Setibanya di majalah gelamor, tempat kerjanya.
nila mendapati bahwa waktu wawancara sore mereka belum mulai.
menggunakan waktu sisa luangnya. dia menuju ke pusat perbelanjaan disebelah untuk membeli sepasang cincin kawin dengan memakai kartu yang telah di berikan angga padanya.
Setelah itu dia kembali ke mejanya, dan duduk berencana untuk membaca informasi mengenai wawancara sore ini untuk terakhir kalinya.
saat itu sindi menggeser kursi kantornya. matanya berbinar ketika ia bertanya " nila, ada kabar apa dengan cincin itu, apakah kamu sudah menikah? "
"kau cukup jeli juga ya, " nila tidak berniat untuk menyembunyikanya.
bagaimanapun departemen sumber daya manusia sudah tahu bahwa dia telah mengirim kartu keluarga barunya.
semua orang di perusahaannya akan segera mengetahui Perubahan status perkawinannya.
"aku baru saja menikah".
" selamat nila". sindi mengamati cincin itu dan berkomentar "apakah suamimu memberikan hadiah ini, ini bukan berlian yang sangat besar , bukan? berapa harganya? ".
" cuma sekitar tiga jutaan".
Nila tidak tahu apa apa tentang latar belakang keuangan angga sehingga dia memilih sepasang cincin yang lebih murah dan paling sederhana yang
bisa dia temukan.
alis sindi berkerut dan dia menyatakan, " nila itu tidak patut!! cincin kawin adalah simbol pernikahanmu seberapa bisa di andalkan seorang pria, jika bahkan dia tidak bisa membelikanmu cincin yang lebih baik".
" tidak apa apa dia hanya melakukan yang terbaik yang dia bisa". Jawab nila.
memperhatikan sorot simpatik di mata sindi, dia menyadari bahwa sindi mungkin berpikir bahwa suami baru nya tidak terlalu kaya.
"cukup sudah, mari kita tidak membicarakan ini lagi". dia dengan cepat menutup topik pembicaraan ini tidak mau berlama lama lagi.
" apakah kau siap untuk wawancara nanti? ".
"hahahhaaaahah tentu saja". taktik pengalih perhatian nila berhasil, karena sindi segera menunjuk ke arah pakaiannya.
" nila, bagaimana menurutmu, cantikkah aku? "
baru saat itu lah nila menyadari bahwa rekannya mengenakan set gaun rok merah muda dan putih. rambutnya di tata dengan rapi.
"kau terlihat luar biasa!! " nila memuji.
Ia tersipu malu dengan kata kata pujiannya. mata sindi berbinar gembira.
"lalu apakah menurutmu, aku akan memiliki kesempatan dengan Presiden bujangan kaya dari group nugraha? ".
nila mengerjap kaget, saat pemahaman muncul di benaknya tentang betapa sindi berusaha keras mendalami dirinya. Orang yang akan mereka wawancarai sore ini adalah presiden group nugraha.
di kota metro, group nugraha seperti legenda. Tiga tahun lalu perusahaan ini tiba tiba muncul entah dari mana. dengan cepat mereka berhasil memajukan diri mereka di industri keuangan menggunakan mode yang sangat agresif.
dalam kurun waktu tiga tahun berikutnya, mereka berhasil menjadi salah satu memimpin keuangan di kota metro, seolah olah setara dengan tiga keluarga besar di kota itu.
namun, yang lebih menarik perhatian semua orang adalah presiden perusahaan itu.
bahkan saat ini pun, tak ada yang tahu siapa namanya, atau bagaimana penampilannya.
seluruh identitasnya merupakan sebuah misteri , fakta yang hanya menambah daya tariknya.
tak ada contoh yang lebih baik di gunakangunakan, selain sindi yang secara khusus meluangkan waktu untuk berdandan. Ketika dia mengetahui bahwa mereka akan mewawancarai presiden yang sulit di temui.
kegembiraan berkilau, di mata nila saat dia menggoda, " sindi apakah kau yakin ingin meninggalkan kesan yang baik padanya?, apakah kau tidak khwatir, mungkin saja presiden itu orang tua yang botak".
"huft, aku tidak percaya itu", sindi menghentakan kakinya kesal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments