"Semoga saja tidak terjadi sesuatu dengan Mas Indra. Aku tidak bisa membayangkan, jika terjadi sesuatu buruk pada Mas Indra. Aku takut, Mas! Aku sangat mencintai suamiku. Kita baru hidup bahagia, tapi kenapa kebahagiaan itu cepat sekali hilang?" lirih Tania.
"Sabar, Tan. Sabar!" titah Yoga. "Bapak-bapak saya ucapkan terimakasih telah menolong sahabat saya, dan saya akan memberikan sedikit uang untuk mengganti transportasi Bapak-bapak semua!" titah Yoga mengambil dompet dan mengeluarkan beberapa lembar uang pecahan seratus ribu. "Ini, pak! Mohon di terima!" sambungnya lagi.
"Terimakasih, Pak!" jawab salah satu warga sambil menerima uang pemberian Yoga. "Kalau begitu, kita semua permisi!" titah warga lalu berjalan pergi.
Melihat kepergian warga, Yoga meminta Tania untuk duduk di kursi tunggu yang berada di luar ruang IGD.
"Kamu duduk dulu, tenangkan dirimu. Aku yakin, Indra baik-baik saja!" titah Yoga.
"A-aku takut, Mas! Andai aku tidak memaksanya pergi, pasti Mas Indra tidak akan kecelakaan, Mas!" lirih Tania, "Semua ini salahku, Mas! Salahku!"
"Ini bukan salahmu. Oh, iya. Indra bilang, dia mau menemui ibunya yang berada di rumah sakit. Kamu bisa cek, nama rumah sakit di mana ibunya Indra di rawat. Kita harus memberitahukan kabar ini pada ke dua orang tua Indra!" titah Yoga.
"Sebentar, aku cek dulu, Mas!" jawab Tania menghapus air matanya dan melihat pesan masuk di ponsel suaminya. "Di rumah sakit Cahaya, Mas! Berarti ibunya Mas Indra di rawat di rumah sakit ini juga, Mas?" tanya Tania.
"Baiklah. Boleh aku pinjam ponsel Indra. Biar aku yang menghubungi ke dua orang tua Indra." ucap Yoga.
Tania memberikan ponsel suaminya pada sahabat suaminya.
"Ini Mas," titah Tania.
Yoga mengambil ponsel sahabatnya dan menelfon ayah dari Indra.
Tut ...
Tut ....
"Indra, ibumu terus memanggilmu, di mana kau!" pekik Roy.
"Maaf, Om. Ini aku Yoga." jawab Yoga.
"Yoga, dimana Indra? Dia sedang bersamamu?" tanya Roy.
"Indra kecelakaan, Om!" lirih Yoga.
"Apa! Kecelakaan?" pekik Roy membuat sang istri terkejut.
"Siapa yang kecelakaan, Mas? Siapa?" tanya Ratu, istri dari Roy.
"Sekarang, Indra ada di mana? Cepat katakan pada Om. Di mana anak Om!' pekik Roy dari sebrang sana.
"Indra ada di rumah sakit Cahaya. Kebetulan Om sedang di rumah sakit cahaya juga, kan? Indra ada di ruang IGD. Dia sedang ditangani oleh dokter. Om bisa datang ke sini saja!" jawab Yoga.
"Okeh, Om kesana. Kamu jaga Indra!" titah Roy mengakhiri panggilannya.
"Siapa yang kecelakaan, Mas?" tanya Ratu setelah melihat suaminya memasukkan ponselnya.
"Indra kecelakaan. Kita harus kesana!" titah Roy.
"Pasti semua ini karena kita, Mas. Andai aku tidak berpura-pura sakit parah, pasti Indra tidak akan kecelakaan, Mas. Semua ini salah kita, Mas!" ucap Ratu sambil meneteskan air matanya.
"Lebih baik, kita ke rumah IGD. Indra ada di sana bersama Yoga!" ujar Roy.
Ratu menganggukkan kepalanya, dia turun dari ranjang dan berlari menuju ruang IGD di ikuti oleh Roy di belakangnya. 'Andai aku tidak berpura-pura sakit, pasti Indra tidak akan kecelakaan seperti ini. Aku hanya tidak ingin Indra dan wanita itu melakukan malam pertamanya!' batin Ratu.
Setelah berlari, Ratu dan Roy melihat dari kejauhan sosok Yoga dan wanita yang sedang duduk di depan kursi tunggu.
"Bagaimana keadaan Indra?" tanya Ratu memastikan setelah berhadapan dengan Yoga.
"Tante, Indra masih di dalam. Dia sedang mendapatkan penanganan dari dokter!" jawab Yoga.
"Semoga saja, tidak terjadi sesuatu dengan Indra." lirih Ratu lalu menatap pada sosok wanita yang sedang duduk. "Kamu, pasti kamu yang menyebabkan putraku kecelakaan, kan? Sudah aku bilang, jangan dekati putraku! Kau ini tidak pantas bersanding dengan putraku. Kau itu sampah! Sampah tidak pantas bersanding dengan berlian!" pekik Ratu.
"Maafkan aku, Tante! Maafkan aku!" lirih Tania.
"Tan, ini bukan salah Tania. Semua ini murni kecelakaan. Aku dan Tania juga tidak tahu, kalau Indra kecelakaan. Kita sama-sama syok saat mendengar kabar Indra kecelakaan." ujar Yoga.
"Kamu tidak perlu membela wanita muna fik seperti dia, Yo! Dia memang wanita tidak tahu diri. Dia sudah membawa Indra kabur dari rumah dan dia juga sudah membuat Indra menjadi anak yang durhaka!" pekik Ratu.
"Tan, Tante sabar dulu. Tania tidak seperti apa yang diucapkan Tante. Dia wanita baik-baik!"
"Oh, kamu tetap membela wanita itu. Itu artinya, kamu mempunyai hubungan dengan wanita itu. Atau jangan-jangan semua ini rencana kalian. Indra kecelakaan karena ulah kalian, iya!" tuduh Ratu emosi.
"Aku tidak mungkin membuat suamiku sendiri kecelakaan, Tan!" pekik Tania bangkit dari duduknya.
"Suami? Sejak kapan kalian menikah, ha! Siapa yang merestui kalian menikah? Tidak ada yang merestui pernikahan kalian. Jadi, jangan menyebut Indra sebagai suamimu. Dia bukan suamimu!" pekik Ratu.
"Iya, apa yang diucapkan istriku benar. Indra tidak pantas mempunyai istri sepertimu. Aku sudah jodohkan Indra dengan wanita yang berasal dari keluarga terhormat tidak sepertimu yang berasal dari keluarga miskin." timpal Roy membuat air mata Tania semakin mengalir deras.
"Tapi aku sudah menikah dengan Mas Indra, Om, Tante. Aku sudah menikah siang tadi. Dan kita sudah resmi menjadi pasangan suami istri. Tante dan Om tidak bisa menjodohkan Mas Indra dengan wanita lain." ujar Tania menghapus air matanya. "Kita saling mencintai, Tan!" sambungnya lagi.
"Cinta! Apa cinta akan membuat putraku bahagia dan semua kebutuhannya tercukupi, tidak! Bisa-bisa putraku mati karena makan cinta!" pekik Ratu.
Yoga yang mendengar ucapan kasar dari ke dua orang tua sahabatnya pun langsung menghampiri istri sahabatnya. "Tenangkan dirimu. Mereka sedang cemas memikirkan nasib putranya. Jangan dimasukkan hati setiap ucapannya, ya!" titah Yoga mengusap punggung Tania yang bergetar.
"Iya, Mas. Aku tidak akan memasukkan ucapan mereka ke dalam hati. Tapi bagaimana keadaan Mas Indra. Kenapa dokter lama sekali. Aku takut terjadi sesuatu buruk dengan Mas Indra!" lirih Tania.
"Indra baik-baik saja. Dia pasti kuat." jawab Yoga lalu melihat dokter yang keluar dari ruangan IGD membuat Ratu dan Roy segera berlari menghampiri dokter tersebut.
"Bagaimana keadaan anak saya, dok!" tanya Ratu.
"Bagaimana keadaan putra saya, dok!" kini Roy yang berbicara.
"Kondisi pasien sangat parah. Akibat kepalanya yang terbentur keras, kemungkinan pasien akan mengalami amnesia sementara. Jadi, jika pasien sadar, saya minta ... jangan bertanya tentang kecelakaan tersebut. Ini bisa berpengaruh buruk pada kesehatannya." ucap dokter yang menangani Indra.
"Apa!" pekik Tania, "Suamiku amnesia, dok?" tanyanya lagi yang tak percaya. "Ini tidak mungkin, dok!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
kavena ayunda
wDohh kok amnesia bahaya kasian tania
2022-11-18
0