Bab 4

Akhirnya dengan bantuan beberapa warga, pintu mobil itu bisa terbuka. Darah yang keluar dari kening Indra pun semakin deras.

"Telfon ambulance!" titah beberapa warga.

Setelah menelfon ambulance. Dan ambulance pun datang, Indra segera di larikan ke rumah sakit. Salah satu warga melihat ponsel Indra yang menyala. Segera warga tersebut mengambil ponsel dan melihat notifikasi pesan masuk dari sahabatnya, Yoga dan istrinya, Tania.

Tut ... Tut ....

Tania tersenyum tipis saat mendengar getaran di ponselnya. Segera dia raih dan melihat nama suaminya yang tertera di layar ponsel.

"Hallo, Mas? Bagaimana, apa kamu sudah sampai ke rumah sakit? Dan bagaimana keadaan ibu? Ibu baik-baik saja, kan?" tanya Tania panjang lebar.

"Maaf, saya salah satu warga yang baru saja menolong pemilik ponsel ini." jawab pria tua tersebut.

"Menolong? Memangnya, suami saya, kenapa, pak? Ini ponsel suami saya! Bapak katakan, suami saya kenapa?" tanya Tania panik.

"Suami ibu mengalami kecelakaan. Dan sekarang, suami ibu di larikan ke rumah sakit Cahaya. Ibu bisa datang menemui suami ibu?" tanya pria tua tersebut.

"Iya, Pak! Saya akan datang kesana. Terimakasih atas informasinya!" jawab Tania mengakhiri panggilannya.

"Mas, kamu kecelakaan? Semoga, kamu baik-baik saja. Aku harus datang ke rumah sakit cahaya. Aku harus memastikan Mas Indra baik-baik saja!" titah Tania mengambil tas selempangnya dan berlari keluar rumah.

Setelah Tania keluar rumah. Tiba-tiba dia melihat mobil yang terparkir di depan rumahnya.

"Siapa kamu!" tanya Tania ketakutan. "Aku tidak kenal denganmu. Cepat pergi!" sambungnya lagi.

"Tania, ini aku, Yoga. Aku sahabat Indra, suamimu. Dia memintaku ke sini untuk menjagamu sampai dia kembali. Jangan takut, aku bukan orang jahat. Aku benar-benar di minta untuk menjagamu!" ujar Yoga selangkah demi selangkah mulai mendekat ke arah Tania.

"Ka-kamu tidak berbohong, kan? Kamu sahabat Mas Indra?" jawab Tania memundurkan langkahnya.

"Okeh, kalau kamu tidak percaya. Kamu bisa lihat fotoku dengan suamimu. Kebetulan aku mempunyai beberapa foto bersama Indra!" ucap Yoga memperlihatkan di galeri ponselnya foto kebersamaan dirinya dengan Indra.

Tania melihat dan memastikan wajah Yoga di foto dengan aslinya.

"Ma-maafkan aku, aku sudah salah menuduhmu. Tapi aku harus pergi, aku harus ke rumah sakit cahaya. Mas Indra kecelakaan!" ucap Tania.

Yoga terkekeh, "Mana mungkin Indra kecelakaan, Tan. Dia baru saja menghubungiku!" jawab Indra.

"Mas, aku tidak bohong. Mas Indra kecelakaan, aku baru saja mendapatkan kabar kalau Mas Indra kecelakaan. Aku harus memastikannya!" ujar Tania.

"Kamu serius, Tan?" tanya Yoga memastikan.

"Aku serius, Mas! Untuk apa aku bohong. Aku tidak mungkin bercanda. Apalagi ini menyangkut suamiku sendiri. Aku harus pergi!"

"Biar aku antar!" titah Yoga.

"Tidak perlu, Mas! Aku tidak mau Mas Indra salah paham dengan kita!" tolak Tania.

"Siapa yang salah paham, Tan! Aku dan Indra sudah seperti saudara. Kita tidak mungkin salah paham. Cepat masuk ke dalam mobilku. Ini sudah malam, tidak baik wanita keluar malam-malam sendiri!"

"Terimakasih, Mas!" jawab Tania berlari dan masuk ke dalam mobil Yoga.

Yoga mulai menyalakan dan menancapkan gas mobilnya. Dan mobil pun berjalan menjauhi rumah Tania.

"Kalian menikah kapan? Kenapa aku tidak di beritahu?" tanya Yoga.

