Stella meletakkan lipstik warna merah menyala yang baru saja ia gunakan di atas meja. Wanita itu mengukir senyum sensual di depan cermin. Dia memutar tubuhnya yang seksi untuk memamerkan penampilannya sore itu. Mengetahui kabar kalau Alby akan pergi ke luar kota membuat Stella memutuskan untuk jalan-jalan ke mall. Shopping. Ya, dia harus menghabiskan uang suaminya yang kaya raya agar mendapat nilai buruk. Dengan begitu, dia akan di usir pergi dari rumah itu.
"Oke, selesai. Saatnya berangkat." Stella melihat kartu yang tergeletak di atas meja rias. Sebenarnya kartu itu dia ambil dari lemari. Alby pernah menawarkannya agar Stella menggunakan salah satu kartu yang ada di sana. Bahkan Alby tidak segan-segan memberikan faswordnya.
"Kita lihat, setelah ini apa dia masih bisa sabar?" ujar Stella sebelum melangkah ke lemari. Wanita itu memakai high heel hitam favoritnya. Sekali lagi Stella memandang penampilannya di depan cermin sebelum pergi meninggalkan kamar.
Masih tiba di depan pintu kamar, Stella sudah di sambut oleh mertuanya. Wanita paruh baya itu melipat kedua tangannya sambil memperhatikan penampilan Stella dari ujung kaki hingga ujung kepala. Dia bahkan terlihat sangat jijik melihat penampilan Stella yang terkesan seperti wanita murahan. Bagaimana tidak? Rok pendek dan baju bertali yang sangat ketat. Belum lagi bagian dadanya terbuka. Rambutnya yang bergelombang di gerai indah. Penampilan Stella memang sangat menggoda. Wajar saja kalau mertuanya berpikir Stella akan menjual dirinya. Di dalam keluarga mereka, tidak ada yang berani berpenampilan seperti itu. Stella satu-satunya orang yang mengekspos bagian dirinya ketika ingin keluar rumah.
"Alby pasti akan malu jika dia tahu istri yang selalu dia belain kini berpenampilan seperti ini!" ujar wanita itu. "Apa sedikit saja tidak ada rasa malu di dalam dirimu? semua orang bisa melihat tubuhmu jika kau memakai pakaian seperti ini. Aku tidak pernah peduli dengan penampilanmu jika kau tidak tinggal di rumah ini. Tetapi, sekarang kau sudah berstatus sebagai menantu keluarga Zakary. Orang-orang yang mengenalku akan memandang jelek keluarga ini!" Apa yang dikatakan ibu mertuanya menang benar. Hanya saja, Stella tidak peduli. Karena memang dia tidak pernah memiliki niat untuk menjaga nama baik keluarga Alby.
"Maaf, Nenek tua. Saya tidak memiliki waktu untuk bicara dengan anda." Stella pergi begitu saja. Tetapi baru beberapa langkah dia berhenti dan memandang wajah mertuanya lagi. "Saya akan pulang malam. Jadi, jangan tunggu saya pulang. Saya ingin bersenang-senang dengan pria berotot yang berkumpul di club. Mungkin saya akan pulang dengan keadaan mabuk. Sebaiknya jangan temui saya jika anda tidak mau semakin sakit hati!"
Wanita paruh baya itu hanya bisa mengepal kuat tangannya. Menantunya memang tidak tahu diri. Namun, apa yang bisa dia perbuat? Toh Stella juga tidak akan peduli bahkan tidak akan mendengarkan umpatan-umpatan yang keluar dari bibirnya.
Karena tidak mau semakin emosi, wanita itu segera pergi ke arah yang berlawanan dari Stella. Dia seperti menahan emosinya yang nantinya akan segera ia sampaikan kepada Alby. Mendengar langkah kaki mertuanya menjauh, Stella menahan langkah kakinya. Dia tersenyum sebelum memakai blazer yang memang akan digunakan Stella untuk menutupi tubuhnya yang terlalu terekspos.
Setibanya di lantai bawah, Stella segera mengambil kunci mobil. Dia memilih mobil sport warna putih yang menjadi salah satu mobil favorit suaminya. Beberapa pelayan yang terlihat berbisik sama sekali tidak ia hiraukan. Stella segera melangkah ke tempat mobil di parkirkan.
Baru juga tiba di depan rumah, Stella sudah di buat kaget dengan munculnya sebuah taksi. Alby segera turun melihat istrinya akan segera pergi.
"Stella, kau mau ke mana?" Alby sendiri tidak terlalu fokus dengan penampilan istrinya. Dia hanya takut Stella kabur dari rumah.
"Ke mall," jawab Stella malas. Dia memalingkan wajahnya. "Kenapa dia cepat sekali pulangnya?" umpatnya di dalam hati.
"Ayo aku antar." Alby menggenggam tangan Stella. Dia sempat terpaku melihat penampilan istrinya. Tetapi dia akan ke mall. Di sana dia akan membelikan istrinya baju yang bisa menutup aurat.
"Aku ingin pergi sendiri!" protes Stella tidak setuju.
"Aku tidak akan menggangumu. Kau bebas belanja apapun," sahut Alby sebelum merebut kunci mobil yang ada di tangan Stella. Pria itu membukakan pintu penumpang untuk Stella. Stella terlihat tidak mau masuk ke dalam mobil. Tetapi dia juga bosan berada di rumah. Mau tidak mau dia masuk ke dalam. Alby hanya tersenyum sebelum masuk ke dalam mobil.
"Apa jadinya kalau tadi aku berangkat ke luar kota?" gumam Alby di dalam hati. "Sepertinya semua masalah selalu ada sisi baiknya."
Stella membuang tatapannya keluar jendela. Si*l! Ya, itu terus kalimat yang dia ucapkan di dalam hati. Niat hati ingin bersenang-senang, sekarang justru Alby bersama dengannya. Rasanya rencana jalan-jalan Stella kali ini pasti akan terasa membosankan.
"Stella, apa kau sudah makan? Bagaimana kalau kita makan dulu?" tawar Alby untuk mencairkan suasana.
"Tidak. Aku sudah kenyang," sahut Stella cepat.
"Baiklah." Alby yang memang sudah paham dengan sifat istrinya hanya bisa mengangguk. Pria itu mengeluarkan nada lagu dari bibirnya.
"Bisakah kau diam?" ketus Stella. Bukan karena berisik. Tetapi lagu yang di nyanyikan Alby adalah lagu yang sangat dia benci. Stella mendengar lagu itu ketika hatinya sangat hancur. Sejak saat itu, Stella membenci lagu itu.
"Maaf," ucap Alby tanpa mau melanjutkan lagu yang sempat ia nyanyikan.
Stella memijat kepalanya yang mulai terasa pusing. "Aku akan habiskan uangnya. Ya, semoga saja ini berhasil," gumam Stella di dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
moemoe
Jgn2 alby yg ngambil kehormatan stella
2023-07-10
0
Kenny sihyanti
Kau habiskan juga masih saja ada stel
2022-12-27
0