Rumornya mengatakan bahwa presiden group nugraha itu terkenal tampan dan muda.
Berbanding terbalik dengan ekpresi sindi yang penuh harapan, Jenny bener bener serius saat dia mengatakan, "wawancara ini kesempatan sekali seumur hidup, jadi kita harus sepenuhnya siap untuk itu. Ini adalah kali pertamanya sang presiden bener bener menerima wawancara media.
penjualan kita pasti akan mencapai titik tertinggi terpanjang masa jika kita berhasil mendapatkan fotonya".
nila mengangguk setuju.
Memang benar bahwa presiden group nugraha tak pernah sekalipun menerima wawancara sebelumnya.
ketika majalah glamor pertama kali mengirim undangan, dia awalnya menolak, seperti biasa. Entah, kenapa apa telepon masuk kemarin, yang mengatakan bahwa dia telah menyetujuinya.
Tak perlu di katakan, kabar baik itu justru mengejutkan majalah glamor juga mengejutkan pemimpin redaksi.
Setelah menyelusuri isi wawancara untuk terkahir kali nya nila, sindi, dan Jenny menuju ke group nugrha dengan seorang fotografer.
Setelah menghabiskan waktu satu jam, akhirnya mereka sampai di group nugraha.
Mereka menyapa resepsionis di lantai satu, menyebutkan alasan mereka berkunjung.
kemudian mereka naik lift sampai ke lantai paling atas.
"Apakah kalian dari majalah glamor? " seorang sekertaris menyambut mereka, begitu mereka keluar dari lift.
"tuan nugraha, sudah menunggu kalian di dalam". sambil mengatakan itu, dia membawa mereka ke kantor presiden.
Nila berhenti sejenak ketika, dia mendengar kata kata sekertaris itu.
*tuan nugraha? siapa yang menyangka bahwa presiden group nugraha akan memiliki nama yang sama dengan suami baruku*
Tepat sebelum mereka masuk, sindi yang gugup menarik lengan baju nila dan berbisik, " apakah rambutku baik baik saja? berantakan gak? oh seharusnya tidak dong!! ".
Sambil terkekeh pelan, " kau baik baik saja, tak ada sehelai rambut pun yang tidak pada tempatnya, itu... ".
Pada saat itu, ia kebetulan melirik ke dalam kantor saat ia berbicara. Setelah melihat sosok di dekat jendela, dia tertegun kaget dan terdiam.
Segala pikiran berkaitan dengan menyakinkan sindi seketika lenyap.
Saat itu tatapan sindi, juga mendarat di pria itu juga. Tak lama kemudian dia melupakan segala tentang penampilannya. Keterkejutan telihat jelas dalam suaranya saat dia bergumam, "ya Allah presiden group nugraha....... dia sebenarnya duduk di kursi roda?? ".
Sebelum nila, bisa mengatakan apa apa, kursi roda itu perlahan berputar menghadap mereka.
Sindi terpesona, "wahhhhhh, diaaaaaaaa benarrrr bennaaaaarrrr tampan! !!!! lebih tampan dari selebiti!!! Dilan cepmek juga kalah ini lah".
Fakta bahwa dia duduk di kursi roda tidak mempengaruhi wajah tampan nya benar benar tidak berpengaruh dibandingkan daya tariknya.
Karena itu Sindi tidak bisa menahan kekagumannya.
Nila tidak mendengarkan satu kata pun yang Sindi katakan. Perhatiannya terfokus pada pria itu juga, tetapi untuk alasan sepenuhnya berbeda dari rekannya.
Pada saat itu, otak nya terasa seperti berhenti berputar, saat dia menatap pria itu, sepenuhnya tercengang.
Sinar cahaya yang masuk dari jendela telah membuat sudut tajam seperti tajam nya pisau wajah pria itu dalam bayang bayang sementara, bola matanya yang gelap tampaknya sedingin es batu biasanya.
*Itu Angga, presiden group nugraha adalah Angga?*
Mengungkapkan itu mengejutkan nila, sebelumnya dia bisa bereaksi, namun Angga tersenyum kepada mereka, "Kalian dari majalah glamor, kan? Silahkan duduk".
"nila, mengapa kau masih berdiri".
Peringatan dari sindi menyadarkan nila dari lamunannya, dia segera mengikuti mereka duduk di sofa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments