pulang
69
Mencari Rumah Baru
70
Pria Paruh Baya Di Acara Lelang
71
Sebuah Foto
72
Perasaan Herald
73
Pindah Rumah
74
Menyingkirkan Semua Sampah
75
Mawar Ungu
76
Menemui Giovanni
77
Marliana Meninggal
78
Berita Kematian Marliana Dan Amarah Leon
79
Pesta Barbeque
80
Dihadang Geng Motor ?
81
Pembunuhan Di Sore Hari
82
Kebahagiaan Sederhana Di Bawah Langit Malam
83
Empat mata
84
Tidak Ada Lagi Rahasia
85
Awal Baru
86
Javier Berkunjung Ke Dunia Bawah
87
Rencana Penyerangan Organisasi Red Blood
88
Menuju Mansion Red Blood
89
Menyerang Mansion Red Blood

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!