Sebuah mobil sport warna merah terang memasuki parkiran sekolah SMA yang cukup terkenal, kemudian di susul dengan dua mobil yang serupa tetapi beda warna yaitu kuning dan pink. Kedatangan ketiga mobil tersebut membuat para murid lelaki tak sabar menunggu keluarnya geng yang dijuluki trouble maker yang memang cantik dan mempesona. Ketua geng itu bernama Queensha Kyra, murid kelas dua SMA yang menjadi primadona sekolah. Dari ujung kaki sampai ujung rambut semua benda yang dipakai dari merk ternama kelas atas. Sedangkan dua yang lain adalah Nanda dan Miska, mereka walau masih musim sekolah tetapi penampilan selalu hendon seperti model. Queen yang sudah terbiasa mendapat tatapan kagum dari para lelaki tidak merasa malu justru merasa bangga, karena dia memang tipe gadis yang selalu ingin unggul dan haus akan pujian. "Wow, hari ini kau cantik, Queen! Beli dimana sweatermu?" tanya Nanda. "Oleh-oleh dari Mami, dia baru pulang dari Paris," jawab Kyra. "Ih, seneng ya punya Mami seorang model. Sweater yang kamu pakai itu model terbaru dan terbatas loh, bahkan beberapa dari artis terkenal saja sampai tidak dapat membelinya," pekik Miska sambil menyentuh lebih sweaternya. "Ih, jangan pegang-pegang!" sela Queen merasa risih. "Ih, pelit kau!" cibir Miska. "Hari ini ada ulangan, terus PR kamu sudah dikerjakan belum?" balas Queen. "Astaga! Aku lupa!" pekik Miska. "Kau sih, main game mulu," sergah Nanda. "Memangnya kamu sudah mengerjakan PR?" tanya Miska menatap Nanda serius. "Niatnya sih gitu, tapi soalnya sulit dan aku nggak bisa mengerjakan semua. Makanya aku berangkat pagi, mau nyontek Queen, " balas Nanda meringis. "Huft, sama aja kalau gitu! Dia mah enak, nggak perlu mengerjakan PR dan belajar tetapi nilai ulangan selalu bagus. Andai aku punya cowok seperti Dimas," timpal Miska. "Idih, cowokku? Dimas buka tipeku," sergah Queen bergidik merinding. Tetapi sesaat kemudian dia langsung syok ketika lelaki yang tengah dibicarakan ada di depan mata, sambil menyerahkan buku lelaki itu membungkukkan badannya. "Queen, aku sudah mengerjakan PR kamu. Tapi ini menjadi yang terakhir aku membantumu, selama tiga tahun aku selalu mencintaimu dan melakukan apapun yang kamu minta. Tetapi sekarang aku menyerah untuk mengejarmu, aku sudah menemukan cinta yang baru. Queen, terima kasih karena selama ini kamu telah memberi aku kesempatan, aku tidak akan menyesalinya karena setidaknya aku pernah berjuang dan ini adalah titik lelahku." Queen hanya bengong, walau dia tidak mencintai Dimas tetapi tiba-tiba orang yang selama ini peduli dengannya mau pergi ada perasaan tidak rela. Ketika Dimas hendak pergi, diapun langsung menahannya. "Tunggu!" "Ada apa?" tanya Dimas berbalik badan, wajahnya tetap berseri tidak menunjukkan kesedihan yang membuat Queen semakin kesal. "Aku ucapkan selamat karena kamu sudah memiliki kekasih, tapi bolehkah aku tahu siapa itu?" tanya Queen menyembunyikan amarahnya. "Amanda, dia adik kelas kita. Kalau gitu aku permisi dulu ya," pamit Dimas. Queen langsung mengepalkan tangannya sendiri, kedua temannya itu bisa melihat emosi yang hampir meledak. "Queen, kamu tak perlu sedih. Lagian kamu juga tidak mencintainya kan?" bujuk Miska. "Iya, kamu bisa cari lelaki lain, kan banyak yang menyukaimu," timpal Nanda. "Masalahnya aku tidak butuh pacar! Yang aku butuhkan adalah orang yang bisa mengerjakan PR dan membantu saat ulangan aku, memangnya di kelas kita ada cowok yang pintar dan penurut sepeti Dimas?" pekik Queen. Nanda dan Miska hanya saling bertatap mata, dari sekian cowok yang bucin pada Queen hanya Dimas yang pintar. Sedangkan lainnya sama seperti mereka, sama-sama malas belajar bahkan terbilang nakal. "Aku jadi penasaran, kira-kira bagaimana wujud Amanda itu yang berani merebut Dimas dari tanganku," gumam Queen. "Asyik nih," gumam Nanda dan Miska, untuk urusan membully memang mereka tiada lawan. Tentu saja hal itu menjadi tontonan yang sayang untuk dilewatkan. Ketika mereka bertiga hendak menuju kelas 1, tetapi bel tanda masuk berbunyi. Mereka pun segera melupakan Amanda dan panik akan ulangan. Apalagi Dimas sudah menyatakan tidak ingin membantu Queen, otomatis nasib Nanda dan Miska ikutan tragis. Dan benar saja, Dimas yang memang pintar bisa menyelesaikan ulangan dengan cepat. Biasanya dia akan tetap di kelas membantu Queen yang duduk di belakangnya, tetapi kali ini Dimas langsung menyerahkan kertas ulangan tersebut pada guru dan keluar ruangan. Queen sangat kesal, dia sama sekali tidak bisa mengerjakan satu pertanyaan pun. Diapun menyontek punya Miska, Miska menyontek punya Nanda sedangkan Nanda menjawab dengan karangan sendiri. Alhasil ketika bel tanda istirahat, mereka bertiga dipanggil oleh guru. "Kalian ini kenapa? Biasanya mendapat nilai bagus tapi sekarang nol! Satu jawaban pun tidak ada yang benar!" tanya Pak Edwin, wali kelas mereka yang kebetulan memegang pelajaran fisika. Queen, Nanda dan Miska hanya menunduk, mereka tidak berani menjawab karena selama ini yang membantu mengerjakan adalah Dimas. Tentu saja masalah ini bukan hal yang kecil, Kyra yang biasa masuk peringkat 10 besar bisa-bisa kali ini menjadi peringatan terakhir. "Kalau kalian ada masalah lebih baik cerita pada Bapak, begini saja. Tolong berikan surat ini pada orang tua kalian!" timpal Pak Edwin sambil menyodorkan tiga surat panggilan. Mau tak mau ketiga geng trouble maker itu menerima dan pamit keluar. "Sialan! Aku harus memberi pelajaran pada Amanda!" gerutu Queen. "Ayoh sekarang! Untuk apa kita menunggu lama!" balas Miska. "Kita langsung ke belakang sekolah aja, biar aku suruh orang untuk memanggil Amanda!" ajak Nanda. Mereka segera ke lokasi, tak berapa lama kemudian target datang. Gadis itu celingak-celinguk mencari seseorang. "Heh, mencari Dimas ya?" tanya Nanda dengan wajah ketusnya. "Oh, jadi kamu yang namanya Amanda. Cantik juga, pantas Dimas menyukaimu," timpal Miska. Ucapan Miska yang memuji Amanda membuat Queen semakin terprovokasi. Tanpa basa-basi, diapun langsung memegang dagu Amanda dan melihat wajahnya lekat. Memang cantik dan imut, juga terlihat kalem. Pantas saja Dimas tergila-gila padanya dan langsung bisa melupakan Queen yang dikejarnya selama 3 tahun. "Bawa ke gudang olah raga!" perintah Queen. "Kalian siapa? Kenapa membawaku?" berontak Amanda. Tetapi tubuh mungil gadis itu kalah oleh tarikan Nanda dan Miska, apalagi Miska juga membungkam mulut Amanda sehingga gadis itu tak bisa bersuara. "Ingat baik-baik, namaku Quensha. Karena kamu sudah berani merebut apa yang menjadi milikku, maka kamu harus siap kehilangan apa yang kamu miliki juga. Kulihat kamu gadis baik-baik, bagaimana kalah aku jadikan kamu gadis yang hot!" ancam Kyra. "Tolong lepaskan aku! Salahku apa?" tangis Amanda. "Salahmu apa? Kau membuat Dimas mengabaikan aku!" "Aku tidak merebutnya, aku bukan siapa-siapanya Kak Dimas. Kalian salah paham! Queen yang terlanjur emosi tak mau tahu, segera memberi kode dengan matanya, Nanda dan Miska yang paham langsung melepas seragam Amanda dengan paksa. Walau Amanda berusaha membela diri tetap saja dia tidak bisa melawan tiga orang sekaligus. Ketika bagian dada terlihat, Queen langsung motretnya. "Kau lihat fotomu? Sangat panas dan seksi, kalau foto ini aku sebar pasti akan banyak lelaki hidung belang yang berminat padamu," tawa Queen puas. "Tolong jangan!" tangis Amanda histeris. "Kartumu ada di tangan aku, kalau kamu berani mendekati Dimas lagi maka foto ini akan aku sebarkan di media sosial. Siap-siap saja kamu jadi artis," balas ancam Queen lalu meninggalkan Amanda yang masih menangis sambil merapikan lagi seragamnya yang terlepas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments
@m££R@
lanjuut thor .. gpl hehehr🙏😁😘
2022-11-03
1
Fitrotus Saadah
klo sdh ketemu dg Lars...pasti akan diikutin Alana...ke ujung dunia sekalipun
2022-11-03
1