"Siang tadi aku dan Mas Indra menikah. Pernikahan ini disembunyikan rapat-rapat karena keluarga Mas Indra tidak merestui hubungan kita!" jawab Tania.

"Jangan bilang, malam ini malam pertama kalian, tapi Indra malah pergi? Iya? Benar-benar keterlaluan si Indra. Aku berulang kali bilang padanya, kalau--"

"Mas, aku yang menyuruh Mas Indra pergi. Ibunya sedang kritis, tidak mungkin aku memintanya tetap ada di sampingku. Malam pertama menurutku bisa kita lakukan lain hari!" potong Tania.

"Tapi tidak bisa seperti ini, Tan. Kamu tahu, Indra selalu menceritakan wanita yang dicintainya tanpa menyebut siapa nama wanita itu. Dia bilang, kalau dia tidak mendapat restu, tapi dia akan tetap menikahinya. Aku tidak percaya, jika Indra meninggalkanmu."

"Tidak apa-apa. Aku yang meminta, aku tidak mau Mas Indra menjadi anak durhaka. Mau bagaimana pun, ibu Mas Indra sangat berjasa. Tanpa ibunya, Mas Indra tidak mungkin lahir di dunia ini." jawab Tania.

"Jujur padaku, kalian sudah melakukannya, kan?" tanya Yoga membuat Tania menautkan ke dua alisnya.

"Melakukan apa, Mas?" tanya Tania kebingungan.

"Malam pertama, kalau kalian belum melakukannya, aku akan hajar si Indra! Bilangnya cinta, tapi giliran sudah disatukan malah pergi menemui ibunya!"

"Mas, cepat sedikit. Aku mencemaskan keadaan Mas Indra. Semoga saja, Mas Indra baik-baik saja!" ucap Tania mengalihkan pembicaraannya Yoga.

Yoga menatap sekilas wanita di sampingnya. Dia melihat bekas merah di are leher Tania.

"Kencangkan sabuk pengamanmu. Aku akan menancapkan gas mobil ini sampai penuh!" titah Yoga.

"Jangan, Mas! Jangan! Kita bisa kecelakaan. Percepat saja, tapi jangan terlalu cepat." titah Tania.

"Ish, istri Indra ternyata cerewet juga." gumam Yoga.

"Aku tidak cerewet, aku hanya ingin yang terbaik untuk keselamatanku!" kesal Tania.

Sedangkan di satu sisi. Indra telah sampai di bawa ambulance, dia di larikan ke ruang IGD.

"Keluarga pasien?" tanya Suster pada beberapa warga.

"Keluarga pasien sedang dalam perjalanan. Kami semua hanya orang yang menolongnya saja!" titah salah satu warga.

"Okeh," jawab Suster lalu berjalan masuk ruang IGD.

Setelah mobilnya membelah jalanan ibu kota. Akhirnya mobil Yoga sampai di rumah sakit Cahaya.

Mereka masuk dan mencari keberadaan Indra.

"Sus, pasien kecelakaan beberapa menit yang lalu!" tanya Yoga saat melihat suster datang.

"Oh, pasien itu sedang di tangani di ruang IGD. Bapak dan Ibu bisa pergi ke ruang IGD." jawab Suster tersebut.

"Baik, Sus! Ayo, kita pergi ke IGD, Tan!" titah Yoga menarik tangan Tania.

Tania mengangguk, dia mengikuti langkah kaki pria yang berstatus sahabat suaminya.

Yoga dan Tania dapat melihat dari kejauhan beberapa warga yang sedang berada di depan ruang IGD.

Yoga semakin mempercepat langkahnya. "Pasien yang kecelakaan?" tanya Yoga setelah sampai di depan ruang IGD.

"Benar, apa kalian keluarganya?" tanya salah satu warga.

"Saya istrinya. Saya istri dari pria yang baru saja kecelakaan. Dan ini sahabat suami saya!" jawab Tania.

"Oh, Ibu ini istrinya. Ini saya menemukan ponsel suami ibu. Maaf saya lancang menelfon menggunakan ponsel suami ibu!" ucap salah satu warga.

"Tidak apa-apa, Pak. Bagaimana keadaan suami saya?" tanya Tania mengambil ponsel milik Indra. "Mas, ini benar ponsel Mas Indra!" lirih Tania.

"Kamu yang sabar, Tan. Aku yakin, Indra baik-baik saja, dia orang yang kuat!" ucap Yoga meyakinkan istri sahabatnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!